Anda di halaman 1dari 28

Makalah ISBD ( Manusia, Nilai, Moral dan Hukum ) FEB 2 Posted by efriawan

4 Votes

BAB I PENDAH ! AN "#" !a$ar Belakan% Pendidikan pada hakikatnya adalah upaya untuk menjadikan manusia berbudaya.Budaya dalam pengertian yang sangat luas mencakup segala aspek kehidupan manusia, yang dimulai dari cara berpikir,bertingkah laku sampai produk-produk berpikir manusia yang berwujud dalam bentuk benda (materil)maupun dalam bentuk sistem nilai (in- materil). Pergaulan antar umat di dunia yang semakin intensi akan melahirkan budaya-budaya baru, baik berupa pencampuran budaya, penerimaan budaya oleh salah satu pihak atau keduanya, dominasi budaya, atau munculnya budaya baru.!eseluruhan proses ini tentu saja dipengaruhi oleh proses pendidikan di masyarakat. Pemunculan kebudayaan baru tidak sepenuhnya memberikan e ek positi terhadap perkembangan suatu bangsa, tetapi ada juga yang berdampak negati"e. #ntuk menghindari hal-hal negati dari suatu kebudayaan baru, diperlukan berbagai upaya untuk mengadakan saringan kebudayaan yang dianggap paling tepat untuk diterapkan . $leh karena , pemahaman terhadap kebudayaan menjadi penting bagi seorang pendidik agar pendidik memahami secara persis kebudayaan dan pengaruhnya terhadap perkembangan masyarakat. "#2 Sis$em Penulisan BAB I & PENDAH ! AN BAB II & PEMBAHSAN BAB III & PEN ' P

BAB II PEMBAHASAN

2#"# Pen%er$ian Manusia %ecara bahasa manusia berasal dari kata &manu' (%ansekerta), &mens' ((atin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). %ecara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah akta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang indi"idu. )alam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (li"ing organism). *erbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan "ertikal (genetika, tradisi), hori+ontal (geogra ik, isik, sosial), maupun kesejarahan. *atkala seoang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh kaena itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu tergantikan. )ari sana timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense o discrimination) dan keinginan untuk hidup. #ntuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. ,lat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan -anusia adalah makhluk yang tidak dapat dengan segera menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Pada masa bayi sepenuhnya manusia tergantung kepada indi"idu lain. .a belajar berjalan,belajar makan,belajar berpakaian,belajar membaca,belajar membuat sesuatu dan sebagainya,memerlukan bantuan orang lain yang lebih dewasa. -alinowski(/040), salah satu tokoh ilmu ,ntropologi dari Polandia menyatakan bahwa ketergantungan indi"idu terhadap indi"idu lain dalam kelompoknya dapat terlihat dari usahausaha manusia dalam memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosialnya yang dilakukan melalui perantaraan kebudayaan. 1asa aman secara khusus tergantung kepada adanya system perlindungan dalam rumah,pakaian dan peralatan. Perlindungan secara umum, dalam pengertian gangguan2kelompok lain akan lebih mudah diwujudkan kalau manusia berkelompok. #ntuk menghasilkan keamanan dan kenyamanan hidup berkelompok ini, diciptakan aturan-aturan dan kontrol-kontrol social tentang apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan oleh setiap anggota kelompok. %elain itu ditentukan pula siapa yang berhak mengatur kehidupan kelompok untuk tercapainya tujuan bersama. 2#2# Pen%er$ian Nilai 3ilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. %esuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia. %i at-si at nilai adalah %ebagai berikut. /. 3ilai itu suatu relitas abstrak dan ad dalam kehidupan manusia. 3ilai yang bersi at abstrak tidak dapat diindra. 4al yang dapat diamati hanyalah objek yang bernilai itu.

-isalnya orang yang memiliki kejujuran. !ejujuran adalah nilai, tetapi kita tidak bias menindra kejujuran itu. 5. 3ilai memiliki si at normati"e, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita dan suatu keharusan sehingga nilai memiliki si at ideal das sollen. 3ilai diwujudkan dalam bentuk norma sebagai landasan manusia dalam bertindak. -isalnya nilai keadilan. %emua orang berharap manusia dan mendapatkan dan berperilaku yang mencerminkan nilai keadilan. 6. 3iliai ber ungsi sebagai daya dorong dan manusia adalah pendukung nilai. -anusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya. -isalnya nilai ketakwaan. ,danya nilai ini menjadikan semua orang terdorong untuk bisa mencapai derajat ketakwaan. -enurut 7heng(/008)9 3ilai merupakan sesuatu yang potensial,dalam arti terdapatnya hubungan yang harmonis dan kreati ,sehingga ber ungsi untuk menyempurnakan manusia ,sedangkan kualitas merupakan atribut atau si at yang seharusnya dimiliki(dalam (asyo,/000,hlm./). -enurut (asyo(/000,hlm.0)sebagai berikut9 3ilai bagi manusia merupakan landasan atau moti"asidalam segala tingkah laku atau perbuatannya. :adi dapat disimpulkan bahwa nilai yaitu sesuatu yang menjadi etika atau estetika yang menjadi pedoman dalam berperilaku. -anusia sebagai makhluk yang bernilai akan memaknai nilai dalam dua konteks,pertama akan memandang nilai sebagai sesuatu yang objekti ,apabila dia memandang nilai itu ada meskipun tanpa ada yang menilainya,bahkan memandang nilai telah ada sebelum adanya manusia sebagai penilai.Baik dan buruk,benar dan salah bukan hadir karena hasil persepsi dan pena siran manusia,tetapi ada sebagai sesuatu yang ada dan menuntun manusia dalam kehidupannya.Pandangan kedua memandang nilai itu subjekti ,artinya nilai sangat tergantung pada subjek yang menilainya.:adi nilai memang tidak akan ada dan tidak akan hadir tanpa hadirnya penilai.$leh karena itu nilai melekat dengan subjek penilai. 2#(# Pen%er$ian -oral -oral berasal dari kata bahasa (atin mores yang berarti adat kebiasaan.!ata mores ini mempunyai sinonim mos,moris,manner mores atau manners,morals. )alam bahasa .ndonesia,kata moral berarti akhlak (bahasa ,rab)atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi pembimbing tingkah laku batin dalam hidup.!ata moral ini dalam bahasa ;unani sama dengan ethos yang menjadi etika. %ecara etimologis ,etika adalah ajaran tentang baik buruk, yang diterima masyarakat umum tentang sikap,perbuatan,kewajiban,dan sebagainya. -oral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi indi"idu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. -oral dalam +aman sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. -oral itu si at dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan

manusia harus mempunyai moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. -oral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat. -oral adalah perbuatan2tingkah laku2ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya.-oral adalah produk dari budaya dan ,gama. :adi moral adalah tata aturan norma-norma yang bersi at abstrak yang mengatur kehidupan manusia untuk melakukan perbuatan tertentu dan sebagai pengendali yang mengatur manusia untuk menjadi manusia yang baik. 2#)# Pen%er$ian Hukum )isamping adat istiadat tadi ,ada kaidah yang mengatur kehidupan manusia yaitu hukum, yang biasanya dibuat dengan sengaja danmempunyai sanksi yang jelas.4ukum dibuat dengan tujuan untuk mengatur kehidupan masyarakat agar terjadi keserasian diantara wrga masyarakat dan system social yang dibangun oleh suatu masyarakat.Pada masyarakat modern hukum dibuat oleh lembaga < lembaga yang diberikan wewenang oleh rakyat. !eseluruhan kaidah dalam masyarakat pada intinya adalah mengatur masyarakat agar mengikuti pola perilaku yang disepakati oleh system social dan budaya yang berlaku pada masyarakat tersebut. Pola-pola perilaku merupakan cara-cara masyarakat bertindak atau berkelakuan yang sama dan harus diikuti oleh semua anggota masyarakat tersebut.%etiap tindakan manusia dalam masyarakat selalu mengikuti pola-pola perilaku masyarakat tadi.Pola perilaku berbeda dengan kebiasaan. !ebiasaan merupakan cara bertindak seseorang yang kemudian diakui dan mungkin diikuti oleh orang lain. Pola perilaku dan norma-norma yang dilakukan dan dilaksanakan pada khususnya apabila seseorang berhubungan dengan orang lain, dinamakan social organi+ation. 2#* Manusia, Nilai, Hukum dan Moral -eskipun banyak pakar yang mengemukakan pengertian nilai, namun ada yang telah disepakati dari semua pengertian itu bahwa nilai berhubungan dengan manusia, dan selanjutnya nilai itu penting. Pengertian nilai yang telah dikemukakan oleh setiap pakar pada dasarnya adalah upaya dalam memberikan pengertian secara holistik terhadap nilai, akan tetapi setiap orang tertarik pada bagian bagian yang &relati belum tersentuh' oleh pemikir lain. )e inisi yang mengarah pada pereduksian nilai oleh status benda, terlihat pada pengertian nilai yang dikemukakan oleh :ohn )ewney yakni, Value .s $bject $ %ocial .nterest, karena ia melihat nilai dari sudut kepentingannya. 3ilai dapat diartikan sebagai si at atau kualitas dari sesuatu yang berman aat bagi kehidupan manusia baik lahir maupun batin. Bagi manusia nilai dijadikan sebagai landasan, alasan atau moti"asi dalam bersikap dan bertingkah laku, baik disadari maupun tidak.

