Anda di halaman 1dari 26

TUGAS MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI DAN

OLAHRAGA
‘BULU TANGKIS’

NAMA : LUTFI PERMANA


KELAS : XI MIPA 1

SMA NEGERI 102 JAKARTA


Jalan Kayu Tinggi Cakung, Jakarta Timur
13910 4604674, 46827360 4604674
Kata Pengantar

Puju syukur penulis ucapkan kehadapan Tuhan Yang Maha


Esa karena berkat rahmat-Nya makalah yang berjudul
Permainan Bulu Tangkis ini dapat terselesaikan sesuai dengan
yang diharapkan dan tepat pada waktunya. Makalah yang
membahas tentang sejarah, tehnik dasar dan peraturan dalam
permainan bulu tangkis ini merupakan tugas akhir dari mata
kuliah umum olahraga. Dalam penulisan makalah ini penulis
merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak.

Semoga makalah ini bermamfaat untuk para pembaca.

Jakarta, 17 Juni 2019

                                                  
Lutfi Permana
Daftar Isi

                                                                 
Cover                                                                                  
Kata Pengantar                                               
Daftar Isi                                                          

BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang                                             
1.2 Rumusan Masalah                                        
1.3 Tujuan Penulisan                                          
                                  
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Bulu Tangkis                               
2.2 Sejarah Permainan Bulu Tangkis                  
2.3 Peraturan Permainan Bulu Tangkis              
2.4 Teknik Dasar Bermain Bulu Tangkis          

BAB III Penutup


3.1 Kesimpulan                                                  
3.2 Saran                                                            
Daftar Pustaka

BAB I
Pendahuluan

1.1  Latar Belakang

Permainan bulutangkis merupakan salah satu jenis olahraga


yang terkenal di dunia. Olahraga ini dapat menarik minat bagi
berbagai kelompok umur, berbagai tingkat keterampilan, dan
pria maupun wanita memainkan olahraga ini di dalam atau di
luar ruangan untuk tujuan rekreasi, dan juga sebagai ajang
persaingan. Permainan bulutangkis merupakan permainan
yang bersifat individual yang dapat dilakukan dengan cara
satu orang melawan satu, atau dua orang melawan dua orang.
Permainan ini mudah dilaksanakan karena alat pemukulnya
ringan, bola mudah dipukul, tidak membutuhkan lapangan
yang luas, bahkan dapat dimainkan di dalam maupun di luar
ruangan, serta dapat dimainkan oleh siapa saja. Oleh karena
itu, permainan bulutangkis dapat berkembang pesat. Di
Indonesia, olahraga bulutangkis mengalami perkembangan
pesat karena tak lepas dari kerja keras pelatih, atlet, dan
pengurus, dalam pembinaan atlet bulutangkis. Hal ini dapat
dilihat dari prestasi yang diraih dalam kejuaraan-kejuaraan
yang diikuti oleh atlet Indonesia, seperti kejuaraan Thomas
Cup, Uber Cup, All England, Olimpiade, dan sebagainya.
Prestasi bulutangkis yang diraih bukanlah hal yang cepat dan
mudah, semua itu melalui proses yang panjang, dan
membutuhkan waktu yang lama, mulai dari pemasalan,
pembibitan, hingga pembinaan secara terpadu, terarah, dan
berkelanjutan. Partisipasi dari semua pihak, baik dari
pemerintah melalui sekolah, maupun dari masyarakat sangat
diperlukan guna pembinaan dan pengembangan olahraga
bulutangkis, misalnya melalui perkumpulan atau klub. Dari
keduanya diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
peningkatan dan pengembangan olahraga, termasuk
bulutangkis.

Secara sistematik, untuk bisa bermain bulu tangkis dengan


tepat dan baik perlu dilakukan yaitu latihan yang dilakukan
secara terencana dan terprogram yang didasarkan pada
pelaksanaan yang benar dan teratur. Secara sistemik, yakni
berbagai komponen latihan yang terkait harus dilaksanakan
secara terpadu. Melihat banyaknya unsur latihan yang terkait,
maka perlu adanya strategi pendekatan yang tepat.

1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Bagaimana sejarah permainan Bulu tangkis?
2. Apa sajakah peraturan dalam permainan bulu tangkis?
3. Dan bagaimana teknik dasar dalam bermain permainan
bulu tangkis?

