Anda di halaman 1dari 10

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

1. ETIKA DAN NORMA

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

Nilai, norma, dan moral adalah konsep-konsep yang saling berkaitan. Dalam hubungannya
dengan Pancasila, maka ketiganya akan memberikan suatu pemahaman yang saling melengkapi
sebagai sistem etika. Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu
nilai yang menjadi sumber dari segala penjabaran norma baik norma hukum, norma moral
maupun norma kenegaraan lainnya. Oleh karena itu, suatu pemikiran filsafat adalah suatu nilai-
nilai yang bersifat mendasar yang memberikan landasan bagi manusia dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam kehidupan nyata
dalam masyarakat,bangsa, dan negara maka diwujudkan dalam norma-norma yang kemudian
menjadi pedoman. Norma-norma itu meliputi:

1. Norma Moral

Norma yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut
pandang baik maupun buruk, sopan maupun tidak sopan, susila atau tidak susila.

2. Norma Hukum

Suatu sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam suatu tempat dan waktu
tertentu dalam pengertian ini peratran hukum. Dalam pengertian itulah Pancasila pada
hakikatnya bukan merupakan suatu pedoman yang langsung bersifat normatif ataupun
praksis melainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang merupakan sumber
norma.

PENGERTIAN ETIKA

Secara etimologi “etika” berasal dari bahasa Yunani yaitu “ethos” yang berarti watak, adat
ataupun kesusilaan. Jadi etika pada dasarnya dapat diartikan sebagai suatu kesediaan jiwa
seseorang untuk senantiasa patuh kepada seperangkat aturan-aturan kesusilaan (Kencana Syafiie,
1993).Etika adalah ilmu yang membahas  tentang  bagaimana  dan  mengapa  kita mengikuti
suatu ajaran tertentu atau bagaimana kita bersikap dan bertanggung jawab  dengan berbagai
ajaran moral. Kedua kelompok etika itu adalah sebagai berikut :
1. Etika Umum, mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan
2. Etika Khusus, membahas prinsip-prinsip tersebut di atas dalam hubungannya dengan
berbagai aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu (etika individual)
maupun  mahluk sosial (etika sosial).

PENGERTIAN NORMA

Norma adalah aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang mengikat warga masyarakat atau
kelompok tertentu dan menjadi panduan, tatanan, padanan dan pengendali sikap dan tingkah laku
manusia. Norma merupakan sebuah perwujudan martabat manusia sebagai mahluk budaya,
sosial, moral, dan religi. Norma merupakan suatu kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki
oleh tata nilai untuk dipatuhi. Oleh karena itu norma dalam perwujudannya daoat berupa norma
agama, norma filsafat, norma kesusilaan, norma hukum, dan norma sosial. Agar manusia
mempunyai harga, moral mengandung integritas dan martabat pribadi manusia. Sedangkan
derajat kepribadian sangat ditentukan oleh moralitas yang dimilikinya, maka makna moral yang
terkandung dalam kepribadian seseorang tercermin dari sikap dan tingkah lakuny. Oleh karena
itu, norma sebagai penuntun, panduan atau pengendali sikap dan tingkah laku manusia.

