Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat yang
melimpah dan kesempatan yang telah diberikan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
tugas peninjauan ini sebagai tugas mata kuliah KESEHATAN LINGKUNGAN
PEMUKIMAN yang berjudul “Laporan Hasil peninjauan rumah adat tradisional suku
Nias” kami juga telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan data dan informasi
yang menyangkut atau berhubungan dengan topik makalah/ tugas ini.
Dalam penyusunan tugas ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, untuk itu
penyusun mengharap kritik dan saran demi perbaikan yang akan datang. Tugas ini dapat
diselesaikan atas kerjasama, bantuan dan dukungan dari semua pihak baik secara moral,
materil, doa dan semangat yang mendukung penyusunan tugas ini sampai selesai.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi yang
membutuhkan, khususnya bagi penyusun sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Tidak ada gading yang tak retak, demikian pula dengan hasil peninjauan ini, oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan dan kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Medan, Desember 2015

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Setiap manusia, di manapun berada, membutuhkan tempat untuk tinggal yang disebut
rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepas lelah, tempat bergaul dan membina
rasa kekeluargaan di antara anggota keluarga, serta sebagai tempat berlindung dan
menyimpan barang berharga. Selain itu, rumah juga merupakan status lambang sosial.
(Azwar, 1996; Mukono, 2000).
Perumahan yang layak untuk tempat tinggal harus memenuhi syarat kesehatan,
sehingga penghuninya tetap sehat. Perumahan yang sehat tidak lepas dari ketersediaan
prasarana dan sarana terkait, seperti penyediaan air bersih, sanitasi pembuangan sampah,
transportasi, dan tersedianya pelayanan sosial. (Krieger and Higgins, 2002).
Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya yang
digunakan sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga (UU RI No. 4 Tahun
1992). Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung,
dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik
demi kesehatan keluarga dan individu. (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan,
2001).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rumah sehat adalah bangunan tempat
berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan
kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat
bekerja secara produktif. Oleh karena itu, keberadaan perumahan yang sehat, aman, serasi,
teratur sangat diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik.
Budaya meruapakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu masyarakat,
khususnya masyarakat Indonesia.Seseorang yang merupakan penduduk Indonesia pasti
masuk ke dalam suku tertentu. Suku yang terdapat di Indonesia sangat beragam, berjumlah
ribuan.

Suku Nias adalah masyarakat yang hidup dalam lingkungan adat dan kebudayaan
yang masih tinggi. Hukum adat Nias secara umum disebut fondrakö yang mengatur segala
segi kehidupan mulai dari kelahiran sampai kematian. Masyarakat Nias kuno hidup dalam
budaya megalitik dibuktikan oleh peninggalan sejarah berupa ukiran pada batu-batu besar
yang masih ditemukan di wilayah pedalaman pulau ini sampai sekarang.

Rumah adat pada masyarakat Nias memiliki bentuk yang berbeda-beda, sesuai dengan
kegunaan dan tingkat kedudukannya dalam adat. Bangunan rumah adat di atas menegaskan
pentingnya tanah sebagai tempat malaksanakan berbagai kegiatan misalnya pesta adat
perkawinan, kegiatan musyawarah, pengembangan desa dan sebagainya. Luasnya tanah dan
perkarangan pemilik rumah adat juga menandakan kekuasaan  mutlak dari si pemilik tanah
untuk memperoleh penghargaan pada acara-acara adat yang dilaksanakan di desanya.
1.2. Rumusan Masalah
 Bagaiman yang di maksud dengan rumah sehat serta yang terkait dengan rumah yang
sehat ?
 Bagaimanan yang di maksud dengan rumah adat tradisional Nias serta yang terkait
dengan di dalamnya?
 Bagaimana identifikasi komponen rumah adat Nias ?
 Bagaiman perkembangan rumah adat Nias sampai sekarang?