3ilai itu penting bagi manusia. ,pakah nilai itu dipandang dapat mendorong manusia karena dianggap berada dalam diri manusia atau nilai itu menarik manusia karena ada di luar manusia yaitu terdapat pada objek, sehingga nilai lebih dipandang sebagai kegiatan menilai. 3ilai itu harus jelas, harus semakin diyakini oleh indi"idu dan harus diaplikasikan dalam perbuatan. -enilai dapat diartikan menimbang yakni suatu kegiatan manusia untuk menghubungkan sesuatu dengan sesuatu lainnya yang kemudian dilanjutkan dengan memberikan keputusan. !eputusan itu menyatakan apakah sesuatu itu bernilai positi (berguna, baik, indah) atau sebaliknya bernilai negati . 4al ini dihubungkan dengan unsurunsur yang ada pada diri manusia yaitu jasmani, cipta, rasa, karsa, dan kepercayaan. 3ilai memiliki polaritas dan hirarki, antara lain9 /. 5. 3ilai menampilkan diri dalam aspek positi dan aspek negati yang sesuai polaritas seperti baik dan buruk= keindahan dan kejelekan. 3ilai tersusun secara hierarkis yaitu hierarki urutan pentingnya. 3ilai ("alue) biasanya digunakan untuk menunjuk kata benda abstrak yang dapat diartikan sebagai keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness). 3otonagoro membagi hierarki nilai pokok yaitu9 3ilai material yaitu sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusia. 3ilai "ital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau akti"itas. 3ilai kerohanian yaitu sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.

6. 4. 8.

3ilai kerohanian terbagi menjadi empat macam9 /. 5. 6. 4. 3ilai kebenaran yang bersumber pada unsur akal atau rasio manusia 3ilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan estetis manusia 3ilai kebaikan moral yang bersumber pada kehendak atau karsa manusia 3ilai religius yang bersumber pada kepercayaan manusia dengan disertai penghayatan melalui akal budi dan nuraninya

4al-hal yang mempunyai nilai tidak hanya sesuatu yang berwujud (benda material) saja, bahkan sesuatu yang immaterial seringkali menjadi nilai yang sangat tinggi dan mutlak bagi manusia seperti nilai religius. 3ilai juga berkaitan dengan cita-cita, keinginan, harapan, dan segala sesuatu pertimbangan internal (batiniah) manusia. )engan demikian nilai itu tidak konkret dan pada dasarnya bersi at subyekti . 3ilai yang abstrak dan subyekti ini perlu lebih dikonkretkan serta dibentuk menjadi lebih objekti . >ujud yang lebih konkret dan objekti dari nilai adalah norma2kaedah. 3orma berasal dari bahasa latin yakni norma, yang berarti penyikut atau sikusiku, suatu alat perkakas yang digunakan oleh tukang kayu. )ari sinilah kita dapat mengartikan norma sebagai pedoman, ukuran, aturan atau kebiasaan. :adi norma ialah sesuatu yang dipakai untuk mengatur sesuatu yang lain atau sebuah ukuran. )engan norma ini orang dapat menilai kebaikan atau keburukan suatu perbuatan.

,da beberapa macam norma2kaedah dalam masyarakat, yaitu9 /. 5. 6. 4. 3orma kepercayaan atau keagamaan 3orma kesusilaan 3orma sopan santun2adab 3orma hokum

)ari norma-norma yang ada, norma hukum adalah norma yang paling kuat karena dapat dipaksakan pelaksanaannya oleh penguasa (kekuasaan eksternal). 3ilai dan norma selanjutnya berkaitan dengan moral. -oral berasal dari bahasa latin yakni mores kata jamak dari mos yang berarti adat kebiasaan. %edangkan dalam bahasa .ndonesia moral diartikan dengan susila. %edangkan moral adalah sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan mana yang wajar. .stilah moral mengandung integritas dan martabat pribadi manusia. )erajat kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh moralitas yang dimilikinya. -akna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang itu tercermin dari sikap dan tingkah lakunya. Bisa dikatakan manusia yang bermoral adalah manusia yang sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

2#+ Hu,un%an Manusia den%an Moral -oral memiliki arti yang hampir sama dengan etika. ?tika berasal daribahasa kuno yang berarti ethos dalam bentuk tunggal ethos memiliki banyak artiyaitu tempat tinggal biasa, padang rumput, kebiasaan, adat, watak sikap , dan caraber iki. )alam bentuj jamak ethos (ta etha) yang artinya adat kebiasaan. -oralberasal dari bahsa latin yaitu mos (jamaknya mores) yang berarti adat, cara, dantampat tinggal. )engan demikian secara etismologi kedua kata tersebut bermaknasama hannya asal uasul bahasanya yang berbeda dimana etika dari bahasa yunanisementara moral dari bahasa latin. -oral yang pengertiaannya sama dengan etika dalam makna nilai-nilaidan orma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalammengatur tingkah lakunya. )alam ilmu ilsa at moral banyak unsur yang dikajisecara kritis, di landasi rasionalitas manusia seperti si at hakiki manusia, prinsipkebaikan, pertimbangan etis dalam pengambilan keputusan terhadap sesuatu dansebagainya. -oral lebih kepada si at aplikati yaitu berupa nasehat tentang hal-halyang baik. ,da beberapa unsur dari kaidah moral yaitu 9 /. 4ati 3urani-erupakan enomena moral yang sangat hakiki.

4ati nurani merupakanpenghayatan tentang baik atau buruk mengenai perilaku manusia dan hati nuraniini selalu dihubunngkan dengan kesadaran manusia dan selalu terkait dalamdengan situasi kongkret. )engan hati nurani manusia akan sanggupmerer leksikandirinya terutama dalam mengenai dirinya sendiri atau juga mengenal orang. /. !ebebasan dan tanggung jawab.

!ebebasan adalah milik indi"idu yang sangat hakiki dan manusiawi dankarena manusia pada dasar nya adal=ah makhluk bebas. *etapi didalam kebebasanitu juga terbatas karena tidak boleh bersinggungan dengan kebebasan orang lainketika mereka melakukan interaksi. :adi, manusia itu adalah makhluk bebas yang dibatasi oleh lingkungannya sebagai akibat tidak mampunya ia untuk hidupsendiri. /. 3ilai dan 3orma -oral.

3ilai dan moral akan muncul ketika berada pada orang lain dan ia akanbergabung dengan nilai lain seperti agama, hukum, dan budaya. 3ilai moralterkait dalam tanggung jawab seseorang. ,ntara hukum dan moral terdapat hubungan yang erat sekali. ,da pepatah roma yang mengatakan &@uid leges sine moribusA' (apa artinya undang-undang jika tidak disertai moralitasA). )engan demikian hukum tidak akan berarti tanpa disertai moralitas. $leh karena itu kualitas hukum harus selalu diukur dengan norma moral, perundang-undangan yang immoral harus diganti. )isisi lain moral juga membutuhkan hukum, sebab moral tanpa hukum hanya angan-angan saja kalau tidak di undangkan atau di lembagakan dalam masyarakat. -eskipun hubungan hukum dan moral begitu erat, namun hukum dan moral tetap berbeda, sebab dalam kenyataannya BmungkinC ada hukum yang bertentangan dengan moral atau ada undang-undang yang immoral, yang berarti terdapat ketidakcocokan antara hukum dan moral. #ntuk itu dalam konteks ketatanegaraan indonesia dewasa ini. ,palagi dalam konteks membutuhkan hukum. !ualitas hukum terletak pada bobot moral yang menjiwainya. *anpa moralitas hukum tampak kosong dan hampa ()ahlan *haib,h.D). 3amun demikian perbedaan antara hukum dan moral sangat jelas. Perbedaan antara hukum dan moral menurut !.Berten 9 /. 4ukum lebih dikodi ikasikan daripada moralitas, artinya dibukukan secara sistematis dalam kitab perundang-undangan. $leh karena itu norma hukum lebih memiliki kepastian dan objekti dibanding dengan norma moral. %edangkan norma moral lebih subjekti dan akibatnya lebih banyak BdigangguC oleh diskusi yang yang mencari kejelasan tentang yang harus dianggap utis dan tidak etis. 5. -eski moral dan hukum mengatur tingkah laku manusia, namun hukum membatasi diri sebatas lahiriah saja, sedangkan moral menyangkut juga sikap batin seseorang.