2. ETIKA PANCASILA
Menurut jengjangya :
Etika merupakan cabang ilmu filsafat yang membahas masalah baik dan buruk. Ranah
pembahasannya meliputi kajian praktis dan refleksi filsafati atas moralitas secara normatif.
Kajian praktis menyentuh moralitas sebagai perbuatan sadar yang dilakukan dan didasarkan
pada norma-norma masyarakat yang mengatur perbuatan baik (susila)ndan buruk (asusila).
Adapun refleksi filsafati mengajarkan bagaimana tentang moral filsafat mengajarkan bagaimana
tentang moral tersebut dapat dijawab secara rasional dan bertanggungjawab.
Rumusan Pancasila yang otentik dimuat dalam Pembukan UUD 1945 alinea keempat.
Dalam penjelasan UUD 1945 yang disusun oleh PPKI ditegaskan bahwa “pokok-pokok
pikiran yang termuat dalam Pembukaan (ada empat, yaitu persatuan, keadilan, kerakyatan dan
ketuhanan menurut kemanusiaan yang adil dan beradab) dijabarkan ke dalam pasal-pasal Batang
Tubuh. Dan menurut TAP MPRS No.XX/MPRS/1966 dikatakan bahwa Pancasila merupakan
sumber dari segala sumber hukum. Sebagai sumber segala sumber, Pancasila merupakan sumber
dari segala sumber hukum.
Sebagai sumber segala sumber, Pancasila merupakan satu-satunya sumber nilai yang
berlaku di tanah air. Dari satu sumber tersebut diharapkan mengalir dan memancar nilai-nilai
ketuhanan, kemanusian, persatuan, kerakyatan penguasa. Hakikat Pancasila pada dasarnya
merupakan satu sila yaitu gotong royong atau cinta kasih dimana sila tersebut melekat pada
setiap insane, maka nilai-nilai Pancasila identik dengan kodrat manusia. oleh sebab itu
penyelenggaraan Negara yang dilakukan oleh pemerintah tidak boleh bertentangan dengan
harkat dan martabat manusia, terutama manusia yang tinggal di wilayah nusantara.
Pancasila sebagai core philosophy bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, juga meliputi etika yang sarat dengan nilai-nilai filsafati; jika memahami Pancasila
tidak dilandasi dengan pemahaman segi-segi filsafatnya, maka yang ditangkap hanyalah segi-
segi filsafatnya, maka yang ditangkap hanyalah segisegi fenomenalnya saja, tanpa menyentuh
inti hakikinya.
Pancasila merupakan hasil kompromi nasional dan pernyataan resmi bahwa bangsa
Indonesia menempatkan kedudukan setiap warga negara secara sama, tanpa membedakan
antara penganut agama mayoritas maupun minoritas. Selain itu juga tidak membedakan unsur
lain seperti gender, budaya, dan daerah.
Nilai-nilai Pancasila bersifat universal yang memperlihatkan napas humanism, karenanya
Pancasila dapat dengan mudah diterima oleh siapa saka. Sekalipun Pancasila memiliki sifat
universal, tetapi tidak begitu saja dapat dengan mudah diterima oleh semua bangsa.
Perbedaannya terletak pada fakta sejarah bahwa nilai-nilai secara sadar dirangkai dan disahkan
menjadi satu kesatuan yang berfungsi sebagai basis perilaku politik dan sikap moral bangsa.
Dalam arti bahwa Pancasila adalah milik khas bangsa Indonesia dan sekaligus menjadi identitas
bangsa berkat legitimasi moral dan budaya bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai khusus yang
termuat dalam Pancasila dapat ditemukan dalam sila-silanya.
Pancasila sebagai nilai dasar yang fundamental adalah seperangkat nilai yang terpadu
berkenaan dengan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Apabila kita memahami
pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, yang pada hakikatnya
adalah nilai-nilai Pancasila.
Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dapat dinyatakan sebagai pokok-pokok kaidah
Negara yang fundamental, karena di dalamnya terkandung pula konsep-konsep sebagai sebagai
berikut:
a.          Dasar-dasar pembentukan Negara, yaitu tujuan Negara, asas politik Negara (Negara Republik
Indonesia dan berkedaulatan rakyat), dan Negara asas kerohanian Negara (Pancasila).
b.         Ketentuan diadakannya undang-undang dasar, yaitu “….. maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia dalam suatu undang-undang dasar Negara Indonesia…”. Hal ini
menunjukkan adanya sumber hukum.
Nilai dasar yang fundamental suatu Negara dalam hukum mempunyai hakikat dan
kedudukan yang tetap kuat dan tidak berubah, dalam arti dengna jalan hukum apapun tidak
mungkin lagi untuk dirubah. Berhubung Pembukaan UUD 1945 itu memuat nilai-nilai dasar
yang fundamental, maka Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya terdapat Pancasila tidak dapat
diubah secara hukum. Apabila terjadi perubahan berarti pembubaran Negara Proklamasi 17
Agustus 1945.
Tataran nilai yang terkandung dalam Pancasila sesuai dengan system nilai dalam
kehidupan manusia. Secara teoritis nilai-nilai Pancasila dapat dirinci menurut jenjang dan
jenisnya.