1.3. Tujuan
 Untuk mengetahui pengertian dari rumah sehat serta yang terkait dengan rumah yang
sehat
 Untuk mengetahui pengertian dari rumah adat tradisional Nias serta yang terkait
dengan di dalamnya
 Untuk mengetahui dari identifikasi komponen rumah adat Nias
 Untuk mengetahui dari perkembangan rumah adat Nias sampai sekarang
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. RUMAH SEHAT

2.1.1. Pengertian Rumah Sehat


Pengertian rumah sehat adalah rumah yang dapat memenuhi kebutuhan rohani dan
jasmani secara layak sebagai suatu tempat tinggal atau perlindungan dari pengaruh alam luar.
Kebutuhan jasmani misalnya terpenuhi kebutuhan jasmani sperti membaca, menulis, istirahat
dan lain-lain. Kebutuhan rohani misalnya , perlindungan terhadap penyakit, cuaca, angin dan
sebaginnya. Rumah sehat secara sederhana adalah rumah yang memiliki ruangan terpisah
untuk keperluan hidup sehari-hari dengan ukuran yang memadai, antara lain : kamar tidur,
ruang makan / keluarga, dapur, kamar mandi, jamban / WC dan tempat cuci pakaian

2.1.2. Manfaat Rumah Sehat


 untuk tempat beristirahat
 tempat tinggal dan kegiatan hidup harian.
 Melindungi manusia dari cuaca baik / buruk.
 Mencegah penyebaran penyakit menular.
 Melindungi penghuninya dari bahaya-bahaya dari luar.
 Meningkatkan hubungan sosial diantara penghuninya.

2.1.3. Syarat-syarat Rumah Sehat


Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
829/Menkes/SK/VII/1999. Ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal adalah sebagai
berikut:
 Memenuhi syarat kebutuhan fisik dasar penghuninya : temperatur, penerangan,
ventilasi dan kebisingan
 Memenuhi syarat kebutuhan kejiwaandasar penghuninya : health is begun athom\
 Memenuhi syarat melindungi penghuninya dari penularan penyakit : air bersih, pemb
sampah, terhindar dari pencemaran lingk, tidak jadi sarang vektor,dll);
 Memenuhi syarat melindungi penghuni dari kemungkinan bahaya dan kecelakaan :
kokoh, tangga tak curam, bahaya kebakaran, listrik, keracunan, kecelakaan lalu lintas,
dll).

2.1.4. Kontruksi Rumah Sehat


a)  Bahan bahan bangunan 
Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat yang dapat membahayakan
kesehatan, antara lain:
 Debu total kurang dari 150 mg per meter persegi;
 Asbestos kurang dari 0,5 serat per kubik, per 24 jam
 Timbal (Pb) kurang dari 300 mg per kg bahan;
 Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya
mikroorganisme patogen.
b) Komponen dan penataan ruangan
 Lantai kedap air dan mudah dibersihkan
 Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap air dan
mudah dibersihkan
 Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan
 Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir
 Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya
 Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap
c)      Pencahayaan
Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi
seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata.
d)  Kualitas udara
 Suhu udara nyaman, antara 18 – 30 oC;
 elembaban udara, antara 40 – 70 %;
 Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm per 24 jam
 Pertukaran udara 5 kali 3 per menit untuk setiap penghuni;
 Gas CO kurang dari 100 ppm per 8 jam
 Gas formaldehid kurang dari 120 mg per meter kubik.
e.  Ventilasi
Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.
f.  Vektor penyakit
Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.
g.  Penyediaan air
 Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter per orang
setiap hari
 Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum
menurut Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002.
h. Pembuangan Limbah
 Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak
menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah
 Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak
mencemari permukaan tanah dan air tanah.
i. Kepadatan hunian
Luas kamar tidur minimal 8 meter persegi, dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2
orang tidur.
2.1.5. Vektor
Keberadaan vektor di dalam dam di luar rumah perlu diawasi karena serangga/
binatang pengerat seperti tikus mempunyai peran penting di dalam penularan berbagai jenis
penyakit.
Adapun jenis vektor dan penyakit ditularkan adalah sebagai berikut :
a. Nyamuk :
 aedes aegypty > demam berdarah
 culex quinques > filaria
b. lalat : musca domestica > dysentri, diare, typhoid (lalat rumah)
c. kecoa : blatella germanica > dysentri, diare, typhoid, cholera (kecoa jerman)
d. tikus : rattus-rattus diardi > pes, murine typhus (tikus rumah).