1.3  Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini salah satunya yaitu untuk


menyelesaikan tugas akhir mata kuliah umum bulu tangkis
dan tentunya untuk menambah pengetahuan penulis dan
pembaca tentang permainan bulu tangkis atau mungkin
menumbukan minta dan bakat para pembaca dengan
membaca makalah ini.

BAB II
Pembahasan

2.1  Pengertian Bulu Tangkis

Bulu tangkis adalah cabang olahraga yang termasuk ke dalam


kelompok olahraga permainan. Bulu tangkis dapat dimainkan
di dalam maupun di luar ruangan, di atas lapangan yang
dibatasi dengan garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar
tertentu. Olahraga bulutangkis dimainkan di atas lapangan
yang di batasi dengan garis-garis dalam ukuran panjang dan
lebar tertentu. Lapangan di bagi dua sama besar dan di
pisahkan oleh net yang direnggangkan di kedua tiang net yang
ditanam di pinggir lapangan.

Bulutangkis adalah suatu permainan yang menggunakan


sebuah raket dan shuttlecock yang di pukul melewati sebuah
net. Permainan dimulai dengan cara menyajikan bola atau
service, yaitu memukul bola dari petak service kanan ke petak
servis kanan lawan, sehingga jalan bola menyilang.
2.2  Sejarah Permainan Bulu Tangkis

Olah raga yang menggunakan bola dan raket ini berkembang


di Mesir kuno sekitar 2000 tahun lalu. Nenek moyangnya
adalah sebuah permainan Tionghoa bernama Jianzi yang
melibatkan penggunaan bola tetapi tanpa raket. Objek atau
misi permainan ini adalah untuk menjaga bola agar tidak
menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan
tangan.

Di Inggris sejak zaman pertengahan, permainan ini dimainkan


oleh anak-anak disebut dengan Battledores atau Shuttlecocks,
raketnya memakai dayung/tongkat (Battledores). Ini cukup
populer di jalan-jalan London pada tahun 1854 ketika majalah
Punch mempublikasikan kartun untukpermainan ini.
Penduduk Britania membawa permainan ini ke Jepang,
Tiongkok, dan Siam selagi mereka mengolonisasi Asia. Ini
kemudian dengan segera menjadi permainan anak- anak di
wilayah setempat mereka. Olah raga kompetitif bulutangkis
diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune, India pada
abad ke-19 saat mereka menambahkan jaring/net dan
memainkannya secara bersaingan. Oleh sebab itu kota Pune
dikenal sebelumnya sebagai Poona, pada masa itu permainan
tersebut juga dikenali sebagai Poona. Para tentara membawa
permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah raga ini
mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam
sebuah pamflet oleh Isaac Spratt, seorang penyalur mainan
Inggris, berjudul“Badminton Battledore – a new game” Ini
melukiskan permainan tersebut dimainkan di Gedung
Badminton (Badminton House), estat Duke of Beaufort’s di
Gloucestershire, Inggris.

Rencengan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub


Badminton Bath pada 1877. Asosiasi Bulutangkis Inggris
dibentuk pada 1893 dan kejuaraan internasional pertamanya
berunjuk-gigi pertama kali pada 1899 dengan Kejuaraan All
England. Bulutangkis menjadi sebuah olah raga populer di
dunia, terutama di wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang
saat ini mendominasi olah raga ini, dan di negara-negara
Skandinavia. Federasi Bulutangkis Internasional (IBF)
didirikan pada 1934 dan membukukan Inggris, Irlandia,
Skotlandia, Wales, Denmark, Belanda, Kanada, Selandia
Baru, dan Prancis sebagai anggota-anggota pelopornya. India
bergabung sebagai afiliat pada 1936. Olah raga ini menjadi
olah raga Olimpiade Musim Panas di Olimpiade Barcelona
tahun 1992. Indonesia dan Korea Selatan sama-sama
memperoleh masing-masing dua medali emas tahun itu.

Perkembangan Bulutangkis di Indonesia tidak dapat


dipisahkan dengan perkembangan bangsa Indonesia, sejak
masa sebelum revolusi fisik, gerakan kemerdekaan, sampai
dengan periode pembangunan masa orde baru dewasa ini.
Beberapa orang Belanda membawa jenis cabang. olahraga ini,
serta pelajar-pelajar Indonesia yang pulang belajar dari luar
negeri, dengan cepat menjadikan cabang olahraga ini digemari
masyarakat. Pada sekitar tahun 40 – an, cabang ini telah
merasuk di setiap pelosok masyarakat. Namun cabang
olahraga ini baru menemukan bentuk organisasinya setelah
tiga tahun diselenggarakan PON I di Solo 1948. Tepatnya
tanggal 5 Mei 1951, Persatuan Bulutangkis Indonesia baru
terbentuk disingkat PBSI di kota Bandung. Kegiatan yang
semarak, pertandingan kompetisi yang teratur, dalam waktu
tujuh tahun telah membuahkan hasil yang positif yakni
keberhasilan merebut Thomas Cup, lambang supremasi dunia
Bulutangkis. Hampir tidak masuk akal menurut pertimbangan
ilmiah, bangsa yang baru saja hancur karena perang
kemerdekaan, ternyata mampu meraih prestasi gemilang di
dunia internasional. Keberhasilan ini tidak saja mengejutkan
dari arti prestasi, tetapi juga memberikan pengaruh yang
mantap. Keberhasilan itu sekaligus menarik perhatian
pemerintah masyarakat, sehingga sejak tahun 1958 itu, PBSI
tidak lagi bekerja seorang diri. Tidak saja hasil di Thomas
Cup, sejak saat itu para pemain Indonesia mampu
menunjukkan prestasinya di berbagai turnamen internasional,
seperti All England, Asian Games, Uber Cup dan lain-lainnya.
Oleh karena perkembangannya sudah cukup luas, maka perlu
didirikan organisasi yang akan mengatur kegiatan
bulutangkis. Organisasi tersebut diberi nama “Internasional
Badminton Federation” (IBF) pada tanggal 5 Juli 1934. Di
Indonesia sendiri dibentuk organisasi induk tingkat nasional
yaitu Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pada
tanggal 5 Mei 1951. Kemudian pada tahun 1953 Indonesia
menjadi anggota IBF. Dengan demikian Indonesia berhak
untuk mengikuti perandingan-pertandingan Internasional.

2.3  Peraturan Permainan Bulu Tangkis


Peraturan permainan bulutangkis ditetapkan oleh WBF
(World Badminton Federation). Beberapa peraturan tersebut
adalah :

1. Ukuran Lapangan
a. Garis di dalam lapangan ditandai dengan warna putih,
hitam, atau warna lainnya yang terlihat jelas, dengan tebal
garis 3,8 cm (1½ inci). Dalam menandai lapangan, lebar dari
garis tengah lapangan harus dibagi dua, sama antara bidang
servis kanan dan kiri. Ketebalan garis servis pendek dan garis
servis panajng (masing-masing 3,8 cm atau (1½ inci) harus
berada di dalam ukuran 13” atau sama dengan 3,96 m yang
dicantumkan sebagai panjang lapangan servis, dan ketebalan
dari semua garis batasnya (masing-masing 3,8 cm atau 1½
inci) harus berada dalam batas ukuran yang telah ditentukan.
b. Jika ruang yang tersedia tidak memungkinkan pemberian
tanda batas lapangan untuk permainan ganda, dapat dibuat
tanda-tanda hanya untuk permainan tunggal. Garis batas
belakang juga menjadi garis servis panjang, dan tiang-tiang
atau garis batas pada jaring akan ditempatkan pada garis
samping lapangan.

2. Tiang
Tinggi kedua tiang adalah 155 cm (5 kaki 1 inci) dari lantai.
Tiang harus kuat, agar jaring tegang dan lurus dan
ditempatkan pada garis batas samping lapangan.

3. Jaring
Jaring harus dibuat dari tali halus yang dimasak dan dijala
dengan jaring 1,6 cm sampai dengan 2, 0 cm. Jaring harus
terentang 76 cm. Ujung atas jaring harus berada 152 cm (5
kaki) dari lantai pada pertengahan lapangan dan 155 cm dari
lantai pada tiang-tiangnya. Jaring harus mempunyai tepi dari
pita putih selebar 3,8 cm, serta bagian tengah pita tersebut
didukung oleh kawat atau tali, yang ditarik dan ditegangkan
dari ujung-ujung tiang.
4. Kok atau Shuttlecock
Sebuah shuttlecock harus memiliki berat 4,8-5,6 gram dan
mempunyai 14-16 helai bulu yang dilekatkan pada kepala dari
gabus yang berdiameter 2,5-2,9 cm. Panjang bulu dari ujung
bawah sampai ujung yang menempel pada dasar gabus
kepalanya adalah 6,2 – 6,9 cm. Bulu-bulu ini menyebar
menjauhi gabus dan berdiameter 5,5-6,3 cm pada ujung
bawahnya, serta diikat dengan benang atau bahan lain cocok
sehingga kuat.

5. Pemain
Permainan harus dimainkan oleh masing-masing satu
permainan di satu sisi lapangan (pada permainan tunggal) atau
masing-masing dua pemain di satu sisi (pada permainan
ganda). Sisi lapangan tempat tim yang mendapat giliran
melakukan servis dinamakan sisi dalam (inside), sedangkan
sisi yang timnya menerima servis dinamakan sisi luar
(outside).

6. Pengundian
Sebelum pertandingan dimulai, wasit memanggil kedua
tim/pemain yang berlawanan untuk mengundi pihak yang
berhak melakukan servis pertama dan memilih sisi lapangan
bagi timnya untuk memulai permainan.

7. Penilaian
Ada beberapa macam penilaian :
a. Jumlah nilai (skor) permainan ganda atau tunggal putra,
terdiri atas 15 angka, seperti yang telah ditentukan
sebelumnya. Misalnya, dalam pertandingan dengan nilai 15,
bila kedua belah pihak telah mencapai angka 14 sama. Pihak
yang pertama kali memperoleh angka 14 dapat menambahkan
nilai akhir dengan 3 angka (dikenal dengan sebutan setting
game). Jika pertandingan telah ditetapkan (diset), maka nilai
awal yang ditentukan dinamakan “love-all”. Pihak pertama
yang mencapai angka 3 dinyatakan sebagai pemenang.
b. Jumlah skor pada pertandingan tunggal putri adalah 11
angka. Jika telah dicapai angka 10-10 , maka pihak yang lebih
dahulu mencapai angka 10 berhak menambah nilai tambahan
akhir dengan 3 angka. Pihak yang pertama mencapai 3 angka
dinyatakan sebagai pemenang. c. Kedua pihak yang
bertanding akan memainkan tiga sel pertandingan untuk
menentukan pemenang. Pemain yang mampu memenangkan
lebih dahulu 2 sel pertandingan (2 games) akan dinyatakan
sebagai pemenang. Pemain akan bertukar sisi lapangan
(tempat) pada setiap akhir suatu game. Pada game ketiga,
pemain juga akan berpindah lapangan ketika nilai akhir
mencapai :

1) Skor 8 pada pertandingan dengan 15 angka


2) Skor 6 pada pertandingan dengan 11 angka
3) Skor 11 pada sistem reli poin 21 angka

Keterangan : Aturan reli poin adalah 1 game terdiri atas 21


poin. Jika kedua pemain mencapai poin 20-20, maka
terjadilah deuce (yus). Pemenang dapat ditentukan jika telah
muncul selisih 2 poin (misalnya 22-20). Bila selisih masih 1
poin (21-20), pemenang belum dapat ditentukan. Angka
maksimal tiap game adalah 30. Dengan demikian, jika terjadi
poin 29-29, maka pemenangnya adalah pemain yang terlebih
dulu mencapai angka 30.

8. Pertandingan Ganda
Beberapa peraturan dalam pertandingan ganda adalah sebagai
berikut :
a. Telah ditetapkan pihak mana yang akan melakukan servis
pertama pemain di bidang servis kanan memulai pukulan
servis ke arah lawan yang berdiri secara diagonal
dihadapannya.
b. Pukulan servis pertama yang dilakukan pihak berada di sisi
dalam lapangan selalu dilakukan dari bidang servis kanan.
c. Hanya pemain yang menjadi “sasaran” servis saja yang
boleh menerima servis. Jika shuttlecock tersentuh atau
dipukul oleh pemain pasangannya, pihak yang berada disisi
dalam mendapat angka.
d. Hanya satu pemain pada pihak yang melakukan servis
permulaan atau pertama dari suatu pertandingan yang dapat
melakukan pukulan servis tersebut.
e. Jika seorang pemain melakukan servis yang tidak pada
gilirannya atau dari sisi lapangan yang salah, dan pihak yang
melakukan servis yang memenangkan reli tersebut, maka akan
terjadi let kembali yang harus diajukan sebelum pukulan
servis berikut dilakukan.

9. Pertandingan Tunggal
Dalam pertandingan tunggal, peraturan 8a dan 8e berlaku
pada pertandingan tunggal. Tambahan peraturan untuk
pertandingan tunggal adalah sebagai berikut:
a. Permaianan akan melakukan servis dari atau menerima
servis dari bidang servis kanan hanya bila nilai pelaku servis
adalah 0 atau angka genap
pertandingan. Servis dilakukan dan diterima dari bidang servis
kiri bila nilai pelaku servis merupakan angka ganjil.
b. Kedua pemain yang bertanding akan mengubah bidang
servis tempat masing-masing pemain itu berdiri setiap kali
sebuah angka dibuat.

10. Kesalahan
Kesalahan yang dilakukan pemain yang berada pada sisi
dalam lapangan akan menggagalkan servis yang
dilakukannya. Jika kesalahan dilakukan oleh pemain yang
berada di sisi luar (sisi lapangan yang menerima servis), maka
satu angka diperoleh pihak yang berada di sisi dalam (sisi
lapangan yang melakukan servis).

11. Kesalahan terjadi jika


a. Saat melakukan servis, posisi shuttlecock pada saat
disentuh raket berada di atas ketinggian pinggang pemain;
atau salah satu bagian dari  kepala raket berada pada posisi
lebih tinggi dari salah satu bagian tangan pelaku servis yang
memegang raket ketika shuttlecock disentuh raket.
b. Saat melakukan servis, shuttlecock jatuh ke bidang servis
yang salah yakni ke sisi yang tidak berhadapan diagonal
dengan pelaku servis; atau jatuh di muka garis servis pendek;
atau jatuh dibelakang garis servis panjang; atau jatuh di luar
garis batas samping lapangan.
c. Kaki pelaku servis tidak berada dalam bidang servisnya,
atau kaki penerima servis tidak berada dalam bidang servisnya
yang terletak bersebarangan diagonal dan bidang servis
pelaku servis, sampai pukulan servis selesai dilakukan.
d. Sebelum atau ketika melakukan servis, salah satu pemain
melakukan gerak tipu atau pura-pura atau secara sengaja
mengejutkan lawannya.
e. Pada servis ataupun sedang reli, shuttlecock jatuh di luar
garis batas lapangan, melayang menembus atau di bawah
jaring, menyentuh langit-langit, menyentuh dinding samping,
atau menyentuh tubuh atau pakaian pemain.
f. Shuttlecock yang sedang dalam permainan dipukul sebelum
menyeberang ke sisi lapangan pihak yang melakukan pukulan.
g. Waktu shuttlecock dalam permainan, pemain menyentuh
jaring atau tiang penyangga dengan raket, bagian tubuh, atau
bajunya.
h. Shuttlecock menempel pada raket saat pukulan dilakukan
atau shuttlecock dipukul dua kali berurutan.
i. Saat dalam permainan, seorang pemain tersentuh
shuttlecock ketika ia berada di dalam atau di luar batas
lapangan.
j. Pemain menghalang-halangi lawan.

12. Umum
a. Pelaku servis tidak boleh melakukan servis hingga
penerima servis dalam keadaan siap. Penerima servis
dianggap siap jika ia melakukan gerakan untuk menerima
servis yang telah dibayangkan.
b. Pelaku dan penerima servis harus berdiri di dalam batas
bidang servisnya masing-masing dan bagian dari kedua kaki
pemain ini harus tetap bersentuhan dengan lantai, dalam
posisi diam, hingga shuttlecock disentuh raket.
c. 1) Jika saat servis atau reli, shuttlecock menyentuh dan
tidak melampui jaring, maka hal itu dianggap tidak sah.
2) jika saat servis dan reli, shuttlecock tersangkut pada net,
maka diajukan let.
3) jika penerima servis dinyatakan salah karena bergerak pada
saat servis sedang dilakukan, atau karena tidak berada dalam
batas bidang servis yang seharusnya, sementara pada saat
yang sama pelaku servis juga dinyatakan melakukan
kesalahan, maka diajukan let.
4) Jika diajukan let, permainan yang terjadi servis sejak servis
terakhir yang benar, tidak dihitung. Pemain yang baru saja
melakukan servis akan melakukan servis ulang, kecuali jika
peraturan lain telah ditetapkan.
d. Jika pelaku servis pada saat melakukan servis tidak
mengenai shuttlecock, maka ia dianggap melakukan
kesalahan (fault); tetapi jika shuttlecock tersentuh raket, servis
telah dianggap telah dilakukan.
e. Jika dalam permainan shuttlecock menyentuh jaring dan
tetap tersangkut disana, atau menyentuh jaring dan jatuh di
posisi pemukulnya, atau menyentuh lantai diluar lapangan;
dan pemain lawan menyentuh jaring atau shuttlecock dengan
raket dan tubuhnya, maka tidak ada pinalti, sebab shuttlecock
dianggap dalam permainan.
f. Jika pemain memukul shuttlecock dengan arah ke bawah ,
ketika berada dekat jaring dengan harapan bahwa shuttlecock
akan terpukul kembali olehnya, hal ini dianggap menghalangi
lawan. Maka wasit wajib menyatakan kesalahan (fault) atau
let, jika hal tersebut terjadi tanpa pemain mengajukannya. Jika
pemain mengajukan hal tersebut, maka wasit harus
memberikan keputusan.

13. Kontinuitas Permainan


Permainan harus berkelanjutan dari servis yang pertama
hingga akhir pertandingan, ketika tim menang diputuskan,
kecuali:
a. Pada internasional Badminton Championship dan Ladies
Internasional Badminton Championship harus diizinkan suatu
waktu istirahat (tidak lebih dari 5 menit) yakni antara
pertandingan kedua dan ketiga.
b. Di daerah yang kondisi cuacanya menyebabkan waktu
istirahat dibutuhkan (maksimal 5 menit), yakni antara
pertandingan kedua dan ketiga, baik untuk tunggal, ganda atau
keduanya.
c. Karena keadaan yang tak terhindarkan oleh pemain, wasit
dapat menunda permainan hingga waktu yang menurut
pertimbangannya dibutuhkan.

2.4  Teknik Dasar Bermain Bulu Tangkis

Dalam bermain bulutangkis, kita memerlukan teknik yang


tepat agar permainan kita tidak buruk atau setidak bisa
memukul kok lebih kuat karena menggunakan teknik yang
tepat. Berikut adalah teknik dasar dalam bermain bulu
tangkis:
2.4.1        Cara Memegang Raket (Grip)
Ada 2 cara yang dapat kita gunakan untuk memegang raket
secara benar, yaitu forehand grip dan backhand grip.
a. Forehand Grip

Pegangan forehand (pegangan dasar) Pegangan ini dapat di


peroleh dengan cara mendirkan raket yang sisinya tegak
dengan lantai Pegangan ini hampir sama dengan posisi tangan
sedang bersalaman.
b. Backhand Grip

Pegangan ini dapat di peroleh dengan jalan memutar


seperempat ke kanan dari pegangan forehead.
Cara Latihan:
Sebelum praktek melakukan latihan pukulan, perlu dilakukan
latihan untuk adaptasi menggerak-gerakkan pergelangan
tangan dengan tetap memegang raket dengan benar.
1. Peserta latih dibiasakan selalu memegang raket dengan jari-
jari tangan, luwes, dan tetap rileks, tetapi tetap mempunyai
tenaga.
2. Lakukan gerakan raket ke arah kanan dan kiri, dengan
menggunakan tenaga pergelangan tangan. Begitu juga
gerakan ke depan dan ke belakang, sehingga terasa betul
terjadinya tekukan pada pergelangan tangan. Gerakkan
pergelangan tangan ke atas dan ke bawah.
3. Memukul bola (kok) ke tembok.
4. Bouncing ball.

Sikap berdiri pada saat melakukan servis ada dua, yaitu :


1) Servis forehand dilakukan dengan cara pemain berdiri di
sudut depan garis tengah pada daerah servis kira-kira setengah
meter di belakang garis servis pendek. Kaki kiri di depan dan
kaki kanan di belakang, sementara berat badan bertumpu pada
kaki belakang. Pada saat kok dipukul, berat badan pindahkan
ke depan.
2) Servis backhand dilakukan dengan cara pemain berdiri di
sudut depan garis tengah pada daerah servis kira-kira setengah
meter di belakang garis pendek. Kaki kanan di depan dan kaki
kiri di belakang, berat badan berada di tengah dan pada saat
servis dilakukan berat badan pindahkan ke depan.
Sikap berdiri pada saat menerima servis, baik forehand
maupun backhand:
1) Sikap berdiri untuk permainan tunggaladalah berdiri pada
daerah servis kira-kira di tengah-tengah daerah servis dan satu
meter di belakang garis servis pendek.
2) Sikap berdiri untuk permainan ganda adalah pemain lebih
maju ke depan tetapi tidak melewati garis servis pendek. Kaki
kiri di depan dan kaki kanan di belakang. Berat badan berada
di kaki depan dengan posisi labil (kedua kaki agak jinjit).
Pada saat servis dilakukan berat badan dipindahkan ke arah
datangnya kok, mungkin ke depan atau belakang tergantung
pada jenis servis.

Sikap berdiri pada saat rally


Sikap ini sangat bervariasi, tergantung pada posisi pemain,
apakah ia melakukan serangan atau bertahan. Juga harus
diperhatikan dari mana arah datangnya kok, apakah dari
depan, belakang, di atas kepala, di samping atau di bawah.
Sebagai patokan, sikap berdiri pemain tunggal dianjutkan
untuk selalu berdiri di tengah-tengah lapangan dan kedua kaki
tidak sejajar.

Gerak Kaki (Foot Work)


Gerak kaki atau kerja kaki adalah gerakan langkah-langkah
yang mengatur badan untuk menempatkan posisi badan agar
memudahkan pemain dalam melakukan gerakan memukul
kok sesuai dengan posisinya.
2.4.2 TeknikPukulan

1.PukulanServis
 Pukulan servis merupakan pukulan dengan raket
untuk menerbangkan shuttlecock ke bidang lapangan lawan
secara  diagonal dan bertujuan sebagai permulaan
permainan. Macam-macam pukulan servis, yaitu:

Pukulan Servis Drive


Tujuan dari servis drive adalah memukul kok dengan cepat,
mendatar, dan setipis mungkin melewati net. Sasarannya
adalah sudut titik-titik perpotongan antara garis belakang
dengan garis tengah lapangan.  Cara melakukan pukulan
servis ini adalah dengan melemparkan kok agak jauh dari
badan.  Lengan bergerak bebas dan leluasa dalam
mengayunkan raket.

Pukulan Servis Pendek


Servis pendek adalah servis di mana kok melintas tipis
melewati net. Pukulannya mengarahkan kok ke sudut
perpotongan garis servis depan dengan garis tengah atau garis
servis dan garis tepi. Coba Anda lakukan servis pendek
dengan cara berikut ini.
1. Tangan kanan memegang raket dan tangan kiri memegang
kok.
2. Perpindahan berat badan dimulai dari kaki belakang ke kaki
depan.
3. Ayunkan raket dari belakang setinggi bahu ke depan.
4. Lepaskan kok dan pukullah kok dengan penuh atau dipotong.

Pukulan Servis Panjang


Servis panjang bertujuan menerbangkan kok setinggi-
tingginya sehingga jatuh ke garis belakang bidang lapangan
lawan. Pada permainan tunggal, servis panjang dilakukan
dengan memukul penuh kok. Untuk melakukan pukulan servis
panjang, Anda dapat melakukan cara berikut.
1. Letakkan kaki kiri ke depan.
2. Titik berat badan berada di antara kedua kaki.
3. Ayunkan tangan yang memegang raket ke belakang sampai
setinggi bahu.
4. Pukullah kok setelah ayunan sampai di depan badan dengan
mencambukkan pergelangan tangan.

Pukulan Servis Cambukan


Servis cambukan menerbangkan kok ke belakang. Hasil
pukulan ini bisa membingungkan lawan sehingga kok jatuh
tanpa disadari pihak lawan. Sasaran servis ini adalah sudut
perpotongan garis tepi dengan garis belakang dan sudut
perpotongan garis belakang dengan garis tengah. Servis ini
caranya sama dengan servis biasa. Tetapi, pukulan mendadak
dicambukkan saat raket menyentuh kok.

2. Pukulan Lob
Pukulan lob adalah pukulan dalam permainan bulutangkis
yang bertujuan untuk menerbangkan shuttlecock setinggi
mungkin mengarah jauh ke belakang garis lapangan lawan.
Pukulan lob dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Overhead lob, yaitu pukulan lob yang dilakukan dari atas
kepala dengan cara menerbangkan shuttlecock melambung ke
arah belakang.
b. Underhand lob, yaitu pukulan lob yang dilakukan dari
bawah dengan cara memukul shuttlecock yang berada di
bawah badan dan di lambungkan tinggi ke belakang.

3. Pukulan Smash
Smash adalah suatu jenis pukulan yang dilakukan dengan
tenaga keras dan umumnya ditujukan untuk meraih skor
yang mengarah kebawah lapangan lawan pada olahraga
bulutangkis, tenis, dan voli.

A. Berikut adalah saran untuk melakukan smash pada


permainan bulutangkis:
1. Jangan gunakan tenaga yang banyak dulu, konsentrasikan
dulu pemakaian tenaga pergelangan tangan.
2. Percepat gerakan memukul kok dengan memakai tenaga
dari pergelangan tangan.
3. Pembangkitan tenaga saat melakukan smash harus
cepat/seketika dan fokuskan perpindahan tenaga dari kepala
raket ke kok.
4. Jangan pergunakan tenaga yang banyak sebelum tekniknya
benar.

B. Posisi pegangan raket (grip) saat melakukan


smash:
1. Pegangan (grip) mesti relax dulu sebab dengan begitu kita
baru bisa memakai tenaga pergelangan tangan secara keras
kebawah.
2. Pakailah pegangan grip yang sesuai dengan style masing-
masing pemain, misalnya bahan yang terbuat dari kain atau
karet atau sejenisnya.
3. Jangan pegang ujung raket terlalu keras sebab saat smash
gerakan akan menjadi kaku.
4. Sebelum smash pegangan grip mesti relax, per-erat jari-jari
tangan hanya pada saat pemukulan kok saja.
5. Posisi badan, kaki, tangan dan timing harus juga
diperhitungkan.

C. Beberapa tips untuk melakukan smash yang kuat (powerful


smash):
1. Kok harus tinggi dan juga berada di depan badan si pemain.
2. Pada saat memukul kok, pergelangan tangan memukul dengan
cepat kearah bawah dan ke arah dalam, kepala raket mengenai
kok langsung pada posisi tegak lurus terhadap kok.
3. Saat memukul kok, kita harus mempercepat pergelangan
tangan dan pemakaian tenaga mesti fokus, jari-jari memegang
grip dengan cukup ketat untuk menambah ledakan dan
mempercepat laju kepala raket.

BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan 

Permainan bulutanngkis merupakan permainan yang sangat


digemari di Indonesia. Permainan ini membutuhkan tempat
yang tidak terlalu luas untuk memainkannya. Permainan ini
minimal dapat dimainkan oleh dua orang dan maksimal oleh
empat orang.
3.2  Saran

Permainan bulutangkis harus dibina sejak usia dini untuk


menghasilkan bibit atlit yang berpotensi. Untuk itu atlit alit
besar Indonesia perlu mendidik anak usia dini dalam bermain
bulutangkis agar dapat mengangkat nama baik Bangsa
Indonesia.

Daftar Pustaka

Anonim. Peraturan Permainan Bulu Tangkis. Diakses pada


tanggal 10 Desember 2013. Pukul 21.00.
Dihttp://prismakehidupan.wordpress.com/.

Fourtofour, Aris. 2012. Sejarah Olahraga Bulu


Tangkis (Badminton). Diakses pada tanggal 10
Desember 2013. Pukul 20.35.
Dihttp://www.kumpulansejarah.com/2012/11/sejarah-
olahraga-bulu-tangkis-badminton.html?m=1.

 Ihsan, Azam. 2013. Teknik Dasar Permainan


Bulutangkis. Diakses pada tanggal 10 Desember 2013.
Pukul 20.30. Di
http://azamihsan87.blogspot.com/2013/01/b-tehnik-
dasar-permainan-bulutangkis.html?m=1.

Anda mungkin juga menyukai