Anda di halaman 1dari 5

laporan fisika biomekanika

traksi

 Klasik

 Kartu Lipat

 Majalah

 Mozaik

 Bilah Sisi

 Cuplikan

 Kronologis
1.
DEC

23

LAPORAN PENDAHULUAN
PERCOBAAN FISIKA 2 ( PF-2 )
BIOMEKANIKA : TRAKSI

A. Judul :
Aplikasi biomekanika dalam penerapan gaya

B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara menerapkan gaya pada tubuh dan didalam tubuh ?
Bagaimana cara menganalisa gaya dalam penggunaan klinik ?

C. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat menerapkan gaya pada tubuh dan didalam tubuh.
2. Agar mahasiswa dapat menganalisa gaya dalam penggunaan klinik.

D. Dasar Teori
Mekanika adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika yang mempelajari gerakan dan
perubahan bentuk suatu materi yang diakibatkan oleh gangguan mekanik yang disebut gaya.
Mekanika adalah cabang ilmu yang tertua dari semua cabang ilmu fisika. Mekanika teknik atau
disebut juga mekanika terapan adalah ilmu yang mempelajari penerapan dari prinsip – prinsip
mekanika. Mekanika terapan mempelajari analisis dan desain dari sistem mekanik.
Menurut Frankel dan Nordin pada tahun 1980 biomekanika merupakan ilmu mekanika teknik
untuk analisa sistem kerangka otot manusia. Secara umum mendefinisikan biomekenika yaitu :
Biomekanika menggunakan konsep fisika dan teknik untuk menjelaskan gerakan pada
bermacam-macam bagian tubuh dan gaya yang bekerja pada bagian tubuh pada aktifitas sehari-
hari. Kajian biomekenika dapat dilihat dalam dua perspektif, yaitu kinematika yang lebih
menjurus pada karakteristik gerakan yaitu meneliti gerakan dari segi ruangan yang digunakan
dalam waktu yang bersifat sementara tanpa melihat gaya yang menyebabkan gerakan. Studi
kinematika menjelaskan gerakan yang menyebabkan berapa cepat objek bergerak, berapa
ketinggiannya atau berapa jauh objek menjangkau jarak. Posisi, kecepatan atau percepatan
tersebut merupakan study kinematika kejian kinetika menjelaskan tentang gaya yang bekerja
pada suatu sistem, misalnya tubuh manusia. Kejian gerakan kinetika menjelaskan gaya yang
menyebabkan gerakan. Dibandingkan dengan kajian kinematika, kajian kinetika lebih sulit untuk
diamati, pada kajian kinetik yang terlihat adalah akibat dari gaya.
( http://www.slideshare.net/YAVYSTA/makalah-biomekanika-akbid/ )
1. Hukum Newton Tentang Gerak
Hukum gerak Newton menghubungkan konsep gaya dan gerak. Gaya didefinisikan
sebagai tarikan atau dorongan pada suatu benda sehingga menyebabkan benda mengalami
perubahan gerak atau perubahan bentuk. Gaya adalah besaran yang memiliki arah, misalnnya
gaya berat dan arahnya kebawah. Gaya untuk menggeserkan meja arahnya mendatar. Jadi
gaya termasuk besaran vector ( mempunyai nilai dan arah ). Untuk menjumlahkan dan
mengurangkan suatu gaya dengan gaya lain, berlaku ukuran – ukuran berhitung vector.
Demikian pula halnya dengan penguraian gaya menjadi komponen-komponennya. Jumlah gaya
disebut resultan gaya-gaya yang dijumlahkan.
Ada tiga hukum dasar biomekanika yaitu :
a. Hukum Newton Pertama
Yaitu suatu benda akan tetap dalam posisi istirahat atau berada dalam keadaan gerak
yang sama kecuali jika diberi gaya yang dapat manghilangkan keseimbangan. Mendorong benda
kecil dan besar arah gerakan benda akan sama dengan arah gaya yang diberikan sehingga
gaya dideskripsikan sebagai suatu vektor yang memiliki besar dan arah. Ide ini mungkin nampak
sederhana tetapi sangat penting jika kita lihat gaya-gaya yang melawan gerakan suatu benda.
b. Hukum Newton Kedua Mengenai Gerakan
Hukum ini menyatakan bahwa percepatan suatu benda ( seberapa cepat kecepatannya
bertambah ) adalah sebanding dengan gaya yang diberikan kepadanya. Hal ini dapat dirangkum
dengan persamaan berikut : Gaya = massa x percepatan. Suatu gaya sebesar 1 newton yang
dibarikan pada benda bermassa 1 kg akan memberikan percepatan 1 m/s ( ms-1 ). Mendorong
branker bayangan dimana anda harus mendorong troli atau tempat tidur. Pada awal gerakan
akan terjadi percepatan. Normalnnya, benda digerakan dengan kecepatan yang konstan
sehingga tidak lagi bertambah cepat dan gaya yang diberikan lebih sedikit. Untuk menggerakan
suatu benda kita harus mengatasi inersia benda tersebut. Jika inersia sudah dilampaui,
makagaya yang diperlukan untuk menjaganya tetap bergerak akan lebih sedikit.
c. Hukum Newton Ketiga Mengenai Gerakan
Hukum ketiga ini menyatakan bahwa “ untuk setiap aksi terdapat reaksi sebaiknya yang
setara dan berlawanan arah “ dan hal ini membantu menjelaskan ide keseimbangan gaya yang
telah disebutkan. Pasien berbaring ditempat tidur pasien yang berbaring diatas tempat tidur, kita
menyadari bahwa tempat tidur menyokong pasien. Tanpa tempat tidur, pasien akan jatuh
kelantai.
( http://ml.scribd.com/doc/105797806/BIOMEKANIKA/ )
Ditinjau dari segi statis dan dinamisnya tubuh manusia maka gaya yang bekerja pada
tubuh dibagi menjadi 2 tipe :
1. Gaya tubuh dalam keadaan statis
Gaya berat dan gaya otot sebagai sistem pengumpil tubuh dalam keadaan statis berarti
tubuh dalam keadaan setimbang, jumlah gaya dan momen gaya yang ada sama dengan nol.
Tulang dan otot tubuh manusia berfungsi sebagai sistem pengumpil. Tubuh dalam keadaan
statis berarti tubuh dalam keadaan setimbang, jumlah gaya dan momen gaya yang ada sama
dengan nol. Tulang dan otot tubuh manusia berfungsi sebagai sistem pengumpil.
2. Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis
Ada tiga kelas sistem pengumpil :
a. Kelas pertama
Titik tumpuan terletak diantara gaya berat dan otot.
Contoh : Kepala dan leher
b. Kelas kedua
Gaya berat diantara titik tumpu dan gaya otot.
Contoh : Tumit menjinjit
c. Kelas ketiga
Gaya otot terletak diantara titik tupuan dan gaya berat.
Contoh : Otot tangan

Jenis-jenis gaya adalah sebagai berikut :


a. Gaya gravitasi
Menurut galileo bahwa benda-benda yang dijatuhkan dekat permukaan bumi akan jatuh
dengan percepatan yang sama (g) jika hambatan udara dapat diabaikan. Gaya yang dapat
menyebabkan percepatan disebut gaya gravitasi. Jika diterapkan hukum II newton untuk gaya
gravitasi, maka untuk percepatan a digunakan percepatan kebawah atau g yang disebabkan
oleh gravitasi. Berat badan kita merupakan gaya gravitasi bumi terhadap tubuh kita ; terjadinya
varies pada vena merupakan gaya tarik gravitasi bumi terhadap aliran darah yang mengalir
secara berlawanan. Dengan demikian, gaya gravitasi FG pada sebuah benda, yang biasa
disebut berat benda ( diberi lambang W dari kata weight ) dapat ditulis sebagai :
FG = m.g, atau W = m.g
FG = w = berat benda ( N )
m = massa benda ( kg )
g = percepatan gravitasi bumi = 9,8 m/s2

b. Gaya normal ( N )
Gaya gravirasi bekerja pada sebuah benda ketika benda tersebut jatuh. Ketika benda
dalam keadaan diam dibumi, gaya gravitasi pada benda tersebut tidak hilang sebagaimana
dapat diketahui jika ditimbang dengan neraca pegasdari hukum 1 newton, gaya total pada benda
yang tetap diam adalah nol. Pasti ada gaya lain dalam benda tersebut untuk mengimbangi gaya
gravitasi. Apabila kita berdiri diatas lantai, lantai tersebut memberikan gaya keatas.
Gaya-gaya yang paling sering diterapkan untuk menstabilkan
Ekstremis yang cedera leher, penggung, atau area pelvik. Traksi terapeutik didapat dengan
memberikan tarikan pada kepala, tubuh atau anggota gerak menuju sedikitnya dua arah,
misalnya : tarikan traksi dan tarikan traksi lawannya. Gaya traksi lawan atau gaya keduanya
biasanya berasal dari berat tubuh pasien pada saat bertumpu atau berat lain
1. Gaya berat tubuh dan posisi duduk yang menyehatkan tulang belakang
Traksi dalam praktik klinik, traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat lain atau alat
lain untuk menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi adalah
untuk menangani fraktur, dislokasi atau spasme otot dalam usaha untuk memperbaiki deformitas
dan mempercepat penyembuhan. Ada dua tipe utama dari traksi : traksi skolotal dan traksi kulit,
dimana didalamnya terdapat sejumlah penanganan.
Prinsip traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh, tungkai,
pelvis atau tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada arah yang berlawanan
yang disebut dengan countertraksi. Tahanan dalam traksi didasari pada hukum ketiga ( Footner,
1992 and Dave, 1995 ). Traksi dapat dicapai melalui tangan sebagai traksi manual, penggunaan
talim splint, dan berat sebagaimana pada traksi kulit serta melalui pin, wire, dan tongs yang
dimasukan kedalam tulang sebagai traksi skeletal ( Taylor, 1987 dan Osmond, 1999 ). Traksi
dapat dilakukan melalui kulit dan tulang. Kulit hanya mampu menanggung beban traksi sekitar 5
kg pada dewasa. Jika dibutuhkan lebih dari ini maka diperlukan traksi melalui tulang. Traksi
tulang sebaiknya dihindari pada anak-anak karena growth plate dapat dengan mudah rusak
akibat pin tulang. Indikasi traksi kulit diantaranya adalah untuk anak-anak yang memerlukan
reduksi tertutup, traksi sementara untuk operasi, traksi yang memerlukan beban 5 kg. Akibat
traksi kulit yang kelebihan beban diantaranya adalah nekrosis kulit, obstruksi vaskuler, oedem
distal, serta peroneal nerve palsy pada traksi tungkai. Traksi tulang dilakukan pada dewasa yang
memerlukan beban > 5 kg, terdapat kerusakan kulit, atau untuk penggunaan jangka waktu lama.
Konstraksi diperlukan untuk melawan gaya traksi, yaitu misalnya dengan memposisikan tungkai
lebih tinggi pada traksi yang dilakukan di tungkai.
( http://satriaperwira.wordpress.com/2009/02/26/traksi/ )

E. Variabel
a. Variabel terikat : Pergeseran pegas
b. Variabel bebas : Massa yang digantungkan
c. Variabel kontrol : Konstanta pegas

F. Alat dan Bahan


Papan eksperimen
Penjepit meja
Katrol
Kereta
Pagas
Boneka

G. Prosedur Kerja
Menyusun peralatan seperti pada gambar
Manggantung massa 50 gr pada timbangan pegas. Ukurlah pergeseran skala mm, catat
nilainya kedalam tabel 2.1, uasahakan massa dari penggantung ( 50 gr ) termasuk kedalam
massa total menjadi 50 gr + 50 gr = 100 gr.
Menggantung massa-massa yang lain kedalam penggantung massa, buatlah variasi massa
total seperti 200, 300, 400, dan 500 gr. Catat pergeseran yang timbul dari setiap variasi massa.
Menggunakan rumus F = untuk menentukan berat total dalam newton dari setiap variasi
massa yang ada, kemudian catat hasilnya kedalam tabel 2.1 ( untuk memperoleh gaya yang
tepat dalam newton, harus mengubah massa kekilogram sebelum mengembalikannya ke gram ).
Menentukan konstanta pegas gunakan rumus F = -kx.
Memastikan setiap kali melakukan pengukuran, hasil pengukuran dikonsultasikan dengan
asisten.

H. Tugas Pendahuluan
Apa yang dimaksud dengan traksi ?
Tuliskan secara jelas perbedaan traksi tulang dengan traksi kulit !
Tuliskan bunyi hukum hoke beserta persamaan matematisnya !

Jawaban
Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani kerusakan
atau ganguan pada tulang dan otot.
Perbedaan traksi tulang dan kulit adalah
Traksi tulang yaitu, traksi yang dipasang secara langsung pada tulang panjang dengan
menggunakan pen, kawat, dll.
Traksi kulit yaitu, traksi pada bagian tubuh yang di tahan dengan alat yang rekatkan dengan
membalutkan kepermukaan tubuh.
3. Hukum hoke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam bidang ilmu fisika yang
terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah per atau pegas. Besarnya gaya hoke ini secara
profesional akan berbanding lurus dengan jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya.
Persamaan matematisnya
F = -kx
Keterangan
F = gaya ( N )
K = Konstanta pegas
X = Jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya ( m )

E. Variabel
a. Variabel terikat : Pergeseran pegas
b. Variabel bebas : Massa yang digantungkan
c. Variabel kontrol : Konstanta pegas

F. Alat dan Bahan


1. Papan eksperimen
2. Penjepit meja
3. Katrol
4. Kereta
5. Pegas
6. Boneka

G. Prosedur Kerja
1. Menyusun peralatan seperti pada gambar
2. Menggantung massa 50 gr pada timbangan pegas. Ukurlah pergeseran skala mm, catat
nilainya kedalam tabel 2.1, usahakan massa dari penggantung ( 50 gr ) termasuk kedalam
massa total menjadi 50 gr + 50 gr = 100 gr.
3. Menggantung massa-massa yang lain kedalam penggantung massa, buatlah variasi massa
total seperti 200, 300, 400, dan 500 gr. Catat pergeseran yang timbul dari setiap variasi massa.
4. Menggunakan rumus f = mg untuk menentukan berat total dalam Newton dari setiap variasi
massa yang ada, kemudian catat hasilnya kedalam tabel 2.1 ( untuk memperoleh gaya yang
tepat dalam Newton, harus mengubah massa ke kilogram sebelum mengembalikannya dengan
g ).
5. Menentukan konstanta pegas gunakan rumus f = -kx.
6. Memastikan setiap kali melakukan pengukuran, hasil pengukuran dikonsultasikan dengan
asisten.

Diposkan 23rd December 2014 oleh Serlihamtuna

0
Tambahkan komentar

Memuat

Anda mungkin juga menyukai