2.1.6. Upaya Agar Rumah Menjadi Sehat


yang perlu dilakukan agar rumah menjadi sehat yaitu antara lain :
 membuka jendela kamar setiap pagi dan siang.
 Membersihkan rumah dan halaman rumah setiap hari.
 Kamar mandi dijaga kebersihannya setiap hari.
 Membuang sampah pada tempatnya.
 Mendapat penerangan yang cukup.
 Dinding diusahakan terang.
 Menata rapi barang di rumah.
 Melakukan penghijauan pada halaman.
 Menguras bak mandi.
 Mengubur barang bekas.
2.2. RUMAH ADAT TRADISIONAL NIAS

2.2.1. Pengertian Rumah Adat Tradisional Nias


Rumah adat adalah bangunan yang memiliki ciri
khas khusus, di gunakan untuk tempat hunian oleh
suatu suku bangsa tertentu. Rumah adat
merupakan salah satu representasi yang paling
tinggi dalam sebuah komunitas suku atau
masyarakat.Rumah adat di Nias disebut
sebagai Omo Hada. Tiang rumah adat Nias
ukurannya besar mempunyai kolong, tangganya
tinggi, dindingnya dirakit tanpa paku, tiang
dinding diberi relief dengan motif khas Nias.
Rumah adat pada masyarakat Nias memiliki
bentuk yang berbeda-beda, sesuai dengan kegunaan dan tingkat kedudukannya dalam adat.

Rumah Adat Tradisional Nias (Omo Hada) merupakan simbol kemegahan masyarakat
Nias di zaman dulu, sebuah karya arsitektur yang unik dan bernilai tinggi, tidak
menggunakan paku besi untuk menghubungkan masing-masing bagian di rumah adat
tersebut, hanya menggunakan pasak kayu namun terbukti kokoh dan tahan gempa".
Keindahan wisata alam dan budaya di Pulau Nias (Tano Niha) yang terletak di
sebelah barat pulau Sumatera sudah tidak diragukan lagi karena sudah terkenal dengan wisata
surfing, atraksi lompat batu (hombo batu), Tari Perang dan Rumah Adat (Omo Hada)
Tradisionalnya (terutama di Desa Bawomataluo, Teluk Dalam Nias Selatan).

2.2.2. Bentuk-Bentuk Rumah Adat Tradisional Nias

Bentuk rumah adat dibedakan atas empat kelompok yakni:

1. Omo Arö Gosali: berupa balai adat/balai pertemuan/tempat musyawarah seluruh warga
kampung termasuk pemimpin, dalam rangka menyelesaikan permasalahan dan
mendengarkan keberhasilan dari kegiatan desa baik adat, hukum, sosial dan kegiatan
lainnya;
2. Omo Hada:  berupa rumah adat tempat tinggal pimpinan masyarakat atau
disebut Si’ulu  atau penghulu di daerah Nias bagian selatan dan Balugu/Salawa pada
masyarakat Nias bagian utara. Pada bagian bangunan Omo Hada  terdapat ukiran-ukiran
yang unik yang melambangkan kekuasaan dan kekayaan.
3. Omo Ni’olasara: berupa rumah adat yang tiangnya berukiran dengan  motif ni’olasara,
dan biasanya rumah ini ditempati oleh kaum bangsawan atau tokoh adat.
4. Omo Niha Sigölötö: berupa rumah rakyat biasa, berbentuk sama dengan rumah adat
tetapi tiangnya tidak berukiran.
2.2.3. Tipe-Tipe Rumah Adat Tradisional Nias

1. Tipe Nias Utara

Bentuk atap bulat ; bentuk denah oval

2. Tipe Nias Tengah

Bentuk atap bulat ; bentuk denah segi empat

3. Tipe Nias Selatan

Bentuk atap segi empat ; bentuk denah persegi

Omo Hada di Nias dibedakan oleh denah lantai dasar yang khas dengan bentuk
lonjong. Atapnya terdiri dari struktur yang lebih ringan dengan ruangan bawah atap yang
tanpa halangan, yang memungkinkan lantai tingkat di atas sebagai lantai tempat tinggal
utama. Omo Hada Utara bukan saja menampilkan kesan monumental, tetapi juga berperan
sebagai wadah bertinggal yang leluasa dan nyaman. Denah dengan pola open lay out
memudahkan penghuni mengatur tata ruang   sesuai selera. Pola paling umum adalah
membagi ruang menjadi empat bagian, cukup dengan meletakkan dinding penyekat
bersilangan tegak lurus satu sama lain di tengah ruangan. Sistem denah terbuka juga
membuat rumah vernakular ini sangat adaptif dengan kebutuhan masyarakat masa kini sebab
pemilik rumah dapat leluasa menggunakan berbagai perabot modern di dalamnya.
Kenyamanan ruang cukup terjaga karena elemen rumah dirancang secara cerdik
menggunakan prinsip arsitektur tropis.