6.

%anksi yang berkaitan dengan hukum berbeda dengan sanksi yang berkaitan dengan moralitas. 4ukum untuk sebagian besar dapat dipaksakan,pelanggar akan terkena hukuman. *api norma etis tidak bisa dipaksakan, sebab paksaan hanya menyentuh bagian luar, sedangkan perbuatan etis justru berasal dari dalam. %atu-satunya sanksi dibidang moralitas hanya hati yang tidak tenang. 4. 4ukum didasarkan atas kehendak masyarakat dan akhirnya atas kehendak negara. -eskipun hukum tidak langsung berasal dari negara seperti hukum adat, namun hukum itu harus di akui oleh negara supaya berlaku sebagai hukum.moralitas berdasarkan atas norma-norma moral yang melebihi pada indi"idu dan masyarakat. )engan cara demokratis atau dengan cara lain masyarakat dapat mengubah hukum, tapi masyarakat tidak dapat mengubah atau membatalkan suatu norma moral. -oral menilai hukum dan tidak sebaliknya. %edangkan Eunawan %etiardja membedakan hukum dan moral 9 /. 5. 6. 4. 8. D. )ilihat dari dasarnya, hukum memiliki dasar yuridis, konsesus dan hukum alam sedangkan moral berdasarkan hukum alam. )ilihat dari otonominya hukum bersi at heteronom (datang dari luar diri manusia), sedangkan moral bersi at otonom (datang dari diri sendiri). )ilihat dari pelaksanaanya hukum secara lahiriah dapat dipaksakan, )ilihat dari sanksinya hukum bersi at yuridis. moral berbentuk sanksi kodrati, batiniah, menyesal, malu terhadap diri sendiri. )ilihat dari tujuannya, hukum mengatur kehidupan manusia dalam kehidupan bernegara, sedangkan moral mengatur kehidupan manusia sebagai manusia. )ilihat dari waktu dan tempat, hukum tergantung pada waktu dan tempat, sedangkan moral secara objekti tidak tergantung pada tempat dan waktu (/00F,//0).

2#- Hu,un%an Manusia den%an Hukum 4ukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak mungkin menggambarkan hidup manusia tanpa atau di luar masyarakat. -aka manusia, masyarakat, dan hukum merupakan pengertian yang tidak bisa dipisahkan. #ntuk mencapai ketertiban dalam masyarakat, diperlukan adanya kepastian dalam pergaulan antar-manusia dalam masyarakat. !epastian ini bukan saja agar kehidupan masyarakat menjadi teratur akan tetapi akan mempertegas lembaga-lembaga hukum mana yang melaksanakannya. 4ukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup (the li"ing law) dalam masyarakat, yang tentunya sesuai pula atau merupakan pencerminan dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat tersebut. -anusia dan hukum adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan dalam ilmu hukum, terdapat adagium yang terkenal yang berbunyi9 &#bi societas ibi jus' (di mana ada masyarakat di situ ada hukumnya). ,rtinya bahwa dalam setiap pembentukan suatu bangunan struktursosial yang bernama masyarakat, maka selalu akan dibutuhkan bahan yang bersi at

sebagai &semen perekat' atas berbagai komponen pembentuk dari masyarakat itu, dan yang ber ungsi sebagai &semen perekat' tersebut adalah hukum. #ntuk mewujudkan keteraturan, maka mula-mula manusia membentuk suatu struktur tatanan (organisasi) di antara dirinya yang dikenal dengan istilah tatanan sosial (social order) yang bernama9 masyarakat. Euna membangun dan mempertahankan tatanan sosial masyarakat yang teratur ini, maka manusia membutuhkan pranata pengatur yang terdiri dari dua hal9 aturan (hukum) dan si pengatur(kekuasaan).

2#. 'u/uan Hukum Banyak teori atau pendapat mengenai tujuan hukum. Berikut teori-teori dari para ahli 9 /. Pro . %ubekti, %49 4ukum itu mengabdi pada tujuan negara yaitu mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya dengan cara menyelenggarakan keadilan. !eadilan itu menuntut bahwa dalam keadaan yang sama tiap orang mendapat bagian yang sama pula. Pro . -r. )r. (:. "an ,peldoorn9 *ujuan hukum adalah mengatur hubungan antara sesama manusia secara damai. 4ukum menghendaki perdamaian antara sesama. )engan menimbang kepentingan yang bertentangan secara teliti dan seimbang. Eeny 9 *ujuan hukum semata-mata ialah untuk mencapai keadilan. )an ia kepentingan daya guna dan keman aatan sebagai unsur dari keadilan. 1oscoe Pound berpendapat bahwa hukum ber ungsi sebagai alat merekayasa masyarakat (law is tool o social engineering). -uchatr !usumaatmadja berpendapat bahwa tujuan pokok dan utama dari hukum adalah ketertiban. !ebutuhan akan ketertiban ini merupakan syarat pokok bagi adanya suatu masyarakat manusia yang teratur.

5.

6. 4. 8.

*ujuan hukum menurut hukum positi .ndonesia termuat dalam pembukaan ##) /048 alinea keempat yang berbunyi &..untuk membentuk suatu pemerintahan 3egara .ndonesia yang melindungi segenap bangsa .ndonesia dan seluruh tumpah darah .ndonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial'. Pada umumnya hukum bertujuan menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat. %elain itu, menjaga dan mencegah agar tiap orang tidak menjadi hakim atas dirinya sendiri, namun tiap perkara harus diputuskan oleh hakim berdasarkan dengan ketentuan yang sedang berlaku.

2#0 Pene%akan Hukum .ndonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat), bukan berdasarkan kekuasaan (machstaat) apalagi bercirikan negara penjaga malam (nachtwachterstaat). %ejak awal kemerdekaan, para bapak bangsa ini sudah menginginkan bahwa negara .ndonesia harus dikelola berdasarkan hukum. !etika memilih bentuk negara hukum, otomatis keseluruhan penyelenggaraan negara ini harus sedapat mungkin berada dalam koridor hukum. %emua harus diselenggarakan secara teratur (in order) dan setiap pelanggaran terhadapnya haruslah dikenakan sanksi yang sepadan. Penegakkan hukum, dengan demikian, adalah suatu kemestian dalam suatu negara hukum. Penegakan hukum adalah juga ukuran untuk kemajuan dan kesejahteraan suatu negara. !arena, negara-negara maju di dunia biasanya ditandai, tidak sekedar perekonomiannya maju, namun juga penegakan hukum dan perlindungan hak asasi manusia (4,-) <nya berjalan baik. )alam menegakkan hukum ada tiga unsur yang harus diperhatikan yaitu kepastian hukum, keman aatan dan keadilan. Griedmann berpendapat bahwa e ekti itas hukum ditentukan oleh tiga komponen, yaitu9 /. %ubstansi hokum yaitu materi atau muatan hukum. )alam hal ini peraturan haruslah peraturan yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat untuk mewujudkan ketertiban bersama. 5. ,parat Penegak 4ukum agar hukum dapat ditegakkan, diperlukan pengawalan yang dilaksanakan oleh aparat penegak hukum yang memiliki komitmen dan integritas tinggi terhadap terwujudnya tujuan hukum. 6. Budaya 4ukum yaitu budaya hukum yang dimaksud adalah budaya masyarakat yang tidak berpegang pada pemikiran bahwa hukum ada untuk dilanggar, sebaliknya hukum ada untuk dipatuhi demi terwujudnya kehidupan bersama yang tertib dan saling menghargai sehingga harmonisasi kehidupan bersama dapat terwujud. Banyak pihak menyoroti penegakan hukum di .ndonesia sebagai Bjalan di tempatC ataupun malah Btidak berjalan sama sekali.C Pendapat ini mengemuka utamanya dalam enomena pemberantasan korupsi dimana tercipta kesan bahwa penegak hukum cenderung Btebang pilihC, alias hanya memilih kasus-kasus kecil dengan Bpenjahatpenjahat kecilC daripada buronan kelas kakap yang lama bertebaran di dalam dan luar negeri. Pendapat tersebut bisa jadi benar kalau penegakan hukum dilihat dari sisi korupsi saja. 3amun sesungguhnya penegakan hukum bersi at luas. .stilah hukum sendiri sudah luas. 4ukum tidak semata-mata peraturan perundang-undangan namun juga bisa bersi at keputusan kepala adat. 4ukum-pun bisa diartikan sebagai pedoman bersikap tindak ataupun sebagai petugas.

