Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI

STRUKTUR ANATOMI TUBUH


MANUSIA

Kelompok 2 :

Argam Hafizhan

Desiana wahyu kuswardani

Dewa Andriany

JURUSAN ANALIS KESEHATAN PROGRAM KHUSUS PEGAWAI

POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN

Jl. Dr Sitanala Tangerang. Telp (021) 5522250


STRUKTUR ANATOMI TUBUH MANUSIA

SEL TUBUH MANUSIA


1. Pengertian sel
Sel pertama kali diamati oleh Robert Hook pada tahun 1665. Ia mengamati sayatan gabus dengan
menggunakan mikroskop sederhana daMathias Schleiden dan Thomas Schwannmempelajari
bagian-bagian tumbuhan dan hewan. Kedua ilmuwan tersebut mengamati bahwa tumbuhan dan
hewan tersusun atas sel. Berdasarkan pengamatannya, mereka menyimpulkan bahwa sel
merupakan unit terkecil penyusun organisme atau sel adalah bagian terkecil makhluk hidupn
melihat adanya ruangan kecil yang berderet. Ruangan kecil itu dinamakan sel. Pada tahun 1839,

Setiap sel yang hidup mempunyai membran dan cairan yang disebut sitoplasma. Selain memilIki
membran dan sitoplasma, setiap sel memiliki Inti (nukleus) atau bahan inti. Berdasarkan ada
tidaknya membran yang melindungi bahan inti, sel dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Prokariot, merupakan sel yang tidak memiliki membran inti, misalnya bakteri dan alga biru.
b. Eukariot, merupakan sel yang memiliki membran inti, misalnya sel-sel pada hewan dan
tumbuhan.

Baik sel prokariot maupun eukariot berukuran sangat kecil (4-20 µm). Di dalam tubuh kita
terdapat sekitar 200 jenis sel dan berjumlah Iebih dan 50 miliar sel. Berdasarkan banyaknya sel
yang menyusun tubuh, organisme dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Organisme bersel tunggal (uniseluler)


Pada organisme uniseluler, seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri.
Kegiatan hidup itu misaInya bernapas, makan, mengeluarkan zat sisa, berkembang biak, dan
bergerak. Contoh organisme uniseluler adalah bakteri dan protista.

b. Organisme bersel banyak (multiseIuler)


Pada organisme multiseluler, sel-sel penyusun tubuhnya mengadakan pembagian tugas. Ada
yang bertugas pencerna makanan, bergerak, mengeluarkan zat sisa, dan berkembang biak. Oleh
karena itu, tubuh organisme multiseluler mempunyal berbagai macam organ. Misalnya organ
pencernaan makanan, pernapasan, reproduksi, dan indra.
2. Struktur sel
Organisme yang beraneka ragam pada dasarnya memiliki struktur sel yang hampir sama. Secara
umum, sel tersusun atas membran dan protoplasma. Protoplasma terdiri atas cairan sel
(sitoplasma) dan organel-organep sel. Organel merupakan bagian sel yang mempunyal fungsi
khusus. Organel yang terdapat di dalam sel adalah sebagai berikut.

 Membran sel
Membran sel adalah suatu struktur membranosa yang sangat tipis, yang membungkus setiap sel,
memisahkan isi sel dengan lingkungannya. Membran sel berfungsi memisahkan cairan intrasel dan
ekstrasel, dan menyelenggarakan transportasi zat dari sel yang satu ke sel yang lain

 Sitoplasma
Sitoplasma adalah bagian interior sel yang tidak ditempati oleh nukleus. Sitoplasma
 Retikulum Endoplasma (RE)
RE adalah struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel. RE dibagi menjadi
dua bagian

(gambar sel re)

a) RE kasar
Di permukaan RE terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom. Ribosom ini
berperan dalam sintesis protein.

b) RE halus
Permukaan RE tidak ada bintik-bintik ribosom di permukaanya.Berfungsi sebagai
proses metabolisme lipid,metabolisme kalsium dan konsentrasi kalsium.

