Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS KESALAHAN DAN ANALISIS KONTRASTIF

Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kesalahan Berbahasa

MAKALAH

Dosen Pengampu :
Ahmad Syukron, S.Pd. M.Pd

Oleh :
Kelompok 2
Nur Sufi Hamidah (180210402050)
Sartika Ambarwati (180210402051)
Safira Feby Milinnia (180210402063)
Erina Yonanda Putri (180210402068)
Fajar Ambaristi (180210402071)
Fitrotul Hidayah (180210402085)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat,
nikmat, dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktu yang telah ditentukan. Makalah yang penulis susun ini berjudul “Analisis
Kesalahan dan Analisis Kontrastif”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Analisis Kesalahan Berbahasa yang diberikan oleh Bapak Ahmad Syukron, S.Pd. M.Pd
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Semoga apa yang penulis paparkan dalam makalah ini dapat memberikan manfaat dan
pengetahuan kepada semua orang, baik kepada pembaca maupun penulis sendiri. Apabila ada
kesalahan dan kekurangan dalam pemaparan materi di makalah, penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Jember, 07 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1. 1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1. 2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 2
1. 3 Tujuan ....................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
2. 1 Hakikat Analisis Kesalahan dan Analisis Kontrastif ............................................. 3
2. 2 Tujuan Analisis Kesalahan dan Analisis Kontrastif ............................................... 4
2. 3 Hubungan, Perbedaan dan Batasan Analisis Kesalahan dan Analisis Kontrastif 5
2.3.1 Hubungan Analisis Kesalahan dan Analisis Kontrastif ...................................... 5
2.3.2 Perbedaan Analisis Kesalahan dan Analisis Kontrastif ...................................... 6
2.3.3 Batasan Analisis Kesalahan dan Analisis Kontrastif .......................................... 6
2. 4 Ruang Lingkup dan Objek Analisis Kesalahan dan Analisis Kontrastif............... 7
2.4.1 Ruang Lingkup Analisis Kesalahan dan Analisis Kontrastif .............................. 7
2.4.2 Objek Analisis Kesalahan dan Analisis Kontrastif ............................................. 7
2. 5 Metode Analisis Kontrastif ...................................................................................... 8
2.5.1 Langkah-langkah Analisis Kontrastif................................................................. 8
2.5.2 Hipotesis Analisis Kontrastif ............................................................................. 9
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 11
3.2 Saran ....................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupannya
sehari-hari. Bahasa digunakan sebagai jembatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa
bahasa manusia tidak akan pernah maju peradabannya. Bahasa ada karena manusia ada.
Melalui bahasa manusia dapat menunjukkan sudut pandang, identitas diri, dan
pemahamannya terhadap suatu hal.
Jika dilihat dari paparan di atas, bahasa dapat didefinisikan sebagai alat komunikasi
yang digunakan oleh sekelompok masyarakat dalam kehidupan sehari-hari yang tersusun atas
sistem-sistem yang berkesinambungan. Sejalan dengan pendapat Dardjowijojo (2003:16)
bahasa adalah suatu sistem simbol yang arbitrer yang dipakai oleh anggota masyarakat
bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesamanya berlandaskan pada budaya
yang mereka miliki bersama. Dapat dikatakan bahasa itu sifatnya arbitrer, sistematis, logis,
manusiawi, konvensional, dinamis, unik, universal, bermakna, produktif, dan bervariasi.
Salah satu sifat bahasa yaitu manusiawi, menunjukkan bahasa hanya digunakan oleh
manusia guna bertahan hidup. Adanya bahasa memudahkan manusia untuk saling
berkomunikasi dan terus maju dalam dunia teknologi, ekonomi, politik, dan sebagainya.
Bahasa juga memiliki sifat sistematis dan logis. Sesuatu yang diucapkan, ditulis, dan dibaca
selalu tertata sesuai dengan sistem yang ada supaya informasi yang disampaikan kepada
pembaca atau pendengar dapat diterima secara utuh. meskipun tatanan bahasa yang
digunakan sudah urut unsur-unsurnya, tetapi jika tidak masuk logika maka kalimat tersebut
tidak memiliki makna. Alasannya adalah, salah satu ciri bahasa bersifat logis, masuk akal,
tidak berada di luar nalar. Sebagai contoh, kuda itu berwarna hijah. Secara logika diterima
oleh otak, tidak ada hewan kuda yang berwarna hijau, maka kalimat tersebut salah. Tetapi
memang pada faktanya masih ada pembelajar yang kurang memahami betul sistem tatanan
sebuah bahasa, baik itu dari yang paling dasar hingga ke yang menengah. Bagaimana
menggabungkan dua buah kata yang benar, penggunaan konjungsi yang tepat, urutan unsur
SPOK yang sesuai.
Dari permasalahan tersebut, lahirlah sebuah kajian linguistik yakni salah satunya
adalah analisis kesalahan berbahasa. Analisis kesalahan berbahasa secara garis besar yakni
kajian linguistik yang membahas, membedah, mengkaji, dan memberikan solusi kepada

