Kelompok 4:
Kelas : 4/C
1. 2.
3. PEMERTAHANAN
PERUBAHAN PERGESERAN BAHASA
BAHASA BAHASA
a. Perubahan b. Perubahan
Fonologi Morfologi
c. Perubahan
d. Perubahan
Losakata
Sintaksis
e. Perubahan
Semantik
PETA KONSEP
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perubahan bahasa?
2. Apa yang dimaksud dengan pergeseran bahasa?
3. Apa yang dimaksud dengan pemertahanan bahasa?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud perubahan bahasa.
2. Untuk mengetahui yang dimaksud pergeseran bahasa.
3. Untuk mengetahui yang dimaksud pemertahanan bahasa
BAB II
PEMBAHASAN
1. Perubahan Bahasa
Membicarakan masalah perubahan bahasa (Inggris: linguistic change,
language change, code change), apakah perubahan bahasa itu dapat diamati atau
di observasi? (Wardhaught, 1990: 187). Perubahan tidak dapat diamati, sebab
perubahan sudah menjadi sifat hakiki bahasa, berlangsung dalam waktu yang
relative lama, sehingga tidak mungkin diobservasi oleh seseorang yang memiliki
waktu terbatas. Namun perlu diketahui, bukti adanya perubahan bahasa tetapi
terbatas pada bahasa-bahas yang mempunyai tradisi dan dokumen tertulis dari
masa-masa yang sudah lama berlalu. Contohnya: Bahasa Inggris, Bahasa Arab,
dan Bahasa Jawa adalah bahasa-bahasa yang dapat diikuti perkembangannya sejak
awal, sebab punya dokumen-dokumen tertulis. Bukti adanya perubahan bahasa
dalam Bahasa Inggris dapat kita lihat dari Fromkin dan Rodman (1974: 191-193).
Perhatikan contoh Bahasa Inggris kuno dari abad ketujuh berikut yang dikutip
dari Caedmon’s Hymn, serta bandingkan terjemahannya dalam Bahasa Inggris
modern!
No sculon herian heofon-rices weard
(Now we must praise heaven-kingdom’s Guardian)
Metodes meahte and his mod-ge panc
(the Creator’s might and his mud-plans)
Contoh berikut adalah Bahasa Inggris pertengahan, yang digunakan sekitar 1100
sampai 1500, dikutip dari The Centerburry Tales karya Chaucer
Whan that Aprille with his shoures soate
(When April with its sweet showers)
Contoh Bahasa Inggris dari abad ke-16, yang dianggap sebagai awal permulaan
bahasa Ingris modern, dikutip dari Shakespeare
The summoning of everyman called it is
How transitory we be all day
And sweet to bear away
Perubahan Morfologi
Perubahan bahasa dapat juga terjadi dalam bidang morfologi yakni dalam
proses pembentukan kata. Umpamanya, dalam bahasa Indonesia ada proses
penasalan dalam proses pembentukan kata dengan prefiks me- dan pe-. Kaidah ini
menjadi agak susah diterapkan setelah bahasa Indonesia menyerap kata-kata yang
bersuku satu dari bahasa asing Seperti kata sah, tik dan bom. Menurut kaidah di
atas kalau ketiga kata ini diberi prefiks me-dan pe- tentu bentuknya harus menjadi
menyah (kan), Menik, dan membom; dan penyah, penik, dan pembom. Tetapi
dalam kenyataan berbahasa yang ada adalah bentuk mensahatau mengesahkan,
mentik atau mengetik, membom atau mengebom.
Jadi jelas dalam data tersebut telah terjadi penyimpangan kaidah dan
munculnya alomorf penge- dan menge-. Para ahli tata bahasa tradisional tidak
mau menerima alomorf penge-dan menge-, itu karena menyalahi kaidah atau
menganggap merusak bahasa.
Perubahan Sintaksis
Kaum puris di Amerika mereka mengatakan kalimat iklan itu sangat jelek
sebab katanya ada kaidah dalam bahasa Inggris bahwa kata like hanya bisa diikuti
oleh sebuah nominal dan tidak dapat digunakan sebagai konjungsi untuk
mengantarkan kalimat sisipan (embedded sentence). Namun namun untuk
sebagian penutur bahasa Inggris telah melihat adanya perubahan gramatikal dalam
bahasa Inggris untuk sebagian penutur bahasa Inggris bunyikan itu secara
gramatikal sudah benar.
Contoh kalimat bahasa Inggris kuno berikut yang semuanya bermakna "the man
slew teh king" (orang itu membunuh raja).
Se adalah artikel definit untuk nomina objek, dan thone adalah artikel
definit yang hanya dipakai untuk nomina objek. Jadi karena adanya artikel se dan
thone itu, maka mana nomina yang menjadi subjek dan mana yang menjadi objek
sudah tertentu tanpa perlu memperhatikan urutannya.