Di ruang duduk lantai di sepanjang dinding umumnya sengaja ditinggikan dan sebuah
bangku diletakkan menempel sepanjang dinding. Dari bangku ini penghuni memandang
bebas ke arah luar. Dinding miring memungkinkan privasi karena seluruh kegiatan di balik
rumah tidak tampak dari luar walaupun jerajak dibiarkan terbuka sepanjang hari. Bukaan
dengan posisi miring mampu mengatasi tempias air hujan. Ukurannya cukup lebar sehingga
udara dan cahaya alam bebas menerobos masuk ke dalam rumah. Di ruang duduk dan dapur,
salah satu bagian atap dapat berfungsi sebagai sky light, cukup dengan cara mendorongnya ke
arah luar lalu menopang nya dengan tongkat dari dalam.

2.2.4. Ciri Khas Rumah Adat Tradisional Nias Secara Umum

 Bentuk dasar elips atau oval;


 Lebar rumah 10 meter, panjang 15 meter, tinggi 9-13 meter;
 Pintu masuk dari sebelah bawah. Sisi depan dan belakang agak lurus;
 Jarak antara tiang-tiang rumah tidak selalu sama;
 Jarak antara dua barisan tiang di depan lebih lebar ; orang bisa berjalan di tengah;
 Jarak antara tiang-tiang di belakang lebih rapat; beban rumah di lebih besar;
 8 lembar papan Siloto (seloto) melintang di atas 62 tiang dari muka ke belakang;
 1 Siloto di ujung kiri dan 1 di ujung kanan @ 6 tiang : 2 x 6 = 12 tiang;
 2 Siloto berikut sebelah kiri dan kanan @ 8 tiang : 4 x 8 = 32 tiang ;
 2 Siloto di pertengahan rumah @ 9 tiang : 2 x 9 = 18 tiang.
 Jumlah tiang (diluar tiang-tiang penunjang) 12 + 32 + 18 = 62 tiang

Gambar 1 : Denah Rumah Adat Gambar 2 : Denah Peletakan Rumah

Tradisional Nias Adat Nias

Gambar 3 : Potongan Memanjang Gambar 4 : Potongan Melintang Rumah

Rumah Adat Tradisional Nias Rumah Adat Tradisional Nias


Gambar 5 : Tampak Depan Rumah Gambar 6 : Tampak samping Rumah

Adat Tradisional Nias Adat Tradisional Nias

2.3. IDENTIFIKASI RUMAH ADAT NIAS

2.3.1. Tiang Rumah Adat Tradisionan Nias


Tiang Rumah :
 Tiang rumah terbuat dari Kayu yang Kuat dan besar yang telah di desain Bulat
 Kayu sanggahan Rumah di tancapkan kedasar tanah dengan dalam, sehingga tidak
mudah tergoncang dan tergetar.
Keadaan Tiang :
 Sedikit agak kelihatan rapuh dan pudar sebab telah berumur ratusan tahun dan kurang
terrawat
 Penyusunan tiang berbentuk tegak lurus keatas dan tiang tapak depan di tancapkan
dengan keadaan miring berlwanan.
Faktor Resiko :
 Tiang yang cukup tinggi membuat pemasangan dasar lantai kellihatan sulit dan harus
hati- hati dan teliti,jika tidak akan terjatuh kedasar tanah.
 Peletakkan tiang harus dengan ramai-ramai dan berposisi seimbang, jika tidak dapat
menimpa orang yang mendirikan.
2.3.2. Lantai Rumah Adat Tradisional Nias
Lantai Rumah
 Terbuat dari kayu yang tebal dan di desain menjadi papan rumah yang kokoh dan
tahan lama.
 Lantai dipasang di atas tanah dengan ketinggian 1-2 M ,dengan penyangga kayu dari
dasar tanah.
Keadaan Lantai :
 Permukaan lantai datar .
 Lantai disusun dengan rapi dan teratur.
 Susunan papan lantai tidak berela dan rapat
 Lantai Bersih dan tidak berdebu.
 Lantai rumah di lapisi dengan karpet sehingga mudah di
bersihkan serta lantai rumah luas
Faktor Resiko
 Bila lantai terkenak air/basah, maka papan lantai dapat lapuk dan retak, hal ini dapat
menyebabkan kecelakaan ringan bagi penghuni rumah.
 Lantai yang terbuat dari papan mudah di hinggapi rayap /sejenisnya
sehingga papan dapat berlobang.