a. Menurut jenjangnya sebagai berikut:

a.          Nilai Religius


Nilai ini menempati nilai yang tertinggi dan melekat / dimiliki Tuhan Yang Maha Esa
yaitu nilai yang Maha Agung, Maha Suci, Absolud yang tercermin pada Sila pertama Pancasila
yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
b.         Nilai Spiritual
Nilai ini melekat pada manusia, yaitu budi pekerti, perangai, kemanusiaan dan
kerohanian yang tercermin pada sila kedua Pancasila yaitu ”Kemanusiaan yang adil dan
beradab”.

c.          Nilai Vitalitas


Nilai ini melekat pada semua makhluk hidup, yaitu mengenai daya hidup, kekuatan
hidup dan pertahanan hidup semua makhluk. Nilai ini tercermin pada sila ketiga dan
keempat dalam Pancasila yaitu “Persatuan Indonesia” dan “Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan”
d.         Nilai Moral
Nilai ini melekat pada prilaku hidup semua manusia, seperti asusila, perangai, akhlak,
budi pekerti, tata adab, sopan santun, yang tercermin pada sila kedua Pancasila yaitu
“Kemanusiaan yang adil dan Beradab”.
e.          Nilai Materil
Nilai ini melekat pada semua benda-benda dunia. Yang wujudnya yaitu jasmani,
badani, lahiriah, dan kongkrit. Yang tercermin dalam sila kelima Pancasila yakni
“Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”

b. Menurut jenisnya sebagai berikut:

a.       Nilai Ilahiah


Nilai yang dimiliki Tuhan Yang Maha Esa, yang melekat pada manusia yaitu berwujud
harapan, janji, keyakinan, kepercayaan, persaudaraan, persahabatan.
b.      Nilai Etis
Nilai yang dimiliki dan melekat pada manusia, yaitu berwujud keberanian, kesabaran,
rendah hati, murah hati, suka menolong, kesopanan, keramahan.
c.       Nilai Estetis
Nilai yang melekat pada semua makhluk duniawi, yaitu berupa keindahan, seni,
kesahduan, keelokan, keharmonisan.
d.      Nilai Intelek
Nilai yang melekat pada makhluk manusia, berwujud ilmiah, rasional, logis, analisis,
akaliah. Selanjutnya secara konsepsional nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila terdiri
dari nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis.
e.       Nilai dasar
Merupakan prinsip yang bersifat sangat Abstrak, umum-universal dan tidak terikat
oleh ruang dan waktu. Dengan kandungan kebenaran bagaikan Aksioma, berkenaan
dengan eksistensi, sesuai cita-cita, tujuan, tatanan dasar dan ciri khasnya yang pada
dasarnya tidak berubah sepanjang zaman.
Nilai dasar Pancasila bersifat Abadi, Kekal, yang tidak dapat berubah, wujudnya ialah
sila-sila Pancasila : Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan dan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Juga dapat
ditemukan dalam 4 alinea pembukaan UUD 1945 dan pokok-pokok pikiran yaitu;
Dalam pembukaan UUD 1945 :
Alinia 1= mencerminkan keyakinan kemerdekaan ialah hak segala bangsa, perikemanusian
dan perikeadilan. Konsekuensi logisnya adalah penghapusan penjajahan diatas muka bumi.

a.          Nilai Instrumental :


