Anda di halaman 1dari 15

Tugas Makalah WSBM

Wawasan Sosial Budaya Maritim

Nama Kelompok 12:

- Muhammad Nur Fajri Mustami (B11115064)


- Muhammad Wildan Yusuf (B11115052)
- Nurul Afifah (B11115070)
- Maria Ulfa (B11115062)

Jurusan Ilmu Hukum


Fakultas Hukum
Universitas Hasanuddin
2015
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tentang laut sebagai landasan
integrasi nasional sebuah pendekatan politik/ideologi. Dan kami juga berterima kasih kepada
bapak Prof.Dr. Rasyid Asba, MA selaku dosen mata kuliah umum WSBM ( wawasan sosial
budaya maritim).

Kami sangat berharap semoga dengan makalah ini kita dapat menambah wawasan
kita tentang laut sebagai integrasi nasional dan sebagai pendekatan politik/ideologi.
Sebagaimana yang kita tahu bahwa Negara Indonesia adalah Negara Kepulauan yang
memiliki lautan yang sangat luas dibandingkan Negara lain. Hal ini disebabkan juga karena
wilayah lautnya menyusun sekitar 63% dari Wilayah teritorial Indonesia. Oleh karena itu laut
di Negara ini menjadi landasan integrasi nasional atau hubungan antara pulau yang satu
dengan yang lainnya.

Kami juga menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan ulasan demi
memperbaiki makalah kami yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.

Makassar, 23 September, 2015

Penulis

i
Daftar Isi

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan penelitian ...................................................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Integrasi Nasional .............................................................. 3
2.2 Peranan Penting Laut dalam Suatu Negara ........................................ 4
2.3 Faktor Integrasi ............................................................................... 5
2.4 Wilayah Teritorial Indonesia ....................................................... 7
2.5 Peran pemerintah dalam integrasi nasional .............................. 9

BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................... 11
3.2 Saran .................................................................................... 11

ii
Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan Negara kepulauan yang dua pertiga wilayahnya


merupakan wilayah perairan. Di samping itu Indonesia juga memiliki banyak pulau baik
yang sudah bernama maupun yang belum. Dengan banyaknya pulau di Indonesia maka
Negara ini juga mempunyai banyak suku, bahasa, dan budaya, yang secara fisik antara
satu pulau dengan pulau lainnya itu dipisahkan oleh laut. Namun pada intinya pemisahan
tersebut hanyalah jarak, sebab seluruh perairan laut yang ada di Nusantara ini sebagai
pemersatu yang mengintegrasikan pulau-pulau yang terpisah itu.
Dengan jarak antar pulau di Negara maka muncullah integrasi nasional yang secara
umum adalah proses persatuan orang-orang dari berbagai wilayah yang berbeda, baik
perbedaan suku, bahasa, maupun budaya menjadi satu bangsa. Meskipun begitu dalam hal
integrasi ini tidaklah mudah karena membutuhkan banyak peran untuk mewujudkan
persatuan antar wilayah ini menjadi satu bangsa yang besar. Dalam hal inilah peran
pemerintah juga diperlukan agar semua wilayah di Indonesia ini mendapat perhatian yang
sama baik pemerintah maupun masyarakat.
Akan tetapi boleh jadi muncul juga disintegrasi bangsa, yang dimana dalam hal
perbedaan ini dapat menyebabkan perpecahan. Perbedaan-perbedaan yang ada bukan
tidak mungkin muncul perbedaan presepi atau pola pikir untuk menjadikan daerahnya
lebih baik daripada daerah yang lain, sehingga muncullah persaingan antar wilayah.
Namun masyarakat tentunya mengetahui bahwa Indonesia ini memilik banyak pulau yang
terpisah antara pulau yang satu dengan pulau yang lainnya. Oleh sebab itu masyarakat
harus menyadari bahwa dimana pun mereka berada kita tetap bergantung pada laut karena
relasi antara kehidupan manusia dengan laut itu sangatlah erat.
Kita masyarakat umum maupun pemerintah harus memiliki rasa integrasi nasional,
yaitu sikap kepedulian yang tinggi terhadap sesama, serta memiliki rasa persatuan yang
tinggi. Kita juga harus berfikir bahwa laut inilah yang menjadi landasan integrasi
nasional. Maka dari itu kami akan membahas makalah tentang Laut Sebagai Landasan
Integrasi Nasional Dalam Sebuah Pendekatan Politik/Ideologi.