1
pembelajar mengenai masalah kesalahan berbahasa, baik itu pada tatanan fonologi, morfem,
frasa, klausa, kalimat, paragtaf, wacana, hingga semantik. Salah satu ruang lingkupnya adalah
analisis kontrastif. Analisis kontrastif juga berkecimpung pada ranah kebahasaan. Bedanya
adalah analisis kontrastif menggunakan perbandingan antara bahasa sumber (B1) dengan
bahasa sasaran (B2). Lebih lengkapnya akan dibahas di makalah ini.

1. 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan analisis kesalahan dan analisis kontrastif?
2. Apa tujuan dari analisis kesalahan dan analisis kontrastif?
3. Bagaimana hubungan, perbedaan, dan batasan analisis kesalahan dan analisis
kontrastif?
4. Apa yang menjadi ruang lingkup dan objek analisis kesalahan dan analisis
kontrastif?
5. Bagaimana metode dalam analisis kontrastif?

1. 3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan hakikat analisis kesalahan dan analisis kontrastif.
2. Menjelaskan tujuan analisis kesalahan dan analisis kontrastif.
3. Menjelaskan hubungan, perbedaan, dan batasan analisis kesalahan dan analisis
kontrastif.
4. Menjelaskan ruang lingkup dan objek analisis kesalahan dan analisis kontrastif.
5. Menjelaskan metode analisis kontrastif.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Hakikat Analisis Kesalahan dan Analisis Kontrastif


Analisis kesalahan merupakan salah satu bentuk menganalisis kesalahan manusia
ketika berbahasa. Bahasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kesalahan dalam
berbahasa dapat dijumpai dengan bentuk yang beragam. Analisis kesalahan dapat mengetahui
kesalahan yang terjadi di dalam kehidupan melalui morfologis, fonologis, dan sintaksis
bahasa. Tarigan (1990:68) mengemukakan analisis kesalahan berbahasa adalah proses kerja
yang digunakan oleh guru dan peneliti bahasa dengan menggunakan langkah-langkah
mengumpulkan data, penjelasan kesalahan bahasa, pengklarifikasi, serta melakukan evaluasi
keseriusan melalui tingkat kesalahan dalam berbahasa. Analisis kesalahan dalam berbahasa
dilakukan guru dan peneliti bahasa dengan memiliki memiliki manfaat bagi proses
pembelajaran. ketika kesalahan-kesalahan dalam berbahasa telah diketahui, maka akan
dilakukan evaluasi yang akan dilakukan guru agar mengatasi kesulitan peserta didik dalam
proses pembelajaran berbahasa.
Corder (dalam Pateda, 1989:32) membedakan pengertian antara kesalahan (error)
dengan kekeliruan (mistakes). Kesalahan mengacu pada pemahaman (kompetensi), sedangan
kekeliruan mengacu pada bentuk penampilan (performansi). Jika pengguna bahanya yang
mengujarkan iyah seharusnya iya merupakan bentuk kekeliruan dalam berbahasa. Sebaliknya
jika seseorang mengatakan “tadi hari saya merasa sakit” merupakan bentuk kesalahan. Jadi,
kekeliruan merupakan bentuk kesalahan yang tidak sistematis, terpengaruh emosi, kesalahan
dalam ucapan berupa bentuk penmapilan berbahasa, sedangkan kesalahan merupakan bentuk
keslahan yang terjadi secara sistematis, merupakan bentuk gambaran kemampuan berbahasa
pengujar dalam tahap pembelajaran (Baraja, 1981:12).
Sedangkan analisis kontrastif merupakan pendekatan dalam pembelajaran bahasa
yang menggunakan metode perbandingan, yaitu digunakan untuk membandingkan unsur
bahasa yang berbeda dengan menggunakan unsur yang sama. Titik berat analisis kontrastif
yaitu unsur-unusr kebahasaan yang berbeda. Menurut Tarigan (1990:59), analisis kontrastif
adalah kegiatan yang membandingkan strutur B1 (bahasa ibu) dengan B2 (bahasa sasaran,
bahasa dipelajari), dengan menggunakan langkah-langkah membandingkan antara B1 dengan
B2, memprediksi kesulitan dan keslahan berbahasa dalam proses pembelajaran , menyusun