Berupa penjabaran nilai dasar, yaitu arahan kinerja untuk kurun waktu tertentu dan kondisi
tertentu. Sifat kontektual, harus disesuaikan dengan tuntutan jaman. Nilai Instrumental
berupa kebijakan, strategi, system, rencana, program dan proyek.
Pelaksanaan umum dari nilai dasar, biasanya dari wujud norma sosial ataupun norma
hukum yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam lembaga- lembaga yang bersifat dinamik.
Menjabarkan nilai dasar yang umum kedalam wujud kongkrit, sehingga dapat sesuai dengan
perkembangan jaman, merupakan semacam tafsir politik terhadap nilai dasar umum tersebut.
Nilai instrummental terpengaruh oleh waktu, keadaan, dan tempat, sehingga sifat
dinamis, berubah, berkembang, dan enovatif. Kontektualisasi nilai dasar harus dijabarkan
secara kreatif dan dinamik kedalam nilai instrumental penjabaran nilai dasar terwujud ke
dalam:
TAP MPR, PROPENAS UNDANG-UNDANG, DAN PERATURAN PELAKSANAAN.

b.         Nilai Praksis


Nilai yang dilaksanakan dalam kenyataan hidup sehari-hari, istilah “PRAKSIS” tidak
seluruhnya sama maknanya dengan istilah “PRAKTEK”. Praksis harus selalu Pased on
Values, sedangkan Praktek bisa bersifat Value Free, maka secara hierarkhis praksisi berada
dibawah nilai instrumental dan menjabarkan nilai instrumental tersebut secara taat asas
(konsisten).
Merupakan interaksi antara nilai instrumental dengan situasi kongkrit padatempat
dan waktu tertentu.juga merupakan gelanggang pertarungan antara idealisme dengan realitas,
yang tidak dapat sepenuhnya kita kuasai, ada kalanya justru kondisi objektif itu yang jauh lebih
kuat dari nilai praksis berupa nilai yang sebenarnya kita laksanakan dalam kehidupan
kenyataan sehari-hari, contohnya = memelihara persahabatan.
Berbagai wujud penerapan Pancasila dalam kenyataan sehari-hari, baik oleh para
penyelenggara Negara maupun oleh masyarakat Indonesia sendiri, misalnya dalam
kerukunan hidup beragama, praksisnya: silahturahmi antar umat beragama, melakukan
dialog antar umat beragama, toleransi dan saling menghormati.antar umat beragama.

3. ETIKA BERBANGSA DAN BERNEGARA

 Etika berbangsa adalah nilai-nilai yang mengedepankan kejujuran, amanah, keteladanan,


sportifitas, disiplin, ertos kerja, kemandirian, sikap toleransi, rasa malu, tanggung jawab,
menjaga kehormatan serta martabat diri sebagai warga bangsa.

Macam-macam etika berbangsa:

Etika sosial dan budaya


Etika sosial dan budaya bertolak dari rasa kemanuasiaan yang mendalam dengan
menampilkan kembali sikap jujur, saling peduli, saling memahami, saling menghargai, saling
mencintai dan saling menolong diantara manusia dan warga bangsa.

Etika politik dan Pemerintahan


Etika politik dan Pemerintahan fungsinya adalah untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih,
efesien,dan efektif serta menumbuhkan suasana politik yang demokratis yang bercirikan
keterbukaan rasa bertanggung jawab, tanggap akan aspirasi rakyat, menghargai perbedaan, jujur
dalam persaingan, kesediaan untuk menerima pendapatyang lebih benar, serta menjunjung tinggi
hak asasi manusia dan keseimbangan hak dan kewajiban dalam kehidupan berbangsa.

Etika ekonomi dan bisnis


Merupakan perilaku ekonomi dan bisnis baik perseorangan, institusi maupun pengambil
keputusan dalam bidang ekonomi dapat melahirkan kondisi dan realitas ekonomi, daya tahan
ekonomi dan kemampuan saing dan terciptanya suasana kondusif untuk pemberdayaan ekonomi
yang berpihak kepada rakyat kecil melalui kebijakan secara berkesinambungan.

Etika penegakkan hukum yang berkeadilan


Menumbuhkan kesadaran bahwa tertib sosial, ketenangan dan keteraturan hidup bersama hanya
dapat diwujudkan dengan ketaatan terhadap hukum dan seluruh peraturan yang berpihak kepada
keadilan.

Etika keilmuan
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, ilmu pengetahuan dan teknologi agar warga bangsa
mampu menjaga harkat dan martabatnya, baerpihak kepada kebeneran untuk mencapai kemajuan
sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya.

Etika lingkungan
Menegaskan kepentingan kesadaran menghargai dan melestarikan lingkungan hidup secara
bertanggung jawab.

 Etika bernegara adalah suatu system nilai dan norma yang menjadi pegangan dalam
mengatur tingkah laku yang berkaitan dengan penyelenggaraan sebuah Negara

Contoh etika bernegara


1. Melaksanakan sepenuhnya pancasila dan UUD 1945
2. Mengangkat harkat dan martabat bangsa dan Negara
3. Menjadi perekat dan pemersatu bangsa dalam NKRI
4. Menaati semua peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam melaksanakan tugas
5. Akuntabel dalam melaksanakan tugas
6. Tanggap, terbuka, jujur, akurat dan tepat waktu, dalam melaksanakan setiap kebijakan
dan program pemerintah
4. NILAI-NILAI DAN MAKNA-MAKNA PANCASILA YANG DAPAT
DIIMPLEMENTASIKAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Nilai – nilai yang terkandung dalam pancasila dari Sila ke-I samapi Sila ke – V di
implementasikan dalam kehidupan sehari – hari seperti :

Sila pertama : KETUHANAN YANG MAHA ESA


Sila KeTuhanan Yang Maha Esa mengandung nilai-nilai bahwa negara yang didirikan
merupakan sebagai perwujudan manusia sebagai mahkluk Tuhan Yang Masa Esa. Contoh dalam
kehidupan kita yaitu :
1. Melaksanakan ibadah kepada Allah seperti salat fardu, salat sunnah, puasa,zakat, dsbg.
2. Adanya matakuliah agama yang di jadikan mata kuliah wajib untuk mahasiswa.
3. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan Agama yang di anutnya.
4. Hormat menghormati antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda,
sehingga terbina kerukunan hidup.
5. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayanya.
6. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain / memberikan kebebasan
kepada setiap orang untuk memeluk agama sesuai dengan kepercayaan masing- masing.
7. Kita tidak boleh ribut ketika orang yang beragama lain melaksanakan ibadahnya .
8. Tidak boleh minum/menelan obat-obat terlarang, misalnya pil Ectasy,Nipam, Shabu-shabu dan
lain sebagainya termasuk di dalamnya.
9. Senantiasa berteman dengan pemeluk agama lain seperti berteman dengan orang yang seagama. 

  Sila Kedua : KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB


Sila kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia sebagai mahkluk yang beradab. Contoh dalam kehidupan
kita yaitu :
1.      Membantu fakir miskin dan Membantu korban bencana alam
2.      Pemberian kebebasan dalam memilih jurusan
3.      Menghargai dan tidak mencela hasil karya orang lain
4.      Mengikuti aksi donor darah bagi yang membutuhkan.
  Sila Ketiga : PERSATUAN INDONESIA
Sila persatuan Indonesia mengandung arti negara merupakan penjelmaan sifat kodrat manusia
monodualis, yaitu sebagai mahkluk individu dan mahkluk sosail. Perbedaan bukannya untuk
menjadi konflik dan permusuhan malainkan diarahkan pada sesuatu yang saling menguntungkan,
yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama. Tanpa harus kita
mendengar adanya gereja dibomlah, tawuran antar agama di kehidupan kita. Contoh dalam
kehidupan kita yaitu :
1. Ikut melaksanakan upacara bendera
2. Mengikuti kegiatan bari berbaris.
3. Mengikuti kegiatan peringatan hari besar nasional seperti ikut lomba, atau pentas budaya
4. Menghargai pendapat teman saat berdiskusi suatu masalah dan tidak egois jika
pendapatnya tidak di terima.
5. Mengorbankan sebagian harta untuk pembangunan jalan, mengorbankan waktu untuk
menjaga kampung (Poskamling)
6. Ikut kerja bakti, mengikuti kegiatan karang taruna, ikut serta dalam kompetisi olahraga
baik skala nasional maupun internasional
7. Tidak saling bermusuhn antar sesame mahasiswa
8. Sikap kebersamaan dan menghargai antar masyarakat
9. Cinta tanah air dan bangga sebagai bangsa yang bertanah air.
10. Memberikan hak setiap orang untuk memperoleh informasi, kenyamanan dalam
bertetangga, hak untuk mendapat kesehatan dan hidup yang layak.
11. Saling menjaga keseimbangan dalam kehidupan. Seperti tidak membuat keributan dan
kerusuhan kecil yang mengakibatkan bencana besar.