1
1.2 Rumusan masalah
Apakah definisi dari integrasi nasional ?
Apakah peranan penting laut dalam suatu negara ?
Apa faktor yang ditimbulkan dari integrasi nasional ?
Jelaskan Wilayah teritorial Indonesia?
Bagaimanakah peran pemerintah dalam integrasi nasional yang berlandaskan
pendekatan politik atau ideologi ?

1.3 Tujuan penelitian


Untuk menambah wawasan tentang apa itu integrasi nasional dalam wilayah Negara
Indonesia.
Untuk mengetahui sejauh mana batas wilayah laut yang ada di Indonesia.
Untuk mengetahui bagaimanakah peran pemertintah mengenai integrasi nasional
yang ada di Negara kepulauan Indonesia ini.

2
Bab II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Integrasi Nasional

Integrasi berasal dari bahasa inggris integration yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Intergasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur
yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat yang memiliki keserasian fungsi.
Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan
tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial.

Tentang integrasi, Myron Weiner (1971) memberikan lima definisi mengenai integrasi
yaitu :
a. Integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial
dalam suatu wilayah dan proses pembentukan identitas nasional, membangun rasa
kebangsaan dengan cara menghapus kesetiaan pada ikatan-ikatan yang yang lebih
sempit.
b. Integrasi menunjuk pada masalah pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat
diatas unit-unit sosial yang lebih kecil yang betanggotakan kelompok-kelompok sosial
budaya masyarakat tertentu.
c. Integrasi menunjuk pada masalah menghubungkan antara pemerintah dengan yang
diperintah. Mendekatkan perbedaan-perbedaan mengenai aspirasi dan nilai pada
kelompok elit dan massa.
d. Integrasi menunjuk pada adanya konsensus terhadap nilai yang minimum yang
diperlukan dalam memelihara tertib sosial.
e. Integrasi menunjuk pada penciptaan tingkah laku yang terintegrasi dan yang diterima
demi mencapai tujuan bersama.

Jadi Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan
yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara
nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik
dari kebudayaan ataupun wilayahnya.

Laut sebagai landasan integrasi dapat dilihat sebagai suatu proses persatuan kelompok
dari beberapa wilayah yang berbeda, baik berupa etnisitas, sosial budaya, ekonomi, serta
bangsa (nation) (Drake, 1985:16).1

Integrasi berbeda dengan segregasi. integrasi lebih pada hubungan kelompok yang
luas, didasarkan pada persamaan dan partisipasi sebagai anggota yang sama dari semua
suku dalam semua bidang sosial. Kelompok ini berperan sebagai lembaga utama

1
Abdul Rasyid Asba.,Laut Sebagail Landasan Integrasi Nasional,Hasanuddin University
Press,(Makassar,2012)hlm:10

3
masyarakat yang menegaskan secara tegas pengakuannya dalam membawa kemajuan
pedidikan, ekonomi, akses bagi pelayanan publik, dan politik. Sebaliknya segregasi lebih
didasarkan pada kepentingan individu untuk menciptakan ketergantungan
antarkelompok tanpa melihat aspek persamaan.2

2.2 Peranan Penting Laut dalam Suatu Negara

Laut sebagai wilayah kedaulatan bangsa


Salah satu persyaratan mutlak yang harus dimiliki oleh sebuah Negara adalah wilayah
kedaulatan, Di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep dasar wilayah
Negara kepulauan Indonesia telah di letakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember
1967. Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi Bangsa Indonesia karena
telah melahirkan konsep wawasan nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia. Laut
nusantara bukan lagi sebagai pemisah, akan tetapi sebagai pemersatu bangsa Indonesia
yang disikapi sebagai wilayah kedaulatan mutlak Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Laut sebagai jalan dan jalur pelayaran


