Anda di halaman 1dari 26

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Majas merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam
berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak dan
pembaca. Kata retorik berasal dari bahasa yunani rhetor yang berarti orator atau
ahli pidato. Pada masa yunani kuno, retorik memang merupakan bagian penting
dari suatu pendidikan dan oleh karena itu aneka ragam majas sangat penting serta
harus dikuasai benar-benar oleh orang-orang yunani dan romawi yang telah
memberi nama bagi aneka seni persuasi ini. Sedangkan peribahasa merupakan
bahasa yang kias, bahasa yang dipergunakan untuk menciptakan efek tertentu.
Pribahasa memiliki keindahan bahasa tersendiri, karena itu penulis tertarik untuk
mengkaji tentang peribahasa. karena pribahasa merupakan gaya bahasa dalam
bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan
untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang. Dari keindahan gaya bahasa
yang dipakai, majas merupakan bentuk sebuah ungkapan perasaan dari pengarang.
Pribahasa sering disebut gaya bahasa.
Sebagaimana kita ketahui manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak
pernah lepas dari proses berfikir di mana di dalamnya ada proses berfikir secara
logis. Dalam berfikir, manusia selalu mengaplikasikan apa yang mereka pikirkan
dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Berpikir yang baik yakni berpikir logis,
bukan hanya memperhatikan kebenaran bentuk atau hukum-hukum, tetapi juga
harus memperhatikan kebenaran materi pemikiran beserta kriterianya.
Silogisme adalah contoh yang paling tegas dalam cara berpikir deduktif
yakni mengambil kesimpulan khusus dari kesimpulan umum . Hanya saja dalam
teori silogisme kesimpulan terdahulu hanya terdiri dari dua keputusan saja sedang
salah satu keputusannya harus universal dan dalam dua keputusan tersebut harus
ada unsur yang sama-sama dipunyai oleh kedua keputusannnya.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan majas?
2. Apa saja pengelompokan majas?
3. Apa yang dimaksud dengan peribahasa dan ungkapan?
4. Apa saja jenis-jenis silogisme?
5. Apa yang dimaksud entimen?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian majas.
2. Untuk mengetahui pengelompokan majas.
3. Untuk mengetahui pengertian peribahasa dan ungkapan.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis silogisme.
5. Untuk mengetahui pengertian entimen.

2
BAB 2
LANDASAN TEORITIS

2.1 Pengertian Majas/Gaya Bahasa


Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian
ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa
sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan
perasaan, baik secara lisan maupun tertulis. Majas adalah cara menampilkan diri
dalam bahasa.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gaya bahasa atau majas adalah
pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-
efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas
dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
Dengan kata lain, gaya bahasa atau majas adalah cara khas dalam menyatakan
pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau lisan. Kekhasan dari gaya bahasa
ini terletak pada pemilihan kata-katanya yang tidak secara langsung menyatakan
makna yang sebenarnya. Sedangkan menurut Prof.Dr.H.G.Tarigan bahwa majas
adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang
memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis.
Unsur kebahasaan antara lain: pilihan kata, frase, klausa, dan kalimat.
Menurut Goris Keraf, sebuah majas dikatakan baik bila mengandung tiga dasar,
yaitu: kejujuran,sopan santun, dan menarik.

2.2 Jenis-Jenis Majas


1. Majas Perbandingan
1. Personifikasi
Majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat-sifat
manusia kepada benda-benda mati sehingga seolah-olah mempunyai sifat
seperti manusia/benda hidup.

