Anda di halaman 1dari 16

BUNGA KITOLOD DAPAT MENYEMBUHKAN MATA

KATARAK DAN MINUS

Dosen Pembimbing :
ADI SUCIPTO DJAIZ, S.Pd.,M.Pd.

Disusun oleh :
Kelompok 7
1. Apriliana Khoiru Nisa’ (1902012762)
2. Dwi Ayunda Laila K (1902012771)
3. Rahmat Agung F (1902012728)
4. Vicentia Nazida Yulanda (1902012763)
5. Yuli Setiya Ningsih (1902012775)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
TAHUN PELAJARAN 2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat danKarunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan benar, serta tepat padawaktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas
mengenai

“BUNGA KITOLOD DAPAT MENYEMBUHKAN MATA KATARAK DAN


MINUS”
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik
yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Lamongan, Desember 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Gangguan pada mata sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan di seluruh
dunia. Diantara bermacam-macam penyakit yang dapat menyebabkan kebutaan. Katarak
adalah penyebab kebutaan yang paling utama merupakan suatu keadaan dimana lensa
mata yang biasanya jernih menjadi keruh. Katarak dapat terjadi pada kedua mata atau
hanya satu mata saja. Katarak bukanlah penyakit menular, kelainan ini bukan suatu tumor
atau pertumbuhan jaringan di dalam mata, tetapi merupakan keadaan lensa menjadi
berkabut terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) dan denaturasi protein (Ilyas dan
Yulianti, 2012). Fungsi lensa pada mata adalah untuk menerima cahaya dari pupil dan
mefokuskannya pada retina yang berada di bagian dalam bola mata. Bila kekeruhan lensa
semakin meningkat, cahaya sulit untuk menembusnya tidak dapat difokuskan pada retina
dengan baik maka penglihatan akan semakin menurun dapat berakhir dengan kebutaan
(Ilyas, 2006). Beberapa faktor resiko diidentifikasi sebagai penyebab katarak pada
manusia seperti penuaan, diabetes, diare, kekurangan gizi, kemiskinan, sinar matahari,
hipertensi, merokok, dan gagal ginjal (Rajesh et al., 2009).
Menurut KemenKes (2010) 1,5 % penduduk Indonesia mengalami kebutaan
(Survey Kesehatan Indera tahun (1993-1996) dengan prevalensi penyebab utama katarak
(0,78%), glaukoma (0,2%), kelainan refraksi (0,14%), gangguan retina (0,13%), kelainan
kornea, (0,10%), dan penyakit mata lain-lain (0,15%). Masyarakat Indonesia 15% lebih
cenderung menderita katarak dibandingkan dengan negara subtropik. Dilihat dari data RS
Dr Sarjito tahun 2003 menunjukkan bahwa 28% pasien katarak yang dioperasi pada usia
produktif (21-55 tahun), dengan 20% kelompok lakilaki yang lebih banyak (Suhardjo et
al., 2001).
Menurut Ekaputra (2015) salah satu penyebab terjadinya penyakit katarak yaitu
inflamasi. Inflamasi adalah sebuah respon yang ditimbulkan oleh tubuh yang ditimbulkan
oleh infeksi mikroba, agen fisik, zat kimia, jaringan nekrotik atau reaksi imun. Inflamasi
ini bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme yang menginvasi tubuh serta
menghilangkan aktivitas toksinnya, dan mempersiapkan jaringan bagi kesembuhan serta
perbaikan (Mitchell and Richard, 2006).
Pada penelitian sebelumnya menunjukkan adanya manfaat pemberian infus daun
kitolod yang di berikan dalam bentuk tetes mata untuk pencegahan terjadinya katarak
dengan Metode Kruskal Wallis yang didapatkan 20% daun kitolod menunjukkan dengan
adanya perbedaan yang signifikan terhadap penurunan jumlah makrofag pada jaringan
mata tikus wistar yang telah diinduksi Methyl Nitroso Urea (Ekaputra, 2015).
Miopi atau rabun jauh adalah salah satu kelainan refraksi mata. Kondisi ini terjadi
karena mata yang tidak dapat memfokuskan cahaya pada tempat yang semestinya, yaitu
pada retina mata. Gejala utama rabun jauh adalah kaburnya penglihatan ketika melihat
benda-benda yang jauh, misalnya tulisan di papan tulis atau rambu lalu lintas. Miopi
dapat ditangani dengan penggunaan kacamata, miopi juga dapat ditangani dengan operasi
LASIK yang menggunakan sinar laser.
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam, baik hayati maupun
non hayati. Indonesia terkenal akan tanaman yang banyak manfaat untuk pengobatan.
Perkembangan ilmu pengetahuan tentang tanaman obat di Indonesia berawal dari
pengetahuan tentang adanya tumbuhan asli Indonesia yang sudah sejak dahulu digunakan
untuk obat di wilayah atau suku tertentu dan kemudian dikenal sebagai tanaman obat
tradisional Indonesia (Siswanto, 1997). Masyarakat Indonesia sejak dahulu sudah
mengenal berbagai tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional, dan telah
menggunakan tanaman obat tradisional secara turun temurun dikarenakan lebih
ekonomis, efek samping minimal, dan dapat diracik sendiri dirumah. Selain itu, tanaman
obat mudah didapat karena bisa ditanam di pekarangan rumah atau dikebun dan cara
penanaman, perawatan tanaman obat tergolong sangat mudah. Tanaman obat dapat
digunakan untuk mengobati sebagai macam penyakit dan keluhan ringan maupun berat.
Bahan obat dari tanaman yang merupakan warisan budaya masyarakat Indonesia perlu
dikembangkan, digali, dan diteliti agar dapat digunakan oleh masyarakat lebih luas. Salah
satu tanaman Indonesia yang dimanfaatkan sebagai alternatif obat tradisional adalah
tumbuhan kitolod (Laurentia longiflora).
Kitolod (Laurentia longiflora) merupakan tumbuhan asli Hindia Barat, merupakan
tanaman liar dan tumbuh dipinggir selokan, disela-sela bebatuan yang lembab, bahkan di
areal tanaman hias dan sering dianggap sebagai gulma (Wijayakusuma, 1996). Bagian
tanaman yang dapat digunakan untuk pengobatan adalah seluruh bagian tanaman
(Kusuma dan Zaky, 2005). Berdasarkan pengalaman empiris yang beredar ke masyarakat
untuk pengobatan katarak dilakukan dengan menggunakan 3 lembar daun kitolod segar
yang dilumat dan di campurkan dengan air. Air hasil campuran tersebut di teteskan 2-3
kali sehari pada mata. Tanaman kitolod memang terbukti dapat digunakan sebagai obat
tradisional, dapat menyembuhkan penyakit antara lain : asma, bronkhits, radang
tenggorokan, luka, obat, anti kanker, obat mata, antineoplastik, antiinflamasi, hemostatis,
analgesik (Hariana, 2008). Daun kitolod juga memliki khasiat sebagai obat luka (Hutapea
dkk, 1991). Beberapa bahan kimia yang terdapat dalam tanaman kitolod adalah alkaloid
yaitu lobelin, lobelamin, isotomin, dan senyawa saponin, flavonoid, dan polifenol
(Hariana, 2011).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan katarak ?
2. Apa yang dimaksud dengan mata minus ?
3. Apa yang dimaksud dengan bunga kitolod ?
4. Apa saja manfaat bunga kitolod ?
5. Apa hubungan bunga kitolod dengan katarak dan mata minus ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian katarak
2. Mengetahui pengertian mata minus
3. Mengetahui pengertian bunga kitolod
4. Mengetahui manfaat bunga kitolod
D. Manfaat Penulisan
Hasil dari karya tulis ini dapat menjadi sumber informasi ilmiah tentang Kitolod
(Isotoma longiflora (L). Peterm) yang biasanya dianggap tak berguna menjadi tanaman
yang bisa dijadikan obat penyakit katarak dan mengetahui cara pengolahannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 1 : Tumbuhan Kitolod\

Kitolod tergolong tanaman semak dan berbatang lurus yang banyak dikenal diberbagai
suku dan daerah dengan nama yang berbeda-beda.
Nama tanaman kitolod untuk daerah Melayu adalah lidah payau, di daerah Sunda dikenal
dengan nama daun kitolod atau jarojet, di daerah Jawa Tengah dikenal dengan nama kendal atau
sangkobak, di Inggris di dikenal dengan Star of Betlehem dan di Cina dikenal dengan tong ban
cao.Tanaman Kitolod diklasifikasikan ke dalam divisi Magnoliophyta, Kelas Magnoliopsida,
Sub Kelas Asteridae, Ordo Campanulales, Famili Campanu laceae, Genus Laurentia dan Spesies
Laurentia longiflora (L). Peterm (Dalimarta 2008).
Tanaman Kitolod bukan termasuk tanaman langka. Mungkin kita bisa katakan bahwa
tanaman ini termasuk tanaman gulma. Kitolod sebenarnya tanpa kita sadari tumbuh di sekitar
kita, tepatnya lebih banyak di pinggir selokan. Melihat keberadaan tumbuhnya tersebut, memang
wajar saja kalau tanaman ini terabaikan. Cara pengembangbiakan Tanaman kitolod ini: Bijinya
dapat dijadikan benih. Dalam pemeliharaannya, sama seperti tanaman pada umumnya, yakni
membutuhkan air dengan penyiraman, menjaga kelembapan tanah dan pemupukan (terutama
pupuk dasar). Mari kita lestarikan tanaman herbal yang kaya manfaat ini (K. Heyne, 1987)
Tananaman ini sangat kaya kandungan kimia. Kandungan kimia yang sudah dikenal antara
lain senyawa alkaloid, yakni lobelin, lobelamin, dan isotomin. Daunnya mengandung alkaloid,
saponin, flavenoid, dan poliferol. Getah tanaman mengandung racun, tetapi bagian tanaman yang
lain memiliki efek antiradang, antineoplastik atau antikanker, anti inflamasi atau anti
peradangan, analgesik atau penghilang rasa nyeri. Dan hemostatik atau menghentikan
pendarahan ( J.B. Harbone, 1987)
Menurut Burkill (1935) dan Allen (1994), air yang diperoleh dari bagian tanaman kitolod
bisa digunakan untuk mencegah dan mengobati iritasi mata, serta bisa dimanfaatkan sebagai
penyegar mulut dan tenggorokan. Sounder (1963) berpendapat bahwa air kitolod yang diteteskan
bisa mengobati kebutaan. Sementara itu, Von Reiss dan Lipp (1982) mencatat bahwa air kitolod
bisa mengobati iritasi kulit dan kebutaan. Menurut morton (1981), kitolod bisa mengobati luka di
kulit yang disertai peradangan. Disamping itu, daun tanaman kitolod bisa juga digunakan
untuk ,mencegah gangguan peradangan (Iskandar Ali, 2010).
Terjadinya gangguan pada mata kebanyakan disebabkan dampak atau efek samping dari
serangan penyakit pada organ tubuh lainnya, seperti diabetes mellitus. Karenanya, gangguan
pada mata yang diobati dengan kitolod tidak serta merta bisa sembuh tanpa dibarengi pengobatan
organ tubuh tersebut. Gangguan pada mata yang timbul akibat penyakit organ tubuh lainnya
seperti katarak dan mata minus.
BAB III
METODE PENULISAN

A. Jenis Penulisan
Metode yang dipakai dalam karya tulis ini adalah survey bersifat deskriptif. Survey
dilakukan dengan tahapan pengkajian pustaka atau library research dan literatur
elektronik. Seluruh data yang telah dikumpulkan, kemudian dilakukan analisis yang
mendalam sehingga dapat diperoleh suatu kajian ilmiah yang dapat dikembangkan dan
diharapkan selanjutnya dapat diterapkan. Sebelumnya, Tim Penulis melakukan survei
pendahuluan dan tinjauan pustaka mengenai Kitolod yang dianggap tumbuhan tak berguna.
B. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulam data dikakukan dengan beberapa cara sebagai berikut :
a. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan pengumpulan data yang diperoleh dari dari hasil pustaka
atau library research baik media cetak maupun online. Data ini dilangsir dari jurnal
ilmiah dan buku cetak yang mendukung serta websiteyang relevan dalam penulisan
ini.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan tahapan penting karena bernilai historis danmenguatkan
argumentasi melalui bukti konkret. Tahapan berikutnya adalah menganalisis
dokumen yang diperoleh, membandingkan, dan merangkumnya menjadi suatu
hasil observasi.
c. Teknik Analisis Data
Pada akhirnya, keseluruhan data yang telah diperoleh,diproses menuju satu
interpretasi makna. Analisis data selanjutnya ditekankan untuk mencari konsep
hubungan yang selaras juga memberikan gambaran terhadap solusi untuk perbaikan serta
inovasi-inovasi agar konsep yang ditawarkan dapat berkembang lebih luas.
Tahapan-tahapan dalam menganalisis hasil penelitian adalah dengan
pengumpulan data dari hasil studi pustaka sebelumnya, kemudian dilanjutkan dengan
pemilihan data yang tepat dan informasi yang sesuai dengan perumusan masalah, lalu
penyajian hasil melalui paparan,dan diakhiri dengan penarikan kesimpulan.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Katarak
1. Pengertian katarak
Katarak adalah penyakit mata yang ditandai dengan mengeruhnya lensa mata,
sehingga membuat penglihatan kabur. Seiring bertambahnya usia, protein pada lensa
akan menggumpal dan perlahan-lahan membuat lensa keruh dan berkabut. Hal ini
menyebabkan penglihatan menjadi kabur dan tidak jelas.
2. Jenis-jenis katarak
1) Katarak perkembangan ( developmental ) dan degenerative.

2) Katarak trauma : katarak yang terjadi akibat trauma pada lensa mata. Trauma bisa
dalam bentuk tumpul ataupun tajam. Jika lensa robek cairan mata dapat masuk
kedalam lensa sehingga dapat mengakibatkan bengkak disertai kekeruhan serabut-
serabut lensa.

3) Katarak komplikata (sekunder) : penyakit infeksi tertentu dan penyakit seperti DM


dapat mengakibatkan timbulnya kekeruhan pada lensa yang akan menimbulkan
katarak komplikata.
4) Berdasarkan usia pasien, katarak dapat di bagi dalam :
a. Katarak kongeniatal : katarak yang di temukan pada bayi ketika lahir (sudah
terlihat pada usia di bawah 1 tahun)
b. Katarak juvenil : katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun dan di bawah usia
40 tahun
c. Katarak presenil, yaitu katarak sesudah usia 30-40 tahun
d. Katarak senilis : katarak yang terjadi pada usia lebih dari 40 tahun. Jenis
katarak ini merupakan proses degeneratif ( kemunduran ) dan yang paling
sering ditemukan.

3. Penyebab Katarak

1. Ketuaan ( Katarak Senilis )


Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia
seseorang. Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada usia 60 tahun keatas.
2. Trauma
Cedera mata dapat mengenai semua umur seperti pukulan keras, tusukan benda,
terpotong, panas yang tinggi, dan bahan kimia dapat merusak lensa mata dan keadaan
ini disebut katarak traumatik.
3. Penyakit mata lain ( Uveitis )
4. Penyakit sistemik ( Diabetes Mellitus )
5. Defek kongenital

Salah satu kelainan herediter sebagai akibat dari infeksi virus prenatal seperti
German measles atau rubella. Katarak kongenitalis bisa merupakan penyakit
keturunan ( diwariskan secara autosomal domonan) atau bisa disebabkan oleh :

– Infeksi congenital, seperti campak jerman ( german measles )

–  Berhubungan dengan penyakit metabolik, seperti galaktosemia (kadar gula


yang meningkat).

Factor resiko terjadinya katarak kongenitalis adalah :

– Penyakit metabolik yang diturunkan

– Riwayat katarak dalam keluarga

– Infeksi virus pada ibu ketika bayi masih dalam kandungan.

Penyebab katarak lainnya meliputi :

1. Faktor keturunan.
2. Cacat bawaan sejak lahir.
3. Masalah kesehatan, misalnya diabetes.
4. Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid.
5. gangguan metabolisme seperti DM (Diabetus Melitus)
6. gangguan pertumbuhan,
7. Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang
cukup lama
8. Rokok dan Alkohol
9. Operasi mata sebelumnya.
4. Tanda dan Gejala
Gejala umum gangguan katarak meliputi :
1. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.
2. Peka terhadap sinar atau cahaya.
3. Dapat melihat dobel pada satu mata (diplobia).
4. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
5. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.

Gangguan penglihatan bisa berupa :

– Kesulitan melihat pada malam hari


– Melihat lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya terasa menyilaukan mata

– Penurunan ketajaman penglihatan ( bahkan pada siang hari )

Gejala lainya adalah :

– Sering berganti kaca mata

– Penglihatan sering pada salah satu mata.


B. Mata minus
1. Pengertian mata minus
Miopi atau rabun jauh adalah salah satu refraksi mata. Kondisi ini terjadi
karena mata yang tidak dapat memfokuskan cahaya pada tempat yang semestinya,
yaitu pada retina mata. Gejala utama rabun jauh adalah kaburnya penglihatan
ketika melihat benda-benda yang jauh, misalnya tulisan dipapan tulis atau rambu
lalu lintas. Miopi dapat ditangani dengan penggunaan kacamata. Selain kacamata,
miopi juga dapat ditangani dengan operasi LASIK yang menggunakan sinar laser.
2. Penyebab Rabun Jauh

Rabun jauh disebabkan karena kelainan refraksi pada mata. Hal tersebut
menyebabkan cahaya masuk ke mata dan fokus cahaya jatuh didepan retina.
Rabun jauh dapat dipicu oleh dua faktor, yaitu:

 Faktor keturunan, seperti anak dari orang tua yang mengidap penyakit


rabun jauh.

 Faktor pengaruh lingkungan, seperti seringnya membaca terlalu dekat,


radiasi layar monitor komputer atau gadget, terlalu sering beraktivitas dalam
ruangan, dan juga begadang. Hal-hal tersebut bisa menyebabkan rabun jauh,
karena mata akan menjadi lelah. 

3. Gejala Rabun Jauh

Rabun jauh bisa terjadi kepada siapa saja, dan tidak mengenal umur. Umumnya,
gejala yang timbul akibat rabun jauh muncul ketika pengidap masih anak-anak.
Berikut ini merupakan gejala rabun jauh, yaitu:

 Berlebihan mengedipkan mata;


 Sering menggosok-gosok mata;
 Pandangan kabut saat meilihat objek jauh; dan
 Terserang sakit kepala karena mata bekerja berlebihan.
Rabun jauh ditentukan berdasarkan dioptri – unit pengukuran yang digunakan
dokter ahli dalam mengukuran tingkat rabun jauh, oleh masing-masing pengidap
dengan mempunyai 3 tingkat keparahan, yaitu:

 Rabun jauh ringan. Tingkat ringan, umumnya membutuhkan kacamata


ketika melakukan aktivitas tertentu.
 Rabun jauh menengah. Bagi tingkat menengah, dianjurkan untuk selalu
memakai kacamata atau lensa kontak.
 Rabun jauh berat. Untuk rabun jauh yang sudah berat, pengidap sangat
memerlukan kacamata atau lensa kontak. Karena jika tidak memakai alat bantu
penglihatan tersebut, pengidap hanya bisa melihat suatu objek jika objek tersebut
sangat dekat dengan si pengidap.

C. Pengertian Bunga Kitolod

Bunga Kitolod/ Bunga katarak adalah tanaman ini mempunyai nama ilmiah
Laurentia longiflora yang  merupakan mahkota dari tanaman kitolod yang dapat
mengobati gangguan mata, seperti hipermetropi, miopi, silinder, dan gangguan mata
lainnya. Hal ini dapat dilihat dari kandungan kimia didalamnya, seperti alkoid, saponin,
flavonoid dan felifenol. Pada getahnya mengandung racun namun pada bagian lain
mengandung zat antiradang (antiflamasi), antikanker (antineoplasmik) serta
menghilangkan nyeri dan menghentikan pendarahan. Kitolod merupakan merupakan
tanaman semak yang mempunyai tangkai bunga yang panjang, dan mahkotanya
berbentuk bintang berwarna putih bersih. Peran mata tentu sangatlah penting bagi
kehidupan kita. Karena mata merupakan organ penglihatan yang mendeteksi cahaya.
Dan apabila mata kita sudah dalam keadaan sakit seperti kelelahan, mata merah, minus,
ataupun yang lainnya. Banyak sekali cara untuk menyembuhkan mata, tapi tahukah
anda masih ada cara tradisional yang dapat menyembuhkan mata, salah satunya adalah
dengan menggunakan bunga kitolod. Dimana bunga ini Dapat mengobati mata merah,
Mata gatal, Mata minus dan plus, Infeksi mata, Katarak dan nyeri dan perih pada mata.  

D. Manfaat Tanaman Bunga Kitolod


Tanaman bunga kitolod dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti berbagai
macam penyakit mata (seperti rabun dekat dan rabun jauh pada mata, buta, katarak, mata
berair, glukoma, retina berdarah, infeksi mata, dan gangguan mata sejak lahir), diabetes,
kolesterol, pembuluh pecah, luka, sakit gigi, kanker, asma, bronkhitis, radang
tenggorokan, berbagai macam kanker (Ali. 2003: 7).
Bagian tanaman yang dapat digunakan untuk pengobatan adalah seluruh bagian
tanaman. Penggunaan daun kitolod tidak boleh lebig dari 3 lembar sekali penggunaan,
karena getahnya yang beracun, jadi dianjurkan berhati-hati dalam penggunaan tanaman
ini. Sebelum menggunakan tanaman bunga kitolod, usahakan mencuci bersih bersih
bagian tanaman yang akan digunakan (Retno. 2013).

Cara penggunaan tanaman bunga kitolod menurut Dadah dalam jurnal dari Fahmi
yang berjudul Kitolod Tanaman Pinggiran Berkhasiat, yaitu sebagai berikut:
1. Segala macam penyakit mata
Mencuci bersih tiga lembar daun kitolod, lalu meredamnya dengan air yang matang
(dingin). Menekan urat- urat daunnya memakai sendok. Lalu mendiamkan sekitar lima
menit. Kemudian meteteskan pada mata yang sakit. Mengharapkan, semua media baik
tempat merendam maupun sendoknya, berbahan plastik. Olahan daun tersebut, bisa
disimpan di tempat yang dingin (tetutup) sampai dengan satu minggu.

E. Pemanfaatan Tumbuhan Kitolod (Isotoma longiflora (L). Pterm)


Adapun proses pembuatannya :
a. Cara Pertama
1. Ambil 3 lembar daun kitolod yang masih segar dan cuci hingga bersih.
2. Setelah daun dicuci, jemur di bawah terik matahari langsung hingga kering.
3. Hancurkan daun kitolod kering, kemudian seduh dengan air bersih secukupnya.
4. Saring air seduhan dari ampas daun kitolod.
5. Masukkan air seduhan kitolod ke dalam botol kaca.
6. Siapkan pipet untuk meneteskan cairan kitolod.
Cara ini dilakukan jika di sekitar tempat tinggal kita tidak ditemukan tanaman
kitolod atau daun kitolod diperoleh dari tempat lain yang jaraknya cukup jauh.

b. Cara Kedua
1. Ambil 3 lembar daun kitolod dan cuci sampai bersih.
2. Siapkan air bersih sebanyak 5 sendok makan dan tuangkan ke dalam wadah
ataumangkok.
3. Masukkan 3 lembar daun kitolod yang sudah bersih ke dalam mangkok yang sudah
berisi air. Kemudian tekan-tekan daun kitolod menggunakan sendok hingga
lumat seluruhnya.
4. Saring air yang tercampur dengan daun kitolod ini dan saring dengan kain
bersih. Kemudian hasil saringan masukkan ke dalam botol.
5. Siapkan pipet untuk meneteskan cairan kitolod.
Cara ini membuat proses penyembuhan lebih bagus atau lebih cepat.
Namun, rasa pedih yang ditimbulkan lebih kuat. Selain itu, waktu penyimpanan obat
lebih singkat dibandingkan dengan cara yang pertama.

Banyak keuntungan yang diperoleh jika mengoptimalkan pemanfaatan Kitolod (


Isotoma longiflore (L). Peterm), antara lain:
1. Pemanfaatan Tumbuhan menjadi tumbuhan TOGA, yang tadinya dianggap sebagai
tanaman tidak bermaanfaat menjadi tanaman bermanfaat dan,
2. Tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya, bahan dapat diperoleh dengan
mudah, dan proses pembuatannya tidak memerlukan teknologi yang tinggi.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kitolod (Isotoma longiflora (L).Pterm) selama ini dikenal sebagai gulma yang
keberadaannya tidak diharapkan dapat dijadikan sebagai obat katarak dan tumbuh di
tempat yang lembab.
Kitolod yang digunakan dalam pemanfaatan adalah kitolod yang benar – benar
bersih, bukan yang kotor. Daerah yang lembab mengarah ketempat yang kotor juga.
Sebaiknya Kitolod dibersihkan sebelum digunakan.
Pada umumnya daun kitolod adalah bagian yang paling dimanfaaatkan dalam obat
penyakit katarak. Karena didalam daun banyak terdapat zat yang sangat bermanfaat pada
kesehatan indra pengelihatan.

B. Saran
Pemanfaatan Kitolod Kitolod (Isotoma longiflora (L). Pterm) sebagai obat penyakit
katarak akan maksimal dan baik apabila kesadaran masyarakat tentang tumbuhan ini benar
– benar ada. Oleh karena itu, kita sebagai mahasiswa perlu melakukan publikasi tentang
pemanfaatan Kitolod.
DAFTAR PUSTAKA

https://ulou.wordpress.com/2012/02/09/makalah-katarak/

https://www.alodokter.com/mengenal-lebih-jauh-tentang-mata-minus

https://biodiversitywarriors.org/m/isi-katalog.php?idk=5181

Ali, Iskandar. 2003. Khasiat dan Manfaat Kitolod, Penakluk Gangguan Pada Mata. PT AgroMedia
Pustaka: Depok

Dwi, Retno. 2013. “Kitolod, Obat Mata Herbal”. Dalam


http://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2013/03/08/kitolod-obat-mata-herbal-535191.html. diakses
Jum’at, 3 Januari 2013 pukul 17.15 WIB

Anda mungkin juga menyukai