3
bahasa pembelajaran, dan menyiapkan cara-cara penyampaian bahan pembelajaran kepada
peserta didik.
Analisis kontrastif muncul dikarenakan perkembangan linguistik kontrastif, yaitu
linguistic yang digunakan untuk membandingkan dua bahasa atau lebih, termasuk
kebudayaan dari pemakai bahasa. Baradja (1981:5) berpendapat ada dua alasan yang
menjadai dasar lahinya analisis kontrastif, yaitu majunya linguistik deskriptif sinkronik dan
majunya kajian-kajian teori pemindahan belajar (transfer of learning). Bahasa deskriptif
sinkronik memiliki peran membandingkan bahasa dengan tujuan menemukan persamaan
serta perbedaan antar B1 dengan B2 dengan maksud untuk keperluan pembelajaran bahasa
kedua B2 atau bahasa asing BA berjalan sesuai yang diharapkan.

2. 2 Tujuan Analisis Kesalahan dan Analisis Kontrastif


Crystal dalam Ayuningsih (2012:5) mengemukakan bahwa analisis kesalahan adalah
suatu teknik untuk mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan menginterpretasikan secara
sistematik kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa yang sedang mempelajari bahasa
asing atau bahasa kedua dengan menggunakan teori atau prosedur linguistik. Azis (2007:74)
mengemukakan bahwa analisis kesalahan adalah segala bentuk kesalahan dalam bahasa atau
tidak sesuai dengan kaidah penggunaan bahasa yang baik dan benar yang harus diperbaiki
atau dikoreksi agar penggunaannya lebih baik dan benar.
Analisis kesalahan adalah pengkajian segala aspek kesalahan untuk mengetahui
kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa yang sedang mempelajari bahasa asing dan
hasil analisis kesalahan tersebut dapat digunakan sebagai dasar dalam memperbaiki
komponen proses belajar bahasa asing berikutnya. Tujuan analisis kesalahan menurut Tarigan
(2011:61-62) yaitu: (1) menentukan urutan penyajian halhal yang diajarkan dalam kelas dan
buku teks, misalnya urutan mudah-sulit; (2) menentukan urutan jenjang relatif penekanan,
dan latihan berbagai hal bahan yang diajarkan. (3) merencanakan latihan dan pengajaran
remedial; (4) memilih hal-hal bagi pengujian kemahiran siswa. Tarigan (2011:69)
mengatakan bahwa tujuan analisis kesalahan bersifat aplikatif, yakni memperbaiki dan
mengurangi kesalahan berbahasa para siswa.
Azis (2007:55) mengungkapkan bahwa tujuan analisis kesalahan berbahasa yaitu (1)
menentukan urutan penyajian butir-butir yang diajarkan dalam kelas atau buku teks, misalnya
urutan mudah-sukar; (2) menentukan urutan jenjang relatif penekanan, penjelasan dan latihan

4
berbagai butir yang diajarkan; (3) merencanakan latihan dan pengajaran; (4) memilih butir
pengujian kemahiran siswa.
Ttujuan analisis kesalahan adalah untuk memberikan informasi kepada guru atau
pengajar bahasa mengenai kekurangan dalam proses pembelajaran yang sudah ada,
pengajaran dan latihan yang telah dilakukan, merencanakan program pengajaran remedial
serta dapat mengetahui aspek-aspek kebahasaan yang belum dikuasai oleh siswa. Langkah-
langkah dalam menganalisis kesalahan merupakan salah satu bagian yang penting dari
analisis kesalahan itu sendiri. Hal ini bertujuan agar proses analisis tersusun secara sistematis
dan terarah. Analisis kesalahan mempunyai tujuan yang sangat baik.
Sedangkan tujuan analisis kontrastif menurut Sutedi (2000: 117) adalah untuk
mendeskripsikan berbagai persamaan dan perbedaan tentang struktur bahasa (obyek-obyek
kebahasaan) yang terdapat dalam dua bahasa yang berbeda atau lebih. Jadi, analisis kontrastif
bertujuan untuk mengidentifikasi segi-segi perbedaan atau ketidaksamaan yang kontras
(mencolok) antara dua bahasa atau lebih yang diperbandingkan.

2. 3 Hubungan, Perbedaan dan Batasan Analisis Kesalahan dan Analisis Kontrastif


Analisis kesalahan dan analisis kontrastif memiliki hubungan atau keterkaitan,
perbedaan, dan batasan pembahasan. Hubungan, Perbedaan, dan batasan yang dimaksud
dijelaskan pada uraian di bawah ini.
2.3.1 Hubungan Analisis Kesalahan dan Analisis Kontrastif
Analisis kesalahan berbahasa merupakan suatu proses yang didasarkan pada analisis
kesalahan seseorang atau siswa yang sedang mempelajari bahasa. Sedangkan analisis
kontrastif merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran bahasa yang menggunakan
metode perbandingan, yaitu membandingkan antara unsur yang berbeda dan unsur yang
sama. Tetapi, analisis kontrastif lebih difokuskan pada unsur-unsur kebahasaan yang berbeda.
Dengan demikian, antara kesalahan berbahasa dan pembelajaran bahasa memiliki hubungan
yang erat. Karena dimana ada pembelajaran bahasa maka dapat dipastikan akan terdapat
kesalahan berbahasa.
Dalam pembelajaran siswa tentu sering mengalami kesalahan berbahasa. Guru dapat
menggunakan analisis kontrastif sebagai solusi, karena analisis kontrastif merupakan
pembelajaran bahasa yang dapat membantu guru bahasa dalam memperbaiki kesalahan
siswa. Analisis kesalahan berbahasa digunakan untuk mengidentifikasi kesalahan berbahasa
yang dilakukan oleh siswa dan analisis kontrastif digunakan untuk menetapkan kesalahan

5
mana yang termasuk dalam kategori yang disebabkan karena perbedaan bahasa pertama dan
bahasa kedua. Dengan begitu, siswa akan segera menguasai bahasa sasaran yang sedang
dipelajari (B2).

2.3.2 Perbedaan Analisis Kesalahan dan Analisis Kontrastif


Perbedaan dasar antara analisis kesalahan berbahasa dan analisis kontrastif adalah
analisis kesalahan bahasa menganalisis bahasa secara umum, sedangkan analisis kontrastif
menganalisis bahasa secara lebih rinci. Analisis kesalahan berbahasa dilakukan oleh guru
untuk mengidentifikasi penyimpangan kebahasaan yang dilakukan oleh siswa dan mencari
sumber serta penyebab kesalahan tersebut. Sedangkan analisis kontrastif menggunakan teknik
perbandingan antara B1 (bahasa ibu) dengan B2 (bahasa sasaran). Dengan demikian, guru
dapat meramalkan kesalahan siswa dan siswa akan segera menguasai bahasa sasaran yang
sedang dipelajari (Pateda, 1989: 18).

2.3.3 Batasan Analisis Kesalahan dan Analisis Kontrastif


Batasan penelitian analisis kesalahan berbahasa adalah guru dan objek yg diteliti,
yakni tulisan siswa. Seorang guru dalam melakukan penelitian analisis kesalahan berbahasa
adalah tulisan siswanya yang dikoreksi. Tulisan siswa dikoreksi, dicari letak salahnya,
dikategorikan, diklasifikasikan berdasarkan jenisnya yang sesuai, memberikan solusi
permasalahan dan pengevaluasian. Pengkategorian jenis masalah pada penelitian analisis
kesalahan berbahasa dapat dilihat berdasarkan penyebab kesalahannya. Penyebab kesalahan
tersebut bisa terletak pada tatanan fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, ataupun wacana.
Dengan demikian, dapat dikatakan batasan penelitian analisis kesalahan berbahasa adalah
pada tatanan bahasa itu sendiri yang sifatnya sistematis. Arah analisis anakes (analisis
kesalahan berbahasa) yakni kesalahan sistematis sebuah bahasa pada tatanan, fon, kata, frasa,
klausa, kalimat, paragraf, wacana, hingga pemaknaan.
Berbeda halnya dengan analisis kebahasaan, batasan penelitian analisis kontrastif
(anakon) adalah sumber bahasa atau yang biasa disebut sebagai B1 dan sasaran bahasa atau
biasa disebut B2. Analisis kontrastif merupakan penelitian dengan membandingkan bahasa
sumber (B1) dengan bahasa sasaran (B2). Bahasa sumber atau B1 adalah bahasa ibu yang
digunakan oleh seorang pembelajar, sedangkan bahasa sasaran atau B2 adalah bahasa yang
sedang dipelajari atau ingin dikuasai oleh pembelajar. Melakukan perbandingan antara
bahasa sumber (B1) dan bahasa sasaran (B2) tujuannya adalah untuk mencari letak kesalahan
6
pada unsur-unsur kebahasaan. Dapat dikatakan kesalahan yang dimaksud adalah adanya
interferensi antara bahasa sumber (B1) dengan bahasa sasaran (B2). Singkatnya, guru
berusaha untuk membantu siswanya meminimalisirkan pengaruh bahasa sumber (B1)
terhadap bahasa sasaran (B2). Dengan demikian guru dapat memberitahu kemungkinan letak
kesalahan siswa atau pembelajar, sehingga dapat diperbaiki dan menjadi lebih baik
kedepannya.