2.3.3. Dinding Rumah Adat Tradisiona Nias


Dinding Rumah
 Terbuat dari Papan yang telah di desain datar.
 Disusun secara vertikal / berjajaran kearah atas.
 Penyusunan papan secara rapi dan teratur.
 Dibagian – bagian tertentu, terdaapt jarak tengah antara papan sebagai funggsi untuk
jalur masuknya udara.
Keadaan Dinding Rumah
 Keadaan papan Rumah bagian dalam rapi
 Keadaan papan bagian rumah berdebu dan kurang di bersihkan.
 Sebagian terdapat pembolongan di area papan yang di sebabkan oleh binatang kecil
seperti Rayap dan sejenisnya.
Faktor Resiko
 Jika dindiang tidak disusun dengan rapat ( Berbolong-bolong) maka serangga dari
luar rumah dapat mudah masuk kedalam Rumah.
 Jika dnding rumah tidak di susun dengan kokoh maka dapat membuat orang yang
bersandar akan jatuh.

2.3.4. Jendela Dan Ventilasi Rumah Adat Tradisional Nias


 Jendela rumah adat nias tersusun rapi antara kayu yang satu dengan kayu lain
 Jendela dan ventilasi rumah adat nias cukup sehingga keadaan rumah tidak pegap
 Ventilasi yang cukup membuat nyaman krna tidak merasakan panas
 Jendela dinding terbuat atas pemisahan/pemeberian jarak antara papan dinding.
 Jarak antara pebatasan batasan papan jendela adalah 8-12 cm dengan banyak
pembolongan/lubang adalah 8-10

Faktor Resiko :

 Jika kayu di daerah jendeladan ventilasi lembab/tidak kokoh maka dapat dengan
mudah jatuh ketika sedang duduk.
 Dari jendela mudah masuk bau sengapan dari luar rumah yang dapat menggangu
pernafasan.

2.3.5. Pencahayaan Rumah Adat Tradisional Nias


 Pada atap rumah adat nias terdapat berupa jendela yang mana dapat di buka dan di
tutup dengan menggunakan kayu sebagai penyangga sehingga pencahyaan dari luar
dapat masuk ke dalam rumah
 Pencahyaan rumah adat nias ada dua yaitu pencahyaan alami dan buatan. Pencahyaan
alami berasal dari luar rumah seperti sinar matahari sedangkan pencahyaan buatan
berasal dari dalam rumah seperti lampu (listrik)

2.3.6. Pembagian Ruangan Rumah


1. Ruangan Rumah
 Kondisi ruangan bersih dan rapi, tersedia kursi dan meja yang tertata.
 Ruangan cukup luas, dengan pintu utama masuk ruangan berada di bagian depan
ruangan.
 Hal yang unik adalah, terdapat loteng di dalam ruangan yang di gunakan sebagai
tempat untuk menyimpan barang-barang
 Luas loteng adalah berukuran 2x3 M.
 Ketinggian loteng adalah 2-3 M.
 Kadangkala juga loteng digunakan tempat tidur apabila ada tamu dan kekurangan
tempat tidur,maka sebagian dari isi rumah tidur di loteng.

Faktor Resiko :

 Loteng yang cukup tinggi, jika terjadi kelalaian, maka yang tidur bisa jatuh ke lanta
dan dapat cidera/patah tulang.
 Jika barang2 di loteng tidak disimpan dengan rapi & teratur maka dapat menimpa
orang di ruangan.
2. Ruangan Kamar Tidur
 Kamar tidur berada di sisi kanan rumah dengan ukuran sekitar 2.5x3 tau lebih
( menyesuaikan ukuran Rumah ). Dan Kondisi kamar tidur bersih dan rapi.
 Dikamar tersedia kelambu untuk menghindari gigtan nyamauk penyebab.
 Ranjang beralaskan tikar/lapiak yang terbuat dari tanaman/daun ayanan.
 Pencahayaan di ruangan jika siang hari yaitu berasal dari pancaran sinar matahari
melalui atap rumah, dan dimalam hari selain lampu listrik juga di gunakan lampu
teplok.

