Nilai, norma, dan moral adalah konsep-konsep yang saling berkaitan. Dalam hubungannya
dengan Pancasila, maka ketiganya akan memberikan suatu pemahaman yang saling melengkapi
sebagai sistem etika. Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu
nilai yang menjadi sumber dari segala penjabaran norma baik norma hukum, norma moral
maupun norma kenegaraan lainnya. Oleh karena itu, suatu pemikiran filsafat adalah suatu nilai-
nilai yang bersifat mendasar yang memberikan landasan bagi manusia dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam kehidupan nyata
dalam masyarakat,bangsa, dan negara maka diwujudkan dalam norma-norma yang kemudian
menjadi pedoman. Norma-norma itu meliputi:
1. Norma Moral
Norma yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut
pandang baik maupun buruk, sopan maupun tidak sopan, susila atau tidak susila.
2. Norma Hukum
Suatu sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam suatu tempat dan waktu
tertentu dalam pengertian ini peratran hukum. Dalam pengertian itulah Pancasila pada
hakikatnya bukan merupakan suatu pedoman yang langsung bersifat normatif ataupun
praksis melainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang merupakan sumber
norma.
PENGERTIAN ETIKA
Secara etimologi “etika” berasal dari bahasa Yunani yaitu “ethos” yang berarti watak, adat
ataupun kesusilaan. Jadi etika pada dasarnya dapat diartikan sebagai suatu kesediaan jiwa
seseorang untuk senantiasa patuh kepada seperangkat aturan-aturan kesusilaan (Kencana Syafiie,
1993).Etika adalah ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti
suatu ajaran tertentu atau bagaimana kita bersikap dan bertanggung jawab dengan berbagai
ajaran moral. Kedua kelompok etika itu adalah sebagai berikut :
1. Etika Umum, mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan
2. Etika Khusus, membahas prinsip-prinsip tersebut di atas dalam hubungannya dengan
berbagai aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu (etika individual)
maupun mahluk sosial (etika sosial).
PENGERTIAN NORMA
Norma adalah aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang mengikat warga masyarakat atau
kelompok tertentu dan menjadi panduan, tatanan, padanan dan pengendali sikap dan tingkah laku
manusia. Norma merupakan sebuah perwujudan martabat manusia sebagai mahluk budaya,
sosial, moral, dan religi. Norma merupakan suatu kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki
oleh tata nilai untuk dipatuhi. Oleh karena itu norma dalam perwujudannya daoat berupa norma
agama, norma filsafat, norma kesusilaan, norma hukum, dan norma sosial. Agar manusia
mempunyai harga, moral mengandung integritas dan martabat pribadi manusia. Sedangkan
derajat kepribadian sangat ditentukan oleh moralitas yang dimilikinya, maka makna moral yang
terkandung dalam kepribadian seseorang tercermin dari sikap dan tingkah lakuny. Oleh karena
itu, norma sebagai penuntun, panduan atau pengendali sikap dan tingkah laku manusia.
2. ETIKA PANCASILA
Menurut jengjangya :
Etika merupakan cabang ilmu filsafat yang membahas masalah baik dan buruk. Ranah
pembahasannya meliputi kajian praktis dan refleksi filsafati atas moralitas secara normatif.
Kajian praktis menyentuh moralitas sebagai perbuatan sadar yang dilakukan dan didasarkan
pada norma-norma masyarakat yang mengatur perbuatan baik (susila)ndan buruk (asusila).
Adapun refleksi filsafati mengajarkan bagaimana tentang moral filsafat mengajarkan bagaimana
tentang moral tersebut dapat dijawab secara rasional dan bertanggungjawab.
Rumusan Pancasila yang otentik dimuat dalam Pembukan UUD 1945 alinea keempat.
Dalam penjelasan UUD 1945 yang disusun oleh PPKI ditegaskan bahwa “pokok-pokok
pikiran yang termuat dalam Pembukaan (ada empat, yaitu persatuan, keadilan, kerakyatan dan
ketuhanan menurut kemanusiaan yang adil dan beradab) dijabarkan ke dalam pasal-pasal Batang
Tubuh. Dan menurut TAP MPRS No.XX/MPRS/1966 dikatakan bahwa Pancasila merupakan
sumber dari segala sumber hukum. Sebagai sumber segala sumber, Pancasila merupakan sumber
dari segala sumber hukum.