)alam suatu penegakkan hukum, sesuai kerangka Griedmann, hukum harus diartikan sebagai suatu isi hukum (content o law), tata laksana hukum (structure o law) dan budaya hukum (culture o law). %ehingga, penegakan hukum tidak saja dilakukan melalui perundangundangan, namun juga bagaimana memberdayakan aparat dan asilitas hukum. :uga, yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana menciptakan budaya hukum masyarakat yang kondusi untuk penegakan hukum. 7ontoh paling aktual adalah tentang Perda !awasan Bebas 1okok misalnya. Peraturan ini secara normati sangat baik karena perhatian yang begitu besar terhadap kesehatan masyarakat. 3amun, apakah telah berjalan e ekti A *ernyata belum. !arena, asilitas yang minim, juga aparat penegaknya yang terkadang tidak memberikan contoh yang baik. %ama halnya dengan masyarakat perokok, kebiasaan untuk merokok di tempat-tempat publik adalah suatu budaya yang agak sulit diberantas. $leh karenanya, penegakan hukum menuntut konsistensi dan keberanian dari aparat. :uga, hadirnya asilitas penegakan hukum yang optimal adalah suatu kemestian. -isalnya, perda kawasan bebas rokok harus didukung dengan memperbanyak tanda-tanda larangan merokok, atau menyediakan ruangan khusus perokok, ataupun memasang alarm di ruangan yang sensiti dengan asap. -asyarakatpun harus senantiasa mendapatkan penyadaran dan pembelajaran yang kontinyu. -aka, program penyadaran, kampanye, pendidikan, apapun namanya, harus terus menerus digalakkan dengan metode yang partisipati . !arena, adalah hak dari warganegara untuk mendapatkan in ormasi dan pengetahuan yang tepat dan benar akan hal-hal yang penting dan berguna bagi kelangsungan hidupnya. 2#"1 Pro,lema$ika Hukum Problema paling mendasar dari hukum di .ndonesia adalah manipulasi atas ungsi hokum oleh pengemban kekuasaan. Problem akut dan mendapat sorotan lain adalah9 /. ,paratur penegak hukum ditengarai kurang banyak diisi oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Padahal %)- yang sangat ahli serta memiliki integritas dalam jumlah yang banyak sangat dibutuhkan. 5. Peneggakkan hukum tidak berjalan sebagaimana mestinya karena sering mengalami inter"ensi kekuasaan dan uang. #ang menjadi permasalahan karena negara belum mampu mensejahterakan aparatur penegak hukum. 6. !epercayaan masyarakat terhadap aparatur penegak hukum semakin surut. 4al ini berakibat pada tindakan anarkis masyarakat untuk menentukan sendiri siapa yang dianggap adil. 4. Para pembentuk peraturan perundang-undangan sering tidak memerhatikan keterbatasan aparatur. Peraturan perundang-undangan yang dibuat sebenarnya sulit untuk dijalankan.

8.

!urang diperhatikannya kebutuhan waktu untuk mengubah paradigma dan pemahaman aparatur. Bila aparatur penegak hukum tidak paham betul isi peraturan perundang-undangan tidak mungkin ada e ekti"itas peraturan di tingkat masyarakat. Problem berikutnya adalah hukum di .ndonesia hidup di dalam masyarakat yang tidak berorientasi kepada hukum. ,kibatnya hukum hanya dianggap sebagai representasi dan simbol negara yang ditakuti. !eadilan kerap berpihak pada mereka yang memiliki status sosial yang lebih tinggi dalam masyarakat. 7ontoh kasus adalah kasus ibu Prita -ulyasari.

Pekerjaan besar menghadang bangsa .ndonesia di bidang hukum. Berbagai upaya perlu dilakukan agar bangsa dan rakyat .ndonesia sebagai pemegang kedaulatan dapat merasakan apa yang dijanjikan dalam hukum.

BAB PEN ' P (#" 2esim3ulan

III

-anusia, nilai, moral dan hukum adalah suatu hal yang saling berkaitan dan saling menunjang. %ebagai warga negara kita perlu mempelajari, menghayati dan melaksanakan dengan ikhlas mengenai nilai, moral dan hukum agar terjadi keselarasan dan harmoni kehidupan.

(#2 Saran

Penegakan hukum harus memperhatikan keselarasan antara keadilan dan kepastian hukum. !arena, tujuan hukum antara lain adalah untuk menjamin terciptanya keadilan (justice), kepastian hukum (certainty o law), dan kesebandingan hukum (e@uality be ore the law). Penegakan hukum-pun harus dilakukan dalam proporsi yang baik dengan penegakan hak asasi manusia. )alam arti, jangan lagi ada penegakan hukum yang bersi at diskriminati , menyuguhkan kekerasan dan tidak sensiti jender. Penegakan hukum jangan dipertentangkan dengan penegakan 4,-. !arena, sesungguhnya keduanya dapat berjalan seiring ketika para penegak hukum memahami betul hak-hak warga negara dalam konteks hubungan antara negara hukum dengan masyarakat sipil.

Manusia Moral dan Hukum (ISBD) A# PENDAH ! AN "# !a$ar Belakan% Penulisan Makalah #ntuk memenuhi tugas .lmu %osial Budaya )asar (.%B)), penulis menyajikan makalah yang berjudul &-anusia, -oralitas dan 4ukum'. -akalah ini membahas mengenai konsep-konsep moral dalam hukum dan penerapan dalam kehidupan manusia bermasyarakat dan bernegara untuk menciptakan sepremasi hukum. -elihat penerapan penegakan hukum .ndonesia masih belum sesuai dengan undang-undang maka diperlukan suatu perbaikan mengarah pada moralitas masyarakat, serta dibutuhkan suatu kontrol nurani bagi semua warga negara khususnya bagi penegak hukum yang semakin leluasa menguasai keadilan negara ini. -elihat hal itu maka kami sebagai penulis menyusun sepatah dan beberapa pendapat mengenai -anusia, -oralitas dan 4ukum. 2# Perumusan Makalah ,. ,pa perbedaan, penciptaan serta hubungan hukum dan moralitas A B. Bagaimana mensinergikan hukum dan moral dalam menegakkan keadilan A 7. Bagaimana Potret 4ukum dan -oralitas Bangsa !ita, jelaskan A ). Bagaimana cara memperbaiki kontrol nurani bagi penegak hukum A (# 'u/uan Penulisan Makalah Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka di peroleh tujuan Penulisan -akalah ini sebagai berikut 9 /. -enjelaskan perbedaan hukum dan moralitas serta tujuan penciptaannya serta hubungannya. 5. -endiskripsikan sinergi hukum dan moral dalam menegakkan undang-undang berdasarkan moralitas masyarakat. 6. -emberi gambaran mengenai Problem -oral Penegak 4ukum. 4. -enyebutkan cara kontrol nurani bagi penegak hukum menurut ,ristoteles. B# PEMBAHASAN"# Hukum dan Morali$as ,chmad ,li menyatakan hukum adalah seperangkat norma tentang apa yang benar dan apa yang salah, yang dibuat dan diakui eksistensinya oleh pemerintah yang dituangkan baik dalam aturan tertulis (peraturan) maupun yang tidak tertulis yang mengikat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya secara keseluruhan dan dengan ancaman sanksi bagi pelanggar aturan tersebut. 4ukum harus mencakup tiga unsur, yaitu kewajiban, moral dan aturan. .stilah moralitas kita kenal secara umum sebagai suatu sistem peraturan-peraturan perilaku sosial, etika hubungan antar-orang. 4ukum diciptakan dengan tujuan yang berbeda-beda, ada yang menyatakan bahwa tujuan hukum adalah keadilan, ada juga yang menyatakan kebinaan, ada yang menyatakan kepastian hukum. )iturunkan ayat, aturan hukum dan moral adalah untuk menciptakan kemaslahatan umat manusia pada umumnya. -uhammad A,ied al45a,iri membagi kemaslahatan dalam tiga bentuk yaitu /. !emaslahatan yang sangat mendasar (dharuriyat)

,dalah kemaslahatan yang berhubungan dengan kebutuhan pokok umat manusia di dunia dan di akhirat. !emaslahatan ini dibagi menjadi 8 yaitu 9 /. !emaslahatan jiwa 5. !emaslahatan akal 6. !emaslahatan keturunan 4. !emaslahatan harta ,dalah kemaslahatan yang memperhatikan kebutuhan materi dalam kehidupan sehari-hari /. !emaslahatan agama ,dalah kemaslahatn yang memperhatikan tujuan agama dan menjadi pondasi kemaslahatan diatasnya. 5. !emaslahatan untuk kelangsungan hidup (hajiyat) ,dalah kemaslahatan yang dibutuhkan dalam menyempurnakan kemaslahatan pokok (mendasar) sebelumnya yang berbentuk keringanan untuk mempertahankan dan memelihara kebutuhan mendasar manusia. -isalnya, dalam bidang ibadah diberi keringanan meringkas (@ashr) shalat dan berbuka puasa bagi orang yang sedang musa ir. 6. !emaslahatan untuk mencapai kesempurnaan ( tahsinat). ,dalah kemaslahatan yang si atnya pelengkap berupa keleluasaan yang dapat melengkapi kemaslahatan sebelumnya. -isalnya, dianjurkan untuk memakan yang bergi+i.

