Bentuk negara, sistem pemerintahan, dan tujuan negara seperti apa yang
Ingin diwujudkan, serta bagaimana jalan/cara mewujudkan tujuan negara
tersebut, akan ditentukan oleh dasar negara yang dianut oleh negara yang
bersangkutan. Dengan kata lain, dasar negara akan menentukan bentuk
negara, bentuk dan sistem pemerintahan, dan tujuan negara yang ingin
dicapai, serta jalan apa yang ditempuh untuk mewujudkan tujuan suatu
negara.
Konsekuensi Pancasila
sebagai dasar negara bagi negara Republik Indonesia, antara lain: Negara
Indonesia merupakan negara kesatuan yang berbentuk Republik (Pasal 1 UUD
Negara Republik Indonesia 1945). Pasal tersebut menjelaskan hubungan
Pancasila tepatnya sila ketiga dengan bentuk negara yang dianut oleh
Indonesia, yaitu sebagai negara kesatuan bukan sebagai negara serikat.
Konsep negara republik sejalan dengan sila kedua dan keempat Pancasila, yaitu negara hukum
yang demokratis. Demikian pula dalam Pasal 1 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia 1945,
“kedaulatan
berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”.
Hal tersebut menegaskan bahwa negara Republik Indonesia menganut
demokrasi konstitusional bukan demokrasi rakyat seperti yang terdapat pada
konsep negara-negara komunis. Di sisi lain, pada Pasal 1 ayat (3) UUD Negara
Republik Indonesia 1945, ditegaskan bahwa, “negara Indonesia adalah negara
hukum”. Prinsip tersebut mencerminkan bahwa negara Indonesia sejalan
dengan sila kedua Pancasila. Hal tersebut ditegaskan oleh Atmordjo (2009: 25) bahwa : “konsep
negara hukum Indonesia merupakan perpaduan 3 (tiga)
unsur, yaitu Pancasila, hukum nasional, dan tujuan negara”.
Secara terminologis atau secara istilah, dasar negara dapat diartikan sebagai landasan dan
sumber dalam membentuk dan menyelenggarakan negara. Dasar negara juga dapat diartikan
sebagai sumber dari segala sumber hukum negara.
Secara teoretik, istilah dasar negara, mengacu kepada pendapat Hans Kelsen, disebut
a basic norm atau Grundnorm. Kedudukan dasar negara berbeda dengan kedudukan
peraturan perundang-undangan karena dasar negara merupakan sumber dari peraturan
perundang-undangan. Implikasi dari kedudukan dasar negara ini, maka dasar negara bersifat
permanen sementara peraturan perundang-undangan bersifat fleksibel dalam arti dapat diubah
sesuai dengan tuntutan zaman.
Dasar negara merupakan suatu norma dasar dalam penyelenggaraan bernegara yang menjadi
sumber dari segala sumber hukum sekaligus sebagai cita hukum (rechtsidee), baik tertulis
maupun tidak tertulis dalam suatu negara. Cita hukum ini akan mengarahkan hukum pada
cita-cita bersama dari masyarakatnya. Cita-cita ini mencerminkan kesamaan- kesamaan
kepentingan di antara sesama warga masyarakat.
Pancasila seperti jalan aspal yang memberikan arah kemana kendaraan itu
dapat dibawa tanpa ada kerusakan
C.Menggali Sumber Yuridis, Historis, Sosiologis, dan Politis tentang Pancasila sebagai Dasar
Negara
1.Sumber Yuridis Pancasila sebagai Dasar Negara Secara yuridis ketatanegaraan, Pancasila m
erupakan dasar negara Republik Indonesiasebagaimana terdapat pada Pembukaan Undang-U
ndang Dasar Negara Republik Indonesiatahun 1945,Peneguhan Pancasila sebagai dasar n
egara sebagaimana terdapat pada pembukaan, jugadimuat dalam Ketetapan MPR Nomor XVIII/
MPR/1998,tentang Pencabutan Ketetapan MPR Nomor II/MPR/
1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (EkaprasetyaPancakarsa) dan
ketetapan tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara.Selain itu, juga ditegaskan dalam
Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentangPembentukan Perundang-undangan bahwa Panc
asila merupakan sumber dari segala sumberhukum negara.
2.Sumber Historis Pancasila sebagai Dasar Negara
Dalam sidang yang diselenggarakan untuk mempersiapkan Indonesia merdeka,Radjiman memin
ta kepada anggotanya untuk menentukan dasar negara. Sebelumnya,Muhammad Yamin dan Soe
pomo mengungkapkan pandangannya mengenai dasar negara.Kemudian dalam pidato 1 Juni 19
45, Soekarno menyebut dasar negara dengan menggunakan bahasa Belanda, Philosophische gr
ondslag bagi Indonesia merdeka.Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Ph
ilosophischeGrondslag dari negara, ideologi negara, staatsidee. Dalam hal tersebut,Pancasila di
gunakansebagai dasar mengatur pemerintah negara. Atau dengan kata lain, Pancasila digunakan
sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara (Darmodiharjo, 1991: 19). Dengandemik
ian, jelas kedudukan Pancasila itu sebagai dasar negara, Pancasila sebagai dasar negaradibentu
k setelah menyerap berbagai pandangan yang berkembang secara demokratis dari paraanggota
BPUPKI dan PPKI sebagai representasi bangsa Indonesia (Pimpinan MPR dan TimKerjaSosialis
asi MPR periode 2009--2014, 2013: 94).
3.Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Dasar Negara
Secara ringkas, Latif (Pimpinan MPR dan tim Kerja Sosialisasi MPR periode2009--2014, 2013) m
enguraikan pokok-pokok moralitas dan haluan kebangsaan-kenegaraan menurutalam Pancasila
sebagai berikut.
Pertama, nilainilai ketuhanan (religiusitas) sebagai sumber etika danspiritualitas (yang bersifat v
ertical transcendental) dianggap penting sebagaifundamental etika kehidupan bernegara.
nilainilai etis kemanusiaan harus mengakar kuat dalam lingkungan pergaulan kebangsaan yang l
ebih dekat sebelum menjangkau pergaulandunia yang lebih jauh.
Kesatu,
nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, dan nilai serta cita-citakebangsaan itu dalam aktualisasinya h
arus menjunjung tinggi kedaulatanrakyat yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.
Kedua,
nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai dan cita kebangsaan sertademokrasi permusyawaratan i
tu memperoleh artinya sejauh dalammewujudkan keadilan sosial.
4.Sumber Politis Pancasila sebagai Dasar Negara
Mungkin Anda pernah mengkaji ketentuan dalam Pasal 1 ayat (2) dan di dalam Pasal36A jo
. Pasal 1 ayat (2) UUD 1945, terkandung makna bahwa Pancasila menjelma menjadiasas d
alam sistem demokrasi konstitusional. Konsekuensinya, Pancasila menjadi landasan etikdala
m kehidupan politik bangsa Indonesia. Selain itu, bagi warga negara yang berkiprah dala
msuprastruktur politik (sektor pemerintah), yaitu lembaga-lembaga negara danlembaga
lembaga pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah, Pancasila merupakan normahukum da
lam memformulasikan dan mengimplementasikan kebijakan publik yangmenyangkut hajat hidup
orang banyak. Di sisi lain, bagi setiap warga negara yang berkiprahdalam infrastruktur politik (s
ektor masyarakat), seperti organisasi kemasyarakatan, partai politik, dan media massa, maka Pa
ncasila menjadi kaidah penuntun dalam setiapaktivitas sosial politiknya. Dengan demikian, sekto
r masyarakat akan berfungsi memberikanmasukan yang baik kepada sektor pemerintah dalam s
istem politik. Pada gilirannya, sektor pemerintah akan menghasilkan output politik berupa kebija
kan yang memihak kepentinganrakyat dan diimplementasikan secara bertanggung jawab di baw
ah kontrol infrastruktur politik. Dengan demikian, diharapkan akan terwujud clean government da
n goodgovernance demi terwujudnya masyarakat yang adil dalam kemakmuran dan masyarakat
yangmakmur dalam keadilan (meminjam istilah mantan Wapres Umar Wirahadikusumah
Contohnya :a.pada masa pemerintahan presiden Soekarno, terutama pada 1960-an NASAKOMl
ebih populer daripada Pancasila
b.Pada zaman pemerintahan presiden Soeharto, Pancasila dijadikan pembenarkekuasaan melalu
i penataran P-4 sehingga pasca turunnya Soeharto ada kalanganyang mengidentikkan Pancasila
dengan P-4.c.
Pada masa pemerintahan era 67 reformasi, ada kecenderungan para penguasa tidakrespek terh
adap Pancasila, seolah-olah Pancasila ditinggalkan
.2. Argumen tentang Tantangan terhadap Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa danBernegaraS
alah satu tantangan terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegaraadalah melet
akkan nilai-nilai Pancasila tidak dalam posisi sebenarnya sehingga nilai-nilaiPancasila menyimpa
ng dari kenyataan hidup berbangsa dan bernegara.
Contoh :a.
Pengangkatan presiden seumur hidup oleh MPRS dalam TAP No.III/MPRS/
1960Tentang Pengangkatan Soekarno sebagai Presiden Seumur Hidup. Hal tersebutbertentang
an dengan pasal 7 Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa,
”Presiden dan wakil presiden memangku jabatan selama lima (5)tahun, sesudahnya
dapat dipilih kembali”. Pasal ini menunjukkan bahwa pengangkatan presidenseharusnya dilakuka
n secara periodik dan ada batas waktu lima tahun
Kaidan penuntun dalam pembuatan politik hukum atau kebijakan negrara lainnya, yaitu sebagai
berikut:
1. Kebijakan umum dan politik hukum harus tetap menjaga integritas atau keutuhan bangsa.
2. Kebijakan umum dan politik hukum haruslah berdasarkan upaya pembangunan demokrasi dan
nomokrasi
3. Kebijakan umum dan politik hukum haruslah berdasarkan upaya pembangunan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
4.Kebijakan umum dan politik hukum haruslah berdasarkan pada prinsip toleransi beragama
yang berkeadaban.
4. Mengandung norma yang mengharuskan UUD mengandung isi yang mewajbkan pemerintah
dan lain-lain penyelenggara negara memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.
5.Merupakan sumber semangat abadi UUD1945 bagi penyelengaraan negara, para pelaksana
pemerintahan.
b.Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
Didalam pembukaan UU1945 tepatnya pada alinea ke3 terdapat pernyataan kemerdekaan
yang dinyatakan oleh rakyat Indonesia, maka dapat ditentukan letak dan sifat hubungan antara
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus dengan Pembukaan UUD 1945, sebagai berikut:
c. Pembukaan hakikatnya merupakan pernyataan kemerdekaan yang lebih rinci dari cita-cita
luhur yang menjadi semangat pendorong tegaknya kemerdekaan.
Berikut hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945, antara lain sebagai berikut:
Setelah Amandemen atau Perubahan ke -4 (dalam 2002), Undang-Undang Dasar NRI 1945
terdiri atas Pembukaan dan Pasal-pasal. Hal ini berarti penjelasan UUD 1945 sudah tidak
lagi menjadi bagian dari ketentuan dalam UUD 1945. Meskipun penjelasan UUD 1945 sudah
bukan merupakan hukum positif, tetapi pejelasan yang bersifat normatif sudah dimuat dalam
pasal-pasal UUD 1945. Selain itu, dalam tataran tertentu penjelasan UUD 1945 dapat menjadi
inspirasi dalam kehidupan bernegara bagi warga negara.
pancasila merupakan nilai dasar yang sifatnya permanen dalam arti secara ilmiah-akademis,
terutama menurut ilmu hukum, tidak dapat diubah karena merupakan asas kerohanian atau
nilai-nilai inti dari Pembukaan UUD 1945 sebagai kaidah negara yang fundamental.
a. Bidang Politik
Musyawarah merupakan implementasi pancasila dalam perumusan kebijakan politik
yang terjadi dalam lingkungan tempat tinggal. Mereka merumuskan kebijakan bukan
dengan suara terbanyak, melainkan saling memberi dan saling menerima argumen dari
peserta musyawarah. Dengan demikian kepentingan masyarakat secara keseluruhan akan lebih
diutamakan dalam kebijakan yang dirumuskan.
Beberapa konsep dasar implementasi nilai-nilai pancasila dalam bidang politik, sebgai berikut:
2. Sektor Masyaratkat
Nilai-nilai pancasila akan menuntun masyarakat ke pusat inti kesadaran akan pentingnya
harmoni dalam kontinum antara sadar terhadap hak asasi nya di satu sisi dan kesadaran
terhadap kewajiban asasinya disisi lain sesui dengan ketentuan dalam pasal 28 J ayat 1 dan ayat
2 UUD 1945.
b. Bidang Ekonomi
Nilai-nilai pancasila sebagai dasar negara dalam bidang ekonomi mengidealisasikan
terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu, kebijaka ekonomi
nasional harus bertumpu pada asas-asas keselarasan , keserasian, dan keseimbangan
peran perseorangan, perusahaan swasta, badan usaha milik negara, dalam implementasi
kebujakan ekonomi. Selain itu, negara juga harus mengembangkan sistem jaminan sosial bagi
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah termasuk fakir miskin dan anak
terlantar, sesuai dengan martabat kemanusiaan sebagaimana diamanatkan pasal 34 ayat 1
sampai dengan ayat 4 UUD 1945.
Nilai-nilai instrumental pancasila dalam memperkokoh keutuhan atau integrasi nasional sejalan
dengan pandangan ahli sosiologi dan antropologi, yakni Selo Soemardjan dalam Oesman dan
Alfian(1993:172) bahwa kebudayaan suatu masyarakat dapat berkembang. Ada hubungan yang
saling memepengaruhi antara masyarakat dengan kebudayaannya pada satu pihak dan negara
dengan sistem kenegaraannya pada pihak lain.
Dengan demikian, semua kebijakan sosial budaya yang harus dikembangkan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia harus menekankan rasa kebersamaan
dan semnagat kegotongroyongan karena gotong royong merupakan kepribadian bangsa
Indonesia yang konstruktif sehingga budaya tersebut harus dikembangkan dalam konteks
kekinian.
d. Bidang Hankam
Implementasi pancasila dalam bidang pertahanan dan keamanan negara terdapat dalam pasal
27 ayat 3, pasal 30 ayat 1-5 UUD 1945.
Upaya pembangunan pertahanan adalah daya upaya bangsa dalam membangun dan
menggunakan kekuatan nasional untuk mengatasi ancaman dari luar negeri dan ancaman lainnya
yang dapat mengganggu integritas nasional. Sedangkan pembangunan bidang keamanan
adalah daya upaya bangsa dalam membangun dan menggunakan kekuatan nasional untuk
mengatasi ancaman dari dalam negeri serta ancaman terhadap keamanan dan ketertiban
masyarakat serta penegak hukum.
Kelangsungan hidup bangsa dan negara bukan hanya tanggung jawab TNI dan POLRI, melainkan
juga merupakan tanggung jawab seluruh warga negara, tidak terkecuali Anda.
Rangkuman tentang Pengertian dan Pentingnya Pancasila dalam
Kajian Sejarah Bangsa
Indonesia
Pancasila adalah lima nilai dasar luhur yang ada dan berkembang bersama dengan bangsa
Indonesia sejak dahulu.Sejarah merupakan deretan peristiwa yang saling berhubungan.
Peristiwa-peristiwa masa lampau yang berhubungan dengan kejadian masa sekarang dan
semuanya bermuara pada masa yang akan datang. Hal ini berarti bahwa semua aktivitas
manusia pada masa lampau berkaitan dengan kehidupan masa sekarang untuk mewujudkan
masa depan yang berbeda dengan masa yang sebelumnya.
Dasar Negara merupakan alas atau fundamen yang menjadi pijakan dan mampu memberikan
kekuatan kepada berdirinya sebuah Negara. Negara Indonesia dibangun juga berdasarkan
pada suatu landasan atau pijakan yaitu pancasila. Pancasila, dalam fungsinya sebagai dasar
Negara, merupakan sumber kaidah hukum yang mengatur Negara Republik Indonesia, termasuk
di dalamnya seluruh unsur-unsurnya yakni pemerintah, wilayah, dan rakyat. Pancasila dalam
kedudukannya merupakan dasar pijakan penyelenggaraan Negara dan seluruh kehidupan Negara
Replubik Indonesia.
Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai arti yaitu mengatur penyelenggaraan pemerintahan.
Konsekuensinya adalah Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum. Hal ini
menempatkan pancasila sebagai dasar Negara yang berarti melaksanakan nilai-nilai Pancasila
dalam semua peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tugas Belajar Lanjut: Proyek Belajar tentang Pentingnya Kajian
Pancasila Melalui Pendekatan
Sejarah
1.Berikan analisa dan pendapat Anda apa yang menjadi urgensi dari RUU Haluan Ideologi
Pancasila (HIP)?
Menurut analisa saya, RUU HIP menyebabkan Pancasila yang seharusnya memiliki kedudukan
sebagai dasar negara, ideologi bangsa, dan sumber dari segala sumber hukum telah dibuat
menjadi rancangan sumber hukum (undang-undang). Lalu, ada 2 hal penting yang tidak tepat
dalam RUU HIP ini. Yang pertama,didalam RUU HIP memang menyebut beberapa TAP MPR.
Namun,TAP MPRS Nomor 25 Tahun 1996 tidak dimunculkan tentang pembubaran PKI dan
larangan penyebaran ajaran komunisme,Marxisme, dan Leninisme. Yang kedua, ada poin
pemerasan sari-sari Pancasila menjadi Tri Sila dan Eka Sila dalam Pasal 7 draft RUU HIP.
Sementara sebenarnya, konsep ini hanya dianggap sekadar sejarah usulan Bung Karno saat
pembentukan Pancasila.
2.Dengan banyaknya aksi protes mengenai RUU HIP, bahaya apa yang mengancam Pancasila
sebagai ideologi dan dasar negara? Berikan Analisa kritis dan rekomendasi/solusi Anda!
Bahaya yang dapat mengancam Pancasila adalah nilai nilai luhurnya yang telah dibentuk
sebagai Ideologi negara akan tergantikan oleh RUU HIP yang kurang sempurna. Dapat dilakukan
solusi yaitu tetap mempertahankan Pancasila sebagai ideologi yang dianut Bangsa Indonesia
semenjak Negara ini didirikan. Karena nilai nilai Pancasila sudah sesuai dengan kebudayaan
Bangsa Indonesia.