Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MUKADIMAH ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH


TANGGA MUHAMMADIYAH

Disusun oleh :
Kelompok 6
1. Desi Prasetyaningsih (18.1427.S)
2. Nola Adelia Radina (18.1484.S)
3. Syinta Rahmawati (18.1505.S)
4. Yayuk Dwi Astuti (18.1509.S)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

TAHUN AJARAN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok Akhlak kaidah keislaman (AIK) dengan judul Mukadimah
Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah .

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan keterbatasan pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritikan yang bersifat membangun dari berbagai
pihak. Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dan
pendidikan.

Pekalongan,September 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

BAB I
BAB II
0
BAB III
6
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah pada hakekatnya


merupakanideologi Muhammadiyah yang merupakan pandangan
Muhammadiyahmengenaikehidupan manusia di muka bumi ini, cita-cita yang ingin
diwujudkan dan vara-carayang dipergunakan untuk mewujudkan cita-cita tersebut
3
sebagai sebagai ideologi,Muqaddimah Anggaran Dasar menjiwai segala gerak dan usaha
Muhammadiyah danproses penyusunan sistem kerjasama yang dilakukan untuk
mewujudkan tujuannya.

Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan “Gerakan Islam”.


Maksud geraknya ialah, “Da’wah Islam & amar ma'ruf nahi munkar” yang ditujukan
kepada dua bidang: perseorangan dan masyarakat. Da’wah dan amar ma'ruf nahi munkar
pada bidang yang pertama terbagi kepada dua golongan: kepada yang telah Islam
bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu mengembalikan kepada ajaran-ajaran Islam yang
asli murni; dan yang kedua kepada yang belum Islam bersifat seruan dan ajakan untuk
memeluk agama Islam. Adapun da’wah dan amar ma'ruf nahi munkar yang kedua, ialah
kepada masyarakat, bersifat perbaikan, bimbingan dan peringatan. Kesemuanya itu
dilaksanakan bersama dengan bermusyawarah atas dasar taqwa dan mengharap keridlaan
Allah semata.

Dengan melaksanakan da’wah dan amar ma'ruf nahi munkar dengan caranya
masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju
tujuannya, ialah “terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya Mukaddimah
Anggaran Dasar Muhammadiyah pada hakekatnya merupakan ideologi Muhammadiyah
yang merupakan pandangan Muhammadiyah mengenai kehidupan manusia di muka
bumi ini, cita-cita yang ingin diwujudkan dan Cara-cara yang dipergunakan untuk
mewujudkan cita-cita tersebut sebagai ideologi, Muqaddimah Anggaran Dasar menjiwai
segala gerak dan usaha Muhammadiyah dan proses penyusunan sistem kerjasama yang
dilakukan untuk mewujudkan tujuannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja mukadimah anggaran dasar muhammadiyah?
2. Apa saja identitas dan asas muhammadiyah ?
3. Bagaimana keanggotaan muhammadiyah?
4. Apa saja keorganisasian muhammadiyah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui mukadimah anggaran dasar muhammadiyah
2. Untuk memahami identitas-identitas dan asas-asas muhammadiyah

4
3. Untuk mengetahui keanggotaan-keanggotaan apa saja di muhammadiyah
4. Untuk mengetahui jumlah dan nama organisasi-organisasi yang ada di muhammadiyah

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Mukadimah Anggaran Dasar


1. Sejarah Perumusan
Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah disusun dan dirumuskan oleh Ki Bagus
Hadikusuino sebagai hasil penyorotan dan pengungkapan kembali terhadap pokok-pikiran
pokok-pikiran yang dijadikan dasar amal usaha dan perjuangan Kyai Ahmad Dahlan dengan