2# Siner%i Hukum dan Moral %etelah mengalami amandemen ke-/ sampai ke-4, tampak bahwa Bab . Pasal / ##) /048 (tentang bentuk dan kedaulatan) telah mengalami perubahan berbunyi9 3egara .ndonesia ,dalah 3egara 4ukum. -akna negara hukum adalah negara yang mengutamakan hukum sebagai landasan berpijak dan berbuat dalam konteks hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. )engan kata lain, hukum merupakan hal yang supreme 9 bukan uang dan kekuasaan. ,gar hukum dapat menjadi supreme, maka hukum2undang-undang tersebut harus bersinergi dengan moralitas masyarakat. !eharusan hukum bersinergi dengan moralitas masyarakat, telah diungkapkan oleh teori2ajaran ilmu hukum yang mengajarkan bahwa suatu undang-undang akan dapat berlaku e ekti di masyarakat apabila undang-undang tersebut memiliki 6 macam kekuatan, yaitu juristische geltung, soziologische geltung dan filosofische geltung. %o+iologische geltung dan iloso ische geltung mengajarkan kepada kita bahwa undangundang yang mengakomodasi2merespon secara benar moralitas masyarakat, yang akan mempermudah terwujudnya supremasi hukum. !arena penegakan undang-undang tersebut

secara mutatis mutandis berarti menegakkan moralitas masyarakat. %ebaliknya, apabila suatu undang-undang gagal mengakomodasi2merespon moralitas masyarakat, maka perwujudan supremasi hukum akan mengalami kesulitan. )alam konteks ini, undang-undang2hukum akan dijadikan perisai untuk melawan moralitas masyarakat. )alam konteks ini pula, penegakan hukum tidak akan memberikan kenyamanan dan keadilan bagi masyarakat. )ari sudut hukum ilustrasi di atas dapat dipergunakan sebagai bahan untuk menjelaskan penyebab adanya permintaan nonakti sementara sebagai !etua )P1-1. yang ditujukan kepada .r ,kbar *andjung, setelah yang bersangkutan &dihadiahi' hukuman penjara 6 tahun oleh pengadilan, tidak segera dipenuhi oleh sang !etua )P1, dan bahkan permintaan tersebut juga ditentang oleh Partai Eolkar, sebagaimana tertuang dalam bab ..., Pasal // s2d /H ## 3o. F42/000 (## tentang %usunan dan !edudukan -P1, )P1, dan )P1)), dan yang tertuang dalam Peraturan *ata *ertib )P1-1., secara tersurat tidak mengatur persoalan nonakti sementara dalam kaitannya dengan cacat moral anggota )P1. )an kaitannya dengan terpilihnya kembali *ersangka !asus 5H :uli sebagai Eubernur .bu !ota 3egara, terpaksa harus diakui dan diterima sebagai kenyataan bahwa memang belum mengatur persoalan cacat moral (misalnya sebagai tersangka pelaku tindak pidana di masa lalu) dalam kaitannya dengan persyaratan menjadi gubernur. )alam pasal 66 ## 3o. 55 *ahun /000 (tentang Pemerintahan )aerah), persoalan moralitas calon gubernur, dengan kalimat tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana dan tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan negeri. !hususnya pasal /D (yang mengatur tentang gubernur dan wakil gubernur), juga tidak diatur persoalan moralitas (calon) gubernur. Seharusnya dirumuskan setiap anggota MPR/DPR/ DPRD yang patut disangka telah melakukan tindak pidana, waji menyatakan diri nonaktif sementara se agai anggota MPR/DPR/DPRD sampai perkaranya mendapatkan putusan hakim yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. 4al ini sungguh sangat urgen mengingat saat ini sedang dibahas 1## tentang %usunan dan !edudukan -P12)P12)P1). *anpa diikuti status nonakti sementara, putusan pengadilan negeri yang sudah dengan susah payah dihasilkan, menjadi tidak bermakna2bere ek sama sekali, %emoga pesan moral dalam bentuk introducing status nonakti sementara dari jabatan publik selama berstatus hukum sebagai tersangka atau terpidana sementara, dapat ditampung dalam berbagai 1## untuk mere"isi ## lama, khususnya ## 3o. 5I2/000 (## tentang Penyelenggara 3egara ;ang Bersih dan Bebas dari !!3). ,pabila hal ini dilakukan, kita pantas optimistis dapat mewujudkan penyelenggara negara yang bersih dan bebas dari !!3 serta perbuatan tercela2pidana lainnya. (# Po$re$ Hukum dan Morali$as Ban%sa 2i$a 4ukum tidak dapat dipisahkan dari aspek moral.,pabila hukum belum secara konkrit mengatur, sedangkan moralitas telah menuntut untuk ditran ormasikan oleh karena itu moralitas haruslah di utamakan. 4ukum bukanlah suatu tujuan. 4ukum itu sendiri diciptakan bukanlah semata-mata untuk mengatur, tetapi lebih dari itu untuk mencapai tujuan yang luhur, yakni keadilan, kebahagiaan dan kesejahteraan rakyat. %eperti yang dinyatakan 4.(.,. 4art dalam bukunya Eeneral *heory o (aw and %tate, /0D8 sebenarnya harus meliputi tiga unsur nilai, yakni kewajiban, moral dan aturan. Bangsa kita adalah bangsa yang berbudaya ketimuran yang sangat menjunjung tinggi nilai moralitas, berbeda dengan bangsa Barat. *etapi akhir-akhir ini, tanpa kita sadari ataupun disadari, telah

terjadi degradasi moral di negeri ini. %esuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai agama dianggap benar, dan bahkan dianggap sebagai suatu kemajuan. %edangkan sesuatu yang mengandung nilai < nilai agama diabaikan dan mungkin dianggap suatu kemunduran. *anpa kita sadari ataupun tidak umat .slam saat ini sedang dihancurkan secara halus melalui perusakan moralitas (akhlak). Padahal akhlak adalah sesuatu yang utama pada manusia. 3abi -uhammad %,> bersabda 9 !Sesungguhnya aku diutus tiada lain untuk menyempurnakan moralitas angsa". #$.R. Malik in %nas dan %hmad in $an al& )alam menyelesaikan problem itu, hendaknya dicariakan solusi pemecahannya yang mencerminkan terpenuhinya keadilan terhadap hak-hak asasi manusia, tanpa mengorbankan moral sebagai religious "alues (nilai-nilai agama). 4al ini tanggung jawab kita bersama terutama para pemimpin, yang tentunya harus responsi terhadap problem yang ada. )engan segera pemerintah dan para dewan menanggapi problem yang ada. :ika hukum belum ada secara jelas, sedangkan moral telah menuntut ditrans ormasikan, seharusnya moralitas menjadi perhatian yang paling utama. Pada saat ini telah terjadi modernisasi dan globalisasi yang tidak dapat kita hindari. *idak dapat kita pungkiri perkembangan ilmu pengetahuan tidak lepas dari ikut sertanya media elektronika. *etapi disisi lain, media elektronika juga dapat membawa dampak negati"e, namun semua itu tergantung penggunaan pribadi masing-masing. )# Hukum dan Moral, Se,uah Seruan E$is 4ubungan antara hukum dan moral sangan erat sekali, ada pepatah 1oma mengatakan !%pa artinya 'ndang ( undang kalau tida disertai moralitas)". )engan demikian hukum tidak akan berarti tanpa dijiwai moralitas, hukum akan kosong tanpa moralitas. $leh karena itu kualitas hukum harus selalu diukur dengan norma moral, perundang undang-undangan yang immoral harus diganti dengan demikian hukum bisa meningkatkan dampak social dari moralitas. 4ukum hanya membatasi diri dengan mengatur hubungan antar manusia yang rele"an. -eskipun hubungan hukum dan moral begitu erat namun hukum dan moral tetap berbeda sebab dalam kenyataannya mun%kin ada hukum yang bertentangan dengan moral atau ada undang < undang yang immoral yang berarti terdapat ketidak cocokan antara hukum dan moral. #ntuk itu dalam konteks ketatanegaraan .ndonesia dalam pengambilan keputusan hukum membutuhkan moral sebagaimana moral membutuhkan hukum. !ualitas hukum terletak pada bobot moral yang dijiwainya. -enurutDahlan 'hai, !*anpa moralitas hukum tampak kosong dan hampa". -enurut 2# Ber$ens menyatakan ada empat perbedaan antara hukum dan moral 9 /. 4ukum lebih dikodi ikasikan dari pada moralitas 5. 4ukum dan moral mengatur tingkah laku manusia 6. %anksi yang berkaitan berkaitan dengan hukum berbeda dengan sanksi yang berkaitan dengan moralitas

