Anda di halaman 1dari 8

3.

3 Bermasyarakat dalam Berbagai Jenis Tatanan Hidup , Peranan ,


status

3.3.1 Pengertian Masyarakat


Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup
(atau semi terbuka), di mana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu
yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam
bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan
hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang
interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat
digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas
yang teratur.

3.3.2 Empat Pilar Tatanan Masyarakat

Masyarakat tersusun dari individu. Karena itu, empat dimensi ini jualah yang menyusun
kehidupan suatu masyarakat. Apa yang menjadi kebutuhan masyarakat secara kolektif,
bahkan dengan sistemnya, juga bisa kita rumuskan dari kebutuhan individu itu sendiri.

Manusia memiliki empat dimensi:

a.Jasmani ( Biologis )

Jasmani adalah komponen fisik, atau jasmaniah. Kebutuhan bagi komponen fisik di
antaranya: makan, minum, berpakaian, bertempat tinggal. Dari sudut pandang kolektif,
kita menyebutnya kebutuhan ekonomi. Inilah kebutuhan primer mereka – sebagai mahluk
hidup. Karena itu, kita bisa melihat dominannya kegiatan ekonomi dalam kehidupan
masyarakat.

Juga dalam lingkup negara, sektor ekonomi, baik makro maupun mikro, begitu dominan
mempengaruhi kebijakan publik. Krisis ekonomi, seperti yang kita alami satu dasawarsa
lalu, bahkan merupakan pangkal krisis multidimensi yang efeknya masih terasa hingga
kini. Inilah cerminan bahwa apa yang menjadi kebutuhan primer individu, juga menjadi
kebutuhan primer suatu masyarakat.

Kebutuhan primer ini akan relatif mudah terpenuhi, jika lapangan kerja dan kesempatan
berusaha terbuka seluas-luasnya. Sempitnya lapangan kerja, serta susahnya kesempatan
berusaha, akan menjadi benih-benih keretakan masyarakat.

b.Perasaan ( Emosional )

Perasaan atau emosional adalah Secara kolektif, masyarakat pun memiliki rasa, emosi,
harga diri atau kehormatan. Masyarakat juga ingin kebutuhan emosional mereka
terpenuhi: kebutuhan menyalurkan aspirasi politik, perlakuan yang sama di depan hukum,
serta perasaan dihargai oleh kelompok lain, terutama oleh penguasa. Kebutuhan ini akan
relatif mudah terpenuhi apabila sistem demokrasi berjalan baik, bebas dari intimidasi
kelompok tertentu, atau oleh penguasa.

Tanpa kebutuhan emosional yang terpenuhi, stabilitas sosial-politik sulit diwujudkan.


Bahkan ketika rezim yang represif berkuasa, stabilitas semu lah yang terjadi. Di
dalamnya masih terus tersimpan bara yang menyala-nyala, yang suatu saat bisa
membakar apa saja.

Karena itu, tidak cukup kita mengatakan: “siapa pun pemimpinnya, apa pun sistem
politiknya – demokrasi atau otoriter, yang penting rakyat sejahtera”. Dalam jangka
pendek, mungkin iya. Sementara rakyat belum terpenuhi kebutuhan primernya,
barangkali mereka belum terlalu peduli dengan kebutuhan emosional mereka. Perlahan
tapi pasti, seiring dengan meningkatnya kesejahteraan rakyat, tuntutan mereka pasti akan
beralih ke pemenuhan kebutuhan yang lebih tinggi: kebutuhan emosional mereka!

c.Pikiran ( Mental )

Pikiran atau mental adalah Kebutuhan komponen ini bisa dipenuhi dengan adanya sistem
pendidikan, pelatihan maupun penyaluran-penyaluran bakat dan kemampuan yang
dimiliki oleh suatu masyarakat.
Sistem pendidikan adalah pilar terpenting dalam transformasi masyarakat – tentu kita
tahu hal ini. Tak ada satu pun masyarakat yang maju, tanpa ada sistem pendidikan yang
hebat di belakangnya. Jepang, Amerika Utara, Eropa Barat, di negara-negara inilah
sistem pendidikan dunia berkiblat. Dan kita tahu, negara-negara di kawasan ini pulalah
yg saat ini maju.

Sungguh, perkembangan pemikiran dan mental adalah kebutuhan penting suatu


masyarakat. Karena itu, bagi siapa pun pelayan masyarakat, hendaknya mengutamakan
pengembangan sektor pendidikan dan sumberdaya manusia. Inilah kebutuhan mereka
yang esensial untuk menuju taraf kehidupan mereka yang lebih baik.

d. Jiwa ( Spiritual )

Kebutuhan ‘jiwa’ masyarakat adalah tegaknya nilai-nilai kebaikan, serta nilai-nilai


spiritualitas. Tentu, bukan hanya tegaknya simbol-simbol keagamaan seperti: megahnya
bangunan masjid, menjamurnya pesantren atau sekolah-sekolah keagamaan, pemakaian
simbol-simbol agama di ruang publik, dan sebagainya. Yang lebih utama tentu esensinya:
nilai-nilai agama yang tertanam jauh di hati masyarakat, yang lalu mewujud menjadi
tindakan-tindakan: mencintai kebenaran, menghindari prilaku-prilaku merusak – seperti
korupsi dan sebagainya.

Jarang sekali satu masyarakat pun yang keempat pilarnya ini tegak secara bersamaan.
Masyarakat yang maju sekalipun,hanya tiga pilar yang tegak: sektor ekonomi, sistem
demokrasi dan sistem pendidikan yang maju. Pilar ke empat, nilai-nilai
spiritualitas, nyaris tidak terbangun pada masyarakat Jepang, Amerika Utara atau Eropa
Barat. Akibatnya, krisis identitas mewabah. Mereka nyaris kehilangan makna hidup yang
hakiki.

Sebaliknya, banyak negara berkembang yang berusaha menegakkan pilar ke empat ini –
setidaknya melalui regulasi atau penegakan aturan yang berbasis agama. Namun
sayangnya, tiga pilar lainnya terabaikan: ekonomi yang tidak begitu terurus, sistem
politik yang otokratik, serta sistem pendidikan yang belum terlihat maju.
3.3.3 Struktur Sosial
Struktur sosial secara etimologis berarti susunan masyarakat. Struktur Sosial secara
definitif merupakan skema penempatan nilai-nilai sosial-budaya dan organ-organ
masyarakat pada posisi yang dianggap sesuai, demi berfungsinya organisme masyarakat
sebagai suatu keseluruhan, dan demi kepentingan masing-masing bagian.

Skema dibangun secara objektif, agar dapat mengenal posisi yang diberikan masyarakat
kepada nilai-nilai sosial budaya, dan organ-organ atau komponen sosial yang menjadi
milik masyarakat. Nilai-nilai sosial budaya terdiri dari ajaran agama, ideologi, dan
kaidah-kaidah moral serta peraturan sopan santun. Organ masyarakat merupakan semua
komponen yang bersama-sama mewujudkan masyarakat. Nilai-nilai sosial budaya terdiri
dari ajaran agama, ideoligi, dan kaidah-kaidah moral serta peraturan sopan santun. Organ
masyarakat merupakan komponen yang bersama-sama mewujudkan masyarakat, seperti
kelompok sosial maupun lembaga-lembaga sosial.

Struktur sosial merupakan sebuah hubungan timbal balik antara posisi-posisi sosial dan
antara peranan-peranan sosial. Struktur sosial dapat pula dimaknai sebagai sebuah tatanan
sosial dalam kehidupan masyarakat. Dalam struktur sosial lazim dijumpai adanya
ketidaksamaan sosial. Ketidaksamaan sosial ini umumnya dilihat dalam dua aspek, yaitu
ketidaksamaan sosial secara horizontal (perbedaan antarindividu atau kelompok dalam
masyarakat yang tidak menunjukkan adanya tingkatan yang lebih tinggi atau lebih
rendah) dan ketidaksamaan sosial secara vertikal (perbedaan antarindividu atau kelompok
dalam masyarakat yang menunjukkan adanya tingkatan lebih rendah atau lebih tinggi).
Para ahli sosiologi merumuskan definisi struktur sosial sebagai berikut:

 George Simmel: Struktur sosial adalah kumpulan individu serta pola perilakunya.
 George C. Homans: Struktur sosial merupakan hal yang memiliki hubungan erat
dengan perilaku sosial dasar dalam kehidupan sehari-hari.
 William Kornblum: Struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi karena
adanya pengulangan pola perilaku individu dan kelompok.
 Soerjono Soekanto: Struktur sosial adalah hubungan timbal balik antara posisi-
posisi dan peranan-peranan sosial.
 Abdul Syani: Struktur sosial sebagai sebuah tatanan sosial dalam kehidupan
masyarakat.
 Coleman. Struktur sosial adalah sebuah pola hubungan antarmanusia dan
antarkelompok manusia.
 Talcott Parsons. Struktur sosial merujuk pada saling keterkaitan antarinstitusi.

3.3.4 Struktur sosial terdiri atas dua konsep penting, yaitu status dan peran.
1. Status atau kedudukan
Status merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah laku manusia. Cara-
cara memperoleh status atau kedudukan adalah sebagai berikut:
 Ascribed status. Status yang diberikan kepada individu tanpa memandang
kemampuan atau perbedaan antarindividu yang dibawa sejak lahir.
 Achieved status. Status yang memerlukan kualitas tertentu yang harus diraih
melalui persaingan dan usaha pribadi.
 Assigned status. Status yang diperoleh melalui penghargaan atau pemberian dari
pihak lain atas jasa-jasa tertentu.
 Dalam kehidupan masyarakat selalu ada benturan-benturan atau
pertentangan yang dialami seseorang, sehubungan dengan status
yang dimilikinya. Hal ini disebut konflik status.
 Konflik status individual. Dirasakan oleh orang yang bersangkutan dalam
bathinnya sendiri. Contohnya seorang perempuan harus memilih antara bekerja
atau menjadi ibu rumah tangga.
 Konflik status antarkelompok. Terjadi antara kelompok yang satu dengan yang
lainnya. Contohnya peraturan yang dikeluarkan oleh suatu instansi sering
bertentangan dengan peraturan instansi lain.
 Konflik status antarindividu. Terjadi antara individu yang satu dengan individu
yang lain. Contohnya seorang istri bertengkar dengan suaminya mengenai
pengasuhan anak.

2. Peranan
Peranan merupakan aspek yang dinamis dari suatu status atau kedudukan. Jika seseorang
melaksanakan hak-hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, ia telah menjalankan
peranannya. Peranan adalah tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki
kedudukan atau status. Konflik peranan timbul jika orang harus memilih peranan dari dua
status atau lebih yang dimilikinya. Umumnya konflik timbul karena peranan-peranan itu
saling bertentangan. Contohnya konflik peranan seseorang yang berstatus sebagai guru
sekaligus ibu.

3.3.5 Ciri-ciri Struktur Sosial


1. Muncul pada kelompok masyarakat
Struktur sosial hanya bisa muncul pada individu-individu yang memiliki status dan peran.
Status dan peranan masing-masing individu hanya bisa terbaca ketika mereka berada
dalam suatu sebuah kelompok atau masyarakat.
Pada setiap sistem sosial terdapat macam-macam status dan peran indvidu. Status yang
berbeda-beda itu merupakan pencerminan hak dan kewajiban yang berbeda pula.
2. Berkaitan erat dengan kebudayaan
Kelompok masyarakat lama kelamaan akan membentuk suatu kebudayaan. Setiap
kebudayaan memiliki struktur sosialnya sendiri. Indonesia mempunyai banyak daerah
dengan kebudayaan yang beraneka ragam. Hal ini menyebabkan beraneka ragam struktur
sosial yang tumbuh dan berkembang di Indonesia.
Hal-hal yang memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia adalah sbb:
a. Keadaan geografis
Kondisi geografis terdiri dari pulau-pulau yang terpisah. Masyarakatnya
kemudian mengembangkan bahasa, perilaku, dan ikatan-ikatan kebudayaan
yang berbeda satu sama lain.
b. Mata pencaharian
Masyarakat Indonesia memiliki mata pencaharian yang beragam, antara lain
sebagai petani, nelayan, ataupun sektor industri.

c. Pembangunan
Pembangunan dapat memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia.
Misalnya pembangunan yang tidak merata antra daerah dapat menciptakan
kelompok masyarakat kaya dan miskin.
d. Dapat berubah dan berkembang
Masyarakat tidak statis karena terdiri dari kumpulan individu. Mereka bisa
berubah dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Karenanya, struktur
yang dibentuk oleh mereka pun bisa berubah sesuai dengan perkembangan
zaman.

3.3.6 Fungsi Struktur Sosial


1. Fungsi Identitas
Struktur sosial berfungsi sebagai penegas identitas yang dimiliki oleh sebuah kelompok.
Kelompok yang anggotanya memiliki kesamaan dalam latar belakang ras, sosial, dan
budaya akan mengembangkan struktur sosialnya sendiri sebagai pembeda dari kelompok
lainnya.
2. Fungsi Kontrol
Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul kecenderungan dalam diri individu untuk
melanggar norma, nilai, atau peraturan lain yang berlaku dalam masyarakat. Bila individu
tadi mengingat peranan dan status yang dimilikinya dalam struktur sosial, kemungkinan
individu tersebut akan mengurungkan niatnya melanggar aturan. Pelanggaran aturan akan
berpotensi menibulkan konsekuensi yang pahit.
3. Fungsi Pembelajaran
Individu belajar dari struktur sosial yang ada dalam masyarakatnya. Hal ini
dimungkinkan mengingat masyarakat merupakan salah satu tempat berinteraksi. Banyak
hal yang bisa dipelajari dari sebuah struktur sosial masyarakat, mulai dari sikap,
kebiasaan, kepercayaan dan kedisplinan.

Anda mungkin juga menyukai