Anda di halaman 1dari 15

BIOGRAFI ARI LASSO

Ari Bernardus Lasso, atau lebih dikenal dengan nama Ari Lasso lahir di Madiun, Jawa
Timur, 17 Januari 1973 adalah penyanyi pop Indonesia. Ia pernah tercatat sebagai vokalis grup
band Dewa 19 (1991-1999) yang akhirnya ia keluar dan menjalani karier sebagai penyanyi solo.
Ari pertama kali membentuk Outsider Band sewaktu sekolah di SMA Negeri 2 Surabaya
bersama Wawan Juniarso (drummer Dewa) Piyu (gitaris Padi). Kemudian ia bergabung
dengan Lost Angels Band, yang kelak menjadi Boomerang.

Ia kemudian bergabung dengan Down Beat yang terdiri Dhani, Erwin dan Andra, yang
kemudian berganti nama menjadi Dewa, dan berubah lagi menjadi Dewa 19. Melalui perjuangan
panjang, akhirnya Dewa 19 berhasil masuk ke dapur rekaman. Album debut Dewa 19, Kangen,
kemudian berhasil menjadi album terlaris versi BASF (1993). Berlanjut makin hari Dewa 19
makin populer, sehingga nama Ari Lasso pun makin meroket. Band ini menjadi besar, dan
hampir setiap album yang dikeluarkan terjual ratusan ribu kopi. Di tengah kesibukannya menjadi
personel Dewa, Ari berhasil menyelesaikan studinya di Fakultas Ekonomi Universitas
Airlangga (Unair) Surabaya.
Sejak dirilisnya album Pandawa Lima tahun 1997, hubungan Ari dengan Dewa 19 mulai
memburuk, terlebih keterlibatannya dengan narkoba akhirnya tidak bisa ditolerir Dhani dan
personel Dewa 19 lainnya sehingga Puncaknya perpecahan pun tidak bisa dihindarkan lagi
dengan dipecatnya Erwin, Wong Aksan dan akhirnya Ari dari Dewa 19 dan posisinya sebagai
vokalis digantikan oleh Once. Meski demikian, Ari sempat menjadi backing vocal lagu Roman
Picisan dalam album Dewa Bintang Lima.
Setelah resmi keluar dari Dewa, Ari kemudian berusaha keluar dari pengaruh obat-obatan
dan membersihkan diri. Ari yang kemudian telah sadar kebiasaan mengonsumsi narkoba
merugikannya sehingga berusaha meninggalkannya. Ia pun berhasil namun, sudah patah arang
dengan Dewa 19 sehingga memutuskan berkarier solo. Ari mulai menggarap album solonya,
anak dari pasangan Bartholomeus B. Lasso dan Sri Noerhida muncul kembali ke dunia hiburan,
tampil duet bersama Melly Goeslaw, yang kemudian sukses besar di pasaran. Tahun 2001 Ari
mengeluarkan album solo pertamanya Sendiri Dulu, yang juga sukses besar dengan tembang
andalannya Misteri Ilahi. Di album ini ia dibantu oleh Bebi Romeo, Erwin Prasetya Dewa,
Andra, Bimo, Bongky, Anto Hoed, Denny Chasmala, dan Andi Rianto dan lainnya.
Tahun 2003 ia kembali merilis album keduanya Keseimbangan. Pada album ini ia menggandeng
musisi-musisi hebat seperti Ahmad Dhani, Piyu (Padi), Andra (Dewa), Bebi Romeo, Ricky FM,
Marshal (Dr. PM). Hubungannya dengan Dhani yang sempat tegang pun cair. Malah Dhani rela
menyumbangkan dua lagunya Rahasia Perempuan dan Jika Aku Bukanlah Aku yang berbuah
respon baik dari penikmat musik Indonesia.
Tahun 2004 ia merilis album ketiganya Kulihat, Kudengar, Kurasa, dimana salah satu
lagunya menjadi sound track film layar lebar dengan judul sama, Mengejar Matahari. Ari
mengeluarkan album keempatnya dengan tajuk "Selalu Ada" pada tahun 2006. Di album ini,
lagu Cinta Terakhir menjadi andalannya.
Pada tahun 2007, Ari merilis album "The Best of" dengan salah satu lagunya, Aku dan
Dirimu, di mana Ari duet bersama Bunga Citra Lestari. Ari divonis dokter jika pita suaranya
cepat rusak. Oleh karenanya Ari melakukan antisipasi dengan puasa bicara. Pita suara Ari cepat
rusak bukan saat bernyanyi melainkan saat berbicara. Ari juga terpaksa 'istirahat' sejenak dari
jadwal manggung selama 4 bulan.