Dari sejarah dapat dibuktikan bahwa kemahiran berlayar dan penguasaan atas lautan
merupakan faktor penentuan kekuasaan disuatu negara. Romawi yang menguasai
pelayaran dilaut Tengah menjadi penguasa tunggal di daerah sekitarnya. Bahkan
menganggap laut Tengah itu menjadi miliknya. Kemudian di abad ke-15 muncul
Portugis dan Spanyol sebagai kekuatan besar yang mengarungi lautan raya sampai ke
Asia dan menemukan Benua Amerika. Disusul dengan Belanda, Inggris yang saling
berebutan untuk menguasai jalan lautan itu. Timbullah perselisiahan-perselisihan
mengenai penguasaan jalur pelayaran Belanda dengan Hugo de Groot nya pada tahun
1608 mengemukakan teori kebebasan lautan (mareliberium). Inggris yang semulanya
memperkenalkan teori tersebut di zaman Elizbeth, kemudian menentangnya, dan
mengemukakan teori mare Clausum yang berarti negara-negara dapat menguasai lautan.
Sifat laut yang cair tidak berarti tidak dapat dimiliki karena sungai dan perairan
sepanjang panti dapat dimiliki. Raja Gowa Sultan Alauddin dari Makassar juga
menganut kebebasan lautan. Hal ini di kemukakan pada waktu Belanda (V.O.C)
melarang armada Kerajaan Gowa berlayar ke Maluku untuk berdagang rempah-rempah.

2
Abdul Rasyid Asba.,Laut Sebagail Landasan Integrasi Nasional,Hasanuddin University
Press,(Makassar,2012)hlm:11

4
Sultan Alauddin tersebut menyatakan Tuhan menciptakan bumi dan laut, membagi
bumi antara umat manusia dan laut itu milik bersama. Tidaklah masuk di akal bahwa
mengarungi lautan merupakan suatu larangan. Jika engkau berbuat demikian, berarti
mematikan suatu pencarian rakyat(F.W.Stapel,Het bongais Verdrag : 14). Dengan
ditemukannya kapal-kapal bertenaga uap, kemudian disel dan pada zaman modern ini
dengan tenaga nulir maka arti lautan sebagai jalur pelayaran semakin meningkat.
Timbulnya kapal-kapal perang modern menimbulkan kekhawatiran yang tambah
meningkat bagi negara-negara pantai atas keamanan wilayahnya.

Laut merupakan kekayaan alam baik di dalam laut maupun di dasar laut.
Telah berabad-abad manusia mencari ikan di laut sebagai suatu mata pencaharian.
Dengan kemajuan teknologi, penangkapan ikan dilaut bertambah penting, sekarang ini
dengan alat yang serba modern, kira-kira 60 juta ton ikan ditangkap setiap tahun dari laut
yang nilainya kira-kira 20 billion Dollar (Hasjim Djalal, 1979:2). Di masa depan hal
tersebut akan terus meningkat karena ikan merupakan sumber protein yang paling umum
dan mudah diperoleh.
Di bawah air pun terdapat kekayan yang melimpah seperti mutiara, lola dan sebagainya.
Di dalam tanah di bawah laut pun terkandung kekayaan alam yang tak ternilai. Minyak
tanah, timah, sulphur, mangan, besi, cobalt, nikel, dan tembaga terkandung di dalam
tanah di bawah air laut.3

2.3 Faktor Integrasi


Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang
ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari
kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi
bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau
mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain
menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang
baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan
karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan
bangsa Indonesia.

3
Dr.A.Hamzah,SH.,Laut Teritorial Dan Perairan Indonesia,Akademika Pressindo,(Jakarta:1988),hlm:3

5
Dampak dari ancaman, tantangan dan gangguan bagi integrasi nasional akan berimbas
kepada kesetabilan keamanan dan ketahan nasional jika pemerintah tidak cepat tanggap
akan gangguan yang muncul entah dari luar negeri atau dalam negeri. Ancaman
ancaman ini akan berimbas pada berbagai sector yang akan menunjang berkembangnya
Indonesia dan sekarang sudah tidak lagi bertumpu pada TNI untuk menjaga keutuhan
integrasi nasional tetapi di butuhkan kerjasama dari berbagai sector.