2. 4 Ruang Lingkup dan Objek Analisis Kesalahan dan Analisis Kontrastif


Analisis kesalahan maupun analisis kontrastif mempunyai ruang lingkup dan
objeknya masing-masing. Ruang lingkup dan objek yang dimaksud dijelaskan pada uraian di
bawah ini (Ghufron (2015: 24).
2.4.1 Ruang Lingkup Analisis Kesalahan dan Analisis Kontrastif
Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Untuk memahami satu sama
lain ketika berkomunikasi, dibutuhkan pemahaman yang sama dalam bahasa yang digunakan.
Tidak jarang dalam berkomunikasi dengan bahasa itu pasti ditemukan kesalahan. Ruang
lingkup analisis kesalahan ini adalah kesalahan yang sifatnya sistematis. Kesalahan sistematis
adalah kesalahan yang berhubungan dengan kompetensi. Kompetensi sendiri adalah
kemampuan untuk melahirkan pikiran dan perasaannya melalui bahasa sesuai dengan kaidah
bahasa yang berlaku. Bahasa yang digunakan tersebut mencakup tataran tata bunyi, tata
bentuk kata, tata kalimat, tata wacana dan tataran tata makna.
Analisis kontrastif muncul untuk membantu siswa menguasai bahasa sasaran (B2)
dalam proses belajar. Analisis kontrastif terbatas hanya menganalisis dua bahasa dengan jalan
membandingkannya, yakni membandingkan B2 dengan B1 atau antara bahasa yang dipelajari
dengan bahasa ibu. Hasilnya, terutama perbandingan unsur kebahasaan yang berbeda, akan
membantu guru bahasa untuk meramalkan kesalahan yang kemungkinan dilakukan siswa dan
sekaligus menolong siswa agar segera menguasai bahasa sasaran (B2). Materi yang
dibandingkan berhubungan dengan tata bunyi, tata bentuk kata, dan tata kalimat.

2.4.2 Objek Analisis Kesalahan dan Analisis Kontrastif


Objek analisis kesalahan adalah bahasa. Analisis kesalahan memusatkan analisisnya
pada bahasa ragam formal. Analisis kesalahan memiliki tujuan agar siswa menguasai bahasa
sasaran (B2) saat proses belajar. Jadi, objek analisis kesalahan adalah bahasa siswa yang
sedang mempelajari B2 atau bahasa asing. Analisis kesalahan berhubungan dengan empat

7
keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Analisis
kesalahan menyangkut tataran tata bunyi, tata bentuk kata, tata kalimat, tata wacana, dan tata
makna.
Objek analisis kontrastif sama dengan analisis kesalahan yaitu bahasa. Meskipun yang
menjadi objek adalah bahasa, hasil analisisnya bukan untuk kepentingan bahasa itu sendiri
melainkan untuk kepentingan pembelajaran bahasa. Dengan begitu, bahasa sebagai objek
dapat dilihat dari bahasa itu sendiri atau sebagai bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran
berkaitan erat dengan guru dan siswa. Sebab guru yang bertindak sebagai pelaksana
pembelajaran bahasa dan siswa sebagai sasaran yang mempelajari bahasa.