Sila Keempat : KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH KEBIJAKSANAAN


DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN.
Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaraan dan
perwakilan mengandung nilai-nilai bahwa hakikat negara sebagai penjelmaan sifat kodrat
manusia sebagai mahkluk individu dan mahkluk sosial. Contoh dalam kehidupan kita yaitu :

1. Mengharagai pendapat orang lain,


2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
3. Mengutamakan Musyawarah / mufakat dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama dalam semangat kekeluargaan.
4. Jika ada masalah dalam kelompok belajar kita selesaikan dengan berunding atau
bermusyawarah
5. Ikut dalam PEMILU jika sudah cukup umur baik tingkat Nasional maupun Lokal
6. Tidak marah atau sakit hati jika pendapat kita ditolak

  Sila Kelima : KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA


Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung nilai-nilai yang merupakan tujuan
negara sebagai tujuan dalam hidup bersama. Contohnya dalam kehidupan kita yaitu :
1. Memberikan upah sesuai dengan kerja orang tersebut
2. Membayar pajak tanpa membedakan kaya atau miskin
3. Tidak merusak fasilitas umum seperti telepon umum dll
4. Tidak bertindak korupsi, kolusi, nepotisme (KKN)
5. Gaya hidup hemat misalnya menggunakan listrik sehemat mungkin, mematikan lampu
jika tidak digunakan lagi.
6. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta bersikap adil
7. Suka member pertolongan kepada orang lain
8. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain dan tidak melakukan perbuatan yang
merugikan kepentingan umum.
9. Bekerja keras dan menghargai hasil karya orang lain.
10. Bersama – sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan social.
Sebenarnya kita telah melaksanakan dan mengamalkan pancasila dalam kehidupan sehari-
hari sesuai dengan kemampuan, dan bahkan kita menyadari manakala kita berbuat atau
bertingkah laku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila sehingga timbul rasa cemas,
menyesal dan kecewa karena yang kita lakukan dikeseharian sebenernya bertentangan dengan
hati nurani kita.
Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berkepribadian luhur memiliki jiwa dan
kepribadian yang sesuai dengan nila-nilai pancasila yang telah dimiliki sejak jaman nenek
moyang. Nilai-nilai yang telah tertanam dalam jiwa, hati dan sanubari bangsa Indonesia yang
dicerminkan dalam kehidupan sehari-hari, yang hubungannya dangan Tuhan Yang Maha Esa
maupun dengan sesamanya.

DAFTAR PUSTAKA

Sapriya. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN). Jakarta : (Direktorat Jenderal


Pendidikan Islam Kemenag RI. 2012)

Rahmatullah. Modul Pendidikan Pancasila. (Makasar. Univ. Hasanudin.2008) hal 23-24

Rowlandpasaribu.files.wordpress.com/2012/10/bab-4-pancasila-sebagai-etika-politik1.pdf

Uditsutri06.blogspot.com

ELLY_MALIHAH/Memahami_Pancasila%2C_Elly_Malihah/Pancasia_Sebagai_Etika.pdf

Anda mungkin juga menyukai