5
menggunakan wadah persyarikatan Muhamnadiyah. Rumu¬san “Muqaddimah” diterima dan
disahkan oleh Muktamar Muhammadiyah ke 31 yang dilangsungkan di kota Yogya¬karta
pada tahun 1950, setelah melewati penyempur¬naan segi redaksional yang dilaksanakan oleh
sebuah team yang dibentuk oleh sidang Tanwir. Team ponyem¬purnaan tersebut anggota-
anggotanya terdiri dari – Buya HAMKA, K.H. Farid Ma’ruf, Mr. Kasman Singodime¬djo
serta Zain Jambek. Muqaddimah Anggaran Dasar Muhamnadiyah disusun dan dirumuakan
baru pada periode Ki Bagus Hadikusumo, sebab-sebabnya antara lain :
a) Belum adanya kepastian rumusan tentang cita-cita dan dasar perjuangan Muhammadiyah
Kyai Ahmad Dahlan membangun Muhammadiyah bukannya didasarkan pada teori
yang terlebih dahulu dirumuskan secara ilmiyah dan sistematis. Akan tetapi apa yang
telah diresapinya dari pemahaman agama yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits
beliau segera diwujudkan dalam amalan yang nyata. Oleh karena itu Kyai Ahmad
Dahlan lebih tepat dikatakan sebagai seorang ulama yang praktis, bukannya ulama
teoritis.
Pada awal perjuangan Muhammadiyah, keadaan serupa itu tidak mengaburkan
penghayatan seseorang terhadap Muhammadiyah, baik ia seorang Muhammadiyah
sendiri ataupun seorang luar yang berusaha memahaminya. Akan tetapi serentak
Muharrmadiyah semakin luas serta bertambah banyak anggota dan simpatisannya
mengakibatkan semakin jauh mereka dari sumber gagasan. Karena itu wajar apabila
terjadi kekaburan peng¬hayatan terhadap dasar-dasar pokok yang menjadi daya
pendorong Kyai Ahmad Dahlan dalam menggerakkan persyarikatan Muhammadiyah.
b) Kehidupan rohani keluarga Muhammadiyah menampakkan gejala menurun, akibat
terlalu berat mengejar kehidupan duniawi.
Perkembangan masyarakat terus maju, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak henti-
hentinya menyajikan hal-hal yang membuat manusia kager dan mence-ngangkan,
membuat dunia semakin ciut dan sempit; pengaruh budaya secara timbal-balik terjadi
dengan lancarnya antara satu negara dengan negara lainnya baik yang bersifat positif
ataupun yang bersifat negatif. Keadaan yang serpua itu tidak terkecuali mengenai
masyarakat Indonesia. Tersebab adanya perkembangan zaman serupa itu yang
seluruhnya hampir dapat dinyatakan mengarah kepada kehidupan duniawi dan sedikit
sekali yang mengarah kepada peningkatan kebahagiaan rohani, menyebabkan
masyarakat Indonesia termasuk di dalamnya keluarga Muhammadiyah terhimbau oleh
gemerlapan kemewahan duniawi.
c) Makin kuatuya berbagai pengaruh dari luar yang langsung atau tidak berhadapan dengan
faham dan keyakinan Muhammadiyah.
Bersama dengan perkembangan zaman yang membawa berbagai perubahan dalam
masyarakat, maka tidak ketinggalan pengaruh cara-cara berfikir, sikap hidup atau

6
pandangan hidup masuk ke tengah-tengah masyarakat Indonesia. Selain banyak yang
bermanfaat, tak sedikit yang dapat merusak keyakinan dan faham Muhammadiyah.
d) Dorongan disusunnya preambul UUD 1945
Sesaat menjelang proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia tanggal 17
Agustus 1945, tokoh-tokoh pergerakan bangsa Indonesia dihimpun oleh pemerintah
Jepang dalam wadah Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI), yang tugasnya antara lain mempelajari negara Indonesia merdeka. Dan di
antara hal yang penting adalah terumuskannya “Piagam Jakarta” yang kelak dijadikan
“Pembukaan UUD 1945” setelah diadakan beberapa perubahan dan penyempurnaan di
dalamnya.
Pada saat merumuskan materi tersebut, para pimpinan pergerakan bangsa Indonesia
benar-benar memusyawarahkan secara matang dengan disertai debat yang seru antara
satu dengan yang lain, yang ditempuh demi mencari kebenaran. Pengalaman ini dialami
sendiri oleh Ki Bagus Hadikusumo yang kebetulan terlibat di dalamnya karena termasuk
sebagai anggota BPUPKI. Beliau merasakan betapa pentingnya rumusan Piagam Jakarta,
sebab piagam ini akan memberikan gambaran kepada dunia luar atau kepada siapapun
tentang cita-cita dasar, pandangan hidup serta tujuan luhur bangsa Indonesia bernegara.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada saat periode Ki Bagus Hadikusumo,
adanya “Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah” benar-benar sudah sangat
diperlukan karena adanya beberapa alasan dan kenyataan tersebut.