4. 4ukum didasarkan atas kehendak masyarakat dan akhirnya atas kehendak 3egara. ;ang diperlukan pada saat ini sekaligus menjadi seruan etis kita adalah perlu adanya political will dan dengan kekuatan-kekuasaan yang ada pada pemerintah saat ini, meski bukit dan gunung akan rubuh dan langit akan runtuh-bendera supsremasi hukum harus benar-benar dipancangkan dan keadilan segera diciptakan tanpa kompromi. *# Pro,lem Moral Pene%akan Hukum -enurut 'homas 2o$en mengemukakan sosok hukum lebih dipakai sebagai alat pemenuhan kepentingan orang-orang kuat secara politik dan ekonomi daripada sebagai jalan terciptanya keadilan yang memberikan ruang bagi kesejahteraan rakyat dan mematrikan keagungan negara sebagai negara hukum. Berbagai kritik dan saran publik sudah begitu kerap dilontarkan kepada aparat penegak hukum. *etapi, ironisnya hingga kini belum juga muncul kesadaran yang diikuti perbaikan terhadap cara berpikir dan cara mempraktikkan hukum secara benar. %alah satu indikasinya adalah, penyelesaian kasus hukum korupsi seputar +antuan ,ikuiditas +ank -ndonesia #+,+-& yang merugikan keuangan negara hingga triliunan rupiah, tetapi seolah hanya menyembulkan bau busuk yang menyengat hidung. #ntuk itulah, sosok negara kita pun hanya dapat dimengerti sebagai negara yang produk hukumnya lebih merupakan kosmetik negara hukum daripada penonjolan esensi hukum dan penegakan eksistensi keadilan publik. 4ukum hanya bagus dalam kata-kata dan indah dalam lukisan undang-undang yang ratusan jumlahnya, tetapi praktiknya jauh dari harapan. Problem mendasar dalam praksis penegakan hukum, sebagaimana yang diuraikan di atas, adalah putusan yang diambil di meja pengadilan tidak memiliki roh keadilan. $leh karena itu, kerap dikatakan bahwa kalangan penegak hukum kita tidak memiliki nurani dan minus nilainilai etik-moral. +# 2on$rol Nurani 3egara .ndonesia sebagai negara hukum dapat dilihat pada Bab . Pasal / ayat (6) #ndang#ndang )asar /048 3egara .ndonesia adalah negara hukum. 3egara berdasarkan hukum ditandai oleh beberapa asas, antara lain asas bahwa semua perbuatan atau tindakan pemerintahan atau negara harus didasarkan pada ketentuan hukum tertentu yang sudah ada sebelum perbuatan atau tindakan yang dilakukan. 7ampur tangan atas hak dan kebebasan seseorang atau kelompok masyarakat hanya dapat dilakukan berdasarkan aturan-aturan hukum tertentu. Pemikir ,aron * Beck dari #ni"ersity o Pennsyl"ania memberikan solusi dengan peningkatan pemenuhan kewajiban dan tanggung jawab moral..a menyebutkan the caring orientation yang artinya kewajiban untuk peka terhadap kepentingan orang banyak, rasa tanggung jawab terhadap kesejahteraan bersama, kesediaan mengorbankan kepentingan pribadi dan kelompok jika itu berbeda dengan kepentingan seluruh rakyat. -enurut ,ristoteles untuk mendapatkan keputusan yang adil dalam penegakan hukum diperlukan 9

/. Penajaman moral dan norma-norma etika dalam penegakan hukum dengan perumusan nilai-nilai etis 5. Perlunya tindakan untuk kembali ke diri sendiri sebagai sebuah bentuk kontrol nurani. 6# 2ESIMP !AN )iturunkan ayat, aturan hukum dan moral adalah untuk menciptakan kemaslahatan umat manusia pada umumnya. -uhammad ,bied al-:abiri membagi kemaslahatan dalam tiga bentuk yaitu !emaslahatan yang sangat mendasar (dharuriyat), !emslahatan untuk kelangsungan hidup (hajiyat), dan !emaslahatan untuk mencapai kesempurnaan ( tahsinat). #ndang-undang akan dapat berlaku e ekti di masyarakat apabila undang-undang tersebut memiliki 6 macam kekuatan, yaitu juristische geltung, so+iologische geltung dan iloso ische geltung. %o+iologische geltung dan iloso ische geltung mengajarkan kepada kita bahwa undang-undang yang mengakomodasi2merespons secara benar moralitas masyarakat, akan mempermudah terwujudnya supremasi hokum. 4ukum bukanlah suatu tujuan. 4ukum itu sendiri diciptakan bukanlah semata-mata untuk mengatur, tetapi lebih dari itu untuk mencapai tujuan yang luhur, yakni keadilan, kebahagiaan dan kesejahteraan rakyat. Bangsa kita adalah bangsa yang berbudaya ketimuran yang sangat menjunjung tinggi nilai moralitas tapi tanpa kita sadari ataupun disadari, telah terjadi degradasi moral di negeri ini. %esuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai agama dianggap benar, dan bahkan dianggap sebagai suatu kemajuan. %edangkan sesuatu yang mengandung nilai < nilai agama diabaikan dan mungkin dianggap suatu kemunduran. 4ubungan antara hukum dan moral sangan erat sekali, meskipun hubungan hukum dan moral begitu erat namun hukum dan moral tetap berbeda sebab dalam kenyataannya mungkin ada hukum yang bertentangan dengan moral atau ada undang < undang yang immoral yang berarti terdapat ketidak cocokan antara hukum dan moral. -enurut *homas !oten mengemukakan sosok hukum lebih dipakai sebagai alat pemenuhan kepentingan orang-orang kuat-secara politik dan ekonomi < daripada sebagai jalan terciptanya keadilan yang memberikan ruang bagi kesejahteraan rakyat dan mematrikan keagungan negara sebagai negara hukum. Problem mendasar dalam praksis penegakan hukum, sebagaimana yang diuraikan di atas, adalah putusan yang diambil di meja pengadilan tidak memiliki roh keadilan. $leh karena itu, kerap dikatakan bahwa kalangan penegak hukum kita tidak memiliki nurani dan minus nilai-nilai etik-moral. 3egara .ndonesia sebagai negara hukum dapat dilihat pada Bab . Pasal / ayat (6) #ndang#ndang )asar /048 3egara .ndonesia adalah negara hukum. -enurut ,ristoteles untuk mendapatkan keputusan yang adil dalam penegakan hukum diperlukan Penajaman moral dan norma-norma etika dalam penegakan hukum dengan perumusan nilai-nilai etis, dan perlunya tindakan untuk kembali ke diri sendiri sebagai sebuah bentuk kontrol nurani. DAF'A7 P S'A2A

1. ,nonim.http922muchad.in o2muchad2dalil-syarJ?5JIFJ00i-bag-5-al-maslahah-al2.

6. 4.
5.

D.

mursalah.htmldiakses tanggal 5F no"ember 5F/F. >ibowo ,nton P%. http922 amm5FFH.multiply.com2re"iews2item2/0 diakses tanggal 5F no"ember 5F/F. )irektur %ocial )e"elopment 7enter. http922koranindonesia.com25FFI2F626/2urgensietik-moral-penegakan-hukum2 diakses tanggal 5F no"ember 5F/F. http922islamlib.com2id2artikel2potret-hukum-dan-moralitas-bangsa-kita2 diakses tanggal 50 oktober 5F/F. http922matahati h.wordpress.com25FF02/52FH2penegakan-hukum-berdasarkan-prinsipprinsip-J?5JIFJ07the-rule-o -lawJ?5JIFJ0)-konsep-penegakan-hukumhumanis-menuju-keadilan-substanti -oleh-dr-nurul-akhmad2 diakses tanggal /8 no"ember 5F/F. %uwarno, dkk. 5FFI. -S+D. %urakarta 9 BP-G!.P #-%.