Perubahan kaidah sintaksis dalam bahasa Indonesia juga sudah dapat kita
saksikan. Umpamanya, menurut kaidah sintaksis yang berlaku sebuah kalimat
aktif transitif harus selalu mempunyai objek; atau dengan rumusan lain setiap kata
kerja aktif transitif harus selalu diikuti oleh objek. Tetapi dewasa ini kalimat aktif
transitif banyak yang tidak dilengkapi objek, seperti:
Kata kerja aktif transitif pada kalimat seperti di atas menurut kaidah yang berlaku
harus diberi objek tetapi pada contoh diatas tidak ada objeknya.
Perubahan kosakata
Kata-kata yang diterima dari bahasa lain disebut kata pinjaman atau kata
serapan proses penyerapan atau peminjaman ini ada yang dilakukan secara
langsung dari bahasa Sundanya tapi ada juga yang melalui bahasa lain.
Kata kasus dalam bahasa Indonesia adalah pinjaman langsung dari bahasa Latin.
Penambahan kata-kata baru selain dengan cara menyerap dari bahasa lain ,
dapat juga dilakukan dengan proses penciptaan. Misalnya, kata kleenex dalam
bahasa Inggris dibentuk dari kata clean, kata jell-o dari gel. Pemendekan dari
kata atau frase yang panjang dapat juga membentuk kosakata baru , seperti telly
untuk television, prof untuk profesor, dan teach untuk teracher. Bentuk-bentuk
singkat tersebut berstatus sebagai butir leksikal mandiri yang sepadan dengan
bentuk panjangnya. Adapaun yang disebut akronim , yaitu kata yang terbentuk
dari huruf-huruf serangkaian kata, seperti NASA, UNESCO, radar (dari radio,
detecting, and ranging). Dalam bahasa Indonesia banyak kita temukan kata yang
berbentuk akronim ini, seperti ABRI, tilang, pelita, tabanas, menwa. Selain itu
penggabungan (compounding) dua kata atau lebih banyak pula digunakan untuk
pencipaan kata-kata baru, sebagai contoh dalam bahasa Indonesia ada matahari
.kakilima, hulublang, mahasiswa. Di samping gabungan utuh seperti di atas , ada
juga gabungan yang disertai dengan penyingkatan. Bentuk ini lazim disebut
paduan (blending), seperti motel (dari motor+hotel), pasaraya (dari pasar+raya),
keretapi (dari kereta+api).
2. Pergeseran Bahasa
Dalam tulisan itu ayatrohaedi melaporkan juga akan nasib bahasa Sunda di
desa legok Indramayu yang telah punah ditinggal para penuturnya sampai tahun
60-an penduduk desa itu masih berbahasa Sunda,tetapi sekarang mereka hanya
dapat berbahasa Cirebon sebagai akibat tidak adanya pilihan lain selain
menggunakan bahasa Jawa Cirebon. masalahnya dalam kehidupan sehari-hari
mereka telah terkepung oleh daerah pemakaian bahasa Jawa Cirebon dan
terkucilkan di lingkungan masyarakat berbahasa Sunda di tempat lain.
3. Pemertahanan Bahasa
PENUTUP
A. Simpulan
Dari beberapa materi yang sudah dijelaskan dapt diammbil
kesimpulan sebagai berikut.
1. Perubahan bahasa menurut para ahi tidak dapat diamati, karena
proses perubahan terjadi berlangsung dalam waktu yang lama,
sehingga tidak mugkin untuk di observasi oleh peneliti. Namun
bahasa itu dapat diketahui. Terutama pada bahasa-bahasa yang
lebih memiliki tradisi tulis dan mempunyai dokumen tertulis
dari masa lampau. Perubahan bahasa terdiri dari perubahan
fonologi, morfologi, sintaksis, kosakata, semantik.
2. Pergeseran bahasa (language shift) yaitu menyangkut masalah
penggunaan bahasa oleh seorang penutur atau sekelompok
orang penutur pindah ke tempat lain yang menggunakan bahasa
lain, dan bercampur dengan mereka, maka akan terjadi
pergeseran bahasa.
3. Pemertahanan bahasa yaitu lebih menyangkut masalah sikap
dan penilaian terhadap suatu bahasa, untuk tetap menggunakan
bahasa tersebut di tengah-tengah bahasa-bahasa lainnya.
Penggunaan B1 yang jumlah penuturnya tidak banyak dapat
bertahan terhadap B yang lebih dominan.
B. Saran
Dengan adanya ulasan ini diharapkan pembaca dapat memahami
perubahan, pergeseran, dan pemertahanan bahasa. Bahasa merupakan
identitas bangsa yang lahir dari berbagai budaya yang ada di Indonesia.
Sudah seharusnya kita bangga dengan bahasa daerah kita dan terus
melestarikanntya sebagai budaya bangsa dan sebagai wujud pemertahanan
bahasa negeri ini
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul dan Lionie Agustina. 2004. Sosiolinguistik; Suatu Perkenalan Awal.
Jakarta: Rineka Cipta.
Suwito, 1983. Pengantar Awal Sosiolinguistik Teori dan Problema.Surakarta
UNS Press.