B. Identitas Dan Asas Muhammadiyah


 Identitas / hakikat Muhammadiyah adalah gerakan islam, dakwah amar ma’ruf nahi
munkar dan tajdid, bersumber pada Al Qur’an dan Sunnah. Agama yang dibawa oleh
Nabi Muhammad adalah Islam, sedangkan maksud dan tujuannya adalah menegakkan
dan menjunjung tinggi agama Islam. Dalam mencapai maksud dan tujuan serta
mewujudkan misi yang ideal tersebut muhammadiyah melakukan usaha-usaha yang
bersifat pokok, yang kemudian diwujudkan dalam amal usaha, program dan kegiatan.
Maka secara singkat identitas Muhammadiyah dapat diidentifikasi sebagai gerakan islam,
dakwah dan tajdid, sebagai berikut:
1. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam
Islam telah memberikan inspirasi dan orientasi yang mendasar bagi pendirinya,
K.H.Ahmad Dahlan untuk mewujudkan cita-cita dan keyakinan hidupnya. Karena
itu,Muhammadiyah yang didirikannya didasarkan pada prinsip-prinsip ajaran Islam
yang terkandung dalam Al- Qur’an dan As-Sunnah serta diyakini kebenarannya.

7
Keyakinan terhadap agama Islam sebagai agama yang diridhai Allah (QS.Al-
Maidah/5:3 atau Ali Imran/3:19), dan keharusan moral untuk mengimplementasikan
ideal-ideal Islam ke dalam konteks yang praksis, baik pada tataran individual
maupun kolektif, telahmenimbulkan upaya-upaya yang sistematis dan terorganisisr
(ummah) (QS. Ali Imran/3:104).
2. Muhammadiyah sebagai Gerakan Da’wah
Karakteristik kedua dari gerekan Muhammadiyah dikenal sebagai Gerakan
Da’wah Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Karakteristik kedua ini justru karena inspirasi
dan pengalamanKH. Ahmad Dahlan terhadap perintah-perintah Allah SWT dalam
Al-Qur’an. Seperti yang tercantum dalam QS. Ali Imran/3:104 untuk melakukan
amar ma’ruf nahi munkar, dengan hikmah kebijaksanaan, pelajaran yang baik dan
bantahan yang baik (QS. An-Nahl/16:125),agar diperoleh konsistensi dalam
mengamalkan semua perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya, supaya
menjadi orang-orang yang beruntunng.
Da’wah menjadi tanggung jawab moral baik personal maupun kolektif.
Muhammadiyah sebagai organisasi da’wah menjadikan sasaran da’wahnya bersifat
personal dan kolektif, baik internal maupun eksternal umat. Sasaran da’wah yang
bersifat eksternal diajukan pada non-Islam agar mereka dapat memeluk agama Islam,
sehingga terhindar dari ketersesatan dalam mencapai kebaikan hidup manusia di
dunia dan di akhirat.
3. Muhammadiyah sebagai Gerakan Tajdid
Perserikatan Muhammadiyah disebut sebagai Gerakan Tajdid (pembaharuan) karena:
a. Muhammadiyah selalu melakukan koreksi dan penafsiran ulang terhadap
berbagai persoalan pemikiran dan pengamalan yang terkait dengan muamalah
keagamaan, yang disebabkan oleh perubahan situasi dan kondisi serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk disesuaikan dengan nilai-
nilai Al-Qur’an dan As-Sunnah serta tidak bertentangan dengan nilai-nilai
keduanya.
b. Muhammadiyah disebut sebagai gerakan tajdid (dalam konteks
purifikasi/pemurnian) terutama dalam bidang aqidah dan ibadah, yakni
mengembalikan semua persoalan yang menyangkut aqidah dan ibadah tersebut
pada keaslian ajarannya dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah dari berbagai
tambahan dan pengurangan serta interpolasi berbagai bentuk pemikiran yang
secara intirinsik dan substantif maupun formil berbeda dengan keduanya.
8
Ahmad Siddiq, seorang tokoh ulama Nahdliyin menjelaskan tajdid dalam arti
pemurnian memiliki tiga bentuk sasaran, yaitu pertama I’adah (pemulihan),
yaitu membersihkan ajaran Islam yang tidak murni lagi; kedua Ibanah
(memisahkan), yaitu memisah-misahkan secara cermat oleh ahlinya, mana yang
sunah dan mana pula yang bid’ah; ketiga Ihya’ (menghidupkan), yaitu
menghidup - hidupkan ajaran-ajaran Islam yang belum terlaksana atau yang
terbengkalai (Pasya dan Darban, Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, 2009,
h. 137).