Diskografi Solo
Bersama Dewa 19 Sendiri Dulu (2001)
Dewa 19 (1992) Keseimbangan (2003)
Format Masa Depan (1994) Kulihat, Kudengar, Kurasa (2004)
Terbaik Terbaik (1995) Selalu Ada (2006)
Pandawa Lima (1997) The Best of (2007)
The Best Of Dewa 19 (1999) Pengasihmu (2009)
I Have A Dream (2010)

BIOGRAFI BONDAN PRAKOSO

Bondan Prakoso. Dikenal sebagai salah satu musisi Indonesia yang kerap menciptakan lagu-
lagu yang enak didengar ditelinga. Bondan Prakoso dilahirkan pada tanggal 8 Mei 1984, dia
adalah pemusik Indonesia yang mengawali karier bermusik sebagai penyanyi cilik pada tahun
80-an. Berkat album Si Lumba-lumba namanya melambung. Kini Bondan Prakoso dikenal
sebagai personil dari band Bondan Prakoso & Fade 2 Black. Bondan Prakoso adalah anak
kedua dari tiga bersaudara pasangan dari Lili Yulianingsih dan Sisco Batara ini mengawali
kariernya sebagai penyanyi cilik di era 80-an hingga awal tahun 90-an. Album perdananya yang
bertitel Si Lumba-Lumba sukses dipasaran dan mencuatkan namanya. Alumni D3 Sastra Belanda
Universitas Indonesia ini memulai karier remaja dan dewasanya saat membentuk band Funky
Kopral ditahun 1999 hingga tahun 2002. sebagai bassist, hingga merilis 3 buah album. Bahkan
album kedua band ini diganjar penghargaan AMI Sharp Awards ditahun 2001 untuk kategori
Group Alternatif Terbaik.

Pada awal tahun 2002, Bondan Prakoso yang juga dikenal oleh publik sebagai pemain bass
berbakat besar, yang juga mantan pemain bass di sebuah band bernama Stream Funk Funky
Kopral, dan Tito alias Titz yang dikenal sebagai rapper dan kelompok disebut Fade2Black, sering
berbagi pemikiran dan ide untuk satu sama lain tentang musik. Mereka berdua datang dari latar
belakang yang berbeda dari musik, Bondan Prakoso lebih mungkin di Funk dan musik Rock dan
Titz dalam Rap / Hiphop. Pasangan ini kampus 2 dari Fakultas Budaya dan Humaniora, deepin
'dalam literatur Belanda, adalah Perguruan Tinggi teman di Universitas Indonesia, Depok.

Ditahun 2003, Funky Kopral merilis album ketiga mereka dengan kolaborasi bersama Setiawan
Djodi dengan hits singel Tokek dan lagi-lagi diganjar penghargaan AMI Sharp Awards ditahun
2003 untuk kategori Kolaborasi Rock Terbaik. Sayang, setelah album ketiga dirilis, ia
mengundurkan diri dari Funky Kopral, Bondan Prakoso memutuskan untuk melangkah lebih
jauh saat ia memutuskan untuk pensiun dari mantan band mereka, Funky Kopral.

Bondan Prakoso dan Fade2Black


Pada tahun 2004 adalah tahun dimana Bondan datang dengan sebuah ide untuk menggabungkan
berbagai jenis musik dan menggabungkan mereka dalam bentuk paket baru musik, seperti pada
pertengahan tahun, ia telah meminta Titz untuk bergabung dalam proyek musik. Titz berpikir
bahwa akan lebih kuat dengan kelompoknya
bergabung masuk Situasi ini semakin varietas lebih banyak dan lebih berwarna sebagai Bondan
disetujui untuk melibatkan grup ini Hiphop dari Bogor, Fade2Black, dalam proyek ini. Alih-alih
hanya 1 rapper, proyek musik ini menggabungkan 3 rapper, Titz, Santoz dan Lezzano. Bondan &
Fade2Black di tahun 2004, mereka mulai melangkah lebih jauh dengan proyek ini dan berbagai
jenis musik sedikit pun diciptakan sentuhan Rap, Rock, Funk sebagai elemen. Bondan Prakoso
bertanggung jawab untuk instrumen musik, looping, dan mengatur, sedangkan Fade2Black
mendapatkan lebih dekat dengan liriknya.

Proses ini hanya membutuhkan waktu 4 bulan untuk menyelesaikan dan pada bulan Agustus
2005, album 1 mereka dengan judul "RESPECT" dirilis di bawah SONY BMG Music Indonesia.
Sejak itu, album yang berisi tidak hanya 1 jenis musik, tetapi banyak jenis musik dengan rap
sebagai vokal dasar, oleh TITZ, Santoz LEZZANO, sementara di lagu-lagu lain juga bergabung
Bondan pada vokal dalam bernyanyi. Dengan sepotong seni, mereka berhasil kontribusi yang
diterima dan penghargaan, seperti:
 MTV Indonesia artis Eksklusif pada bulan November 2005
 MTV Advance Peringatan penghargaan pada bulan November 2005
 Penghargaan Musik Indonesia (AMI) 2006, sebagai produksi album Rap terbaik.
Sebelumnya, ditahun 2006 Bondan bersama 12 orang pemain bass dari berbagai band di
Indonesia seperti Thomas "GIGI", Rindra "Padi", Bongky "BIP", Adam Sheila on 7 dan bassis
Indonesia lainnya diganjar penghargaan oleh MURI untuk penghargaan Penampilan Bassis
terbanyak dalam satu panggung.

Dan pada tahun 2008, mereka siap untuk memecahkan Industri Musik Indonesia dengan lebih
keras, impulsif, bentuk-bentuk inovatif dari musik. Dengan terbaru album baru mereka, bernama
UNITY, dan dengan terobosan hit single, keroncong Protol. Dengan debut baru dari album kedua
mereka, mereka telah memenangkan Award 2008 Musik Indonesia (AMI) untuk kedua kalinya
berturut-turut untuk Produksi Rap album terbaik.