3
2. Depersonifikasi
Majas yang menampilkan manusia sebagai binatang, benda-benda
alam, atau benda lainnya.
3. Metafora
Majas ini semacam analogi yang membandingkan dua hal secara
langsung.
4. Simile
Perbandingan dua hal yang sengaja dianggap sama. Perbandingan itu
secara eksplisit dijelaskan oleh pemakaian kata seperti, sebagai, ibarat,
umpama, bak, laksana.
5. Alegori
Majas perbandingan yang memperlihatkan suatu perbandingan utuh.
Perbandingan itu membentuk kesatuan yang menyeluruh.
2. Majas Pertentangan
a. Hiperbola
Majas yang memperlihatkan sesuatu yang berlebih-lebihan jumlahnya,
ukurannya, atau sifatnya.
b. Litotes
Majas yang melukiskan keadaan dengan kata-kata yang berlawanan
artinya dengan kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri.
c. Antitesis
Majas pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan menggunakan
kata yang berlawanan arti.
d. Paradoks
Majas pertentangan yang melukiskan sesuatu solah-olah bertentangan,
padahal maksud sesungguhnya tidak.
e. Okupasi
Majas pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan bantahan. Namun
bantahan tersebut kemudian diberi penjelasan/diakhiri dengan kesimpulan.
f. Kontradiksi Internimis

4
Majas yang memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan apa
yang sudah dikatakan sebelumnya.
3. Majas Pertautan
a. Metonimia
Gaya bahasa yang menggunakan nama barang/merk dagang sebagai
pengganti barang itu sendiri.
b. Sinekdoke
Dapat dibedakan atas:
1) Pars Pro Toto
Majas sinekdoke yang melukiskan sebagian tetapi yang dimaksud
seluruhnya.
2) Totem Pro Parte
Majas sinekdoke yang melukiskan keseluruhan tetapi yang
dimaksud sebagian.
c. Eufinisme (ungkapan pelembut)
Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan
kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
d. Alusi
Gaya bahasa yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa
atau tokoh yang telah umum dikenal/diketahui orang.
e. Elipsis
Gaya bahasa yang di dalamnya terdapat penanggalan atau
penghilangan salah satu atau beberapa unsur penting dari suatu konstruksi
sintaksis.
f. Autonomasia
Majas perbandingan dengan menyebutkan nama lain terhadap
seseorang berdasarkan ciri atau sifat menonjol yang dimilikinnya.
4. Majas Perulangan
a. Repetisi
Merupakan majas yang melukiskan sesuatu dengan mengulang kata
atau beberapa kata berkali-kali, yang biasanya digunakan dalam pidato.

5
b. Pararelisme
Majas seperti repetisi tetapi dipakai dalam puisi. Pararelisme dibagi
menjadi:
1) Anafora
Jika kata yang diulang terletak di awal baris.
2) Epifora
Jika kata yang diulang terletak diakhir baris.
3) Simploke
Jika kata yang diulang terletak di awal dan akhir baris.
4) Mesodiplosis
Jika kata yang diulang terletak di tengah baris.
5) Epanalepsis
Jika kata pertama diulang pada akhir.
c. Kiasmus
Gaya bahasa yang berisikan perulangan dan sekaligus merupakan
inversi atau pembalikan susunan antara dua kata dalam satu kalimat.
d. Aliterasi
Sejenis majas yang memanfaatkan purwakanti atau pemakaian kata-
kata yang permulaannya sama bunyinya.
e. Antanaklasis
Majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang
berbeda.
5. Majas Sindiran
a. Ironi
Majas yang menyatakan makna yang bertentangan dengan maksud
untuk menyindir.
b. Sinisme
Majas sindiran yang agak kasar dibandingkan dengan majas ironi.
c. Sarkasme
Majas sindiran yang paling kasar dibandingkan majas ironi dan
sinisme.

6
6. Majas Penegasan
a. Pleonasme
Majas yang menggunakan kata-kata yang sebenarnya tidak perlu
dikatakan lagi karena arti kata tersebut sudah terkandung dalam kata yang
diterangkan.
b. Klimaks
Majas yang menyatakan beberapa hal berturt-turut dengan
menggunakan urutan kata-kata yang semakin lama semakin memuncak
pengertiannya.
c. Antiklimaks
Majas penegasan yang melukiskan sesuatu dengan menyatakan
beberapa hal berturut-turut dengan menggunakan urutan kata-kata yang
semakin lama semakin menurun pengertiannya.
d. Retoris
Majas penegasan dengan menggunakan kalimat tanya yang
jawabannya sudah diketahui.

