Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat yang
melimpah dan kesempatan yang telah diberikan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
tugas peninjauan ini sebagai tugas mata kuliah KESEHATAN LINGKUNGAN
PEMUKIMAN yang berjudul “Laporan Hasil peninjauan rumah adat tradisional suku
Nias” kami juga telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan data dan informasi
yang menyangkut atau berhubungan dengan topik makalah/ tugas ini.
Dalam penyusunan tugas ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, untuk itu
penyusun mengharap kritik dan saran demi perbaikan yang akan datang. Tugas ini dapat
diselesaikan atas kerjasama, bantuan dan dukungan dari semua pihak baik secara moral,
materil, doa dan semangat yang mendukung penyusunan tugas ini sampai selesai.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi yang
membutuhkan, khususnya bagi penyusun sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Tidak ada gading yang tak retak, demikian pula dengan hasil peninjauan ini, oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan dan kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Suku Nias adalah masyarakat yang hidup dalam lingkungan adat dan kebudayaan
yang masih tinggi. Hukum adat Nias secara umum disebut fondrakö yang mengatur segala
segi kehidupan mulai dari kelahiran sampai kematian. Masyarakat Nias kuno hidup dalam
budaya megalitik dibuktikan oleh peninggalan sejarah berupa ukiran pada batu-batu besar
yang masih ditemukan di wilayah pedalaman pulau ini sampai sekarang.
Rumah adat pada masyarakat Nias memiliki bentuk yang berbeda-beda, sesuai dengan
kegunaan dan tingkat kedudukannya dalam adat. Bangunan rumah adat di atas menegaskan
pentingnya tanah sebagai tempat malaksanakan berbagai kegiatan misalnya pesta adat
perkawinan, kegiatan musyawarah, pengembangan desa dan sebagainya. Luasnya tanah dan
perkarangan pemilik rumah adat juga menandakan kekuasaan mutlak dari si pemilik tanah
untuk memperoleh penghargaan pada acara-acara adat yang dilaksanakan di desanya.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaiman yang di maksud dengan rumah sehat serta yang terkait dengan rumah yang
sehat ?
Bagaimanan yang di maksud dengan rumah adat tradisional Nias serta yang terkait
dengan di dalamnya?
Bagaimana identifikasi komponen rumah adat Nias ?
Bagaiman perkembangan rumah adat Nias sampai sekarang?
1.3. Tujuan
Untuk mengetahui pengertian dari rumah sehat serta yang terkait dengan rumah yang
sehat
Untuk mengetahui pengertian dari rumah adat tradisional Nias serta yang terkait
dengan di dalamnya
Untuk mengetahui dari identifikasi komponen rumah adat Nias
Untuk mengetahui dari perkembangan rumah adat Nias sampai sekarang
BAB II
PEMBAHASAN
Rumah Adat Tradisional Nias (Omo Hada) merupakan simbol kemegahan masyarakat
Nias di zaman dulu, sebuah karya arsitektur yang unik dan bernilai tinggi, tidak
menggunakan paku besi untuk menghubungkan masing-masing bagian di rumah adat
tersebut, hanya menggunakan pasak kayu namun terbukti kokoh dan tahan gempa".
Keindahan wisata alam dan budaya di Pulau Nias (Tano Niha) yang terletak di
sebelah barat pulau Sumatera sudah tidak diragukan lagi karena sudah terkenal dengan wisata
surfing, atraksi lompat batu (hombo batu), Tari Perang dan Rumah Adat (Omo Hada)
Tradisionalnya (terutama di Desa Bawomataluo, Teluk Dalam Nias Selatan).
1. Omo Arö Gosali: berupa balai adat/balai pertemuan/tempat musyawarah seluruh warga
kampung termasuk pemimpin, dalam rangka menyelesaikan permasalahan dan
mendengarkan keberhasilan dari kegiatan desa baik adat, hukum, sosial dan kegiatan
lainnya;
2. Omo Hada: berupa rumah adat tempat tinggal pimpinan masyarakat atau
disebut Si’ulu atau penghulu di daerah Nias bagian selatan dan Balugu/Salawa pada
masyarakat Nias bagian utara. Pada bagian bangunan Omo Hada terdapat ukiran-ukiran
yang unik yang melambangkan kekuasaan dan kekayaan.
3. Omo Ni’olasara: berupa rumah adat yang tiangnya berukiran dengan motif ni’olasara,
dan biasanya rumah ini ditempati oleh kaum bangsawan atau tokoh adat.
4. Omo Niha Sigölötö: berupa rumah rakyat biasa, berbentuk sama dengan rumah adat
tetapi tiangnya tidak berukiran.
2.2.3. Tipe-Tipe Rumah Adat Tradisional Nias
Omo Hada di Nias dibedakan oleh denah lantai dasar yang khas dengan bentuk
lonjong. Atapnya terdiri dari struktur yang lebih ringan dengan ruangan bawah atap yang
tanpa halangan, yang memungkinkan lantai tingkat di atas sebagai lantai tempat tinggal
utama. Omo Hada Utara bukan saja menampilkan kesan monumental, tetapi juga berperan
sebagai wadah bertinggal yang leluasa dan nyaman. Denah dengan pola open lay out
memudahkan penghuni mengatur tata ruang sesuai selera. Pola paling umum adalah
membagi ruang menjadi empat bagian, cukup dengan meletakkan dinding penyekat
bersilangan tegak lurus satu sama lain di tengah ruangan. Sistem denah terbuka juga
membuat rumah vernakular ini sangat adaptif dengan kebutuhan masyarakat masa kini sebab
pemilik rumah dapat leluasa menggunakan berbagai perabot modern di dalamnya.
Kenyamanan ruang cukup terjaga karena elemen rumah dirancang secara cerdik
menggunakan prinsip arsitektur tropis.
Di ruang duduk lantai di sepanjang dinding umumnya sengaja ditinggikan dan sebuah
bangku diletakkan menempel sepanjang dinding. Dari bangku ini penghuni memandang
bebas ke arah luar. Dinding miring memungkinkan privasi karena seluruh kegiatan di balik
rumah tidak tampak dari luar walaupun jerajak dibiarkan terbuka sepanjang hari. Bukaan
dengan posisi miring mampu mengatasi tempias air hujan. Ukurannya cukup lebar sehingga
udara dan cahaya alam bebas menerobos masuk ke dalam rumah. Di ruang duduk dan dapur,
salah satu bagian atap dapat berfungsi sebagai sky light, cukup dengan cara mendorongnya ke
arah luar lalu menopang nya dengan tongkat dari dalam.
Faktor Resiko :
Jika kayu di daerah jendeladan ventilasi lembab/tidak kokoh maka dapat dengan
mudah jatuh ketika sedang duduk.
Dari jendela mudah masuk bau sengapan dari luar rumah yang dapat menggangu
pernafasan.
Faktor Resiko :
Loteng yang cukup tinggi, jika terjadi kelalaian, maka yang tidur bisa jatuh ke lanta
dan dapat cidera/patah tulang.
Jika barang2 di loteng tidak disimpan dengan rapi & teratur maka dapat menimpa
orang di ruangan.
2. Ruangan Kamar Tidur
Kamar tidur berada di sisi kanan rumah dengan ukuran sekitar 2.5x3 tau lebih
( menyesuaikan ukuran Rumah ). Dan Kondisi kamar tidur bersih dan rapi.
Dikamar tersedia kelambu untuk menghindari gigtan nyamauk penyebab.
Ranjang beralaskan tikar/lapiak yang terbuat dari tanaman/daun ayanan.
Pencahayaan di ruangan jika siang hari yaitu berasal dari pancaran sinar matahari
melalui atap rumah, dan dimalam hari selain lampu listrik juga di gunakan lampu
teplok.
Faktor Resiko
Alas tidur yang terbuat tikar harus rutin di jemur, jika tidak maka serangga kecil dapat
berkembang di sisi alas tidur tersebut.
Resiko Bahaya yang dapat disebabkan dengan keberadaan dapur di ruangan adalah
Ruangan dapat pengak di sebabkan oleh asap dari dapur,yg dapat membuat
pernafasan penghuni terganggu.
Jika tidak waspada,api dari dapur dapat mudah menyalar kerumah apalagi dengan
keadaan bahan dasar rumah dari kayu.
Tidak ada alas/triplek yang dapat menghambat jatuhnya debu/sampah dari atap ke
penghuni rumah yang ada di lantai, hal ini sampah2 kecil dapat mengenai langsung ke
mata yang berada di lantai dasar.
Dapat melindungi masyarakat dari bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran
serta bebas dari bangunan berbahaya.
Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi penghuninya dari
bencana alam.
Lingkungan bertetangga yang serasi dan memberi rasa aman dan kekeluargaan.
Sudah memenuhi bebrapa syarat rumah secara umum diantaranya : dapat di jadikan
sebagai tempat be rlindung dari hujan,panas,dingin dan binatang buas dan sebagai
tempat beristirahat keluarga.
Telah dapat di jadikan sebagai tempat berkumpul/bermusyaarah keluarga karena telah
di sediakan ruang tamu/ruang kumpul.
Dari segi ruangan belum dapat di katakan tidak memenuhi syarat karena belum
memili jamban yang sesuai dan kamar mandi yang sesuai di dalam rumah, kebiasaan
keluarga adalah mandi di aliran sungai dan membuang hajad/MCM di sungai ataupu
di tempat aliran air
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pengertian rumah sehat adalah rumah yang dapat memenuhi kebutuhan rohani dan
jasmani secara layak sebagai suatu tempat tinggal atau perlindungan dari pengaruh alam luar.
Kebutuhan jasmani misalnya terpenuhi kebutuhan jasmani sperti membaca, menulis, istirahat
dan lain-lain. Kebutuhan rohani misalnya , perlindungan terhadap penyakit, cuaca, angin dan
sebaginnya.
Rumah Adat Tradisional Nias (Omo Hada) merupakan simbol kemegahan masyarakat
Nias di zaman dulu, sebuah karya arsitektur yang unik dan bernilai tinggi, tidak
menggunakan paku besi untuk menghubungkannya. Sedangkan dalam identifikasi rumah
sebagai berikut :
Ketinggian lantai dapat menyebabkan jika lalai dapat jatuh kebawah dan
menyebabkan cidera ringan.
Pengasapan/jalur keluarnya asap dari dapur tidak ada jalur khusus, hal ini
menyebabkan pengak di dalam Rumah.
Bahan yang Ruumah terbuat dari papan dan atau daun mudah menyebabkan resiko
kebakaran hal ini dapat mempermudah penyebaran api di rumah apa bila terjadi
kelalaliaan/penyalaran api.
Tidak tersedianya fasilitas MCK,di area rumah membuat kondisi derajat kesehatan
tidak terjamin/standard.
Cenderung ada pembuangan air limbah di sekeliling area rumah ( tanpa tersedia
saluran air limbah khusus ) hal ini dapat menyebabkan penyebaran vektor penyakit
dari dasar tanah/yang lembab.
Wahana pembakaran sampah yang selalu dilakukan membuat resiko bahaya terhadap
lingkungan sekitar dan orang-orang sekitar.
Pemilihan kayu/papan yang kokoh sangat efesien apa bila hal ini tidak di perhatikan
maka kayu mudah roboh dan tidak bertahan lama.
3.2. Saran
Masyarakat Nias agar tetap menjaga dan melestarikan rumah adat nias karena
merupakan suatu warisan dari nenek moyang yang dapat di jadikan sebagi aset
keluarga
Rumah adat Nias agar selalu di bersihkan sehingga rayap atau binatang kecil tidak
dapat merusak komponen-komponen dalam rumah sperti dinding rumah , tiang, dan
lain-lain.