Anda di halaman 1dari 2

Kasus pendidikan karakter

1. BULLYING (SMP di Garut Jawa Barat)


Bullying atau dalam bahasa indonesia berarti penindasan, merupakan segala
bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja seseorang atau
sekelompok orang terhadap orang atau kelompok lain yang dianggap lebih lemah,
dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus.
Kasus bullying kerap terjadi di Indonesia, termasuk di lingkungan pendidikan.
Seperti yang terjad d salah satu sekolah menengah di Garut, Jawa Barat pada Agustus
2022. Kasus ini terjadi perundungan sesama siswa hingga salah satu korbannya tak
sadarkan diri. Kejadian ini bermula dari saling ejek antara korban dengan pelaku,
yang kemudian memicu perkelahian yang kemudian menjadi penganiayaan oleh
pelaku terhadap korban yang berupa cekikan dan tamparan hingga korban tak
sadarkan diri dan dibawa ke rumah sakit terdekat untuk dilakukan perawatan.
Terjadinya kasus bullying ini membuktikan bahwa sekolah dianggap gagal
dalam mewujudkan tujuan dari pendidikan karakter, dan pendidikan telah gagal dalam
membangun karakter dari generasi muda. Tetapi terkait dengan kasus bullying ini,
tidak semata mata merupakan kegagalan dari pihak sekolah saja. Karena akan lebih
baik apabila lingkungan masyarakat khususnya keluarga juga ikut mengawasi atau
memperhatikan gerak gerik dari anaknya. Karena perkembangan karakter anak tidak
hanya dipengaruhi oleh sekolah saja, keluarga, pergaulan, dan penggunaan sosial
media juga mempengaruhi perkembanga karakter anak.

2. Ratusan pelajar ponorogo


Ratusan pelajar di kabupaten Ponorogo, Jawa Timur mengajukan dispensasi
nikah dini ke pengadilan setempat, dan mayoritas mengajukan dispensasi karena
hamil. Pemerintah kabupaten Ponorogo mencatat ada 191 anak yang mengajukan
dispensasi nikah pada tahun 2022. Dari jumlah tersebut, sebanyak 176 permintaan
telah dikabulkan oleh Pengadilan Agama (PA) setempat.
Kasus ini membuktikan rusaknya karakter dari generasi muda. Karena seorang
pelajar seharusnya fokus menuntut ilmu, tidak malah melakukan perbuatan yang tidak
seharusnya dilakukan oleh seorang pelajar dibawah umur. Karena hal itu akan
berpotensi merusak masa depannya. Dalam kasus ini juga membuktikan kurangnya
kontrol atau pengawasan pergaulan anak dari orang tua terhadap anaknya. Karena
kasus tersebut terjadi di luar sekolah, yang mana berada diluar kontrol dari pihak
sekolah.

3. Murid menantang guru


Murid di salah satu SMP swasta di Kabupaten Gresik yang menantang
gurunya saat ia diingatkan oleh gurunya untuk tidak boleh merokok. Pada kasus
tersebut, seorang siswa memegang kerah gurunya sambil merokok dan melempar
kata-kata yang tidak sopan. Walaupun kasus tersebut berakhir dengan damai. Karena
sang guru telah memaafkan siswa tersebut, kasus ini merupakan tamparan keras bagi
dunia pendidikan Indonesia yang saat ini sedang digemborkan terkait pendidikan
karakter bagi anak Indonesia. Bahkan dalam Permendikbud No. 20 tahun 2018 pasal 2
disebutkan bahwa Penguatan Pendidikan Karakter dilaksanakan dengan nilai-nilai
pancasila dalam pendidikan karakter.
Dengan penguatan pendidikan karakter ini diharapkan dapat menanamkan
karakter mulia bagi peserta didik melalui pendidikan lingkungan sekolah mengingat
saat ini semakin lunturnya nilai-nilai karakter siswa. Kasus tantangan siswa kepada
guru adalah contoh nyata merosotnya moral siswa di lingkungan sekolah.

Anda mungkin juga menyukai