Berfikir secara filsafat dapat diartikan sebagai berfikir secara mendalam sampai
pemahaman secara hakikat, maka dari itu bisa dikatakan filsafat adalah suatu disiplin ilmu
yang mempelajari tentang metode berfikir secara komprehensif sehingga bisa disimpulkan
bahwa guna belajar filsafat adalah untuk bisa menganalisa dan mencari solusi dari
permasalahan yang ada sesuai dengan realita, serta solusi itu bisa direalisasikan.
Filsafat
juga memiliki cirri pemikiran yang tidak boleh terlewatkan dalam melakukan perenungan.
Keempat Holistik
merupakan menyeluruh, dalam memandang suatu permasalahan, tidak bisa kita pandang
hanya sebagian saja, karena kita tidak akan mendapat
Kelima
Radikal adalah ketika menyelesaikan suatu masalah, filsafat akan menyelesaikan secara
radikal yakni sampai pada akar-akarnya atau mendasar, hingga menumukan sebuah penyelesaian.
sebagai berikut :
1. Harus sistematis. Pemikiran yang sistematis ini dimaksudkan untuk menyusun suatu pola
pengetahuan yang rasional. Sistematis adalah masing-masing unsur saling berkaitan satu
2. Harus konsepsional. Secara umum konsepsional berkaitan dengan ide atau gambaran yang
melekat pada akal pikiran yang berada dalam intelektual. Gambaran tersebut mempunyai
3. Harus koheren. Koheren atau runtut adalah unsur-unsurnya tidak boleh mengandung
uraian-uraian yang bertentangan satu sama lainnya. Koheren atau runtut didalamnya
4. Harus rasional, yaitu unsur-unsurnya berhubungan secara logis. Artinya pemikiran filsafat
5. Harus sinoptik, yaitu pemikiran filsafat harus melihat hal-hal secara menyeluruh atau
6. Harus mengarah kepada pandangan dunia. Pemikiran filsafat sebagai upaya untuk
memahami semua realitas kehidupan dengan jalan meyusun suatu pandangan (hidup)
dunia, termasuk didalamnya menerangkan tentang dunia dan semua hal yang berada
didalamnya (dunia).
Karakteristik berfikir filsafat juga dikemukakan oleh Nasution (2016: 30-31), yaitu sebagai
berikut :
2. Universal, yaitu berpikir secara menyeluruh. Tidak terbatas pada bagian-bagian tertentu,
tapi mencakup keseluruhan aspek yang konkret dan abstrak atau yang fisik dan metafisik.
4. Koheren dan konsisten yaitu sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir logis. Sedangkan
5. Sistematik, yaitu berpikir logis, yang bergerak selangkah demi selangkah (step by step)
7. Bebas. Pemikiran filsafat boleh dikatakan merupakan hasil pemikiran yang bebas, yakni
sendiri.
Logika
Mantiq dalam bahasa Arab berasal dari kata kerja Nataqa yang
Kegunaan Logika
sebagai berikut :
efisien).
3. Membuat seseorang mampu membedakan alur pikir
kesesatan.
9. Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
benarlah ia”.
tanaqud)
yang kontradiktoris tidak mungkin bersama-sama secara simultan. Jika dirumuskan maka akan berbunyi
“Tidak ada
salah”.
Penalaran
1. Penalaran langsung
Pada penalaran tidak langsung dapat diuraikan per- bedaannya dengan penalaran langsung. Di dalam
penalaran tidak
konklusi ditarik dari dua premis, tidak dari satu premis seperti di
proposisi itu.
CONVERSE.
atas prinsip-prinsip: Subjek convertend menjadi predikat converse Predikat convertend menjadi
subjek converse Kualitas converse sama dengan kualitas convertend, artinya
kalau convertend afirmatif converse juga afirmatif kalau convertend negatif, converse juga negatif
Term yang tidak tersebar dalam convertend, tidak dapat pula
universal
Ada dua jenis yaitu inverse, yaitu inversi penuh dan inversi
sebagai berikut :
invertendnya
invertendnya.
dapat diinversikan.
terus menerus kita menarik konklusi dengan conversi dan obversi berganti- ganti, sampai kita
menemukan konklusi yang dikehendaki. Akan tetapi kalau
kita mulai dengan obverse ternyata kita tidak dapat terus, maka kita harus
1. Sensasi
Sensasi berasal dari kata “sane” yang artinya alat pengindra, yang
dapat memahami kualitas fisik lingkungannya. Lebih dari itu, melalui alat
2. Persepsi
2. Memori
dimana.
disimpan.
yang jelas.
konsep dan lambang, sebagai pengganti objek dan peristiwa. Berpikir kita
generalisasi.
kriteria tertentu.