Pada tanggal 17 Desember 2007, Bondan menikahi kekasihnya yang bernama Margareth atau
yang akrab disapa Margie yang bertempat di Restoran Cibintung, Ciputat, Tangerang, dengan
mas kawin berupa seperangkat alat salat dan 17 gram emas. Dan dikaruniai seorang putri yang
bernama Kara Anabelle Prakoso. Tahun 2010, mereka kembali dengan album ke-3 mereka ,
"FOR ALL". Menekan kembali industri musik lokal dengan hits single 'Ya Sudahlah'.
BIOGRAFI EBIET. G. ADE

Bertepatan dengan hari Kartini tahun 1954, ia lahir dengan nama Abid Ghoffar Aboe Dja’far, di
Wanadadi, Banjarnegara, Jawa Tengah. Bontot dari enam bersaudara pasangan Aboe Dja'far—
seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Saodah—seorang pedagang kain ini sebenarnya hampir
menjadi seorang guru agama. Namun belum sempat lulus dari sekolah Pendidikan Guru Agama
Negeri (setingkat SMP), ia hengkang ke SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Dilanjut ke SMU
Muhammadiyah 1 Yogyakarta sehabis lulus SMP. Ihwal namanya yang berubah menjadi Ebiet,
pria ini mengaku tanpa sebuah kesengajaan. Waktu SMU ia pernah mengikuti kursus bahasa
Inggris, gurunya yang asli bule selalu memanggilnya dengan panggilan Ebid. Karena orang bule
menyebut huruf A dengan E. Begitulah, kemudian Ebiet pun mengutak-atik sendiri namanya
sendiri, akhirnya didapatkan nama yang dirasa pas membawa hoki. Ebiet G. Ade, singkatan dari
Ebiet Ghoffar Aboe Dja’far.

Medio 1971, waktu umurnya sekira-kira 17 tahun, ia seringkali keluyuran tidak jelas di seputaran
Malioboro, Yogyakarta. Bertemu dengan para seniman-seniman muda dan bersahabat dengan
beberapa orang yang memenuhi hasratnya berkreasi di bidang seni, macam: Emha Ainun Nadjib
(Penyair), Eko Tunas (Cerpenis), E.H. Kartanegara (Penulis). Sepertinya Malioboro semacam
rumah penggodokan jiwa kreatif Ebiet muda, karena selepas melewati fase kehidupan di sini, ia
banyak terpengaruh dengan ide-ide yang diserapnya di sini. Maka, mau tak mau ia pun jadi
menyukai puisi dan mencoba mendeklamasikannya di depan orang-orang. Akan tetapi karena tak
mampu melakukan hal itu, Ebiet mencari akal supaya bisa tetap tampil membacakan puisi, tanpa
perlu mendeklamasikannya. Ia pun menggabungkan musik dengan puisi, kemudian mencari-cari
nada dan membentuknya menjadi musik puisi. Bermodalkan ajaran gitar akustik dari kakak
ketiganya, Ahmad Mukhodam, sewaktu masih di Banjarnegara dan Kusbini waktu di
Yogyakarta, ia pun pede memetik-metik dawai gitar dan melantunkan puisi menjadi musikalisasi
puisi. Indah terdengar tuaian dari Ebiet ini saat memusikalisasi puisi orang lain.

Inilah ihwal mulanya Ebiet bisa berkarir di kancah dunia musik Indonesia. Walau hanya
beberapa kali manggung—seperti pentas seni di Senisono, Patangpuluhan, Wirobrajan,
Yogyakarta dan di Jawa Tengah—dan menganggapnya hanya sebatas hobi, namun atas desakan
dari kawan-kawannya di PSK (Persada Studi Klub, yang didirikan oleh Umbu Landu Paranggi)
dan teman sekosnya, akhirnya ia memutuskan untuk terjun juga di belantika musik tanah air.
Sekira 1979 saat umur mencapai angka 25, ia hengkang dari Yogyakarta menuju ibukota
Indonesia mengadu peruntungan, dengan menjadi seorang penyanyi. Sekurun itu menjadi
penyanyi bukanlah profesi yang bisa dibanggakan seperti sekarang, namun sebuah profesi yang
diambil dengan pengorbanan yang luar biasa. Karena penyanyi dipandang sebelah mata! Tidak
keren! Dan dianggap profesi kere!
Berkali-kali ditolak perusahaan rekaman tak membuatnya jera, justru sebaliknya Ebiet semakin
getol mencipta lagu, hingga akhirnya sebuah perusahaan rekaman bernama Jackson Record
tertarik untuk membuatkannya sebuah album bertajuk Camellia I. Cengkok Melayu beserta lirik
yang tak biasa untuk pasar musik Indonesia, membuatnya disambut hangat banyak kalangan.
Media-media pun mulai banyak yang memuat tentang dirinya, sebut saja koran Kompas dalam
artikelnya “Ebiet Menyajikan yang Lain” tertanggal 27 Mei 1979 dan majalah Tempo edisi 26
Mei 1979 dengan artikelnya “Penyair yang Bernyanyi”. Tak main-main album Camellia I pun
sukses dari sisi penjualan dengan terjual habis lebih dari dua juta kopi. Lagu-lagunya pun banyak
diputar-putar di radio-radio RRI seluruh Indonesia.
Sukses dengan album Camellia I, Jackson Record & Tapes membuatkan tiga sekuel album
Camellia I hanya dalam waktu dua tahun saja, yaitu: Camellia II (1979), Camellia III (1980), dan
Camellia IV (1980). Dilanjutkan dengan album Langkah Berikutnya (1982), Tokoh Tokoh
(1982), 1984 (1984), Zaman (1985), Isyu! (1986), masih dengan perusahaan rekaman Jackson
Record & Tapes. Medio 1980-an merupakan masa-masa paling produktif bagi Ebiet. Rata-rata
hampir tiap tahun ia menelorkan sebuah album. Pun demikian secara sadar atau tidak, Ebiet
pernah menolak untuk disebut sebagai seorang penyanyi. Namun yang pasti karya-karya Ebiet
memiliki bobot yang secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi belantika musik
tanah, khususnya relevansi dengan peristiwa sosial di berbagai zaman di manapun. Sebut saja,
saat kawah Sinila mengeluarkan gas beracun di dataran tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa
Tengah, bulan Juni 1978, saat Gunung Galunggung, Jawa Barat meletus pada 1982, saat Kapal
Tampomas II karam di perairan Masalembo 1981, saat terjadi kecelakaan Kereta Api Bintaro
tanggal 19 Oktober 1988, peristiwa Tsunami Aceh 2004, dan gempa Yogyakarta 2006.

Ya, berbenah. Barangkali itu yang harus dilakukan bangsa ini untuk mendapatkan kemajuannya.
Seperti Ebiet sendiri yang kemudian berbenah sekitar kurang lebih 5 tahunan di tahun 1990,
setelah merampungkan tiga albumnya: Menjaring Matahari (EGA/RCA, 1987), Sketsa
Rembulan Emas (EGA/Harpa, 1987), dan Seraut Wajah (Musica Studios, 1990). Ia seolah-olah
bermeditasi, setelah jengah hampir setiap tahun mengeluarkan album musik, kemudian
mengumpulkan kekuatan untuk membaharui dirinya. Lelaki yang meminang Koespudji Rahayu
Sugianto (Kakak penyanyi Iis Sugianto) di tahun 1982 dan dikaruniai empat orang anak (Abie,
Dera, Yayas, dan Dega) ini, kembali meliris dua album tahun 1995, Kupu-kupu Kertas dan Cinta
Sebening Embun di bawah label BMG Indonesia.
Ia terkenal sebagai seorang penyanyi yang bersahaja dan tidak macam-macam, sehingga tidak
banyak kehidupan pribadinya disorot wartawan gosip. Pada 2007, ia mengeluarkan album
bertajuk In Love. Album yang direkam di label Trinity Optima ini merupakan semacam album
celeberation usia pernikahannya yang mencapai seperempat abad (25 tahun, 1982-2007).
Sebanyak 15 lagu yang pernah populer dengan tema cinta, dibaur dengan arransemen ulang oleh
beberapa musisi-musisi handal, seperti Billy J. Budihardjo, Addie MS, Purwa Tjaraka, Erwin
Gutawa, Kiwir, Tony Soewandi, Adi ‘KLa’, Tohpati dan Andi Riyanto. Tak hanya musisi-musisi
handal yang ikut mewarnai album ini, Abie—anak pertamanya yang memiliki talenta musik,
turut pula dalam proses produksi. Album itu sekaligus menandai bahwa pemusik balada itu
masih terus berkarya hingga kini. Mengawal para pendengarnya ke padang kesadaran bahwa
mereka adalah makhluk ciptaan-Nya.

BIOGRAFI ONCE

ONCE adalah pria berdarah Manado kelahiran Makassar 21 Mei 1970 ini pertama kali
berkecimpung di dunia tarik suara saat masih berseragam SMP. Kala itu ia didaulat menjadi
vokalis pengganti pada sebuah festival band. Hobi menyanyinya terus berlanjut hingga ke
bangku SMA. Setamat SMA, ia telah menjadi penyanyi semiprofesional yang mendapat bayaran.
Selain itu sejak remaja, penggemar sepakbola ini juga aktif bernyanyi dalam paduan suara di
gereja.

Kesibukan manggung tak membuat anak ke-4 dari lima bersaudara ini lupa akan
pendidikan. Setahun setelah menyelesaikan pendidikan SMA-nya, tepatnya tahun 1989, pemilik
nama asli Ellfonda Mekel meneruskan studinya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Semasa kuliah, sambil menimba ilmu, Once tetap setia dengan kegiatan nge-bandnya. Bersama
Andy Liany, Ronald, dan Pay, ia membentuk ’Fargat 27’, dan merilis album ’Seribu Angan’ dan
juga bersama band ’Java Burns’ yang kemudian berubah menjadi ’Bottoms Up’ (cikal bakal band
’Getah’), Once membawakan karya-karya sendiri. Dari panggung musik satu ke panggung musik
lainnya, Once menapaki karirnya sebagai vokalis profesional hingga pada tahun 1993 ia
memutuskan untuk rehat sejenak dari kegiatan bernyanyinya setelah pita suaranya mengalami
gangguan.

Momentum ”cuti” sebagai vokalis kemudian digunakannya untuk berkonsentrasi pada


kuliahnya. Tujuh tahun tercatat sebagai mahasiswa UI, akhirnya di tahun 1996, pria yang juga
menguasai alat musik piano, drum, dan gitar ini berhasil merampungkan studinya. Setelah gelar
sarjana hukum bertengger di belakang namanya, ia langsung bekerja sebagai legal coordinator
pada sebuah perusahaan konstruksi. Dua tahun kemudian ia pindah ke proyek penelitian
kerjasama antara LIPI dan dan CSIRO.

Setelah empat tahun rehat, di sela-sela kesibukkannya pada 1997, Once kembali
memperdengarkan suara khasnya dengan menjadi penyanyi di sebuah kafe. Dalam dunia tarik
suara, ia seakan menemukan dunianya yang sekian lama hilang. Hal itu kemudian membulatkan
tekadnya untuk total berkiprah sebagai musisi. Untuk mewujudkan ambisinya itu, ia rela melepas
pekerjaan lamanya dan merilis Single solo pertamanya berjudul ‘Anggun’. Dan kemudian
bergabung dengan Dewa 19 yang saat itu baru saja kehilangan vokalis lamanya, dan merekrut
Once sebagai vokalis baru, tepatnya di tahun 2000. Debut Once bersama Dewa kemudian
direkam dalam album ’Bintang Lima’. Album tersebut mendulang sukses besar di pasaran
dengan rekor penjualan 1,5 juta copy. Selain album tersebut, Once terus berkarya bersama Dewa
19 dalam empat album Dewa berikutnya, yakni ’Cintailah Cinta’, ’Laskar Cinta’, ’Republik
Cinta’ dan ’Kerajaan Cinta’.

Selain sibuk sebagai vokalis band, Once sempat beberapa kali tampil sebagai solois
seperti saat menyanyikan single ’Dealova’ (ost film Dealova). Debutnya sebagai penyanyi solo
kala itu bahkan diganjar dua penghargaan sekaligus yakni Penyanyi Pop Solo Pria Terbaik dan
Lagu Pop Terbaik dalam ajang AMI Awards tahun 2006. Selain Dealova, Once juga merilis
single solonya Aku Mau dan Simphony yang Indah.

Memasuki tahun 2010, Suami Rietma Dhanty Angelica Tauchid dan ayah dari Manuel
Mekel ini lebih banyak tampil seorang diri ketimbang dengan bandnya dan memutuskan untuk
mengundurkan diri dari Dewa 19 pada akhir tahun 2010 dan lebih fokus untuk mengumpulkan
materi yang akan mengisi album solo perdananya. yang direncanakan untuk beredar di tahun
2011 ini.. Selain itu, ia juga disibukkan dengan pekerjaan barunya di luar dunia musik yakni
sebagai Chairman dari Dreamlight Mobile Advertising, sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang periklanan di ponsel.
BIOGRAFI AFGANSYAH REZA

Afgan Syah Reza atau yang biasa dipanggil Afgan ini merupakan kelahiran Jakarta, 27 Mei 1989
lalu merupakan Penyanyi Indonesia berdarah Minangkabau. Anak kedua dari empat bersaudara
pasangan Lola Purnama dan Loyd Yahya.
Awal karier Afgan dimulai dari hobinya yaitu menyanyi dan berkaraoke. Sekitar tahun
2007 Afgan sempat mengikuti audisi ajang pencarian bakat menyanyi Indonesian Idol di Jakarta,
namun Afgan memutuskan untuk mengundurkan diri dari audisi tersebut.
Saat SMA, Afgan bersama teman-temannya sering nih mampir ke WannaBe Records
Music Studio untuk sekedar iseng-iseng merekam suaranya. Sampai suatu hari ada seorang
produser dari WannaB yang tertarik dengan suara Afgan. Dari sinilah karier Afgan dimulai.
Tahun 2008 Afgan mulai mengeluarkan album. Album pertama Afgan diberi judul ‘Confession
No.1’ dengan hits pertamanya yang berjudul ‘Terima Kasih Cinta’ yang diciptakan oleh Mario
Kacang. Lagu Terima Kasih Cinta ini menjadi hits dan sering diputar di radio-radio. Banyak
orang yang suka dengan lagu ini selain liriknya yang mudah untuk dihafal , musik dan
arransemennya juga bagus ditambah dengan suara Afgan yang pastinya tidak diragukan lagi.
Sekitar tahun 2009 Afgan juga sempat merilis mini album yang terdiri dari 4 lagu. Lanjut, Afgan
mengeluarkan album kedua yang berjudul ‘The One’ sekitar tahun 2010. Di dalam album ini
Afgan memberikan suatu yang berbeda dari album-album sebelumnya mulai dari musiknya ,
jenis lagunya dan lain-lain.Di tahun 2013, setelah vakum cukup lama Afgan akhirnya merilis
album ke-3 nya yang diberi judul 'L1VE to LOVE, LOVE to L1VE', dan ini merupakan album
pertama Afgan bersama Trinity Optima Production.

Afgan menjadikan sosok Alm. Chrisye sebagai inspirasinya dalam bermusik. Karena
menurut Afgan beliau adalah sosok penyanyi legendaris yang walaupun beliau sudah tidak ada
namun karya-karyanya akan tetap abadi. Afgan mulai mencoba kemampuannya di bidang akting,
berperan sebagai cameo di film yang berjudul ‘Bukan Cinta Biasa’ dan Afgan juga yang mengisi
soundtrack film tersebut dengan judul yang sama. Sekitar bulan April 2010 Afgan mulai merilis
film keduanya yang berjudul ’Dilema…Cinta 2 Hati’ di film ini Afgan berperan sebagai Alfa ,
dalam film ini Afgan punya lawan main yaitu Tika Putri yang berperan sebagai Laras , Olivia
Lubis Jensen berperan sebagai Jane, Deddy Mizwar berperan sebagai Bakti Hasan.Di tahun
2013, kemampuan Afgan pun diuji kembali dalam film yang berjudul "Refrain" di film ini Afgan
memerankan tokoh Nata. Afgan memiliki lawan main yaitu Maudy Ayunda sebagai Niki dan
Chelsea Islan yang berperan sebagai Anna. Konflik percintaan yang ada di film ini dibawakan
dengan baik oleh para pemainnya, sehingga masyarakat khususnya anak muda pun merespon
positif film ini.
Dan di 2014 Afgan membuat sesuatu yang baru di perjalanan kariernya, kini Afgan ditantang
untuk mendirect sebuah film musikal. Bersama artis lainnya seperti Amink, Ria Irawan, Jupe,
Ade "Sore Band" mereka membuat sebuah gebrakan baru dengan membuat sebuah film dengan
genre berbeda-beda, termasuk Afgan.Film ini berjuduk 'Gila & Jiwa'. Di tahun 2015, Afgan
berhasil menggelar konser tunggal perdananya yang bertajuk "Konser Dari Hati" pada 14
Februari lalu di Jakarta Convention Center. Afgan berkerjasama dengan Erwin Gutawa dalam
konser ini, tak hanya itu ia pun juga berkolaborasi dengan Sherina, Rossa, dan Dipha Barus.
Konser ini merupakan konser impian Afgan. Banyak musisi yang menginginkan sebuah konser
tunggal, termasuk Afgan. Dan di tahun ke-7 nya Afgan pun berhasil merealisasikan.
Seorang idola atau artis tidak lepas dari yang namanya fans, begitu juga Afgan.
Kumpulan fans Afgan biasa disebut dengan Afganisme. Afganisme resmi dibentuk pada tanggal
25 Januari 2008. Afganisme tidak hanya sebagai fans tapi mereka adalah salah satu faktor
penyemangat di setiap apa yang dilakukan Afgan. Sekarang kita bahas tentang pendidikan Afgan
waktu sekolah dasar Afgan bersekolah di Sudirman begitu juga saat SMP. Pada saat SMA Afgan
bersekolah di SMAN 34 Jakarta mengambil jurusan IPS dia ada di kelas X-H , XI IPS 1 , XII
IPS 4. Saat masuk kuliah Afgan memilih Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, namun karena
di Universitas Indonesia jurusan yang ia pilih terlalu luas dan ternyata Afgan hanya tertarik di
bidang marketing dan bisnisnya saja, Afgan memutuskan untuk pindah ke Monash University di
Jakarta dengan mengambil jurusan Marketing dan Afgan melanjutkan kuliahnya di Monash
University Malaysia fokus di jurusan Marketing dan kini ia telah meraih gelar sarjananya. Ilmu
yang ia dapatkan di perkuliahan memang benar-benar ia terapkan. Namun selama Afgan di
Malaysia ia tidak berhenti berkarier begitu saja, ia masihmelanjutkan kariernya. Afgan
berjanji seminggu sekali saat weekend atau saat liburan semester ia akan pulang ke Indonesia.
Afgan masih akan melakukan kegiatannya bernyanyi walaupun ia sedang menjalani kuliah di
Malaysia. Afgan sekarang tidak hanya sekedar menyanyi dan membawakan lagu-lagu yang ada
di albumnya saja. Afgan mencoba hal yang baru, di setiap tampil off air Afgan mencoba
menyanyikan lagu-lagu seperti Baby-Justin Bieber, Bad Romance-Lady Gaga, Insomnia-Craig
David, Just The Way You Are-Bruno Mars, Without You-David Guetta, Firework-Katy Perry,
Someone Like You-Adele dan masih banyak lagi. Hasilnya Afgan menyanyikan lagu-lagu
tersebut dengan baik dengan arransemen yang baru yang di arrange bersama dengan bandnya. Di
beberapa penampilan Afgan mencoba menerapkan konsep band, ia berharap dengan konsep band
ini ia bisa membawa suasana baru di setiap penampilannya.
Selain menyanyi dan akting, Afgan sekarang sudah mulai mencoba dunia bisnis dengan
mendirikan usaha clothing yang diberi nama ’Carnival Clothing’. Bersama teman-temannya
Afgan menjalankan usaha ini. Produk yang dihasilkan seperti jaket, kaos, switer, semua didesain
dengan bagus dengan konsep remaja
Ada beberapa faktor penting yang menjadi penyemangat Afgan di perjalanan kariernya yaitu
keluarga, sahabat, dan pastinya Afganisme. Afgan adalah sosok penyanyi idola yang membuat
bangga para Afganisme, Afgan sangat ramah terhadap fansnya karena Afgan sadar kalau
Afganisme tidak ada pasti tidak ada Afgan yang seperti sekarang begitu juga sebaliknya. Afgan
juga sosok idola yang perhatian dengan fansnya. Ada banyak hal yang membuat Afganisme
bangga dengan Afgan mulai dari kepribadiannya, bakatnya serta pengahargaan yang dia raih
selama ia berkarier. Sejak tahun 2008 sampai sekarang sudah ada beberapa penghargaan yang dia
dapat. Sebagian besar di dapat dalam kategori penyanyi solo terbaik.
BIOGRAFI GLEEN FREDLY

Terlahir dengan nama Glenn Fredly Deviano Latuihamallo, pria ini sering dipanggil
Glenn Fredly. Glenn lahir di Jakarta, 30 September 1975 atau sekitar 39 tahun silam. Pria yang
berprofesi sebagai penyanyi, penulis lagu, dan produser ini merupakan putra dari pasangan
Hengky Latuihamallo (Ayah) dan Linda Latuihamallo (Ibu).

Glenn Fredly mengawali kariernya saat dia menjadi vokalis “Funk Section”. Pada tahun
1995 (setahun setelah ia lulus SMA pada tahun 1994) Funk Section meluncurkan sebuah album
eksklusif yang dikemas secara apik. Tiga tahun kemudian, Glenn bernyanyi solo dan
meluncurkan sebuah album yang bertajuk GLENN dengan bermodalkan 8 buah lagu. Dalam
album ini terdapat 3 buah lagu yang sering dinyanyikan Glenn yaitu “Kau” dan “Cukup Sudah”
serta “MOBIL MAMA” yang menjadi hits di Malaysia.
Album kedua diluncurkan pada tahun 2000 dengan judul KEMBALI. Dalam album ini
terdapat beberapa hits seperti “Salam Bagi Sahabat” dan “Kasih Putih”. Seperti album
perdananya, album ini masih bernaung di bawah Sony Music Indonesia dengan produser
Aminoto Kosin. Album ini pun bernasib sama seperti album sebelumnya, meskipun cukup
dikenal, namun kedua album Glenn ini belum memenuhi keinginan major label baik itu dari segi
popularitas maupun penjualan.
Dengan keraguan besar dari pihak label, Glenn yang beragama Kristen ini meluncurkan
album ketiganya bertajuk “Selamat Pagi, Dunia!” (2003). Tak dinyana banyak hits yang muncul
dari album ini. Hits yang paling mengguncang Indonesia adalah lagu “Januari”. Keberhasilan
album ini membuat pihak Sony Music Indonesia membuat album repackage tahun 2004,
dikemas dengan bonus VCD karaoke dan Unplugged Live Performance.
Tahun 2005 Glenn ditawari untuk membuat satu buah album sebagai soundtrack dari
film baru CINTA SILVER. Satu tahun kemudian Glenn mengeluarkan album lagi sebagai
penghargaan dan rasa hormatnya kepada musisi-musisi terdahulu, bertajuk AKU & WANITA.
Pada tahun yang sama Glenn meluncurkan album ketujuh dengan judul TERANG. Kemasan
suguhan terbaru dari Glenn ini adalah album yang bernuansa Natal dikarenakan berbarengan
dengan Natal 2006. Tahun 2007 Glenn kembali mengeluarkan album tergressnya. Bertajuk
HAPPY SUNDAY , album ini diklaim sebagai wahana dalam memancarkan spirit baru
memandang kehidupan secara global melalui media musik.
Glenn Fredly menyanyikan tribute untuk Chrisye di Java Jazz Festival 2009
Pada Anugerah Musik Indonesia 2001, Glenn meraih penghargaan dalam kategori lagu
terbaik dan penyanyi pria terbaik kategori musik R&B. Ia menikah dengan penyanyi Dewi
Sandra pada tanggal 3 April 2006. Glenn juga perduli terhadap lingkungan. Hal ini
dibuktikannya saat berpartisipasi dalam konser amal bertajuk 'Soul For Indonesian Earth',
sebagai penghargaan akan bumi, pada tanggal 7 Juli 2007.
Pada tahun 2004, Glenn ikut serta dalam album milik Erwin Gutawa bertajuk "Salute to
Koes Plus/Bersaudara". Dia menyanyikan dua lagu dalam album tersebut.
Glenn menjadi pembimbing bagi grup vokal Pasto dalam sebuah acara pencarian bakat
di Trans TV. Pasto memenangi kontes tersebut.
Pada awal tahun 2005, Glenn menciptakan lagu "Kita untuk Mereka", yang
didedikasikan untuk korban Tsunami di Aceh. Lagu tersebut dinyanyikan oleh kelompok
bernama "Indonesian Voices", terdiri dari penyanyi-penyanyi Indonesia, termasuk almarhum
Gito Rollies, Harvey Malaiholo, Rio Febrian, Duta Sheila on 7, Fadly Padi, Kikan Cokelat,
Ahhmad Albar, Vina Panduwinata, Baim, Delon, Tia AFI, Ruth Sahanaya, Syahrani, Ubiet, dan
lain-lain.
Bersama dengan Indonesian Voices, Glenn ikut menyanyikan lagu "Rumah Kita" dalam
album "Tribute untuk Ian Antono".
Diakhir tahun 2011, Glenn berkolaborasi dengan Ras Muhamad membuat sebuah lagu
berjudul "Tanah Perjanjian", lagu ini bercerita tentang keprihatinannya terhadap permasalahan di
Papua. Dan lagu ini dibagikan secara gratis melalui situs resmi Rolling Stone Indonesia.
Glenn berkolaborasi dengan Tohpati, menyanyikan lagu "Jejak Langkah". Dalam tahun
2011 bersama Sandy Sondhoro dan Tompi membuat "Trio Lestari"
BIOGRAFI RAS MUHAMAD

"Ras Muhamad" terlahir dengan nama"Muhammad Egar", lahir 29 Oktober 1980 di


Jakarta, anak tunggal pasangan Rivai seorang dokter akupuntur dan Wening seorang pegawai
negeri sipil di Departemen Luar Negeri, setelah menamatkan pendidikan dasar di Jakarta, dia
hijrah mengikuti sang Ibu ke Amerika karena kebetulan waktu itu ditugaskan di sana.

Nama Ras Muhammad sendiri dia dapatkan ketika dia berada di Brooklyn, Ras yang
berarti bung ( kosa kata bahasa Jamaika ) dan akar kata dari Rastaman yang berarti orang yang
telah memahami filsuf atau ajaran Rastafari, bisa diartikan juga sebagai Prince atau putra
bangsawan ( dalam bahasa Amharik - Ethiopia ), sedangkan nama Muhammad nya sendiri dari
awalan nama lahirnya, dan dari situlah akhirnya Muhammad Egar lebih tenar dan terkenal
dengan nama Ras Muhammad.

Pada tahun 2003 menjelang kepulangannya ke Indonesia Ras Muhamad banyak


bersentuhan dengan musisi reggae asal Jamaica di Brooklyn, dan sewaktu SMA dia pernah
membuat band dan untuk pertama kalinya di nyanyi di Queens New York, Ras menyebut jenis
musik"Reggae" yang dia bawakannya sebagai"Dancehall" yaitu sebuah perpaduan reggae dan
hip-hop, ia juga banyak belajar musik reggae dari musik yang dimainkan"Bob Marley", bukan
hanya belajar tentang musiknya saja dia juga mempelajari filosofi reggae itu sendiri, Ras
Muhammad sangat identik dengan nyanyian-nyanyian rakyat karena itu menurutnya musik
reggae akan kehilangan rohnya jika mengabaikan atau masa bodoh dengan ketidak adilan,
penindasan, dan ketimpangan sosial.

Sebagai seorang musisi reggae dia sangat gencar mengkampanyekan anti kekerasan dan
penindasan dan bukan hanya lewat lagu tapi lewat media sosial juga tak jarang dia berusaha untu
melawan kekuasaan yang hanya membuat sengsara saja.
Selain itu Ras Muhamad juga banyak belajar untuk menyelami filosofi dari
musik"reggae" dan ajaran-ajaran dari ideologi rastafari, karena itu setiba di Indonesia Ras
berusaha merekonstruksi pikiran orang mengenai musik reggae, musik reggae dan rambut
gimbal tidak identik dengan yang namanya narkoba, ganja, minuman keras dan gaya hidup santai
tak tentu arah.

Di mata masyarakat sering terjadi kesalah pahaman, mengaitkan musik reggae dan
rastafari dengan drugs, musik reggae bukan hanya sebatas musik pantai dengan panorama pohon
kelapa, atau pun musik yang tidak terlalu memikirkan masa depan, menurut dia musik reggae
mengandung ajaran-ajaran moral, semangat perjuangan, kehidupan dan kesederhanaan, begitu
juga dengan paham rastafari sendiri sungguh sangat menjunjung tinggi kebersihan, kerapihan
dan religiusitas.

Citra negatif yang menempel lekat pada musik dan musisi reggae itu pun berdampak
sama terhadap para penggemar musik reggae sendiri yang sudah di cap dan dikonotasikan
dengan narkoba dan kriminalitas.

Ras Muhammad dalam segi pemikrannya banyak mengadopsi dan terinspirasi oleh
tokoh-tokoh dunia seperti Pemimpin perjuangan Ethiopia Haile Selassie yang punya pemikiran
yang progresif, mempromosikan multilateralisme, kolektifisme dan menentang feodalisme, tak
jarang Ras juga mengawinkan ideologi dari ajaran Rastafari dengan ajaran dari mantan
pemimpin kita Bung Karno yang sama-sama punya dasar prinsip yang sama yaitu anti
perbudakan.

Sosok Ras Muhammad dalam segi warna musik reggae yang diusungnya tidak hanya
dekat dengan dengan musisi ataupun jenis musik yang sama saja, dia juga berusaha untuk
menyatukan genre reggae dengan genre lainnya seperti punk misalnya, terbukti pada tahun 2013
dia berkolaborasi dengan"Superglad" lewat album milik superglad sendiri yang
berjudul"Berandalan Ibu Kota" dan pada kesempatan itu pula Ras membawakan sebuah judul
lagu yang berjudul"Satu Jiwa Satu Nyawa". Di pentas lainnya, seperti di Festival Musik Wake
Skate&Music yang diadakan Rip Curl 25-26 Januari 2014, Ras berkolaborasi dengan"Nath The
Lions" dengan membawakan single yang berjudul"Let Your Light Shine.

Sejumlah tur dunia yang pernah dilakoninya, membuktikan keberadaan Ras Muhamad di
belantika Musik Internasional termasuk aktualisasi diri dan kepekaan sosial Ras sebagai"Duta
Reggae Indonesia. Dan sebagai bentuk nyatanya pada 17 Februari 2013 silam Ras pernah
meluncurkan sebuah buku yang berjudul Negeri Pelangi yang mana dalam buku tersebut dia
menulis dan menceritakan sendiri, perjalanannya selama berada di negara Ethiopia dimana
pertama kali musik reggae muncul.

Di bulan Mei 2014 mendatang Ras akan merilis album baru yang rencananya di album
barunya tersebut Ras akan menggandeng dan berkolaborasi dengan musisi dari Jamaika, dan
akan dirilis oleh label dari Jerman. Bagi Ras Muhammad sendiri album barunya tersebut bukan
hanya merupakan suatu lompatan besar dalam karirnya tapi juga sebagai tanda kalau musik
reggae bisa sejajar dengan genre musik lainnya.

Anda mungkin juga menyukai