Faktor Resiko

 Alas tidur yang terbuat tikar harus rutin di jemur, jika tidak maka serangga kecil dapat
berkembang di sisi alas tidur tersebut.

2.3.7. Dapur Rumah Adat Tradisional Nias


 Dapur untuk keluarga yang tinggal di rumah adat nias, berada di dalam rumah
bersebelahan dengan ruang tamu.
 Bahan bakar utama untuk memasak di dapur adalah bahan bakar kayu.
 Sementara pengeluaran pengasapan adalah tidak ada melainkan hanya melewati
lubang-lubang yang tersedia di rumah.
 Uniknya di atas dapur terdapat tempat penyimpanan barang seperte peralatan dapur.

Resiko Bahaya yang dapat disebabkan dengan keberadaan dapur di ruangan adalah

 Ruangan dapat pengak di sebabkan oleh asap dari dapur,yg dapat membuat
pernafasan penghuni terganggu.
 Jika tidak waspada,api dari dapur dapat mudah menyalar kerumah apalagi dengan
keadaan bahan dasar rumah dari kayu.

2.3.8. Langit-Langit Rumah Adat Tradisional Nias

Langit Langit Rumah

 Keberadaan lang-langit rumah Berjarak 1,5-2 m dari lantai,


 Langit rumah jika terliha dari dalam ruangan rumah, hampir menyerupai menara
berbentuk bulat.
 Desain langit-langit rumah terbuat dari kerangka atap rumah dan sebagian di motiv
menjadi karya yang unik.
 Terdapat selipan daun rumbian yang di gunakan sebagai atap rumah.

Resiko kemungkingan dari langit-langit rumah

 Tidak ada alas/triplek yang dapat menghambat jatuhnya debu/sampah dari atap ke
penghuni rumah yang ada di lantai, hal ini sampah2 kecil dapat mengenai langsung ke
mata yang berada di lantai dasar.

2.3.9. Atap Rumah Adat Tradisional Nias


 atap rumah adat nias Terbuat dari daun rumbian yang di susun secara berdempetan
dengan rapi, kemudian dedaunan ini di lekatkan dengan menggunakan tali dari batang
pepohonan/bamboo (Rotan)
 Daun yang telah jadi kemudian di keratkan pada serangkaian, rangkaian atap rumah
dengan menggunakan tali perekat.
 Pemasangan daun rumbia yang telanh di keringkan lebih dahulu, harus dengan
keseimbangan antara jarak dan jumlah.
 Memang pemasangan atap, harus dengan hati-hati dan penuh persiapan agar tidak
terjadi kecelakaan ringan

2.3.10. Pembuangan Limbah Rumah adat Nias


 Tempat pembuangan sampah keluarga yang tinggal dirumah adat nias adalah masih
kurang efesien, karena masih melakukan pembakaran sampah di samping rumah
 Air cucian/sisa air rumah tangga cenderung di buang di luar rumah dengan secara
sembarangan atau, hal ini dapat menimbulkan penyebaran penyakit di area sekitar
rumah dan juga dapat menyebabkan kelembapan pada lingkungan rumah.
 Ketidak tersediaan Jamban di dalam rumah membuat keluarga sedikitnya kewalahan
 Sumber air bersih dari keluarga masyrakat nias pada zaman dulu berasal dari gunung
yang di aliri dengan menggunak bambu yang panjang serta saling bersabung hingga
sampai ke rumah warga.

2.4. PEBANDINGAN PERSYARATAN RUMAH SEHAT DENGAN RUMAH ADAT


NIAS

Rumah tradisional di perbandingkan dengan ketentuan rumah sehat menurut WHO


adalah

 Dapat melindungi masyarakat dari bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran
serta bebas dari bangunan berbahaya.
 Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi penghuninya dari
bencana alam.
 Lingkungan bertetangga yang serasi dan memberi rasa aman dan kekeluargaan.

Berdasarkan hasil evaluasi kelompok, rumah adat nias :

 Sudah memenuhi bebrapa syarat rumah secara umum diantaranya : dapat di jadikan
sebagai tempat be rlindung dari hujan,panas,dingin dan binatang buas dan sebagai
tempat beristirahat keluarga.
 Telah dapat di jadikan sebagai tempat berkumpul/bermusyaarah keluarga karena telah
di sediakan ruang tamu/ruang kumpul.
 Dari segi ruangan belum dapat di katakan tidak memenuhi syarat karena belum
memili jamban yang sesuai dan kamar mandi yang sesuai di dalam rumah, kebiasaan
keluarga adalah mandi di aliran sungai dan membuang hajad/MCM di sungai ataupu
di tempat aliran air

2.5. PERKEMBANGAN RUMAH ADAT NIAS SAMPAI SAAT INI


 Rumah adat nias pada perkembangannya,tidak jauh beda dengan rumah adat masa
lampau , hanya saja ada beberapa bagian yang di modernlisasikan oleh penghuni
rumah.. Diantaranya motiv, cat/sentralisasi warna dan tata ruang
 Tiang Rumah terbuat dari kayu yang kuat dan kokoh, di sekitar tiang rumah, di
indahkan dengan penggantungan bunga hidup utk menambah keindahan rumah
 Tersedia tangga rumah,yang dapat membantu penghuni rumah utntuk masuk ke dalam
rumah.
 Terdapat pemagaran di daerah rumah yang berguna untuk menahan anak2 langsung
mengarah/jatuh di dasar rumah/tanah ( membantu mengurangi kecelakaan ringan )
dengan desaun motiv
 Disisi luar rumah terdapat ruangan yang dapat di fungsikan sebagai tempat
beristirahat sementara juga sebagai ruang tunggu.

BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pengertian rumah sehat adalah rumah yang dapat memenuhi kebutuhan rohani dan
jasmani secara layak sebagai suatu tempat tinggal atau perlindungan dari pengaruh alam luar.
Kebutuhan jasmani misalnya terpenuhi kebutuhan jasmani sperti membaca, menulis, istirahat
dan lain-lain. Kebutuhan rohani misalnya , perlindungan terhadap penyakit, cuaca, angin dan
sebaginnya.
Rumah Adat Tradisional Nias (Omo Hada) merupakan simbol kemegahan masyarakat
Nias di zaman dulu, sebuah karya arsitektur yang unik dan bernilai tinggi, tidak
menggunakan paku besi untuk menghubungkannya. Sedangkan dalam identifikasi rumah
sebagai berikut :
 Ketinggian lantai dapat menyebabkan jika lalai dapat jatuh kebawah dan
menyebabkan cidera ringan.
 Pengasapan/jalur keluarnya asap dari dapur tidak ada jalur khusus, hal ini
menyebabkan pengak di dalam Rumah.
 Bahan yang Ruumah terbuat dari papan dan atau daun mudah menyebabkan resiko
kebakaran hal ini dapat mempermudah penyebaran api di rumah apa bila terjadi
kelalaliaan/penyalaran api.
 Tidak tersedianya fasilitas MCK,di area rumah membuat kondisi derajat kesehatan
tidak terjamin/standard.
 Cenderung ada pembuangan air limbah di sekeliling area rumah ( tanpa tersedia
saluran air limbah khusus ) hal ini dapat menyebabkan penyebaran vektor penyakit
dari dasar tanah/yang lembab.
 Wahana pembakaran sampah yang selalu dilakukan membuat resiko bahaya terhadap
lingkungan sekitar dan orang-orang sekitar.
 Pemilihan kayu/papan yang kokoh sangat efesien apa bila hal ini tidak di perhatikan
maka kayu mudah roboh dan tidak bertahan lama.

3.2. Saran
 Masyarakat Nias agar tetap menjaga dan melestarikan rumah adat nias karena
merupakan suatu warisan dari nenek moyang yang dapat di jadikan sebagi aset
keluarga
 Rumah adat Nias agar selalu di bersihkan sehingga rayap atau binatang kecil tidak
dapat merusak komponen-komponen dalam rumah sperti dinding rumah , tiang, dan
lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai