Anda di halaman 1dari 2

A.

Bukti – bukti adanya Allah SWT


Dalam hal ini sebenarnya, bukan soal ada atau tidak adanya Allah SWT, melainkan soal
bagaimana kita bisa mengenal bahwa Dia ada atau tidak ada. Keberadaan Allah SWT tak
dapat dibuktikan, melainkan dikenali dan dialami, hanya dipercaya begitu saja menurut
pengalaman.
Jadi yang harus dibuktikan adalah anggapan para ateis, bahwa Allah SWT tidak ada. Yang
harus dibuktikan ialah bisakah diterangkan asal dan tujuan hidup kita di dunia ini tanpa iman
kepada Allah SWT? Bisakah dijelaskan secara rasional tanpa iman mengapa alam semesta ini
ada dan proses evolusi itu berlangsung
Jadi sebenarnya bukan terletak pada obyek yang mau dibuktikan keberadaannya, melainkan
pada keputusan kita untuk meyakini adanya obyek yang mau dibuktikan itu. Obyek tidak
pernah dikatakan nyata. Dia hanya entah ada atau tidak ada. Yang nyata adalah orang yang
membuat statement tentang obyek tsb. Contohnya tidak sulit. Misalkan seseorang
memberikan statement: planet yupiter itu ada. Kita tidak akan bisa mengatakan, yupiter itu
nyata. Yupiter itu ada atau tidak ada. Statement bahwa Yupiter ada itu bisa benar atau
salah, tetapi yupiter sendiri tidak bisa dikatakan nyata. Orang yang membuat statement
itulah yang disebut nyata atau tidak. Bila statementnya dibantu oleh bukti – bukti yang
kuat, maka kita mengatakan Yupiter itu nyata. Sebaliknya ia kita sebut tidak nyata, bila ia
berpegang pada statementnya, tanpa adanya bukti yang mendukung keberadaan Yupiter.
Pernyataan ini bisa kita terapkan pada pertanyaan mengenai keberadaan adanya Allah SWT.
Hal itu tidak terletak pada Allah SWT, melainkan pada orang yang percaya kepada Allah
SWT. Seorang yang percaya kepada Allah SWT, kita sebut nyata, bila ia memang memiliki
alasan-alasan yang lebih mendukung kepercayaannya itu daripada ketidakpercayaannya, jadi
itu semacam “bukti”.
Untuk membuktikan bahwa Allah berkarya di dalam dunia tak dapat ditunjuk misalnya
terjadinya mukjijat, sebab itu mengandaikan bahwa dunia bisa berjalan dengan sendirinya di
luar kendali Allah SWT, dan hanya sekali-sekali Allah SWT menyentuhkan jari ke dunia bila
terjadi mukjijat, yang sangat jarang terjadi. Padahal dunia dan segala isinya adalah ciptaan
Allah SWT. Bahwa air mengalir, angin berhembus, pohon bertumbuh, anak lahir, itu semua
termasuk dalam karya Allah SWT. Dan sebenarnya dalam kasus ini hanya satu jawaban:
keberadaan Allah SWT tidak bisa dibuktikan, melainkan dialami dan dikenali. Dan dalam hal
ini seseorang disebut rasional, bila ia mempercayai pengalamannya.

Allah SWT adalah satu – satunya Tuhan dan tak ada bandingannya. Ayat Al Qur’an suci yang
memperkuat fakta bahwa Allah Maha Terpuji adalah satu – satunya Tuhan dan tidak ada
sekutu dalam otoritas-Nya, atau tidak ada bandingan-Nya, atau tidak berputra, tak
berputri, tak berkeluarga, banyak jumlah-Nya, Allah ta’ala berfirman “(dia) Pencipta langit
dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan – pasangan dan dari
jenis binatang ternak pasangan – pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak
dengan jalan itu. Tak ada sesuatupun yang serupa dengan dia. Dan Dia-lah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy – Syura:11)
Hanya Allah SWT Sang Pencipta. Hanya Allah SWT sajalah yang menciptakan dari
ketiadaan. Dia hanya Dia, Sang Pencipta, sedangkan selainnya adalah ciptaan – Nya segala
yang ada di alam semesta ini, binatang – binatang, bumi, gunung, lautan, sungai, tumbuhan,
makhluk kecil atau besar dan manusia yang hidup di muka bumi, semuanya adalah makhluk-
Nya. Dan masih banyak lagi bukti – bukti adanya Tuhan, ayat yang menegaskan fakta ini
adalah : “Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. Kepunyaan-
Nyalah kunci – kunci(pembendaharaan) langit dan bumi. Dan orang – orang yang kafir
terhadap ayat – ayat Allah, mereka itulah orang – orang yang merugi (QS. Az – Zumar 62-
63)
Jadi telah jelas dan telah diperjelas dengan ayat – ayat diatas, jika Allah SWT ada dan
mengatur seisi alam semesta ini.

Anda mungkin juga menyukai