MAN SIA, NI!AI, M87A! DAN H 2 M

BAB 9 MAN SIA, NI!AI, M87A!, DAN H 2 M

A#

Hakika$ Nilai Moral dalam 2ehidu3an Manusia

"#

Pen%er$ian Nilai, E$ika, Moral, dan Hukum 3ilai adalah ssesuatu yang berharga ,bermutu ,menunjukkan kualitas dan berguna bagi manusia. 3ilai merupakan sesuatu yang abstrak dan hanya bisa dipikirkan, dipahami, dan dihayati. :adi, nilai adalah suatu kualitas yang merujuk pada si at yang ideal dan berkaitan dengan istilah &apa yang seharusnya' atau sollen. 3ilai dasar ridak berubah dan tidak boleh diubah lagi ,betapapun pentingnya nilai dasar yang tercantum dalam pembukaan ##) /048itu, si atnya belum operasional. ,rtinya kita belum dapat menjabarkannya secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. .nstrumental. 3ilai instrumental harus tetap mengacu kepada nilai-nilai dasar yang dijabarkannya. Penjabaran itu jelas tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dasarnya. 3ilai adalah &prinsip umum tingkah laku abstrak yang ada dalam alam pikiran anggotaanggota kelompok yang merupakan komitmen yang positi dan standar untuk memperyimbangkan tindakan dan tujuan tertentu. ?tika (ethos) berasal dari bahasa yunani yang artinya adat kebiasaan. .stilah etika digunakan untuk menyebut ilmu dan prinsip dasar penilaian baik buruknyya perilaku manusia atau berisi tentang kajian ilmiah terhadap ajaran moral tersebut, yaitu untuk memberi landasan kritis tentang mengapa orang dituntut untuktidak melanggar aturan-aturan masyarakat ,seperti tidak mencuri, bersaksi palsu, dan sebagainya, sedangkan istilah moral digunakan untuk menunjuk aturan dan norma yang lebih konkret bagi penilaian baik buruknya perilaku manusia. Pengertian norma merupakan kaidah atau aturan-aturan yang berisi petunjuk tentang tingkah laku yang harus atau tidak boleh dilakukan oleh manusia dan bersi at mengikat. Pengertian hukum adalah himpunan peraturan-peraturan (perintah-perintah dan laranganlarangan) yang mengurusi tata tertib suatu masyarakat dan harus ditaati oleh masyarakat tersebut. )engan kata lain ,bahwa hukum berisi perintah-perintah dan larangan-larangan serta sanksi yang tegas bagi mereka yang melanggar peraturan-peraturan tersebut.

3orma dalam !ehidupan a. 3orma ,gama

K K K K K

Berasal dari tuhan yang maha esa *ercantum dalam kitab suci setiap agama Pelanggaran terhadap norma agama merupakan perbuatan dosa yang akan mendapat sanksi sesuai denngan ketentuan atau ajaran agama yang bersangkutan ,gar para pemeluk agama tidak melakukan pelanggaran terhadap ajaran agama ,mereka harus selalu beriman dan bertakwa *ujuan terciptanya masyarakat yang agamis ,tertib tentram ,rukun, damai, dan sejahtera, sehingga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat dapat terwujud

b. K K K

3orma -asyarakat %osial Bersumber dari masyarakat sendiri Pelanggaran atas norma sosial akan berakibat pengucilan dari pergaulan masyarakat -anusia dalam hidup bermasyarakat harus mengetahui, memahami, dan menyadari adanya norma-norma yang berlaku dalam masyarakat lingkungannya, kemudian melaksanakan norma-norma tersebut dengan sebaik-baiknya )engan terpatuhinya norma sosial, akan tercipta masyarakat yang saling menghormati dan saling menghargai

c. K K K

3orma !esusilaan Berasal dari siri setiap manusia Pelanggaran atas norma ini akan menimbulkan rasa penyesalan )alam kehidupan sehari < hari sebaiknya setiap indi"idu berusaha agar setiap sikap, ucapan ,dan perilakunya selalu dijiwai oleh nilai < nilai atau norma < norma agama ,kesopanan, dan hukum

d. K K K

3orma 4ukum Berasal dari negara Pelanggaran atas norma ini akan dikenai hukuman sesuai dengan peraturan yang berlaku Pelanggaran norma hukum dalam masyarakat akan memicu berbagai kerusuhan dan perbuatan amoral yang tidak bertanggung jawab ,sehingga berpengaruh atau berakibat buruk bagi masyarakat

2#

6iri46iri Nilai %i at-si at nilai menurut Bambang )aroeso (/0ID) adalah sebagai berikut 9

a. b. c.

3ilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia 3ilai memiliki si at normati keharusan artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, dan suatu

3ilai ber ungsi sebgagai daya dorong atau moti"ator dan manusia adalah pendukung nilai

(#

Ma:am4Ma:am Nilai )alam ilsa at nilai dibedakan dalam tiga macam, yaitu 9

a. b. c.

3ilai logika adalah nilai benar salah 3ilai estetika adalah nilai indah tidak indah 3ilai nilai etika 2 moral adalah nilai baik buruk 7ontoh nilai estetika adalah apabila kita melihat suatu pemandangan ,menonton sebuah pentas pertunjukkan atau merasakan makanan ,nilai estetika bersi at subjekti pada diri yang bersangkutan. 3otonegoro (dalam kaelan, 5FFF) menyebutkan adanya 6 macam nilai , adalah sebagai berikut

a. b. c.

3ilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia atau kebutuhan ragawi manusia. 3ilai "ital, yaitu segala sesuatu yang berguna manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau akti itas. 3ilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.

)#

Proses '$er,en$ukn;a Nilai, E$ika, Moral, Norma dan Ne%ara

dan Hukum

dalam Mas;araka$

Proses terbentuknya nilai, etika, moral dan hukum merupakan proses yang berjalan melalui suatu kebiasaan untuk berbuat baik, suatu disposisi batin untuk berbuat baik yang tertanam karena dilatihkan, suatu kesiapsediaan untuk bertindak secara baik dan kualitas jiwa yang baik dalam membantu kita untuk hidup secara benar.

%eseorang akan dinilai baik atau buruk sebagai manusia dilihat dari moralitas yang dimilikinya, karena moralitas memiliki otoritas tertinggi dalam penilaian manusia sebagai manusia. %alah satu mekanisme yang dapat membentuk jati diri yang berkualitas adalah keutamaan moral yang mencakup nilai, norma dan etika. )isini akhirnya suatu hal berperan yang kadang kala menuntut pertimbangan praktis. !ebijakan praktis perlu dilatihkan pula sebagai keutamaan moral.

*#

Dialek$ika Hukum dan Moral dalam Mas;araka$ dan Ne%ara 4ukum dapat dikatakan adil atau tidak tergantung dari wilayah penilaian moral. 4ukum disebut adil bila secara moral memang adil. 4ukum tidak bisa menilai dirinya sendiri apakah hukum itu adil atau tidak namun hukum sendiri harus menilai bahwa semestinya si at dari hukum itu adalah adil. -oralitas dikatakan mendasar hukum berarti hukum yang tidak sesuai dengan norma, moral secara moral sah untuk ditolak atau tidak ditaati, misalnya kalau ada hukum yang tidak seimbang antara pelanggaran hukum yang dilakukan dengan denda atau hukuman yang didapatkan moralitas menyarankan agar hukum tersebut dihapus saja.

+#

Perwu/udan Nilai, E$ika, Moral, dan Norma dalam 2ehidu3an Mas;araka$ dan Ne%ara Perwujudan nilai-nilai, etika, moral, dan norma dalam keyakinan iman bisa saja diterapkan sebagai hukum jika norma moral yang terkandung di dalamnya bersi at uni"ersal. $leh karena itu, etika, moral, normadan nilai sering menjadi tuntunan dalam kehidupan masyarakat supaya kita dapat bertingkah laku dengan baik.

-#

Nilai Dian$ara 2uali$as Primer dan 2uali$as Sekunder !ualitas primer, yaitu kualitas dasar yang tanpanya objek tidak dapat menjadi ada, sama seperti kebutuhan primer yang harus ada sebagai syarat hidyup manusia. %edangkan kualitas sekunder adalah kualitas yang dapat ditangkap oleh pancaindera seperti warna, rasa, bau dan sebagainya. 3ilai bukan kualitas primer maupun sekunder sebab nilai tidak menambah atau memberi eksistensi objek. 3ilai mlik semua objek, nilai tidaklah independen yakni tidak memiliki kesubstanti an.

.#

'un$u$an dan Sanksi Moral, Norma, Hukum dalam Mas;arakaa$ Berne%ara

?tika keutamaan biasanya dikontraskan dengan etika kewajiban atau etika peraturan. )alam etika kewajiban, tekanan diberikan kepada prinsip-prinsip yang mendasari tindakan manusia. :adi, kriteria untuk menilai baik-buruknya manusia adalah aturan dan prinsipprinsip yang berlaku dalam masyarakatnya.