Asas Muhammadiyah adalah Islam, maksudnya adalah asas idiologi persyarikatan


Muhamadiyah adalah Islam, bukan kapitalis dan bukan pula sosialis. Dewasa ini idiologi
yang berkembang di dunia ada tiga yang dominan, yaitu : kapitalis, sosialis dan Islam.
Masyarakat yang beridiologi kapitalis di motori oleh Amerika dan Eropa, setelah usai
perang dingin menunjukkan eksistensinya yang lebih kuat. Sedangkan yang beridiologi
sosialis di motori oleh Rusia dan Cina. Khusus Rusia mengalami depolitisasi pasca
perang dingin, dan cenderung melemah posisi daya tawarnya bagi sekutu-sekutunya.
Sementara masyarakat yang beridiologi Islam memag ada kecenderungan menguat
namun tidak ada pemimpin yang kuat secara politis. Namun idiologi dalam perspektif
Muhammadiyah adalah idiologi gerakan. Idiologi gerakan Muhammadiyah merupakan
sistematisasi dari pemikiran-pemikiran mendasar mengenai Islam yang diproyeksikan dan
diaktualisasikan ke dalam sistem gerakan yang memilki ikatan jama’ah, jam’iyah dan
imamah yang solid. Sejak lahirnya Muhammadiyah memang sudah dapat diketahui asas
gerakannya, namun pada tahun 1938-1942 di bawah kepemimpinan Kyai Mas Mansur
mulai dilembagakan idiologi Muhammadiyah, yaitu dengan lahir konsep Dua Belas
langkah Muhammadiyah. Yaitu memperdalam iman, memperluas faham keagamaan,
memperbuahkan budi pekerti, menuntun amalan intiqad, menguatkan persatuan,
menegakkan keadilan, melakukan kebijaksanaan, menguatkan tanwir, mengadakan
musyawarah, memusyawaratkan putusan, mengawasi gerakan kedalam dan
memperhubungkan gerakan keluar. Dengan lahirnya konsep ini maka Muhammadiyah
tumbuh menjadi paham dan kekuatan sosial-keagamaan dan sosial politik tertentu di
Indonesia.

C. Keanggotaan Muhammadiyah
1. Anggota Biasa harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

9
a. Warga Negara Indonesia beragama Islam
b. Laki-laki atau perempuan berumur 17 tahun atau sudah menikah
c. Menyetujui maksud dan tujuan Muhammadiyah
d. Bersedia mendukung dan melaksanakan usaha-usaha Muhammadiyah
e. Mendaftarkan diri dan membayar uang pangkal.
2. Anggota Luar Biasa ialah seseorang bukan warga negara Indonesia, beragama Islam,
setuju dengan maksud dan tujuan Muhammadiyah serta bersedia mendukung amal
usahanya.
3. Anggota Kehormatan ialah seseorang beragama Islam, berjasa terhadap
Muhammadiyah dan atau karena kewibawaan dan keahliannya diperlukan atau
bersedia membantu Muhammadiyah.
4. Tatacara menjadi anggota diatur sebagai berikut:
a. Anggota Biasa
 Mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pimpinan Pusat dengan
mengisi formulir disertai kelengkapan syarat-syaratnya melalui Pimpinan
Ranting atau Pimpinan amal usaha di tempat yang belum ada Ranting,
kemudian diteruskan kepada Pimpinan Cabang.
 Pimpinan Cabang meneruskan permintaan tersebut kepada Pimpinan Pusat
dengan disertai pertimbangan.
 Pimpinan Cabang dapat memberi tanda anggota sementara kepada calon
anggota, sebelum yang bersangkutan menerima kartu tanda anggota dari
Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Bentuk tanda anggota sementara ditetapkan
oleh Pimpinan Pusat.
 Pimpinan Pusat memberi kartu tanda anggota Muhammadiyah kepada calon
anggota biasa yang telah disetujui melalui Pimpinan Cabang yang
bersangkutan
b. Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan
Tata cara menjadi Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan diatur oleh
Pimpinan Pusat.
5. Pimpinan Pusat dapat melimpahkan wewenang penerimaan permintaan menjadi
Anggota Biasa dan memberikan kartu tanda anggota Muhammadiyah kepada
Pimpinan Wilayah. Pelimpahan wewenang tersebut dan ketentuan pelaksanaannya
diatur dengan keputusan Pimpinan Pusat.
6. Hak Anggota
10
a. Anggota biasa:
 Menyatakan pendapat di dalam maupun di luar permusyawaratan.
 Memilih dan dipilih dalam permusyawaratan.
b. Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan mempunyai hak menyatakan
pendapat.
7. Kewajiban Anggota Biasa, Luar Biasa, dan Kehormatan:
a. Taat menjalankan ajaran Islam
b. Menjaga nama baik dan setia kepada Muhammadiyah serta perjuangannya
c. Berpegang teguh kepada kepribadian serta keyakinan dan cita-cita hidup
Muhammadiyah
d. Taat pada peraturan Muhammadiyah, keputusan musyawarah, dan kebijakan
Pimpinan Pusat
e. Mendukung dan mengindahkan kepentingan Muhammadiyah serta melaksanakan
usahanya
f. Membayar iuran anggota
g. Membayar infaq
8. Anggota biasa, luar biasa, dan kehormatan berhenti karena:
a. Meninggal dunia
b. Mengundurkan diri
c. Diberhentikan oleh Pimpinan Pusat
9. Tata cara pemberhentian anggota.
a. Anggota Biasa:
1. Pimpinan Cabang mengusulkan pemberhentian anggota kepada Pimpinan
Daerah berdasarkan bukti yang dapat dipertanggung jawabkan.
2. Pimpinan Daerah meneruskan kepada Pimpinan wilayah usulan
pemberhentian anggota dengan disertai pertimbangan.
3. Pimpinan Wilayah meneruskan atau tidak meneruskan usulan pemberhentian
anggota kepada Pimpinan Pusat setelah melakukan penelitian dan penilaian.
4. Pimpinan Wilayah dapat melakukan pemberhentian sementara (skorsing) yang
berlaku paling lama 6 (enam) bulan selama menunggu proses pemberhentian
anggota dari Pimpinan Pusat.
5. Pimpinan Pusat, setelah menerima usulan pemberhentian anggota,
memutuskan memberhentikan atau tidak memberhentikan paling lama 6
(enam) bulan sejak diusulkan oleh Pimpinan Wilayah.
11
6. Anggota yang diusulkan pemberhentian keanggotaannya, selama proses
pengusulan berlangsung, dapat mengajukan keberatan kepada Pimpinan
Cabang, Pimpinan Daerah, Pimpinan Wilayah, dan Pimpinan Pusat. Setelah
keputusan pemberhentian dikeluarkan, yang bersangkutan dapat mengajukan
keberatan kepada Pimpinan Pusat.
7. Pimpinan Pusat membentuk tim yang diserahi tugas mempelajari keberatan
yang diajukan oleh anggota yang diberhentikan. Pimpinan Pusat menetapkan
keputusan akhir setelah mendengar pertimbangan tim.
8. Keputusan pemberhentian anggota diumumkan dalam Berita Resmi
Muhammadiyah.
b. Anggota Luar Biasa dan Kehormatan diberhentikan atas keputusan Pimpinan
Pusat.
D. Keorganisasian Muhammadiyah
1. Aisyiyah (bergerak di kalangan wanita ibu-ibu)
Aisyiyah merupakan wadah pejuangan dan amal usaha bagi kaum perempuan
Muhammadiyah. Kedudukannya sebagai ortom Muhammadiyah tidak sama dengan
ortom-ortom yang lain karena gerak dan kegiatan Aisyiyah seimbang dengan gerak
dan kegiatan kaum laki Muhammadiyah. Karena itulah pada Muktamar 44 di jakarta,
maka Aisyiyah dinyatakan sebagai “ortom khusus” atau organisasi otonom khusus,
Aisyiyah didirikan oleh kyai H Ahmad Dahlan yang bermula dari kumpulan
pengkajian kaum ibu yang dibimbing oleh beliau yang bernama pengajian “Sopo
Tresno”. Kegiatan pengajian disesuaikan dengan kegiatan Muhammadiyah, dengan
tujuan mendidik kaum ibu untu berorganisasi dalam melaksanakan agama islam. Pada
tanggal 27 Rajab 1335 Hijriyah bertepatan tanggal 19 mei 1917 Miladiyah, pengajian
Sopo Tresno resmi berganti nama dengan “Aisyiyah yang berarti pengikut ibu Aisyah
Ra.
Diantara kegiatan-kegiatan atau amal usaha ‘Aisyiyah ialah :
a. Menyelenggarakan pendidikan kelompok bermain dan TK Aisyiyah Bustanul
Athfal
b. Menyelenggarakan taman pendidikan Al-qur’an
c. Mengasuh dan menyantuni anak yatim baik di dalam panti maupun non panti
(asuhan keluarga)
d. Mendirikan sekolah perawat dan sekolah bidan
e. Membina para remaja putri melalui Nasyiatul ‘Aisyiyah
12
f. Membina desa Qoryah Thayibah
g. Membina wanita desa
h. Membina keluarga sakinah
i. Membina muallaf
j. Menyelenggarakan bimbingan Haji ‘Aisyiyah
k. Menerbitkan majalah suara ‘Aisyiyah
2. Nasyiatul ‘Aisyiyah
Nasyiatul ‘Aisyiyah bermula dari perkumpulan pelajar atau remaja putri yang
dibimbing oleh kyai dan nyai dahlan yang bernama “Siswo Proyo Wanito”. Mereka
dididik dengan pendidikan agama islam, ketrampilan wanita seperti memasak,
menjahit, menyulam, dan pendidikan kewanitaan yang harus di miliki oleh calon ibu
rumah tangga. Perkumpulan itu akhirnya berganti nama dengan Nasyiyatul ‘Aisyiyah
yang berarti tunas atau kader ‘Aisyiyah. Di resmikan pada tanggal 28 Dzulhijjah 1349
H bertepatan dengan tanggal 16 mei 1931 M. Lambang Nasyiatul ‘Aisyiyah adalah :
seuntai padi yang berisi 12 butir, bertangkai 4 helai (2 pasang) daun hijau yang
ditegakkan diatas pita dengan semboyang atau tulisan arab : “Al biru manittaqo.”
Berada dalam lingkaran yang bertulisan Nasyiatul ‘Aisyiyah puteri Muhammadiyah.
3. Pemuda Muhammadiyah (PM)
Pemuda Muhammadiyah berawal dari perkumpulan para pemuda yang bernama
“Siswo Proyo Priyo”. Pada tahun 1918 anak-anak muda tersebut dididik dalam
kepanduan Hizbul Watha. Sebelum ditetapkan sebagai ortom, perkumpulan pemuda
muhammadiyah ini menjadi bagian dari organisasi Muhammadiyah Majelis pemuda.
Pada tanggal 25 Zulhijjah 1350 H, bertepatan dengan tanggal 2 mei 1932 M. Pemuda
Muhammadiyah resmi sebagai organisasi otonom Muhammadiyah. Lambang pemuda
Muhammadiyah : “setangkai kucup melati berkelopak enam, berdaun bunga lima,
dengan dua helai daun diatas pita yang bertuliskan “Fastabiqul Khairat” dengan
tulisan arab.
4. Ikatan Remaja Muhammadiyah
Mulanya bernama Ikatan Remaja Muhammadiyah (IPM) sebagai wabah bagai
pelajar di lingkungan sekolah Muhammadiyah, yang telah resmi sebagai ortom
Muhammadiyah sejak tanggal 18 juli 1961. Organisasi IPM ini telah berjalan dan
berkembang dari tingkat ranting hingga pusat dan telah beberapa kali
menyelenggarakan muktamar. Pada tahun 1992 merupakan catatan sejarah bagi IPM,
organisasi pelajar ini dianggap berbenturan dengan osis (organisasi siswa intra
13
sekolah). Sehingga harus berganti nama dengan ikatan remaja muhammadiyah dalam
rangka mencapai tujuan IPM sebagaimana tercantum dalam ad nya
adalah :”Terbentuknya remaja muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri
sendiri dan berguna bagi masyarakat tujuan muhammadiyah.
Lambang IPM : gambaran perisal terbentuk prna dengan penampang berlapis
lima yang berwarna hitam, merah, kuning, putih dan hijau, bertulisan semboyan
dengan huruf arab: ”Nun, wal qolami wama yasturun”.
5. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Terbentunya IMM adalah atas prakasa pp pemuda muhammadiyah di yogyakarta,
yang membentuk kelompok belajar (study group) bagi para mahasiswa
muhammadiyah.
Kelompok inilah ang menjadi cikal bakal organisasi otonom IMM yang
diresmikan pada tanggal 14 maret 1964. Perkembangan IMM seirama denga
perkembangan perguruan tinggi muhammadiyah, dimana ada perguruan tinggi negeri
maupun suwasta yang bukan muhammadiyah maupun IMM dapat tumbuh. Hal ini
merupakan sesuatuyang mengagumkan. Lambang ikatan mahasiswa muhammadiyah:
penampang perisai pena yang berlapis tiga, berwarna hitam, kuning, dan merah,
ditengahnya terdapat sinar matahari yang diatasnya ada gambar lambang pemuda
muhammadiya, dan diatasnya terdapat tulisan IMM.
6. Tapak Suci Putera Muhammadiyah
Didirikan di Yogyakarta pada tanggal 31 juli 1963. Tapak suci putra
muhammadiyah adalah perkumpulan bela diri atau perguruan seni bela diri yang
bertujuan untuk mendidik dan mambela ketangkasan dan ketrampilan seni bela diri
yang sesuai dan tidak menyimpang dari ajaran islam. Motto tapak suci adalah :
Dengan “tapak suci” jasmani kita sehat, jiwapun dsehat, pikiran pun cerdas, dan hati
selalu suci.
Lambang tapak suci mempunyai makan : “bertekad bulat mengagumkan asma
allah, kekal abadi, menyemerbakkan keharuman yang sempurna, kesucian hati dalam
menunaikan rukun iman dan rukun islam, serta mengutamakan keakraban, kejujuran
dan kerendahan hati.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah didirikan tahun oleh ketua pengurus
besar Muhammadiyah 1942 sampai 1953 yaitu Ki Bagus H Hadikusuma dengan
bantuan beberapa sahabatnya.
2. Latar belakang didirikanya Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah yaitu
adanya kekeburan dalam Muhammadiyah sebagai akibat dari proses kehidupnya
sesudah lebih dari 30 tahun yang ditandai oleh:
a. Terdesaknya pertumbuhan dan perkembangan jiwa/roh Muhammadiyah oleh
perkembangan lahiriah.
b. Masuknya pengaruh dari luar yang tidak seuai yang sudah menjadi lebih kuat.
B. Saran
Demikian makalah ini saya buat, terima kasih atas partisipasi saudara serta teman-
teman, adapun kritik dan saran dari saudara serta teman-teman sekalian saya ucapkan
banyak terima kasih.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://pimpinancabangmuarapadang.wordpress.com/about/sekilas-pcm-muara-padang-1/mukadimah-
anggaran-dasar-muhammadiyah/

http://mahmuddin1990.blogspot.com/2015/04/identitas-dan-asas-muhammadiyah.html?m=1

http://m.muhammadiyah.or.id/id/2-content-52-det-anggaran-rumah-tangga.html

https://www.scribd.com/doc/60299273/KEORGANISASIAN-MUHAMMADIYAH

16

Anda mungkin juga menyukai