2. 5 Metode Analisis Kontrastif


Metode analisis kontrastif ini menjelaskan tentang langkah-langkah analisis dan
hipotesisnya. Berikut penjelasan mengenai langkah-langkah dan hipotesis yang dimaksud.
2.5.1 Langkah-langkah Analisis Kontrastif
Analisis kontrastif adalah suatu prosedur kerja yang mempunyai empat langkah.
Tarigan (1997) dalam bukunya menjelaskan langkah-langkah analisis kontrastif itu sebagai
berikut.
a. Membandingkan Struktur B1 dan B2
Langkah pertama ialah membandingkan struktur B1 dan B2. Guru membandingkan
sistem bahasa yang akan dipelajari oleh siswa. Melalui perbandingan tersebut bisa
diidentifikasi perbedaan antaraB1 dan B2. Aliran linguistik yang biasa digunakan dalam
membandingkan B1 san B2 tersebut adalah linguistik struktural.
b. Memprediksi kesalahan belajara dan kesulitan belajar
Perkiraan ini didasarkan kepada perbedaan antara B1 dan B2 yang diperoleh dari hasil
perbandingan struktur kedua bahasa itu. Berdasarkan perbedaan antara kedua bahasa itu, guru
dapat memperkirakan kesulitan belajar yang akan dialami siswa dalam memperoleh bahasa
kedua. Perbedaan struktur bahasa beserta kesulitan belajar yang ditimbulkannya diyakini
sebagai sumber dan penyebab kesalahan berbahasa yang sering dibuat oleh siswa dalam
mempelajari B2.
c. Menyusun bahan pengajaran dan mempersiapkan cara-cara menyampaikan bahan
pengajaran
Perbandingan struktur B1 dan B2 menghasilkan deskripsi perbedaan antara B1 dan
B2. Perbedaan bahasa pertama dan kedua dipakai sebagai dasar untuk memperkirakan
8
kesulitan belajar yang akan dihadapi oleh siswa dalam mempelajari B2. perbedaan struktur
beserta kesulitan belajar dan kesalahan berbahasa ini dipakai sebagai dasar untuk menentukan
pemilihan, pengurutan, dan penekanan bahan pengajaran bahasa kedua.
d. Pemilihan Cara Penyajian
Siswa yang mempelajari bahasa kedua sudah mempunyai kebiasaan dalam
menggunakan bahasa ibunya. Kebiasaan tersebut harus diatasi agar tidak mengintervensi
dalam penggunaan bahasa kedua. Pembentukan kebiasaan yang sesuai dengan penggunaan
bahasa kedua dilakukan dengan penyajian bahan pengajaran bahasa kedua dengan cara-cara
tertentu pula. Ada empat cara yang dianggap sesuai untuk menumbuhkan kebiasaan dalam
menggunakan bahasa kedua itu, yakni (a) peniruan, (b) pengulangan, (c) latihan runtun, dan
(d) penguatan (hadiah dan hukuman). Dengan cara-cara tersebut di atas dapat diharapkan
siswa memiliki kebiasaan berbahasa kedua yang kuat sehingga dapat mengatasi kebiasaan
dalam bahasa ibunya.

2.5.2 Hipotesis Analisis Kontrastif


Pateda (dalam Yulianto dan Mintowati, 2009) menjelaskan pendekatan analisis
kontrastif mempunyai hipotesis yang berbunyi bahwa kesalahan bahasa yang dilakukan siswa
saat mempelajari B2 atau BA disebabkan oleh interferensi sistem bahasa pertama ke dalam
bahasa yang sedang dipelajari siswa Perhatikan contoh berikut ini.
1) Aku lungguh ning ngarep dhewe (bahasa Jawa)
2) Aku duduk di depan sendiri (bahasa Indonesia)
Kalimat (2) tersebut diucapkan oleh siswa Indonesia dengan latar belakang B1 bahasa
Jawa, yang sedang belajar bahasa Indonesia. Kalimat tersebut muncul karena siswa tersebut
mentransfer pengetahuannya tentang B1 sewaktu membentuk kalimat dalam bahasa
Indonesia. Dalam bahasa Jawa, lungguh ning ngarep dhewe merupakan kelompok kata yang
dari segi makna benardan berterima. Namun, jika kata sendiri bermakna tidak ada orang lain;
seorang diri, tentulah hal itu tidak benar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa yang sedang
berbahasa Indonesia tersebut mengusung sistem B1-nya ke dalam sistem B2.
Prajapati (dalam Pateda, 1989: 26-27) memberikan penjelasan yang akan memperjelas
pandangan terhadap hipotesis analisis kontrastif, utamanya dalam kaitannya dengan
kesalahan berbahasa yang dilakukan siswa, menurutnya ada tiga model prediksi diantaranya.

9
Model I

Dalam model 1, kompetensi siswa, baik dalam bahasa pertama maupun dalam bahasa
kedua dibandingkan. Berdasarkan perbandingan tersebut, guru dapat memperkirakan
kesalahan yang dapat menghambat proses pembelajaran B2. Guru dapat pula meramalkan
kesalahan yang mungkin muncul berkat perbandingan kompetensi siswa dalam B2.
Model II

Menurut model 2, kompetensi B1 dan B2 siswa dideskripsikan. Dari hasil tersebut


diperoleh kesalahan berbahasa. Temuan ini dijelaskan sewaktu guru membelajarkan siswa
sehingga siswa tidak mengulangi kesalahan-kesalahan tersebut.
Model III

Dalam model ini, kompetensi siswa dalam B1 dan B2 dibandingkan. Hasil


perbandingan tersebut dijelaskan. Penjelasan mencakup unsur-unsur yang sama dan unsur-
unsur yang berbeda, yang terdapat dalam B1 dan B2. dari penjelasan ini akan dapat
dibuktikan benarkah bahwa kompetensi B1 akan berpengaruh terhadap kompetensi B2 yang
sedang dipelajari.
Ketiga model ini dikemukakan di sini sebagai bukti perkembangan analisis kontrastif.
Dengan demikian, guru diharapkan tidak terjebak dalam salah satu hipotesis analisis
kontrastif, melainkan berpandangan luwes sebagaimana kasus yang dihadapinya dalam
pembelajaran B2/BA.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ada dua analisis yang digunakan dalam penelitian kesalahan-kesalahan berbahasa,
yaitu analisis kesalahan dan analisis kontrastif. Analisis kesalahan adalah proses kerja yang
digunakan oleh guru dan peneliti bahasa dengan menggunakan langkah-langkah
mengumpulkan data, penjelasan kesalahan bahasa, pengklarifikasi, serta melakukan evaluasi
keseriusan melalui tingkat kesalahan dalam berbahasa. Sedangkan analisis kontrastif adalah
kegiatan yang membandingkan strutur B1 (bahasa ibu) dengan B2 (bahasa sasaran, bahasa
dipelajari), dengan menggunakan langkah-langkah membandingkan antara B1 dengan B.
Ruang lingkup analisis kesalahan yaitu kesalahan sitematis berdasarkan proses
berbahasa siswa, sedangkan analisis kontrastif menggunakan perbandingan antaran B1 dan
B2. Analisis ini memiliki batasan bagi peneliti, yaitu berdasarkan tulisan siswa dalam
menuliskan bahasa. Selain itu analisis kesalahan memiliki tujuan bagi guru atau pengajar
bahasa agar mengetahui kesalahan berbahasa yang dilakukan siswa ketika proses
pembelajaran bahasa, sedangkan tujuan analisis kontrastis ialah mendeskripsikan persamaan
dan perbedaan tentang struktur B1 dan B2.

3.2 Saran
Penulis menyusun makalah ini guna menambah wawasan bagi pembaca. Penulis
berusaha sebaik mungkin dalam menyajikan materi. Namun, penulis menyadari
ketidaksempurnaan baik dalam penulisan maupun isi dari makalah ini. Maka dari itu, penulis
sangat membuka dan menerima saran ataupun masukan yang bersifat membangun dari
pembaca guna menyempurnakan makalah ini. semoga makalah ini bermanfaat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ayuningsih, Faridhotun Dwi. 2012. Analisis Kesalahan Berbahasa pada Penulisan


Pengalaman Pribadi Siswa Kelas X A SMK Batik 2 Surakarta. Surakarta. Skripsi.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
B Yulianto, M Mintowati. 2009. Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka
Dardjowidjojo, Seonjono. 2003. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Ghufron, Syamsul. 2015. Kesalahan Berbahasa Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit
Ombak
Pateda, Mansoer. 1989. Analisis Kesalahan. Ende Plores: Nusa Indah.
Tarigan, Henry Guntur. 1997. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung:
Angkasa

LINK VIDEO : https://youtu.be/4JfNreo2d-A

12

Anda mungkin juga menyukai