Anda di halaman 1dari 4

Metode Deduksi (Deduction)

Siapapun yang mengenal Sherlock Holmes, pastinya tidak asing lagi dengan yang namanya metode
deduksi. Metode ini sering digunakan holmes dalam memecahkan kasus-kasusnya. Sebenarnya teori ini
sering digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari baik secara sadar maupun tidak. Kemampuan
pengguna teori ini tergantung pemahaman seseorang akan suatu hal berdasarkan ilmu atau wawasan
yang dimilikinya. Misalnya seorang koki professional dapat mengetahui bahan-bahan dalam suatu
masakan hanya dengan mencicipinya sedikit. Hal itu termasuk deduksi walaupun mereka tidak
menyadarinya. Hal ini secara alamiah menjadikan deduksi menjadi bagian dari cara pikir manusia.

Secara umum, Metode deduksi yaitu penarikan kesimpulan dari keadaan yang umum atau penemuan
yang khusus dari yang umum. Metode deduksi akan membuktikan suatu kebenaran baru berasal dari
kebenaran-kebenaran yang sudah ada dan diketahui sebelumnya (berkesinambungan). Metode deduksi
umumnya dipakai pada bidang matematika untuk membuat turunan-turunan rumus yang lebih
simpel.Dalam karangan penerapan penalaran deduktif ini tampak pada pernyataan umum yang
dituangkan dalam kalimat utama yang kemudian menuju pada beberapa kalimat penjelas.

Deduksi dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Silogisme Kategorial

Silogisme Katagorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorik. Proposisi yang
mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor
(premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek). Yang
menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
Contoh :
My : Semua mahluk hidup membutuhkan udara.
Mn : Hewan adalah mahluk hidup .
K : Hewan membutuhkan udara.

2. Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila
premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh :
My : Ular berada di dalam kandang atau di luar kandang.
Mn : Ular berada di luar kandang.
K : Jadi, ular tidak berada di dalam kandang.

3. Silogisme Hipotesa
Silogisme hipotesis yaitu silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional
hipotesis. Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya
membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Contoh :
My : jika tidak ada uang, manusia sangat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Mn : Uang tidak ada.
K : Jadi, manusia akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

4. Entimen
Entimen adalah silogisme yang di pendekkan.
Contoh :
Semua perempuan akan melahirkan. Helliana adalah perempuan. Helliana pasti akan melahirkan.

5. Rantai Deduksi
Seringkali penalaran yang deduktif dapat berlangsung lebih informal dari entimem. Orang-orang tidak
berhenti pada sebuah silogisme saja, tetapi dapat pula merangkaikan beberapa bentuk silogisme yang
tertuang dalam bentuk-bentuk yang informal.
Yang penting dalam mata rantai deduksi ini, penulis harus mengetahui norma dasar, sehingga bila
argumennya mendapat tantangan atau bila ia sendiri ragu-ragu terhadap argumen orang lain, ia dapat
menguji argumen ini untuk menemukan kesalahannya dan kemudian dapat memperbaikinya, baik
kesalahan itu terjadi karena induksi yang salah, entah karena premis atau konklusi-konklusi deduksi yang
salah.
Contoh:
Semua mahluk hidup berkembang biak.
Manusia adalah mahluk hidup.
Jadi, manusia berkembang biak.
Hewan juga berkembang biak.

Pembuktian Teori Deduksi juga dapat menggunakan beberapa aturan logika formal adalah sebagai
berikut :
Sherlock holmes memaksimalkan teori deduksinya dengan melakukan Obsevasi (Observation) terlebih
dahulu untuk mencari fakta yang ada di lokasi kejadian. Setelah menemukan hal-hal yang penting,
disinilah Metode deduksi bekerja untuk menyimpulkan hal tersebut menjadi informasi yang dibutuhkan
untuk memecahkan misteri tersebut.

Anda mungkin juga menyukai