2.3 Pengertian Pribahasa dan Ungkapan


Peribahasa adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan
yang tetap dan mengandung pengertian tertentu, bidal, pepatah. Sebuah
pepatah yang menjelaskan aturan dasar perilaku mungkin juga dikenal sebagai
sebuah pepatah. Jika peribahasa dibedakan dengan ungkapan yang sangat
baik, mungkin akan dikenal sebagai sebuah aforisme.
Mengikut Kamus Fajar Malaysia, peribahasa ialah patah-patah kata ,
rangkai kata atau ayat yang telah sedia tersusun tetap dengan maksud tertentu.
Zaba dalam bukunya Ilmu Mengarang Melayu mentakrifkan peribahasa
sebagai susunan cakap pendek atau ringkas yang telah melekat dimulut orang
ramai semenjak beberapa lama oleh sebab ianya menarik didengar ,
penggunaan perkataan yang bijak dan mempunyai maksud yang luas. Beliau
juga telah menyatakan bahawa bidalan , pepatah , perbilangan dan
perumpamaan mempunyai maksud yang sama dengan peribahasa. Ini kerana

7
semuanya mempunyai ciri-ciri yang sama yaitu percakapan bijaksana dan
ringkas yang merupakan warisan dari zaman dahulu yang meniti dimulut
orang-orang dulu hingga kini ,kadang-kadang ianya dikenali sebagai
perkataan orang tua-tua sahaja. Peribahasa dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu peribahasa yang memiliki arti lugas dan peribahasa yang memiliki
arti simbolis. Peribahasa yang memiliki arti lugas terdiri dari dua jenis, yaitu
bidal dan pepatah, sedangkan peribahasa yang memiliki arti simbolis, yaitu
perumpamaan.
Beberapa peribahasa merupakan perumpamaan yaitu perbandingan
makna yang sangat jelas karena didahului oleh perkataan "seolah-olah",
"ibarat", "bak", "seperti", "laksana", "macam", "bagai", dan "umpama".
Sedangkan ungkapan adalah gabungan dua kata atau lebih yang
digunakan seseorang dalam situasi tertentu untuk mengkiaskan suatu hal.
Ungkapan terbentuk dari gabungan dua kata atau lebih. Gabungan kata ini jika
tidak ada konteks yang menyertainya memiliki dua kemungkinan makna, yaitu
makna sebenarnya (denotasi) dan makna tidak sebenarnya (makna kias atau
konotasi). Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah gabungan kata itu
termasuk ungkapan atau tidak, harus ada konteks kalimat yang menyertainya.
Dikarenakan ungkapan terbentuk dari gabungan kata-kata yang
berbeda, maka untuk mengidentifikasi apakah gabungan kata tersebut
merupakan ungkapan atau tidak, perlu dilihat ke dalam konteks kalimat yang
menyertainya.
Macam-macam ungkapan :
1. Ungkapan dengan bagian tubuh
2. Ungkapan dengan indra
3. Ungkapan dengan nama warna
4. Ungkapan dengan nama benda alam
5. Ungkapan dengan nama binatang
6. Ungkapan dengan bagian tumbuh-tumbuhan
7. Ungkapan dengan kata bilangan

8
2.4 Pengertian Silogisme dan Entimen
Silogisme adalah proses berpikir yang bertolak dari satu atau lebih premis,
yakni pernyataan-pernyataan yang mendahului kemudian ditarik suatu kesimpulan
menurut prinsip-prinsip logis, perlawanan dan pendasaran yang mencukupi.
Silogisme merupakan jenis deduksi yang banyak digunakan jika seseorang
menyusun suatu argumentasi.
Unsur-Unsur Yang Terdapat Dalam Silogisme
1. Premis Umum (Premis Mayor) menyatakan bahwa semua anggota
golongan tertentu (A) memiliki sifat atau hal yang tersebut pada (B)
2. Premis Khusus (Premis Minor) menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang
(C) adalah anggota golongan tertentu (A)
3. Simpulan: menyatakan bahwa sesuatu atau seseoarng itu (C) memiliki sifat
atau hal yang tersebut pada B
Jenis Silogisme
1. Silogisme Kategorial adalah salah satu premis merupakan anggota premis
yang lain.
Rumus:
PU: Semua A=B
PK: Semua C=A
S : Semua C=B
2. Silogisme hiptesis adalah silogisme yang memiliki premis mayor berupa
proposisi hipotetis (jika), sementara premis minor dan kesimpulannya berupa
proposisi kategoris.
3. Silogisme Negatif
Ciri silogisme negatif yaitu ada kata bukan atau tidak
4. Silogisme alternative adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa
proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya
membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak
alternatif yang lain.

9
Sedangkan Entimen merupakan sebuah silogisme yang dipendekan. Jadi
entimen adalah kesimpulan dari silogisme. Namun, sebenarnya, entimen ini
bukanah paragraf, akan tetapi lebih terlihat seperti sebuah kalimat kesimpulan.
Rumus:
C=B karena C=A

10
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Pengelompokan Majas Beserta Contohnya


1. Majas Perbandingan
a. Personifikasi
Contoh : Baru tiga km berjalan mobilnya sudah batuk-batuk.
b. Depersonifikasi
Contoh: Hari, tokoh partai X tidak disukai karena ia sering menjadi
bunglon
c. Metafora
Contoh :
- Raja siang telah pergi ke peraduannya.
- Dewi malam telah keluar dari balik awan.
d. Simile
Contoh: Wajah ibu dan anak itu bagaikan pinang dibelah dua.
e. Alegori
Contoh: Berhati-hatilah dalam mengemudikan bahtera hidup
keluargamu sebab lautan kehidupan ini penuh badai, topan yang ganas,
batu karang, dan gelombang yang setiap saat dapat menghancurkan.
Oleh karena itu, nahkoda dan para awaknya harus selalu seia sekata
dan satu tujuan agar dapat mencapai pantai bahagia dengan selamat.
2. Majas Pertentangan
a. Hiperbola
Contoh: Tiga tahun telah berlalu sejak meninggalnya kekasihku,
namun tak sedetik pun wajahnya hilang dari ingatanku.
b. Litotes
Contoh: Perjuangan kami hanyalah setitik air dalam samudra luas.
c. Antitesis

11
Contoh: Gadis yang secantik si Ida dipersunting oleh si Dedi yang
jelek itu.
d. Paradoks
Contoh: Hatinya sunyi tinggal di kota Jakarta yang ramai.
e. Okupasi
Contoh: Merokok itu merusak kesehatan, akan tetapi si perokok tak
dapat menghentikan kebiasaannya. Maka muncullah pabrik-pabrik
rokok karena untung banyak.
f. Kontradiksi Internimis
Contoh: Semua murid di kelas ini hadir, kecuali Hasan yang sedang
ikut jambore.
3. Majas Pertautan
a. Metonimia
Contoh: Kemarin ia memakai Xenia
b. Sinekdoke
1) Pars Pro Toto
Contoh : Dia mempunyai lima ekor kuda.
2) Totem Pro Parte
Contoh : Kaum wanita memperingati hari Kartini.
c. Eufinisme (ungkapan pelembut)
Contoh: Para tuna karya perlu perhatian yang serius dari pemerintah
d. Alusi
Contoh: Tugu ini mengenangkan kita kembali ke peristiwa Bandung
Selatan.
e. Elipsis
Contoh: Dia dan istrinya ke Jakarta minggu lalu.
f. Autonomasia
Contoh: Si pincang itu ternyata adalah seorang pengusaha kuliner.
4. Majas Perulangan
a. Repetisi

12
Contoh: Kita junjung dia sebagai pemimpin, kita junjung dia sebagai
pelindung rakyat, kita junjungdia sebagai pembebas kita.
b. Pararelisme
1) Anafora
Contoh:
Kalaulah diam malam yang kelam
Kalaulah tenang sawang dan lapang
Kalaulah lelap orang di lawang
2) Epifora
Contoh:
Kalau kau mau, aku akan datang
Jika kau kehendaki, aku akan datang
Bila kau minta, aku akan datang
3) Simploke
Contoh :
Kau bilang aku ini egois, aku bilang terserah aku
Kau bilang aku ini judes, aku bilang terserah aku
4) Mesodiplosis
Jika kata yang diulang terletak di tengah baris.
Contoh:
Pendidik harus meningkatkan kecerdasan bangsa
Para dokter harus meningkatkan kesehatan masyarakat
5) Epanalepsis
Contoh : Kita gunakan pikiran dan perasaan kita.
c. Kiasmus
Contoh: Yang kaya merasa dirinya miskin, sedang yang miskin
mengaku dirinya kaya.
d. Aliterasi
Contoh:
- Dara damba daku
- Datang dari danau

13
e. Antanaklasis
Contoh: Saya selalu membawa buah tangan kepada buah hati saya.
5. Majas Sindiran
a. Ironi
Contoh:
- O... kamu baru bangun, baru pukul sepuluh pagi.
- Bersihnya kamar ini, puntung rokok dimana-mana.
b. Sinisme
Contoh: Dengan sifatmu yang malas berusaha semoga kamu
mendapatkan pekerjaan yang bagus.
c. Sarkasme
Contoh: Otakmu itu memang sudah bukan otak manusia lagi. Otakmu
itu sudah menjadi otak udang.
6. Majas Penegasan
a. Pleonasme
Contoh: Salju sudah mulai turun ke bawah.
b. Klimaks
Contoh: Semua usia dari anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua
memenuhi arena pasar malam itu.
c. Antiklimaks
Contoh: Jangankan seribu, seratus, serupiah pun tak ada.
d. Retoris
Contoh: Mana mungkin orang mati hidup kembali?

3.2 Contoh-Contoh Pribahasa


1. Besar pasak daripada tiang.
Artinya : Lebih besar pengeluaran daripada pendapatan. bisa dibilang
orang yang tidak bisa mengatur keuangan.
2. Ada uang abang di sayang, tak ada uang abang ditendang.
Artinya : Hanya mau bersama disaat senang saja tetapi tidak mau tahu
disaat sedang susah.

14
3. Air beriak tanda tak dalam.
Artinya : Orang yang banyak bicara biasanya tidak banyak ilmunya.
4. Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading,
manusia mati meninggalkan nama.
Artinya : Setiap orang yang sudah meninggal pasti akan dikenang sesuai
dengan perbuatannya di dunia.
5. Bagai pungguk merindukan bulan.
Artinya : Seseorang yang membayangkan atau menghayalkan sesuatu
yang tidak mungkin.

3.3 Macam-Macam Ungkapan dan Contohnya


1. Ungkapan dengan bagian tubuh
Contoh:
a. Jeng Sri memang tinggi hati. (sombong)
b. Karena ucapan orang itu, Waluyo naik darah. (marah)
c. Itulah akibatnya kalau menjadi anak yang berkepala batu. (tidak mau
menurut)
2. Ungkapan dengan indra
Contoh:
a. Hati-hati terhadap orang yang besar mulut itu. (suka membual)
b. Merah telinganya ketika ia dituduh sebagai koruptor. (marah)
c. Karena mata gelap, dia mengamuk di kantor. (hilang kesabaran)
3. Ungkapan dengan nama warna
Contoh:
a. Lebih baik berputih tulang daripada hidup menanggung malu seperti
ini. (mati)
b. Ketika kutinggalkan dulu engkau masih merah, sekarang sudah
seorang jejaka. masih bayi)
c. Perjanjian itu haruslah dibuat hitam di atas putih supaya ada bukti.
(tertulis)