Faktor pendorong tercapainya integrasi nasional;

1. Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan olehfaktor sejarah


2. Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbolnegara yaitu Garuda Pancasila
& semboyan Bhineka TunggalIka.
3. Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu dikalanganbangsa indonesia seperti yang
dinyatakan dalam sumpahpemuda.
4. Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan muncul semangat nasionalisme
dikalangan bangsa indonesia.

Faktor pendukung integrasi nasional;

1. Penggunaan bahasa Indonesia.


2. Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam suatu bangsa, bahasa, dan tanah air
Indonesia.
3. Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama yaitu pancasila.
4. Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi keagamaan yang
kuat.
5. Adanya rasa senasib sepenanggungan akibat penjajahan yang diderita.

Faktor penghambat integrasi nasional;

1. Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen


2. Kurangnya toleransi antar golongan
3. Kurangnya kesadaran dari masyarakat indonesia terhadap ancaman, gangguan dari
luar.
4. Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidak merataan hasil-hasil
pembangunan.

6
2.4 wilayah Teritorial Indonesia
Pada zaman pendudukan Belanda, wilayah perairan Indonesia ditetapakan 3 mil atau
5,5 km dihitung dari garis laut saat air sedang surut. Ketentuan tersebut
mengikuti Teritoriale Zee en Maritieme Ordonantie pada tahun 1939.
Dengan perhitungan tersebut, banyak wilayah laut Indonesia yang bebas di antara
pulau-pulau. Hal ini sangat merugikan Indonesia, sebab banyak kapal asing yang bebas
berkeliaran dan mengambil sumber daya laut Indonesia.
Merasa dirugikan maka Perdana Mentri Indoensia mencetuskan Deklarasi Djuanda
pada tanggal 13 Desember 1957. Deklarasi Djuanda menyatakan bahwa Indonesia
menganut prinsip-prinsip negara kepulauan (Archipelagic State) yang pada saat itu
mendapat pertentangan besar dari beberapa negara, sehingga laut-laut antarpulau pun
merupakan wilayah Republik Indonesia dan bukan kawasan bebas. Deklarasi Djuanda
selanjutnya diresmikan menjadi UU No.4/PRP/1960 tentang Perairan Indonesia.
Setelah melalui perjuangan yang penjang, deklarasi ini pada tahun 1982 akhirnya
dapat diterima dan ditetapkan dalam konvensi hukum laut PBB ke-III Tahun 1982
(United Nations Convention On The Law of The Sea/UNCLOS 1982). Selanjutnya
delarasi ini dipertegas kembali dengan UU Nomor 17 Tahun 1985 tentang pengesahan
UNCLOS 1982 bahwa Indonesia adalah negara kepulauan.
Deklarasi Djuanda juga dikukuhkan dalam UU No.4/Prp Tahun 1960 tenatang
perairan Indonesia yang berisi :
1. Perairan Indonesia adalah laut wilayah Indonesia beserta perairan pedalaman
Indonesia
2. Laut wilayah Indonesia adalah jalur laut 12 mil laut yang garis luarnya diukur tegak
lurus atas garis dasar atau titik pada garis dasar yang terdiri dari garis-garis lurus
menghubungkan titik-titik terluar pada garis-garis air rendah daripada pukau-pulau
atau bagian pulau-pulau yang terluar dalam wilayah Indonesia dengan ketentuan
bahwa jika ada selat yang lebarnya tidak melebihi 24 mil laut dan negara Indonesia
tidak merupakan satu-satunya negara tepi, maka garis batas laut wilayah Indonesia
ditarik pada tengah selat.
3. Perairan pedalaman Indonesia adalah semua perairan yang terletak pada sisi dalam
dari garis dasar.
4. Mil laut adalah seperenam puluh derajat lintang.4

4
Prof.Dr.Mochtar Kusumaatmadya SH.,LLm.,Bunga Rampai Hukum Laut,Binacipta(Jakarta;1978),hlm;277

7
Keluarnya Deklarasi Djuanda melahirkan konsepsi wawasan Nusantara dimana laut
tidak lagi sebagai pemisah, tetapi sebagai penghubung.UU mengenai perairan Indonesia
diperbaharui dengan UU No.6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia.
Sesuai dengan Hukum Laut Internasional yang telah disepakati oleh PBB tahun
1982,maka wilayah laut Indonesia dapat dibedakan tiga macam, yaitu:
a. Zona Laut Teritorial
Batas laut Teritorial ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari garis dasar ke
arah laut lepas. Jika ada dua negara atau lebih menguasai suatu lautan, sedangkan
lebar lautan itu kurang dari 24 mil laut, maka garis teritorial di tarik sama jauh dari
garis masing-masing negara tersebut.
Laut yang terletak antara garis dengan garis batas teritorial di sebut laut teritorial.
Laut yang terletak di sebelah dalam garis dasar disebut laut internal/perairan dalam
(laut nusantara). Garis dasar adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari
ujung-ujung pulau terluar.
Sebuah negara mempunyai hak kedaulatan sepenuhnya sampai batas laut teritorial,
tetapi mempunyai kewajiban menyediakan alur pelayaran lintas damai baik di atas
maupun di bawah permukaan laut.

b. Zona Landas Kontinen


Landas Kontinen ialah dasar laut yang secara geologis maupun morfologi merupakan
lanjutan dari sebuah kontinen (benua). Kedalaman lautnya kurang dari 150 meter.
Indonesia terletak pada dua buah landasan kontinen, yaitu landasan kontinen Asia dan
landasan kontinen Australia.
Adapun batas landas kontinen tersebut diukur dari garis dasar, yaitu paling jauh 200
mil laut. Jika ada dua negara atau lebih menguasai lautan di atas landasan kontinen,
maka batas negara tersebut ditarik sama jauh dari garis dasar masingmasing negara.
Di dalam garis batas landas kontinen, Indonesia mempunyai kewenangan untuk
memanfaatkan sumber daya alam yang ada di dalamnya, dengan kewajiban untuk
menyediakan alur pelayaran lintas damai. Pengumuman tentang batas landas kontinen
ini dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia pada tanggal 17 Febuari 1969. Dalam hal
ini terdapat dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1973 tentang
Landas Kontinen Indonesia.

8
c. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Zona Ekonomi Eksklusif adalah jalur laut selebar 200 mil laut ke arah laut terbuka
diukur dari garis dasar. Di dalam zona ekonomi eksklusif ini, Indonesia mendapat
kesempatan pertama dalam memanfaatkan sumber daya laut.
Di dalam zona ekonomi eksklusif ini kebebasan pelayaran dan pemasangan kabel
serta pipa di bawah permukaan laut tetap diakui sesuai dengan prinsip-prinsip Hukum
Laut Internasional, batas landas kontinen, dan batas zona ekonomi eksklusif antara
dua negara yang bertetangga saling tumpang tindih, maka ditetapkan garis-garis yang
menghubungkan titik yang sama jauhnya dari garis dasar kedua negara itu sebagai
batasnya.
Pengumuman tetang zona ekonomi eksklusif Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah
Indonesia tanggal 21 Maret 1980. Dalam hal ini terdapat dalam UU RI No. 5 Tahun
1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.

2.5 Peran pemerintah dalam integrasi nasional


Secara Politis Integrasi berarti penyatuan berbagai kelompokbudaya dan sosial dalam
kesatuan wilayah nasional yangmembentuk suatu identitas nasional.
Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Mewujudkan Integrasi Nasional Dalam
upaya untuk mencapai integrasi nasional dengan cara menjaga keselarasan antar budaya.
Hal itu dapat terwujud jika ada peran serta pemerintah dan partisipasi masyarakat dalam
proses integrasi nasional.
a. Peran Pemerintah
1. Pemerintah harus mampu melaksanakan sebuah sistem politik nasional yang dapat
mengakomodasikan aspirasi masyarakat yang memiliki kebudayaan yang berbeda-
beda.
2. Kemampuan desentralisasi pemerintah yang diwujudkan dalam agenda otonomi
daerah.
3. Keterbukaan dan demokratisasi yang bertumpu pada kesamaan hak dan kewajiban
warga negara.

b. Peran Masyarakat
1. Meminimalkan perbedaan dan berpijak pada kesamaan-kesamaan yang dimiliki oleh
setiap budaya daerah.
2. Meminimalkan setiap potensi konflik yang ada.