Sebagai sumber segala sumber, Pancasila merupakan satu-satunya sumber nilai yang
berlaku di tanah air. Dari satu sumber tersebut diharapkan mengalir dan memancar nilai-nilai
ketuhanan, kemanusian, persatuan, kerakyatan penguasa. Hakikat Pancasila pada dasarnya
merupakan satu sila yaitu gotong royong atau cinta kasih dimana sila tersebut melekat pada
setiap insane, maka nilai-nilai Pancasila identik dengan kodrat manusia. oleh sebab itu
penyelenggaraan Negara yang dilakukan oleh pemerintah tidak boleh bertentangan dengan
harkat dan martabat manusia, terutama manusia yang tinggal di wilayah nusantara.
Pancasila sebagai core philosophy bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, juga meliputi etika yang sarat dengan nilai-nilai filsafati; jika memahami Pancasila
tidak dilandasi dengan pemahaman segi-segi filsafatnya, maka yang ditangkap hanyalah segi-
segi filsafatnya, maka yang ditangkap hanyalah segisegi fenomenalnya saja, tanpa menyentuh
inti hakikinya.
Pancasila merupakan hasil kompromi nasional dan pernyataan resmi bahwa bangsa
Indonesia menempatkan kedudukan setiap warga negara secara sama, tanpa membedakan
antara penganut agama mayoritas maupun minoritas. Selain itu juga tidak membedakan unsur
lain seperti gender, budaya, dan daerah.
Nilai-nilai Pancasila bersifat universal yang memperlihatkan napas humanism, karenanya
Pancasila dapat dengan mudah diterima oleh siapa saka. Sekalipun Pancasila memiliki sifat
universal, tetapi tidak begitu saja dapat dengan mudah diterima oleh semua bangsa.
Perbedaannya terletak pada fakta sejarah bahwa nilai-nilai secara sadar dirangkai dan disahkan
menjadi satu kesatuan yang berfungsi sebagai basis perilaku politik dan sikap moral bangsa.
Dalam arti bahwa Pancasila adalah milik khas bangsa Indonesia dan sekaligus menjadi identitas
bangsa berkat legitimasi moral dan budaya bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai khusus yang
termuat dalam Pancasila dapat ditemukan dalam sila-silanya.
Pancasila sebagai nilai dasar yang fundamental adalah seperangkat nilai yang terpadu
berkenaan dengan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Apabila kita memahami
pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, yang pada hakikatnya
adalah nilai-nilai Pancasila.
Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dapat dinyatakan sebagai pokok-pokok kaidah
Negara yang fundamental, karena di dalamnya terkandung pula konsep-konsep sebagai sebagai
berikut:
a. Dasar-dasar pembentukan Negara, yaitu tujuan Negara, asas politik Negara (Negara Republik
Indonesia dan berkedaulatan rakyat), dan Negara asas kerohanian Negara (Pancasila).
b. Ketentuan diadakannya undang-undang dasar, yaitu “….. maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia dalam suatu undang-undang dasar Negara Indonesia…”. Hal ini
menunjukkan adanya sumber hukum.
Nilai dasar yang fundamental suatu Negara dalam hukum mempunyai hakikat dan
kedudukan yang tetap kuat dan tidak berubah, dalam arti dengna jalan hukum apapun tidak
mungkin lagi untuk dirubah. Berhubung Pembukaan UUD 1945 itu memuat nilai-nilai dasar
yang fundamental, maka Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya terdapat Pancasila tidak dapat
diubah secara hukum. Apabila terjadi perubahan berarti pembubaran Negara Proklamasi 17
Agustus 1945.
Tataran nilai yang terkandung dalam Pancasila sesuai dengan system nilai dalam
kehidupan manusia. Secara teoritis nilai-nilai Pancasila dapat dirinci menurut jenjang dan
jenisnya.
Etika keilmuan
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, ilmu pengetahuan dan teknologi agar warga bangsa
mampu menjaga harkat dan martabatnya, baerpihak kepada kebeneran untuk mencapai kemajuan
sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya.
Etika lingkungan
Menegaskan kepentingan kesadaran menghargai dan melestarikan lingkungan hidup secara
bertanggung jawab.
Etika bernegara adalah suatu system nilai dan norma yang menjadi pegangan dalam
mengatur tingkah laku yang berkaitan dengan penyelenggaraan sebuah Negara
Nilai – nilai yang terkandung dalam pancasila dari Sila ke-I samapi Sila ke – V di
implementasikan dalam kehidupan sehari – hari seperti :
DAFTAR PUSTAKA
Rowlandpasaribu.files.wordpress.com/2012/10/bab-4-pancasila-sebagai-etika-politik1.pdf
Uditsutri06.blogspot.com
ELLY_MALIHAH/Memahami_Pancasila%2C_Elly_Malihah/Pancasia_Sebagai_Etika.pdf