15
4. Ungkapan dengan nama benda alam
Contoh:
a. Selama pertandingan sepak bola itu, benar-benar dia menjadi bintang
lapangan. (pemain yang baik).
b. Pidatonya digaraminya dengan lelucon sehingga menarik para
pendengarnya. (dibumbui; dihiasi)
c. Jangan lekas percaya akan kabar angin itu. (kabar yang belum pasti;
desas-desus)
5. Ungkapan dengan nama binatang
Contoh:
a. Lagi-lagi aku yang dikambing hitamkan bila timbul keributan di kelas.
(orang yang dipersalahkan)
b. Maaf, aku tak sudi kaujadikan aku sebagai kuda tunggangmu.
(kausuruh-suruh untuk kepentinganmu)
c. Dasar kau berotak udang, soal semudah ini saja kau tak mengerti.
(bodoh)
6. Ungkapan dengan bagian tumbuh-tumbuhan
Contoh:
a. Kalau rasa permusuhan itu tidak dicabut sampai akar-akarnya,
hubungan kalian tak pernah baik. (dihilangkan benar-benar)
b. Gema Tanah Air sebuah bunga rampai yang disusun oleh H.B.
Jassin. (buku yang berisi kumpulan karangan beberapa orang)
c. Segala pekerjaannya hampir tak ada yang berbuah. (berhasil)
7. Ungkapan dengan kata bilangan
Contoh:
a. Kalau bekerja dengan setengah hati, hasilnya kurang memuaskan
(tidak sungguh-sungguh)
b. Janganlah seperti pepatah: Masuk tiga keluar empat. (pengeluaran
lebih besar daripada penghasilan)
c. Keduanya telah mengadakan pertemuan empat mata kemarin.
(pertemuan rahasia)

16
3.4 Contoh Silogisme Berdasarkan Jenisnya
1. Silogisme Kategorial
Contoh
PU : Semua profesor pandai
PK : Pak Habibi adalah profesor
S : Pak Habibi Pandai
Pernyataan di atas dapat dianalisis sebagai berikut
PU : Semua profesor (A) pandai (B)
PK : Pak Habibi (C) adalah profesor (A)
S : Pak Habibi (C) pandai (B)
ctt : kata semua dapat tidak disebutkan atau dapat juga diganti dengan
kata setiap atau tiap-tiap
2. Silogisme hipotesis
Contoh:
PU: Jika hari ini tidak hujan, saya datang ke rumahmu
PK: Hari ini ujan
S : Saya tidak datang ke rumahmu
3. Silogisme Negatif
Contoh:
PU: Siswa yang baik selalu mengerjakan pekerjaan rumah
PK: Asep Bukan Siswa yang baik
S : Asep tidak mengerjakan pekerjaan rumah
4. Silogisme alternative
Contoh
PU: Boim berada di Bandung atau Bogor
PK: Boim berada di Bandung
K : Boim tidak berada di Bogor

3.5 Contoh Entimen


PU: Semua siswa SMAN 1 Indramayu masuk di universitas favorit yang
mereka impikan. (Semua A=B)

17
PK: Boim Siswa SMAN 1 Indramayu (C=A)
K : Boim masuk universitas favorit (C=B)
Bentuk Entimennya:
Boim masuk universitas favorit yang ia impikan karena ia siswa SMAN 1
Indramayu. (C=B Karena C=A)

18
BAB 4
SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan
1. Majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa
secara khas untuk memperoleh efek-efek tertentu.
2. Majas dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :
a. Majas perbandingan yang terdiri dari personifikasi,
depersonifikasi, metafora, simile, alegori.
b. Majas pertentangan yang terdiri dari hiperbola,litotes,
antitesis, paradoks, okupasi, kontradiksi internimis
c. Majas pertautan yang terdiri dari metonimia, sinekdoke,
eufinisme, alusi, elipsis, autonomasia; majas perulangan
yang terdiri dari repetisi, pararelisme, kiasmus, aliterasi,
antanaklasis; majas sindiran yang terdiri dari ironi,
sinisme, sarkasme.
d. Majas penegasan yang terdiri dari pleonasme, klimaks,
antiklimaks, retoris.
3. Peribahasa adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan
yang tetap dan mengandung pengertian tertentu, bidal, pepatah.
Sedangkan ungkapan adalah gabungan dua kata atau lebih yang
digunakan seseorang dalam situasi tertentu untuk mengkiaskan suatu hal.
4. Jenis-jenis silogisme
a. Silogisme Kategorial
b. Silogisme hipotesis
c. Silogisme Negatif
d. Silogisme alternative
5. Entimen adalah kesimpulan dari silogisme. Namun, sebenarnya, entimen
ini bukanah paragraf, akan tetapi lebih terlihat seperti sebuah kalimat
kesimpulan.