0#

2eadiilan, 2e$er$i,an, dan 2ese/ah$eraan Mas;araka$ se,a%ai <u/ud Mas;araka$ Bermoral dan Menaa$i Hukum Aris$o$eles, memberikan contoh keutamaan moral, yaitu9

a. b. c.

!eberanian, yaitu prang dihindarkan dari si at nekat dan pengecut. #gahari (prinsip secukupnya, kesederhanaaan, empan papan), yaitu orang dihindarkan dari kelaparan dan kekenyangan. !eadilan >atak-watak ini mengandaikan dihadirkannya dua ekstrem, yaitu kelebihan dan kekurangan yang menuntut adanya sebuah latihan. !ualitas manusia tidak ditentukan oleh keahlian atau kemampuan yang dia miliki melainkan oleh kualitas watak pribadinya. %eperti itulah, kualitas watak pribadi manusia yang erat terkait dengan moralitas.

"1# Nilai Moral se,a%ai Sum,er Da;a dan 2e,uda;aan 7iri utama suatu masyarakat manusia adalah suatu kebudayaan sebagai hasil berbagai karya, rasa dan cipta manusia selaku makhluk berakal naik untuk melindungidirinya sendiri dari keganasan alam maupun dalam rangka menaklukkannya ataupun untuk menyelenggarakan hubungan hidup bermasyarakat secara tertib dan utuh. !ebudayaan memiliki tiga dimensi, yaitu hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan alam, dan hubungan manusia dengan *uhan. $rang yang bermoral adalah orang yang berbudaya. -oral diperlukan untuk memahami kehidupan yang baik, khususnya dalam hubungan horisontal antarsesama.

"1#" Nilai Moral se,a%ai Sum,er Da;a ,da dua jenis sumber etika atau moral, yaitu dari *uhan ;-? (etika atau moral kodrat) dan dari manusia (etika atau moral budaya). !ebudayaan paling sedikit memiliki tiga wujud, yaitu9 a. !eseluruhan ide, gagasan nilai, norma, peraturan dan sebagainya yang ber ungsi mengatur, mengendalikan dan memberi arah pada kelakuan dan perbuatan manusia dalam masyarakat yang disebut adta tata kelakuan (nilai-nilai insani atau moral)

b. c.

!eseluruhan akti"itas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat yang disebut sistem sosial (nilai-nilai insani atau moral) Benda hasil karya manusia, benda-benda hasil karya manusia disebut kebudayaan isik, misalnya pabrik baja, candi Borubudur, pesawat udara, dan komputer (nilai estetika) %uatu budaya terkadang hanya berlaku pada suatu daerah dan juga terkadang pandangan budaya bersu at relati kualitasnya.

"1#2 Nilai Moral se,a%ai 7u/ukan Nilai Buda;a ?tika adalah nilai-nilai berupa norma-norma moral yang menjadi pedoman hidup bagi seseorang atau kelompok orang dalam berperilaku atau berbuat. ?tika dalam arti ini disebut sistem nilai budaya. %istem nilai budaya merupakan gambaran perilaku baik, benar, dan berman aat yang terdapat dalam pikiran.

"1#( Nilai Moral se,a%ai Nilai4Nilai !uhur Buda;a Ban%sa 3ilai moral adalah nilai atau hasil perbuatan yang baik, sedangkan norma moral adalah norma yang berisi cara bagaimana berbuat baik. -oral bersi at kodrati, sejak diciptakan, manusia sudah dibekali dengan si at-si at yang baik, jujur, dan adil. ,pabila kita terusmenerus berbuat baik sehingga terbiasa dan membudaya akan menyebabkan kita disebut orang yang beradab.

"1#) Nilai Moral se,a%ai Hasil Penilaian !ebudayaan dalam kaitanrnya dengan ilmu sosial budaya dasar adalah penciptaan, penertiban, dan pengelolaan nilai-nilai insani, tercakup dalam usaha memanusiakan diri di dalam alam lingkungan, baik isik maupun sosial. %ebagai makhluk budaya, manusia dibekali oleh *uhan dengan akal, nurani, dan kehendak di dalam dirinya. Perwujudan budaya penekanannya pada akal, nurani, dan kehendak sebagai satu kesatuan yang utuh dapat disebut dengan kebudayaan tinggi dan rendah karena diukur dengan man aatnya bagi manusia.

"1#* Nilai Moral se,a%ai Nilai 8,iek$if dan Nilai Su,iek$if Ban%sa %istem nilai budaya akan dipahami dan dipatuhi oleh orang lain atau kelompok masyarakat apabila diwujudkan dalam perbuatan yang nyata yang dapat dijadikan teladan. ,pabila yang berbuat adalah tokoh atau pemimpin dalam masyarakat, sistem ini cepat berkembang dan diikuti oleh anggota masyarakat sehingga menjadi terbiasa dan membudaya. 4al ini disebut budaya masyarakat.

"1#+ Nilai Moral se,a%ai 2e,uda;aan dan Perada,an se,a%ai Nilai Mas;araka$ -anusia selalu menghendaki nilai yang baik daripada yang buruk. !onsepsi-konsepsi tentang nilai yang hidup dalam pikiran sebagian besar warga masyarakat membentuk sistem nilai budaya. %istem nilai ini adalah produk budaya hasil pengalaman hidup yang berlangsung terus-menerus, terbiasa yang akhirnya disepakati bersama sebagai pedoman hidup mereka, dan sebagai identitas kelompok masyarakat.

B# Pro,lema$ika Pem,inaan Nilai Moral

"#

Pen%aruh 2ehidu3an 2eluar%a dalam Pem,inaan Nilai Moral !eluarga berperan sangat penting bagi pembinaan nilai moral anak. 4al ini karena dalam keluargalah, pendidikan pertama dan utama anak sebelum memasuki dunia pendidikan dan masyarakat. !eluarga yang harmonis berupaya memberi contoh yang baik kepada anak-anak mereka. !ehidupannya selalu diliputi suasana damai, tenteram, kasih sayang, dan penuh dengan kebahagiaan. %ebaliknya keluarga yang tidak harmonis, sering ribut dan bertengkar, sehingga hal itu akan berpengaruh setidaknya sedikit banyak bagi perkembangan jiwa dan moral anak.

2#

Pen%aruh 'eman Se,a;a 'erhada3 Pem,inaan Nilai Moral Pengaruh pergaulan dengan teman sebaya sangat mempengaruhi sikap dan perilau generasi muda kita dalam hal moralnya. Berteman dengan teman yang tidak baik sikap dan perilakunya juga kata-katanya akan mengakibatkan anak akan cepat meniru hal-hal negati . $leh karena itu, pemilihan teman dalam bergaul khususnya teman yang baik akan membantu membina nilai moral anak.

(#

Pen%aruh Fi%ur 8$ori$as 'erhada3 Perkem,an%an Nilai Moral Indi=idu Pengaruh igur otoritas terhadap perkembangan nilai moral indi"idu sangat besar pengaruhnya. Gigur otoritas yang baik akan memberi contoh teladan yang baik bagi anak dan masyarakat pada umumnya. %ebaliknya, igur otoritas yang tidak baik akan memberi contoh yang tidak baik bagi perkembangan nilai moral indi"idu.

)# Pen%aruh Media 'elekomunikasi 'erhada3 Perkem,an%an Nilai Moral Pengaruh ntedia telekomunikasi akh u-akhir ini memang cukup memprihatinkan di kalangan generasi muda. Penyalahgunaan sarana telekomunikasi yang seharusnya digunakan sesuai ungsinya ini cukup mempengaruhi sikap dan perilaku generasi muda kita.

*# Pen%aruh Media Elek$onik dan In$erne$ $erhada3 Pem,inaan Nilai Moral %ama halnya dengan Pengaruh -edia *elekomunikasi *erhadap Perkembangan 3ilai -oral, -edia ?lektonik dan .nternet juga sangat berpengaruh terhadap pembinaan 3ilai -oral, dan cendrung memprihatinkan dikalangan generasi muda. Penyalah gunaan -edia ?lektonik dan .nternet kearah negati lah yang membuat generasi muda kita sangat memprihatinkan moralnya.

6# Manusia dan Hukum )alam hidupnya, manusia tidak pernah terlepas dari hukum. %etiap sikap dan perilakunya termasuk tutur kata senantiasa diawasi dan dikontrol oleh hukum yang berlaku. !ehidupan manusia sehari-hari berjalan sesuai dengan hukum yang berlaku. -anusia yang sada hukum akan selalu bersikap dan bertindak sesuai dengan hukum yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai