BAB VIII
ARTIKEL DAN MAKALAH
8.1 Artikel
Artikel ialah karya tulis lengkap (pembuka, isi, penutup) yang dimuat
di jurnal ilmiah, majalah, buletin, ataupun surat kabar. Seiring dengan
perkembangan zaman, saat ini marak artikel online yang bisa diunduh
melalui internet. Artikel terbagi menjadi tiga jenis, yakni (1) artikel hasil
penelitian, (2) artikel nonpenelitian, dan (2) artikel populer.
a. Judul
Penulisan judul artikel berkisar 512 kata. Dengan demikian, judul
tidak terkesan terlalu pendek atau terlalu panjang. Di samping itu, judul
harus mampu merepresentasikan isi artikel secara keseluruhan. Dengan
begitu, pembaca minimalbisa memahami isi artikel tatkala membaca
judul.
Artikel dan Makalah 76
b. Nama Penulis
Nama penulis dalam artikel hasil penelitian ditulis tanpa gelar
akademik. Namun, ada pula yang menuliskan nama disertai gelar akademik.
Keduanya sama-sama diperkenankan. Selain nama, biasanya dicantumkan
pula nama lembaga dan alamat pos-el si penulis agar pihak redaktur jurnal
atau pembaca artikel bisa berkorespondensi.
Suhartono
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Unesa
ABSTRACT
So far the study of oral literature, especially folktale does not reach secluded
area. This is ironic if it related with realitythat secluded areas folkltale still has
culture and characteristic functions of its society. In this research, it will be sown
the representatif on Mandangin Islands folkltale (CRPM) based on structural
antrhopology C. Levi-Strauss. This qualitatif research uses Mandangin Islands
folktale as the object. In collecting the data, it is used observing technique (by
recording and writing) and interview. The oral data is then transcripted, translated,
and analized using the flow model.Based on the analysis, it can be concluded that
CRPM dealing with structureal antrhopology show some logic as follow, first, life
conception. Here, there are three cotomis, those are (a) faitfully and trusted to a
person, (b) unfaitfully and untrusted to a person, and (c) liminitas person. Second,
supertitious conception. Here, CRPM draws that this universe show diadik types,
those are supertitious and leadership conception. Here, CRPM draws arbitrary
leadership. Never the less, the people is so obedient to their leader. This is causes by
respect and cult from the people themselves.
d. Pendahuluan
Pendahuluan tidak diberi judul (tetapi ada juga yang diberi judul),
ditulis langsung setelah abstrak dan kata kunci. Bagian ini memaparkan
kajian pustaka yang berisi paling sedikit tiga gagasan, yakni (1) latar
belakang/rasional penelitian, (2) masalah dan wawasan rencana pemecahan
masalah, dan (3) rumusan tujuan penelitian (dan harapan tentang manfaat
hasil penelitian) (Saukah dkk., 2007:44). Selain itu, dipaparkan pula
penelitian terdahulu yang relevan. Hal ini dilakukan agar penelitian yang
dilakukan bersifat orisinal/modifikasi/hibridasi/reduplikasi.
Sebagai kajian pustaka, bagian ini harus disertai rujukan yang bisa
dijamin otoritas penulisnya. Jumlah rujukan harus proporsional. Jika terlalu
sedikit, terkesan tidak akademis. Jika terlalu banyak, terkesan seperti
pemulung yang hanya memunguti kutipan dari sana-sini tanpa argumentasi
dari si pengutip. Pembahasan kepustakaan harus disajikan dengan singkat,
jelas, dan padat serta langsung menukik pada masalah yang diteliti (Saukah
dkk., 2007:44). Dengan tukikan yang tepat, akan menghasilkan analisis yang
tepat pula.
e. Metode Penelitian
Metode penelitian berisikan (1) bagaimana data dikumpulkan, (2)
siapa sumber data, dan (3) bagaimana data tersebut dianalisis (Saukah dkk.,
2007:44). Adapun untuk penelitian kualitatif (misal, budaya atau sastra lisan)
perlu dihadirkan (1) subjek penelitian, (2) etnografi, (3) teknik wawancara,
dan (4) berapa lama peneliti melakukan penelitian.
h. Daftar Rujukan
Daftar rujukan harus lengkap dan ditulis sesuai dengan pedoman
jurnal ilmiah masing-masing lembaga (gaya selingkung). Selengkapnya
penulisan daftar rujukan lihat bab IX buku ini.
b. Nama Penulis
Nama penulis dalam artikel nonpenelitian ditulis tanpa gelar
akademik. Namun, ada pula yang menuliskan nama disertai gelar akademik.
Keduanya sama-sama diperkenankan. Selain nama, biasanya dicantumkan
pula nama lembaga dan alamat pos-el si penulis agar pihak redaktur jurnal
atau pembaca artikel bisa berkorespondensi.
Artikel dan Makalah 79
Abstrak
Mengangkat kondisi sosial dan politik ke dalam karya sastra tidak selamanya
harafiah. Realita tidak selamanya harus harafiah. Realita dalam fiksi justru dapat
bertolak belakang dengan realita dalam masyarakat. Paradoks dapat terjadi karena
adanya harapan akan adanya realita yang lebih baik. dominasi politik dalam sastra
Indonesia tampak pada dua hal, yakni (1) pengelompokan angkatan dan novel-novel
perang. Namun, selepas agkatan 66 dan novel-novel perang Pamudya Ananta Toer
dan Mochtar Lubis, peran politik dalam sastra Indonesia memudar. Sastra Indonesia
tidak lagi melahirkan karya sastra yang signifikan sebagai respons terhadap masalah
politik, namun lebih merespon pada kondisi sosial.
d. Pendahuluan
Pada bagian ini berisikan fenomena/latar belakang mengapa tulisan
tersebut diangkat sebagai artikel. Selain itu, dipaparkan pula pentingnya
tulisan tersebut dipaparkan. Karena bersifat nonpenelitian, pada
pendahuluan perlu menggunakan bahasa menarik, provokatif, dan
memunculkan kebaruan agar mampu menarik minat pembaca.
Artikel dan Makalah 80
e. Pembahasan
Bagian pembahasan merupakan segmen terpenting dalam artikel
nonpenelitian sebab di dalamnya menjawab apa yang dimunculkan dalam
pendahuluan.
f. Penutup
Bagian penutup berkait dengan simpulan dan saran yang dipaparkan
oleh penulis.
g. Daftar Rujukan
Daftar rujukan harus lengkap dan ditulis sesuai dengan pedoman
jurnal ilmiah masing-masing lembaga (gaya selingkung). Penulisan daftar
rujukan selengkapnya lihat pada bab X buku ini.
Petikan artikel 1:
Kritikus Seni sudah Mati
Oleh: Arif Bagus
Kritikus seni sudah mati, kata Prof. Ronan McDonald dalam The
Death of Critic (2007). Era kritikus sebagai penentu selera publik dan
konsumsi kultural telah berlalu. Dulu, khususnya pada masa puncak
modernisme pada abad ke-20, kritikus seni (termasuk kritikus sastra)
menduduki peran hierarkis sebagai figur yang dipandang lebih tahu
tentang seni daripada orang kebanyakan. Kritikus seni menjadi sosok
anutan yang sabdanya diyakini berbobot istimewa dan layak diimani
khalayak. Pada era posmodern abad ke -21, sekarang, aspek hierarkis
tersebut kian pudar ditelan perubahan besar dalam relasi sosial dan
pergeseran sikap masyarakat terhadap nilai dan penilaian seni.
(Diadaptasi dari Kompas, 9 Januari 2011)
Artikel dan Makalah 82
Petikan artikel 2:
Roda republik ini bisa berjalan lancar jika dua elemen demokrasi
dan hukumberada pada koridornya. Meski sudah tidak lagi menjalani
demokrasi terpimpin sebagaimana pada era Orla, atau demokrasi pura-
pura pada zaman Orba, demokrasi kita saat ini sedang berjalan, tertatih-
tatih, terkadang diwarnai chaos di sana-sini. Sebagian besar juga masih
berada di tangan orang-orang yang berduit. Setidaknya, ini bisa dilihat dari
pilgub, pilbub, dan pilwali. Hukum? Menyedihkan. Pengungkapan kasus
hukum masih jauh dari harapan.
(Diadaptasi dari Jawa Pos, 9 Januari 2011)
8.2 Makalah
Makalah berasal dari bahasa Arab ma qallatun yang artinya sesuatu
yang dibicarakan atau bahan bicaraan. Karena bahan itu lazimnya ditulis di
kertas, makalah sering disebut juga sebagai kertas kerja (work paper) atau
orang sering menyingkatnya dengan paper (Yonohudiyono dkk., 2007).
Jenis makalah terbagi menjadi tiga, yakni deduktif, induktif, dan
campuran. Makalah deduktif ialah makalah yang penulisannya didasarkan
pada kajian teoretis yang relevan dengan masalah yang dibahas. Kedua,
makalah induktif. Makalah induktif ialah makalah yang disusun berdarakan
data empiris di lapangan yang relevan dengan masalah yang dibahas. Ketiga,
makalah campuran. Makalah campuran ialah makalah yang penulisannya
menggabungkan kajian teoretis dengan data empiris yang relevan dengan
masalah yang dibahas (Saukah, dkk. 2007:4950). Untuk sistematika
penulisan makalah biasanya bergantung pada gaya selingkung tiap lembaga.