19
4.2 Saran
1. Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini. Tentunya masih banyak kekurangan
dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
2. Penulis banyak berharap para pembaca agar memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dalam
penulisan makalah kesempatan berikutnya.
3. Semoga makalah ini berguna bagi kami pada khususnya juga para
pembaca pada umumnya.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://rohmatullahh.blogspot.co.id/2013/09/PengertianMajasContohMacam-
macamMajas.html
http://www.studiobelajar.com/majas-pengertian-jenis-contoh/
http://www.artikelsiana.com/2015/01/pengertian-majas-macam-macam-contoh-
majas.html
http://mahniar21.blogspot.co.id/2015/02/peribahasa-ungkapan-dan-majas.html
http://oke-reload.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-dan-contoh-ungkapan-dan-
peribahasa.html
https://ragambahasakita.blogspot.com/2016/05/pengertian-silogisme-dan-
entimen.html
http://www.bahasaindonesiaku.net/2015/12/pengertian-dan-contoh-paragraf-
silogisme-dan-entimen-lengkap.html
http://firdausming.blogspot.co.id/2015/08/contoh-silogisme-dan-entimen.html
https://halfizjulian.wordpress.com/2014/03/30/silogisme-dan-entimen/
E. Kosasih.2014. Jenis-Jenis Teks, Analisis Fungsi, Struktur dan Kaidahnya serta
Langkah Penulisannya. Bandung: Yrama Widya

21
KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta
inayah-Nya kepada seluruh umat-Nya. Shalawat dan salam tercurah untuk
baginda Rasulullah SAW yang menjadi teladan untuk umat seluruh alam.
Alhamdulillah kami telah menyelesaikan tugas makalah dengan judul
Majas, Pribahasa, Ungkapan, Silogisme, dan Entimen. Makalah ini diajukan untuk
memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat
untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Carita, Agustus 2017

Penyusun

22
DAFTAR ISI

ii
HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................................. ii

DAFTAR ISI ........................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................ 2

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

2.1 Pengertian Majas/Gaya Bahasa ..................................... 3

2.2 Jenis-Jenis Majas ........................................................... 3

2.3 Pengertian Pribahasa dan Ungkapan ............................. 7

2.4 Pengertian Silogisme dan Entimen ................................ 9

BAB 3 PEMBAHASAN

3.1 Pengelompokan Majas Beserta Contohnya .................. 11

3.2 Contoh-Contoh Pribahasa ............................................. 14

3.3 Macam-Macam Ungkapan dan Contohnya .................. 15

3.4 Contoh Silogisme Berdasarkan Jenisnya....................... 17

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ......................................................................... 19

B. Saran ............................................................................... 20

23
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 21

LEMBAR PENGESAHAN

iii

Makalah yang berjudul : Majas, Pribahasa, Ungkapan, Silogisme dan


Entisme, telah disahkan dan disetujui pada :

Hari : .........................................
Tanggal : .........................................

Disahkan dan disetujui Oleh :


Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia

AI MUFLIHAH, M.Pd
NIP.

24
M A K A LA H
i
MAJAS, PRIBAHASA, UNGKAPAN,
SILOGISME DAN ENTIMEN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Bahasa Indonesia

Disusun Oleh : Kelompok 6


1. Ira Juliyanti
2. Suhanah
3. Sigit Ramadhan
4. Asta

25
Kelas : XII IPA

SMA NEGERI 15 PANDEGLANG


Tahun Ajaran 2017/2018

26

Anda mungkin juga menyukai