9
Upaya-upaya yang dapat dilaksanakan untuk memperkecil dan kalau mungkin
menghilangkan kesenjangan-kesenjangan yang ada di Indonesia antara lain:
o Untuk mempertebal keyakinan seluruh warga Negara yang terdiri dari berbagai golongan
itu terhadap ideologi nasional, maka pemerintah berusaha untuk mewujudkan idealisme
atau cita-cita nasional yang diamanatkan oleh seluruh bangsa kepada ideologi melalui
pembangunan di berbagai sektor, dengan titik tekan pada pemerluas pembangunan dan
hasil pembangunan. Termasuk pembangunan politik dan kebudayaan.
o Berusaha membuka berbagai isolasi di berbagai kelompok etnis dan antar daerah dengan
pembangunan sarana komunikasi , informasi, dan transfortasi.
o Menggali kebudayaan daerah untuk dijadikan kebudayaan nasional dan membina
penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
o Membentuk jaringan asimilasi bagi berbagai kelompok etnis baik pribumi maupun
keturunan asing. Untuk langkah ini dapat dicontohkan dengan transmigrasi, pertukaran
karyawan, dan sebagainya.
o Melalui jalur-jalur formal seperti pendidikan perundang-undangan yang berlaku bagi
seluruh warga Negara dan pendekatan formal lainnya yang cukup berpengaruh terhadap
usaha-usaha lain yaitu memperkuat kedudukan ideology nasional.

10
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Integrasi nasional adalah proses pemersatu antar wilayah yang ada di Indonesia
khususnya, dengan adanya integrasi ini maka kita dapat mengetahui bagaimana dan apa saja
budaya-budaya yang ada di Indonesia. Integrasi ini juga dapat menambah semangat gotong
royong kita untuk saling membantu dan menanamkan rasa solidaritas yang tinggi.
Peranan laut dalam mewujudkan integrasi nasional adalah laut sebagai wilayah
kedaulatan bangsa, sumberdaya dan ekosistem, dan kontak sosial dan budaya.
Selain itu dari segi ekonominya jika kita ingin meningkatkan perekenomian negara ini
maka perlu adanya kesadaran baik masyarakat maupun pemerintah untuk menjaga kelestarian
laut dan dapat menjadikan laut ini sebagai pusat perekenomian negara karena laut di negara
ini beigtu luas maka sudah jelas banyak sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk
digunakan baik oleh negara maupun masyarakat.

3.2 Saran

Integrasi nasional sangat diperlukan oleh negara indonesia karena dari integrasi
nasional dapat mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada di indonesia, sehingga tidak
adanya konflik perpecahan yang terjadi dikarenakan perbedaan semata. Walaupun indonesia
ini berbeda-beda suku, ras, agama, dan budaya, tetapi tetap indonesia adalah negara yang satu
yang mempunyai satu tujuan untuk memakmurkan negara Indonesia. Dan diharapkan juga
untuk menigkatkan kesadaran dalah hal melestarikan laut dan memanfaatkan sumber daya
yang ada di laut sebaik-baiknya agar negara ini dapat menjadikan laut sebagai pusat
perekonomian Indonesia.

11
Daftar Pustaka

Prof.Dr.Mochtar Kusumaatmadya SH.,LLm.,Bunga Rampai Hukum


Laut,Binacipta(Jakarta;1978)
Dr.A.Hamzah,SH.,Laut Teritorial Dan Perairan Indonesia,Akademika
Pressindo,(Jakarta:1988)
Abdul Rasyid Asba.,Laut Sebagai Landasan Integrasi Nasional,Hasanuddin
University Press,(Makassar,2012)
http://febijunaidi.blogspot.co.id/2013/09/laut-sebagai-faktor-integrasi-nasional.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Deklarasi_Djuanda
http://www.academia.edu/6008454/TUGAS_PANCASILA
http://pkn-ips.blogspot.co.id/2014/10/batas-wilayah-laut-indonesia.html

12

Anda mungkin juga menyukai