Namun, secara umum, sistematika makalah terbagi menjadi tiga bagian,
yakni (1) pendahuluan, (2) isi, dan (3) penutup.
Untuk makalah, jumlah halaman berkisar 1525 halaman. Artikel
jenis makalah yang berjumlah 1525 halaman biasanya dipaparkan pada
kegiatan seminar, pelatihan, diskusi, workshop, ataupun presentasi. Makalah
yang telah disajikan pada seminar, pelatihan, diskusi, workshop terkadang
dimasukkan ke dalam jurnal ilmiah (tetapi diubah formatnya sesuai dengan
format artikel jurnal ilmiah).
Artikel dan Makalah 83
b. Memilih Topik
Penulis pemula sering mengalami kesulitan ketika harus memulai
menulis makalah. Jika mengalami kondisi seperti ini, dapat dilakukan
Artikel dan Makalah 84
Syarat
No Topik Tersedia
Dikuasai Tertarik Manfaat
Bahan
1
2
3
4
5
Jadi, topik yang saya pilih:
c. Membatasi Topik
Biasanya topik yang dipilih masih terlalu luas, artinya belum
terfokus cakupannya. Oleh karena itu topik perlu dibatasi. Pembatasan topik
dapat dilakukan dengan diagram pohon atau diagram jam (Keraf, 1991:112--
113; Akhadiah, 1991: 8-9). Di bawah ini disajikan cara membatasi topik
dengan menggunakan diagram pohon.
Cara pembatasan topik dengan diagram pohon mengikuti langkah-
langkah berikut. Tulislah topik terpilih di tengah atas kertas buram. Inilah
cabang 1! Rincilah di bawahnya hal-hal yang mungkin dibahas dalam topik
itu. Inilah cabang 2! Selanjutnya, pilihlah salah satu dari rincian pada cabang
2 itu yang akan menjadi fokus pembicaraan. Pilihan fokus dapat didasarkan
pada kriteria pemilihan topik atau dapat juga ditambahkan syarat
keaktualan. Pertanyakan kembali hal-hal apa saja di rincian yang terpilih
pada cabang 2 itu yang dapat dituliskan. Tuliskanlah di bawahnya!. Inilah
cabang 3! Pilih kembali fokus tertentu dari hasil rincian pada cabang 3
terakhir. Rinci kembali pilihan itu di cabang 4!. Begitu seterusnya sampai
didapat topik cukup terbatas. Yang ideal pembatasan topik dilakukan sampai
cabang 4 atau cabang 5. Perhatikan contoh pada gambar 1.
Keluarga Berencana
Tujuan Peranan
Perkembangan
Pengendalian Peningkatan
Pertumbuhan Penduduk Kualitas Hidup
batasan sampai cabang 3! Penduduk mana? Dalam hal ini adalah penduduk
desa. Itulah hasil pembatasan sampai cabang 4! Desa maju atau desa
tertinggal? Misalnya dipilih desa tertinggal. Jadi secara keseluruhan, sampai
dengan pembatasan topik cabang 5, topik makalah menjadi terbatas pada
peran keluarga berencana dalam pengendalian pertumbuhan penduduk
desa tertinggal.
d. Merumuskan Judul
Dari hasil pembatasan topik, barulah dirumuskan judul makalah.
Syarat rumusan judul makalah ialah sesuai dengan topik, singkat, bentuk
frasa, dan lugas. Rumusan judul tidak menyimpang dari topik terpilih. Jika
topik terpilih semula tentang A, rumusan judul juga tetap mengungkapkan
topik A, bukan A plus, bukan A minus atau bahkan B, C, atau D. Jadi, jika topik
yang dipilih peranan keluarga berencana, misalnya, maka setelah menjadi
judul berdasarkan hasil pembatasan topik haruslah tetap peranan keluarga
berencana. Jika bukan itu, pastilah rumusan judul itu tidak benar.
Rumusan judul makalah harus diupayakan sesingkat-singkatnya.
Pilihlah bentuk terpendek dari kemungkinan yang ada. Karena itu,
hindarkanlah penggunaan kata yang tidak fungsional dalam judul! Jangan
berpanjang-panjang sampai melebihi dua belas kata! Rumusan judul pun
sebaiknya dalam bentuk frasa benda, bukan frasa kerja, dan bukan kalimat.
Mengapa demikian? Judul adalah topik yang terbatas, dan topik adalah hal
yang dibahas, sedangkan hal mengacu pada benda. Oleh karena itu, rumusan
yang sesuai adalah frasa atau gatra benda. Mengapa bukan kalimat? Judul
bukanlah sintesis gagasan, atau simpulan tulisan, karena itu tidak
diruimuskan dalam bentuk kalimat. Bentuk kalimat atau proposisi sudah
mengungkapkan sintesis atau simpulan tertentu.
Judul makalah harus bermakna lugas, bukan kias. Mengapa
demikian? Karya ilmiah, termasuk makalah, haruslah mengeksplesitkan
gagasannya pada semua bagain tulisan. Gagasan, pendapat, contoh, bukti
harus dinyatakan secara langsung, bukan secara tidak langsung atau implisit.
Kata bermakna kias tidak mengeksplisitkan hal tersebut. Oleh karena itu,
tidak sesuai untuk karya ilmiah. Di samping itu. jangan menggunakan kata
yang bermakna ganda, konotatif, tetapi gunakan yang bermakna denotatif!
Cara perumusan judul dilakukan dengan menggunakan unsur hasil
pembatasan topik. Artinya gunakanlah kata-kata yang dirinci atau batasi
dalam pembatasan topik. Jangan menggunakan kata yang tidak terpilih dalam
rincian pembatasan topik. Contoh untuk itu sebagai berikut. Dari hasil
Artikel dan Makalah 88
pembatasan topik (Gambar 1), Kita lakukan pembatasan atau perincian pada
unsur atau kata keluarga berencana, peranan, pengendalian
pertumbuhan penduduk, penduduk desa, dan desa tertinggal. Tentu saja,
rumusan judul makalah tinggal merangkaikan unsur-unsur tersebut, dengan
tetap berpegang pada syarat-syarat rumusan judul: sesuai topik, singkat,
bentruk frasa, dan lugas. Manakah di antara kemungkinan rumusan judul
berikut yang memenuhi syarat-syarat tersebut?
e. Merumuskan Tesis
Tesis adalah gagasan sentral megenai topik tulisan yang merupakan
landasan bagi seluruh kegiatan dalam proses penulisan. Fungsi tesis dalam
sebuah tulisan sama dengan fungsi kalimat utama dalam sebuah paragraf.
Rumusan tesis berisi pokok pikiran yang dinyatakan dalam kalimat yang
spesifik.
Artikel dan Makalah 89
b. Mengembangkan Penguat
Dalam penulisan makalah yang berintikan pengembangan gagasan
dalam paragraf-paragraf tersebut tidak jarang digunakan pendapat, gagasan,
data yang telah dikemukakan oleh orang lain baik dalam buku ataupun
penerbitan lain (majalah, jurnal, koran). Penggunaan kutipan itu
dimaksudkan sebagai penegasan, pembuktian atau pembandingan pendapat.
Secara jujur penulis makalah harus mempertanggungjawabkan kutipan itu.
Secara lebih terinci teknik pengutipan akan dibicarakan pada bab lain dari
buku ini.
dengan sinar laser. Teori menjadi pencerahan data dan fakta yang telah
tersaji.
Setelah semua permasalahan dibahas satu persatu dalam bagian
pembahasan, makalah diakhiri dengan penyimpulan. Bagian penyimpulan
berisi jawaban atau simpulan atas masalah yang diajukan. Simpulan
hendaknya sesuai dengan proposisi-proposisi yang telah ditemukan pada
bagian pembahasan. Pada bagian pembahasan sesungguhnya telah ada
simpulan-simpulan kecil. Itulah yang dimaksud proposisi dalam hal ini. Atas
dasar proposisi tersebut, dirumuskan simpulannya. Akan tetapi harus
diingat, bahwa simpulan bukan mengulang lagi yang sudah dikemukakan
pada bagian sebelumnya. Jika pengulangan itu terjadi, namanya resume atau
rangkuman. Simpulan berbeda dengan rangkuman.
Setelah penarikan simpulan, pada bagian ini dapat juga ditambahkan
atau diikuti saran atau ajungan (rekomendasi). Hendaklah hanya diajukan
saran atau anjungan yang relevan dengan pokok masalah. Lebih baik tidak
perlu dicantumkan saran daripada saran tersebut tidak bergayut dengan
pokok masalahnya. Singkatnya, saran tidak boleh keluar dari pokok masalah
makalah.
Hal yang juga tidak boleh dilupakan dalam makalah adalah
penyertaan atau pencantuman daftar rujukan. Daftar rujukan memuat
pustaka-pustaka yang dirujuk dalam makalah. Sekali lagi, yang dicantumkan
hanyalah pustaka yang dirujuk.