 Aparatus Golgi
Aparatus golgi erat hubungannya dengan retikulum endoplasma. Aparatus golgi memiliki
membran yang mirip dengan membran pada RE kasar. Aparatus golgi biasanya terdiri atas
empat atau lebih tumpukan lapisan vesikel tipis dan gepeng yang terletak dekat dengan
nukleus. Aparatus golgi ini dalam fungsinya bekerjasama dengan retikulum endoplasma

 Lisosom
Lisosom merupakan organel vesikular yang dibentuk oleh aparatus golgi yang kemudian tersebar di
seluruh sitoplasma. Lisosom ini merupakan sistem pencernaan intraselular yang memungkinkan sel
untuk mencernakan bahan-bahan dan struktur intraseluler,

 Peroksisom
Peroksisom secara fisik mirip dengan lisosom, tetapi berbeda dalam dua hal penting
peroksisom diyakini dibentuk dari replikasi-sendiri dan bukan dibentuk oleh aparatus golgi
peroksisom lebih mengandung oksidase daripada hidrolase.
 Vesikel sekretoris
substansi sekretorik dibentuk oleh retikulum endoplasmik – sistem aparatus golgi dan
kemudian dilepaskan dari aparatus Golgi ke dalam sitoplasma di dalam vesikel penyimpan,
yang disebut vesikel sekretoris atau granula sekretoris.

 Mitokondria
Mitokondria disebut sebagai rumah energi sel. Tanpa mitokondria, sel tidak akan dapat
menyadap jumlah energi yang bermakna dari bahan makanan dan oksigen,

 Struktur filamen dan tubular sel


Biasanya protein fibrilar sel disusun membentuk filamen atau tubulus. Keduanya
merupakan molekul protein prekursor yang disintesis oleh ribosom di dalam sitoplasma.
Molekul prekursor berpolimerisasi membentuk filament

 Nukleus
Nukleus merupakan pusat pengaturan sel. Nukleus mengandung sejumlah besar DNA, yang
telah kita sebut bertahun-tahun sebagai gen. Gen menentukan karakteristik protein sel,
termasuk enzim-enzim sitoplasma yang mengatur aktivitas sitoplasma. Nukleus juga
mengatur reproduksi; gen-gen ini pertema bereproduksi sendiri, dan kemudian, sel
dipecahkan oleh proses khusus yang disebut mitosis untuk membentuk dua sel anak, yang
masing – masing menerima satu dari dua set gen
.
 Membran nukleus
Membran nukleus, yang juga disebut selubung inti, sebenarnya merupakan dua membran
yang terpisah, satu membran terdapat di dalam membran yang lain. Membran luar
bersambung dengan retikulum endoplasmik, dan ruang antara kedua membran nukleus juga
bersambung dengan ruang di sebelah dalam retikulum endoplasmik. Pori-pori ini besar,
hampir berdiameter 100 nanometer. sehingga memungkinkan sejumlah molekul sampai
dengan berat molekul 44.000 dapat lewat dan molekul dengan berat molekul kurang dari
15.000 lewat dengan sangat cepat.

 Nukleoli
Nukleus sebagian besar sel memiliki satu atau lebih struktur yang terpulas pucat disebut
nukleoli. Nukleoli hanya merupakan suatu struktur yang mengandung sejumlah besar RNA
dan protein dari jenis yang ditemukan di dalam ribosom. Nukleolus menjadi sangat
membesar bila sebuah sel secara aktif mensintesis protein
3. Bentuk sel

Bentuk sel sangat bervariasi, ada yang kotak, bulat, lonjong, dan ada yang tidak beraturan.
Ukurannya juga sangat bervariasi. Umumnya berkisar antara 5 mikron sampai 15 mikron (1
mikron = 0,001 mm).

Sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan, baik bentuk maupun susunannya. Perbedaan itu
terletak pada selaput plasma dan organel-organel di dalamnya. Pada sel hewan, selaput plasma
hanya merupakan lapisan tipis yang tersusun dan lipoprotein. Di dalam plasma sel hewan
terdapat organel yang tidak dijumpai pada plasma sel tumbuhan, yaitu sentrosom yang
mengandung dua sentriol.

Organel ini berfungsi sebagai kutub-kutub pembelahan dan pengatur arah gerak kromosom pada
saat pembelahan sel. Berbeda dengan sel hewan, selaput plasma pada sel tumbuhan dilindungi
oleh dinding sel yang terbuat dan selulosa. Bentuknya tebal dan kaku, berpori-pori halus untuk
jalan keluar masuknya zat. Sitoplasma pada sel tumbuhan mengandung plastida yang merupakan
butir-butir pembawa zat warna, sedangkan pada sel hewan tidak mengandung plastida. Plastida
yang mengandung butir-butir hijau daun atau klorofil di sebut kioroplas. Rongga sel atau vakuola
pada sel tumbuhan mudah dijumpai. Semakin tua sebuah sel, semakin besar vakuolanya.
Sebaliknya, pada sel hewan multiseluler rongga mi tidak dijumpai.
JARINGAN DASAR TUBUH MANUSIA

A. PENGERTIAN JARINGAN
Jaringan adalah sekumpulan sel-sel yang pekerjaannya tersusun menjadi satu dan mempunyai
fungsi tertentu.

B. Macam-macam jaringan

1. Jaringan penutup
Jaringan penutup adalah jaringan yang menutupi tubuh bagian luar dan tubuh bagian
dalam yang terdiri dari epitel dan endotel.

 Jaringan epitel
Jaringan epitel adalah jaringan penutup yang menutupi tubuh atau permukaan
tubuh bagian luar dan bagian yang berhubungan dengan udara.

Gambar jaringan epitel)

Bentuk jaringan epitel :


- Gepeng (epitel skuamosa)
- Kubus (epitel kuboidea)
- Silinder (epitel kolumnar)

Fungsi jaringan epitel:


- Sebagai proteksi, melindungi jaringan yang ada di bawahnya
- Absorpsi, menghisap zat-zat yang ada di bawahnya
- Skresi, mengeluarkan atau menghasilkan zat-zat yang berguna bagi tubuh
berupa kelenjar eksokrin
- Menerima rangsangan dari luar
- Ekresi, mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna
- Filtrasi, dapat menyaring zat-zat
Sifat jaringan epitel:
- Membentuk selaput/membrane
- Melekat pada jaringan dibawahnya
- Selnya satu samalain diikat oleh benang pengikat/myofibril
- Regenerasi

 Jaringan endotel
Jaringan endotel adalah jaringan penutup yang menutupi tubuh bagian dalam
yang
tidak berhubungan dengan udara. Bentuk dan susunannya ssama dengan jaringan
epitel. Jaringan ini terdapat pada permukaan dalam dinding pembuluh
darah,pembuluh limfe dan jantung dinding bagian dalam.

2. Jaringan penunjang
Jaringan penunjang adalah sekumpulan sel khusus yang serupa bentuknya,besarnya dan
pekerjaanya. Yang berfungsi menunjang dan menyokong berbagai susunan tubuh yang
ada disekitarnya.
Macam-macam jaringan penunjang:

 Jaringan ikat
Jaringan ikat adalah jaringan yang diantara sel-selnya terdapat banyak zat
interseluler yang terdiri dari serabut-serabut kenyal serabut kolagen.

(Gambar jaringan ikat)


Macam jaringan ikat:
A. Jaringan ikat longgar
ciri dan struktur jaringan ikat longgar tersusun oleh sel-sel yang longgar
(jarang). Jaringan ini lebih banyak disusun oleh matriks berupa lendir
(mukus) dengan serat kolagen dan serat elastin. Sementara sel
penyusunnya terdiri dari sel makrofag, sel tiang, sel plasma, dan sel lemak

Ada 2 fungsi jaringan ikat longgar, yaitu:


(1) untuk membentuk organ dalam, seperti yang terdapat pada kelenjar
limfa, hati, dan sumsum tulang.
(2) untuk menyokong, mengelilingi, membungkus, dan mengubungkan
elemen dari jaringan lain, seperti yang terdapat pada serat otot, jaringan di
bawah kulit, membran pembantas jantung dan rongga perut, serta
membran mesenteris.

B. Jaringan ikat padat


Jaringan ikat padat adalah jaringan ikat yang dicirikan oleh susunan sel-sel
dan matriks yang padat dan teratur. Matriks yang terdapat di jaringan ini
didominasi oleh serat kolagen yang bersifat fleksibel tapi tidak elastis.
Sedangkan sel penyusunnya didominasi oleh sel fibroblas.

Fungsi jaringan ikat padat adalah untuk menghubungkan satu organ


dengan organ lainnya. Letak jaringan ikat ini misalnya terdapat pada
ligamen (penghubung tulang dengan tulang), tendon (penghubung tulang
dengan otot), dan lapisan dermis pada bagian kulit.

C. Jaringan tulang rawan


Jaringan tulang rawan (kartilago) adalah jaringan ikat yang mengalami
spesialisasi dari jaringan ikat berserat dan matriks elastis. Matriks elastis
tulang rawan tersusun dari campuran polisakarida dan protein yang
disebut kondrin. Oleh sebab itu, sel tulang rawan disebut juga kondrosit.
Kondrosit ini dibentuk oleh kondroblas dan terletak di lakuna dalam
selaput tulang rawan (perikondrium).
Berdasarkan komponen penyusun, fungsi, dan strukturnya,yaitu:

1.) Tulang rawan hialin adalah tulang rawan yang berfungsi untuk
memberikan kekuatan, membantu pergerakan, dan menyokong rangka
embrionik
2.) Tulang rawan elastis adalah tulang rawan yang berfungsi untuk
memberikan fleksibilitas dan sokongan pada organ. Sesuai fungsinya,
jenis tulang rawan ini tersusun oleh serat elastin berwarna kuning dan
perikondrium
3.) Tulang rawan fibrosa adalah tulang rawan yang berfungsi untuk
memberikan perlindungan (proteksi) dan sokongan pada organ. Tulang
rawan ini memiliki struktur lebih kokoh dan fleksibel karena disusun
oleh serabut kolagen kasar yang tidak teratur

D. Jaringan Tulang
adalah jaringan ikat yang mengandung banyak mineral. Jaringan tulang
tersusun oleh sel-sel tulang yang disebut osteosit. Osteosit ini terdapat
pada lakuna dan dibentuk oleh osteoblas.

E. Jaringan lemak
Jaringan lemak (adiposa) adalah jaringan ikat yang berfungsi untuk
menyimpan lemak. Lemak yang disimpan pada jaringan ini digunakan
sebagai cadangan makanan sekaligus sebagai penghangat tubuh. Jaringan
lemak memiliki sel-sel berbentuk bulat dengan membran sel yang tipis dan
susunan yang longgar

F. Jaringan darah
Jaringan darah adalah jaringan ikat yang wujudnya berupa cairan. Jaringan
darah dikatakan termasuk jaringan ikat karena ia mempunyai matriks
ekstraseluler yang bernama plasma darah. Matriks tersebut merupakan
kriteria yang membedakan jaringan ikat dengan jaringan penyusun tubuh
lainnya.

Secara umum, jaringan darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel
darah putih (leukosit), keping darah (trombosit), dan plasma darah.
Sementara, fungsi jaringan ini bagi tubuh di antaranya sebagai media
untuk membawa sari-sari makanan, oksigen, hormon, sisa-sisa hasil
metabolisme, serta mencegah infeksi.

G. Jaringan limfe
Jaringan limfe (getah bening) adalah jaringan ikat yang tersusun oleh serat
retikuler dan makrofag dan berfungsi untuk menjaga kekebalan tubuh dan
mengangkut cairan jaringan, lemak, protein,garam mineral, dan zat-zat
lain ke pembuluh darah. Jaringan ini terdapat pada beberapa organ, seperti
timus, tonsil, kelenjar limfe, dan limpa.
3. Jaringan otot
Jaringan otot terdiri dari sel-sel otot yang bentuknya panjang dan ramping dan setiap
sel mempunyai serabut otot yang dikumpulkan menjadi sebuah alat tubuh yang di sebut
otot (daging).

(Gambar jaringan otot)

Fungsi jaringan otot :


- Kebanyakan terdapat dalam pergerakan volunteer tulang dan tendon.
- Pengendalian prime dimulai oleh neuron motoric.
- Beberapa kontraksi otot skelet adalah ivolunter.
4. Jaringan saraf
Jaringan Saraf adalah Jaringan yang menanggapi rangsangan dan meneruskan rangsangan
(impuls) dari bagian tubuh yang sat uke bagian tubuh yang lainya.

(Gambar jaringan saraf)

Ciri-ciri jaringan saraf :


- Sel saraf yang panjang dan halus
- Mempunyai inti sel dalam protoplasma yang agak tebal
CAIRAN DAN ELEKTROLIT TUBUH SERTA BAGIAN-
BAGIANNYA
I. Pengertian cairan dan elektrolit tubuh

Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian
dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air
(pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan.

Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam
seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan
yang lainnya jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya. Cairan
tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan
ekstraseluler.

Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan
cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok
yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan
intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah
cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus
seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.

II. Komposisi cairan tubuh


Air
Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Jumlah air sekitar 73% dari bagian tubuh
seseorang tanpa jaringan lemak (lean body mass).

Solut (substansi terlarut)


Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut (zat terlarut) yaitu
berupa elektrolit dan non-elektrolit.

1) Elektrolit
Substansi yang berdisosiasi (terpisah) di dalam larutan dan akan menghantarkan
arus listrik. Elektrolit berdisosiasi menjadi ion positif dan negatif dan diukur dengan
kapasitasnya untuk saling berikatan satu sama lain (mEq/L) atau dengan berat molekul
dalam garam (mmol/L). Jumlah kation dan anion, yang diukur dalam miliekuivalen,
dalam larutan selalu sama. Bila garam larut dalam air, misalnya garam Nacl, akan terjadi
disosiasi sehingga terbentuk ion-ion bermuatan positif dan negatif. Ion positif dinamakan
kation, sedangkan ion negatif dinamakan anion. Ion mengandung muatan listrik
dinamakan elektrolit. Cairan tubuh yang mengandung air dan garam dalam keadaan
disosiasi dinamakan larutan elektrolit. Dalam semua larutan elektrolit, ada keseimbangan
antara konsentrasi anion dan kation.
a) Kation : ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam larutan. Kation
ekstraselular utama adalah natrium (Na+), sedangkan kation intraselular utama
adalah kalium (K+). Sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa
natrium ke luar dan kalium ke dalam

b) Anion : ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion


ekstraselular utama adalah klorida (Clˉ), sedangkan anion intraselular utama
adalah ion fosfat (PO43-).

Tubuh menggunakan elektrolit untuk mengatur keseimbangan cairan tubuh. Sel-sel tubuh
memilih elektrolit untuk ditempatkan diluar (terutama natrium dan klorida) dan didalam
sel (terutama kalium, magnesium, fosfat, dan sulfat). Molekul air, karena bersifat polar,
menarik elektrolit. Walaupun molekul air bermuatan nol, sisi oksigennya sedikit
bermuatan negatif, sedangkan hidrogennya sedikit bermuatan positif. Oleh sebab itu,
dalam suatu larutan elektrolit, baik ion positif maupun ion negatif menarik molekul air
disekitarnya.

2) Non-elektrolit
Substansi seperti glokusa dan urea yang tidak berdisosiasi dalam larutan dan
diukur berdasarkan berat (miligram per 100 ml-mg/dl). Non-elektrolit lainnya
yang secara klinis penting mencakup kreatinin dan bilirubin

III. Distribusi cairan tubuh adalah relatif tergantung pada ukuran tubuh itu sendiri.
 Anak-anak 60 – 77%
 Infant 77%
 Embrio 97%
 Manula 40 – 50 %

Pada manula, prosentase total cairan tubuh berkurang dikarenakan sudah


mengalami kehilangan jaringan tubuh.
 Intracellular volumetotal = body water – extracellular volume
 Interstitial fluid volume = extracellular fluid volume – plasma volume
 Total bloods volume = plasma volume / (1 - hematocrite)
IV. Fungsi Cairan Tubuh:
 memberi bentuk pada tubuh
 berperan dalam pengaturan suhu tubuh
 berperan dalam berbagai fungsi pelumasan
 sebagai bantalan
 sebagai pelarut dan tranfortasi berbagai unsur nutrisi dan elektrolit
 media untuk terjadinya berbagai reaksi kimia dalam tubuh
 untuk performa kerja fisik

V. Pergerakan Cairan Tubuh


Mekanisme pergerakan cairan tubuh melalui enam proses, yaitu :

 Difusi
Perpindahan partikel melewati membran permeabel dan sehingga kedua kompartemen
larutan atau gas menjadi setimbang. Partikel listrik juga dapat berdifusi karena ion yang
berbeda muatan dapat tarik menarik. Kecepatan difusi (perpindahan yang terus menerus dari
molekul dalam suatu larutan atau gas) dipengaruhi oleh :
 Ukuran molekul ( molekul kecil lebih cepat berdifusi dari molekul besar).
 Konsentrasi molekul (molekul berpindah dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah).
 Temperatur larutan (temperatur tinggi meningkatkan kecepatan difusi).

 Osmosis
Pelarut bergerak melewati membran menuju larutan yang berkonsentrasi lebih tinggi.
Tekanan osmotik terbentuk ketika dua larutan berbeda yang dibatasi suatu membran
permeabel yang selektif. Proses osmosis (perpindahan pelarut dari dari yang konsentrasi
rendah ke konsentrasi tinggi), dipengaruhi oleh :
 Pergerakan air
 Semipermeabilitas membran.

 Transfor aktif
Merupakan proses pemindahan molekul atau ion yang memiliki gradien elektrokimia dari
area berkonsentrasi rendah menuju konsentrasi yang lebih tinggi. Pada proses ini
memerlukan molekul ATP untuk melintasi membran sel.

 Tekanan hidrostatik
Gaya dari tekanan zat cair untuk melawan tahanan dinding pembuluh darah. Tekanan
hidrostatik berada diantara arteri dan vena (kapiler) sehingga larutan ber[indah dari kapiler ke
intertisial. Tekanan hidrostatik ditentukan oleh :
 kekuatan pompa jantung
 kecepatan aliran darah
 tekanan darah arteri
 tekanan darah vena
 filtrasi
Filtrasi dipengaruhi oleh adanya tekanan hidrostatik arteri dan kapiler yang lebih tinggi
dari ruang intertisial. Perpindahan cairan melewati membran permeabel dari tempat yang
tinggi tekanan hidrostatiknya ke tempat yang lebih rendah tekanan hidrostatiknya.

 Tekanan osmotik koloid


Terbentuk oleh larutan koloid (protein atau substansi yang tidak bisa berdifusi) dalam
plasma. Tekanan osmotik koloid menyebabkan perpindahan cairan antara intravaskuler dan
intertisial melewati lapisan semipermeabel. Hal ini karena protein dalam intravaskuler 16x
lebih besar dari cairan intertisial, cairan masuk ke capiler atau kompartemen pembuluh darah
bila pompa jantung efektif.
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :
1. FaseI :
Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi
Dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
2. Fase II :
Cairan interstitial dengan komponennya pindah daridarah kapiler dan sel
3. Fase III :
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk kedalam
sel. Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan membran
semi permia bel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh
ikut berpindah.

VI. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit

1. Ketidakseimbangan cairan
Ketidakseimbangan cairan meliputi dua kelompok dasar, yaitu gangguan keseimbangan
isotonis dan osmolar.Ketidakseimbangan isotonis terjadi ketika sejumlah cairan dan elektrolit
hilang bersamaan dalam proporsi yang seimbang. Sedangkan ketidakseimbangan osmolar terjadi
ketika kehilangan cairan tidak diimbangi dengan perubahan kadar elektrolit dalam proporsi
yang seimbang sehingga menyebabkan perubahan pada konsentrasi dan osmolalitas serum.
Berdasarkan hal tersebut, terdapat empat kategori ketidak seimbangan cairan, yaitu :
a. Kehilangan cairan dan elektrolit isotonik
b. Kehilangan cairan (hanya air yang berkurang)
c. Penigkatan cairan dan elektrolit isotonis, dan
d. Penigkatan osmolal (hanya air yang meningkat)
2. Defisit Volume Cairan
Defisit volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit ekstraseluler dalam
jumlah yang proporsional (isotonik). Kondisi seperti ini disebut juga hipovolemia.Umumnya, gangguan
ini diawali dengan kehilangan cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan perpindahan cairan interseluler
menuju intravaskuler sehingga menyebabkan penurunan cairan ekstraseluler.Untuk untuk
mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan pemindahan cairan intraseluler. Secara umum,
defisit volumecairan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kehilangan cairan abnormal melalui kulit,
penurunan asupan cairan, perdarahan dan pergerakan cairan ke lokasi ketiga (lokasi tempat cairan
berpindah dan tidak mudah untuk mengembalikanya ke lokasi semula dalam kondisi cairan
ekstraseluler istirahat). Cairan dapat berpindah dari lokasi intravaskuler menuju lokasi potensial seperti
pleura, peritonium, perikardium, atau rongga sendi. Selain itu, kondisitertentu, seperti terperangkapnya
cairan dalam saluran pencernaan, dapat terjadi akibat obstruksi saluran pencernaan.

3. Defisit Cairan
Faktor Resiko
a) kehilangan cairan berlebih (muntah, diare,dan pengisapan lambung) tanda klinis : kehilangan berat
badan
b) ketidakcukupan asupan cairan (anoreksia, mual muntah, tidak ada cairan dan depresi konfusi) tanda
klinis : penurunan tekanan darah
c)
4. Dehidrasi
Dehidrasi disebut juga ketidakseimbangan hiiper osmolar, terjadi akibat kehilangan cairan yang
tidak diimbangi dengan kehilangan elektrolit dalam jumlah proporsional, terutama natrium.Kehilangan
cairan menyebabkan peningkatan kadarnatrium, peningkatan osmolalitas, serta dehidrasi intraseluler. Air
berpindah dari sel dan kompartemen interstitial menuju ruang vascular. Kondisi
ini menybabkan gangguan fungsi sel da kolaps sirkulasi. Orang yang beresiko mengalami dehidrasi salah
satunya adalah individu lansia.Mereka mengalami penurunan respons haus atau pemekatan urine.Di
samping itu lansia memiliki proporsi lemak yang lebih besar sehingga beresiko tunggi mengalami
dehidrasi akibat cadangan air yang sedikit dalam tubuh.Klien dengan diabetes insipidus akibat penurunan
hormon diuretik sering mengalami kehilangan cairan tipe hiperosmolar. Pemberian cairan hipertonik juga
meningkatkan jumlah solute dalam aliran darah.

5. Kelebihan Volume Cairan (Hipervolemia)


Kelebihan volume cairan terjadi apabila tubuh menyimpan cairan dan elektrolit dalam
kompartemen ekstraseluler dalam proporsi yang seimbang. Karena adanya retensi cairan isotonik,
konsentrasi natrium dalam serum masih normal. Kelebihan cairan tubuh
hampir selalu disebabkan oleh penungkatan jumlah natrium dalam serum. Kelebihan cairan terjadi
akibat overload cairan/adanya gangguan mekanisme homeostatispada proses regulasi keseimbangan
cairan.
Penyebab spesifik kelebihan cairan, antara lain :
a) Asupan natrium yang berlebihan
b) Pemberian infus berisi natrium terlalu cepat dan banyak, terutama pada klien dengan gangguan
mekanisme regulasi cairan.
c) Penyakit yang mengubah mekanisme regulasi, seperti gangguan jantung (gagal ginjal kongestif),
gagal ginjal, sirosis hati, sindrom Cushing
d) Kelebihan steroid.
e) Kelebihan Volume Cairan
Factor resiko :
 Kelebihan cairan yang mengandung natrium dari terapi intravena Tanda klinis : penambahan
berat badan
 Asupan cairan yang mengandung natrium dari diet atau obat-obatan Tanda klinis : edema
perifer dan nadi kuat

6. Edema
Pada kasus kelebihan cairan, jumlah cairan dan natrium yang berlebihan dalam
kompartemen ekstraselulermeningkatkan tekanan osmotik. Akibatnya, cairan keluar dari sel sehingga
menimbulkan penumpukan cairan dalm ruang interstitial (Edema). Edema yang sering terlihat disekitar
mata, kaki dan tangan. Edema dapat bersifat local atau menyeluruh, tergantung pada kelebihan cairan
yang terjadi. Edema dapat terjadi ketika adapeningkatan produksi cairan interstisial/gangguan
perpindahan cairan interstisial.
Hal ini dapat terjadi ketika:
a) Permeabilitas kapiler meningkat (mis.,karena luka bakar, alergi yang menyebabkan perpindahan
cairan dari kapiler menuju ruang interstisial).
b) Peningkatan hidrostatik kapiler meningkat (mis., hipervolemia, obstruksisirkulasi vena) yang
menyebabkan cairan dalam pembuluh darahterdorong ke ruang interstisial.
c) Perpindahan cairan dari ruangan interstisial terhambat (mis., pada blokade limfatik)

Edema pitting adalah edema yang meninggalkan sedikit depresi atau cekungan setelah
dilakukan penekanan pada area yang bengkak. Cekungan unu terjadiakibat pergerakan cairan dari daerah
yang ditekan menuju jaringan sekitar (menjauhi lokasi tekanan). Umumnya, edema jenis ini adalah edema
yang disebabkan oleh gangguan natrium. Adapun edema yang disebabkan oleh retensi cairan hanya
menimbulkan edema non pitting
DAFTAR PUSTAKA
https://hasanah619.wordpress.com/2009/11/13/keseimbangan-cairan-dan-elektrolit/

http://belajarblog53.blogspot.com/2015/04/makalah-cairan-dan-elektrolit-dalam.html

http://menarailmuku.blogspot.com/2012/12/sel-dan-jaringan-pada-tubuh-manusia.html

http://sitinurmiasya.blogspot.com/2015/09/jaringan-dasar-tubuh.html

http://firstkongou.blogspot.com/2011/12/4-jaringan-dasar-yang-membentuk-manusia.html

http://www.ebiologi.net/2017/08/jaringan-ikat-fungsi-ciri-klasifikasi.html

Anda mungkin juga menyukai