Anda di halaman 1dari 12

TUGAS FISIKA

ALAT – ALAT OPTIK (MATA)


CACAT MATA

OLEH :
NAMA : NI PUTU MIRNA SARI
NO : 22
KELAS : X MIPA 3

SMAN 1 ABIANSEMAL
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena
berkat Rahmat dan Karunia-Nyalah, kami diberi kesempatan untuk menyelesaikan
makalah tentang “ALAT – ALAT OPTIK (MATA) – CACAT MATA” ini. Tidak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada guru pembimbing dan teman – teman yang telah
pemberi dukungan dalam menyelesaikan makalah ini sesuai dengan rencana.
Makalah tentang “ALAT – ALAT OPTIK (MATA) – CACAT MATA ini disusun
sebagai bentuk proses belajar mengembangkan kemampuan siswa. Kami menyadari dalam
pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan kami di masa yang akan
datang.
Kami berharap semoga dengan selesainya makalah ini, dapat bermanfaat bagi
pembaca dan teman – teman, khususnya dalam memperluas wawasan dan ilmu
pengetahuan tentang “ALAT – ALAT OPTIK (MATA) – CACAT MATA”. Atas
perhatiannya dan kerjasama teman – teman beserta para pembimbing kami ucapkan
terimakasih.
Badung, 13 Mei 2016
Penulis

(Ni Putu Mirna Sari)

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .........................................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah .....................................................................................................2
1.4 Manfaat Makalah ...................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................4
2.1 Miopi (Rabun Jauh) ............................................................................................. 4
2.2 Hipermetropi (Rabun Dekat) ................................................................................6
2.3 Presbiopi (Mata Tua) ........................................................................................... 7
2.4 Astigmatisma ........................................................................................................9
2.5 Buta Warna ...........................................................................................................10
BAB III PENUTUP ............................................................................................................11
3.1 Kesimpulan .........................................................................................................11
3.2 Saran – Saran .......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................12
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Kemajuan teknologi telah membawa dampak yang positif bagi kehidupan manusia.
bBerbagai peralatan elektronik diciptakan untuk dapat menggantikan berbagai fungsi
organ atau menyelidiki fungsi dan penyimpangan pada organ tubuh manusia. Alat optik
adalah contohnya. Seperti yang telah dikettahui, alat optik merupakan alat-alat yang salah
satu atau lebih komponennya menggunakan benda optik, seperti: cermin, lensa, serat optik
atau prisma. Prinsip kerja dari alat optik adalah dengan memanfaatkan prinsip pemantulan
cahaya dan pembiasan cahaya. Pemantulan cahaya adalah peristiwa pengembalian arah
rambat cahaya pada reflektor. Pembiasan cahaya adalah peristiwa pembelokan arah rambat
cahaya karena cahaya melalui bidang batas antara dua zat bening yang berbeda
kerapatannya.
Salah satu alat optik alamiah yang merupakan salah satu anugerah dari Sang
Pencipta adalah mata. Kita hidup didunia ini merupakan berkah dari Tuhan maha pencipta,
dan kita dijadikan manusia ini merupakan makhluk yang paling sempurna. Kita juga diberi
Panca indra yang dapat kita fungsikan sesuai keguanaannya masing-masing, salah satunya
adalah mata yang berguna sebagai alat optik alami .
Sebagai makhluk paling sempurna, manusia dianugerahi sepasang mata yang luar
biasa. Mata manusia dibekali kemampuan yang dapat melihat benda-benda yang jauh
maupun benda-benda yang dekat dengan mata. Hal ini disebabkan daya akomodasi mata
yang masih baik. Mata yang masih normal disebut emmetrop. Mata normal akan melihat
dengan jelas sedekat-dekatnya 25 cm dan sejauh-jauhnya tak terhingga.
Tidak semua orang memiliki titik dekat dan titik jauh yang normal. Ada beberapa
orang yang sudah tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda dekat atau atau tidak bisa
melihat benda-benda jauh, atau kedua-duanya, ataupun orang yang memiliki gangguan
mata lainnya. Keadaan ini disebut dengan Cacat Mata. Namun, cacat mata mampu diatasi
dengan kacamata ataupun lensa tertentu.
Dilatarbelakangi hal – hal diatas, penulis mengangkat sebuah judul makalah yang
selanjutnya akan dibahas, yakni : “Alat – Alat Optik (Mata) – Cacat Mata”.

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik beberapa rumusan msalah
yang selanjutnya akan dibahas, yakni :
1. Apakah yang dimaksud cacat mata miopi (rabun jauh)?
2. Apakah yang dimaksud cacat mata hipermetropi (rabun dekat)?
3. Apakah yang dimaksud cacat mata presbioi (rabun tua)?
4. Apakah yang dimaksud cacat mata astigmatisma?
5. Apakah yang dimaksud cacat mata buta warna?

1.3.Tujuan Makalah
Ada beberapa tujuan dalam pembuatan makalah ini, yaitu :
1. Membantu siswa memahami jenis – jenis cacat mata.
2. Membantu siswa memahami gejala – gejala cacat mata.
3. Membantu siswa mengetahui orang – orang yang berpotensi terkena cacat mata.
4. Membantu siswa dalam mengetahui jenis kacamata yang dapat digunakan untuk
mengatasi cacat mata.
5. Membantu siswa mengetahui kekuatan lensa yang dibutuhkan.

1.4.Manfaat Makalah
Ada dua manfaat dari makalah ini, yaitu manfaat akademik dan manfaat praktis.
Manfaat akademik yaitu dalam makalah ini, penulis berharap hasilnya mampu
memberikan sumbangan bagi Ilmu Alam khususnya mengenai alat optik.
Selain manfaat akademik, diharapkan hasil makalah ini juga mampu memberikan
sumbangan secara praktis, yaitu memberi sumbangan pemikiran mengenai alat optik serta
memberi sumbangan kepada semua pihak yang terkait dalam alat optik (mata) khususnya
tentang cacat mata.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Miopi (Rabun Jauh)


A. Pengertian Miopi (Rabun Jauh)
Miopi atau rabun jauh adalah salah satu jenis cacat mata yang penglihatannya
tampak buram jika melihat benda-benda jauh. Hal ini disebabkan bola mata terlalu tebal.
Kecilnya daya akomodasi menyebabkan berkas cahaya yang seharusnya tiba di retina
berpotongan di depan retina. Dengan kata lain, bayangan berada jauh di depan retina.
B. Penyebab Miopi (Rabun Jauh)
 Genetis. Sebagian besar kasus rabun jauh disebabkan oleh penurunan sifat dari
orang tua.
 Ras. Ternyata, orang Asia memiliki kecenderungan miopia yang lebih besar (70% -
90%) dari pada orang Eropa dan Amerika (30% - 40%). Paling kecil adalah Afrika
(10% - 20%).
 Kekurangan makanan bergizi pada masa pertumbuhan hingga usia 12 tahun.
 Kebiasaan buruk, misalnya kebiasaan melihat jarak dekat secara terus menerus
seperti membaca, melihat media visual (televisi, komputer, gadget) dalam jarak
dekat, membaca sambil tiduran, dan membaca di tempat yang kurang cahaya
(remang).

C. Pencegahan Miopi
1) Mengkonsumsi makanan bergizi khususnya yang mendukung kesehatan mata
seperti telur, brokoli, buah alpukat, wortel dan bayam..
2) Membaca jangan terlalu dekat (minimal sepanjang siku anda)
3) Membacalah di ruangan yang cukup terang
4) Jangan membaca sambil tiduran
5) Hindari menonton tv/main play station terlalu dekat secara terus menerus
6) Hindari memakai komputer dengan monitor terlampau dekat. Sekali- sekali
pandanglah ke tempat yang jauh.
7) Bermainlah di luar rumah selama 2-3 jam setiap hari dan lihat obyek yang jauh
8) Berolahragalah agar otot-otot anda termasuk mata jadi kuat.

D. Lensa yang Digunakan Mengatasi Miopi


Untuk mengatasi Rabun Jauh adalah dengan menggunakan kacamata minus atau lensa
kontak (ukurannya dapat diketahui melalui periksa mata ke dokter atau di toko kacamata yang
memiliki alat pengukur dioptri), terapi obat mata khusus dan melalui operasi misalnya melalui
operasi ataupun dengan lensa cekung (lensa divergen). Lensa divergen adalah lensa yang
dapat menyebarkan berkas cahaya.
Berikut ini adalah bagan pembentukan bayangan pada cacat mata miopi sebelum
dan sesudah memakai lensa.
Keterangan gambar:
Gambar sebelum memakai kaca mata. Cahaya yang berasal dari tempat jauh (diluar
jangkauan penglihatan) oleh lensa mata dibiaskan di depan retina sedang cahaya
dari tempat dekat (dalam jangkauan penglihatan) tepat dibiaskan di retina. Gambar
sesudah memakai kaca mata. Lensa negatif mengubah arah rambat cahaya sejajar
menjadi menyebar sehingga seolah-olah cahaya berasal dari daerah jangkauan
penglihatan.

Orang yang menderita rabun jauh atau miopi tidak mampu melihat dengan jelas
objek yang jauh tapi tetap mampu melihat dengan jelas objek di titik dekatnya (pada jarak
25 cm). titik jauh mata orang yang menderita rabun jauh berada pada jarak tertentu (mata
normal memiliki titik jauh tak berhingga).
Rabun jauh dapat diperbaiki dengan menggunakan lensa divergen yang bersifat
menyebarkan (memencarkan) sinar. Lensa divergen atau lensa cekung atau lensa negatif
dapat membantu lensa mata agar dapat memfokuskan bayangan tepat di retina. Miopi
dikoreksi menggunakan lensa negative Prinsip dasarnya adalah lensa negatif digunakan
untuk memindahkan (memajukan) objek pada jarak tak hingga agar menjadi bayangan di
titik jauh mata tersebut sehingga mata dapat melihat objek dengan jelas.

E. Daya Kacamata yang Dibutuhkan Untuk Miopi


Daya yang dibutuhkan kacamata dirumuskan :
Karena s’ = -PR (titik jauh), dan s = ~, maka :
1/s + 1/s’ = 1/f
P = 1/f
s = titik terjauh mata normal yaitu ~ (tak hingga) [m]
s’ = titik terjauh penderita [m] (bernilai negatif karenabayangan yang terlihat maya)

2.2. Hipermetropi (Rabun Dekat)


A. Pengertian Hipermetropi
Hipermetropi atau Hiperopia atau rabun dekat adalah kelainan refraksi mata
dimana bayangan dari sinar yang masuk ke mata jatuh di belakang retina. Hal ini dapat
disebabkan karena bola mata yang terlalu pendek atau kelengkungan kornea yang
kurang. Penderita kelainan mata ini tidak dapat membaca pada jarak yang normal (30 cm)
dan harus menjauhkan bahan bacaannya untuk dapat membaca secara jelas. Penderita juga
akan sulit untuk melakukan kegiatan yang membutuhkan ketelitian tinggi. Perbaikan
penglihatan dapat dilakukan dengan memakai kacamata dengan lensa sferis positif
(cembung). Istilah medis untuk Rabun Dekat adalah Hyperopia atau Hypermetropia
(Inggris:Farsightedness), Rabun Dekat adalah kebalikan dari Rabun Jauh, bisa melihat
objek jauh dengan jelas dan terlihat kabur melihat objek yang dekat. Hal ini terjadi karena
fokal point jatuh diluar retina mata.
B. Penderita Hipermetropi
Rabun Dekat sering dikaitkan dengan presbyopia (menurunnya elastilitas lensa), biasanya
dialami oleh seseorang yang telah berusia sekitar 40 tahun, karena di antara keduanya
mempunyai kemiripan gejala yaitu rabun jauh. Jadi secara teknis rabun jauh punya dua
nama, disebut hipermetropia jika terjadi pada anak dan orang dewasa usia dibawah 40
tahun dan disebut presbiopia jika terjadi pada orang tua usia 40 tahun ke atas.
Kebanyakan bayi lahir dalam keadaan hipermetropia dan sembuh dengan sendirinya pada
usia sekitar 12 tahun. Pada usia muda kemampuan akomodasi mata masih sangat baik,
sehingga anak atau remaja yang mengidap hipermetropia tidak merasa terganggu. Pada
orang dewasa, kemampuan akomodasi mata akan banyak menurun dan sangat terasa pada
usia sekitar 40 tahun, di mana pada saat itu ia akan kesulitan melihat benda kecil dalam
jarak dekat (± 30cm).
Pada orang tua, rabun dekat merupakan bagian dari proses penuaan yang secara alamiah
dialami oleh hampir semua orang. Penderita akan menemukan perubahan kemampuan
penglihatan dekatnya pertamakali pada pertengahan usia empat puluhan. Pada usia ini,
keadaan lensa kristalin berada dalam kondisi dimana elastisitasnya telah banyak berkurang
sehingga menjadi lebih kaku dan menimbulkan hambatan terhadap proses akomodasi,
karena proses ini utamanya adalah dengan mengubah bentuk lensa kristalin menjadi lebih
cembung.Rabun Dekat biasanya dialami oleh orang yang berprofesi supir dan pelaut.
C. Pencegahan Hipermetropi
Pencegahan Rabun Dekat sulit dicegah karena merupakan proses alamiah dari penuaan,
namun prosesnya dapat diperlambat dengan mengkonsumsi makanan yang mendukung
kesehatan mata, menjaga mata dari terpaan cahaya matahari langsung, melihat objek yang
dekat secara periodik bagi yang berprofesi supir dan pelaut.
D. Lensa yang Digunakan mengatasi hipermetropi
Untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan menggunakan lensa positif, operasi bedah
mata dan terapi pengobatan.
E. Daya Kacamata yang Dibutuhkan Untuk Hipemetropi
Karena hipermetropi tidak dapat melihat benda-benda dekat dengan jelas, lensa
kacamata yang digunakannya haruslah lensa yang dapat membentuk bayangan benda-
benda dekat tepat di titik dekat matanya. Benda-benda dekat yang dimaksud yang memiliki
jarak 25 cm di depan mata. Oleh karena itu, lensa kacamata harus membentuk bayangan
benda pada jarak S = 25 cm tepat di titik dekat (PP, punctum proximum) atau S' = –PP.
Kembali tanda negatif diberikan pada S' karena bayangannya bersifat maya atau di depan
lensa.

Maka akan diperoleh :

PP dinyatakan dalam satuan meter (m) dan P dalam dioptri. Karena PP > 0,25 m,
kekuatan lensa P akan selalu positif. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang bermata
hipermetropi perlu ditolong oleh kacamata berlensa positif (cembung atau konvergen).

2.3. Presbiopi (Mata Tua)


A. pengertian Presbiopi (Mata Tua)
Cacat mata presbiopi (mata tua atau rabun dekat dan rabun jauh diakibatkan
karena melemahnya daya akomodasi) terjadi karena bayangan jatuh di belakang retina
pada saat melihat dekat dan bayangan jatuh di depan retina pada saat melihat jauh, hal ini
terjadi karena daya akomodasi lensa mata lemah. Agar dapat melihat jelas baik benda yang
dekat maupun yang jauh maka perlu dibantu dengan menggunakan gabungan lensa
cembung (konvergen) dan cekung (divergen). Cacat mata ini sering juga dikenal dengan
nama cacat mata tua.
B. Penyebab Presbiopi
Presbiopi merupakan cacat mata yang lebih banyak disebabkan oleh faktor usia.
Orang yang usianya sudah lanjut, daya akomodasinya semakin lemah sehingga lensa mata
sukar mencembung secembung-cembungnya dan sukar memipih sepipih-pipihnya.
C. Cara Mengatasi Presbiopi
Penderita presbiopi merupakan gabungan dari miopi dan hipermetropi. Oleh karena itu,
kaca mata yang digunakannya haruslah berlensa rangkap atau bifokal, yakni lensa
cekung pada bagian atas untuk melihat benda jauh dan lensa cembung pada bagian bawah
untuk melihat benda-benda dekat.
D. Daya Kacamata yang Dibutuhkan Untuk Presbiopi
Berapa ukuran lensa yang digunakan? Untuk menjawab pertanyaan ini maka titik
jauh maupun titik dekatnya harus diketahui. Selanjutnya dengan menggunakan cara
sebagaimana pada cacat miopi dan cacat hipermetropi, ukuran lensa dapat diketahui.

2.4. Astigma (Mata Silindris)


A. Pengertian Astigma (Mata Silindris)
Astigmatisma adalah cacat optik di mana penglihatan kabur karena
ketidakmampuan optik mata untuk fokus benda titik menjadi gambar terfokus tajam pada
retina.

B. Penyebab Astigma (Mata Silindris)


 Kelengkungan tidak teratur atau toric dari kornea atau lensa
 Kedua jenis silindris yang teratur dan tidak teratur. Kornea mata tidak berbentuk
irisan bola, melainkan lebih melengkung pada 1 bidang daripada bidang lain.
C. Cara Mengatasi Astigma (Mata Silindris)
Astigmatisma dapat diatasi dengan menggunakan lensa silindris yang dibuat
lengkung pada satu arah.

2.5. Buta Warna


A. Pengertian Buta Warna
Buta warna adalah kekurangan penglihatan atas warna. Mata tidak akan melihat
warna seperti biasanya jika ada masalah dengan pigmen pada reseptor warna. Jika salah
satu pigmen hilang, maka mata akan memiliki masalah melihat warna tertentu. Penderita
buta warna bisa kesulitan melihat warna merah, hijau, biru, atau campuran warna-warna
ini. Namun pada kondisi penderita buta warna total, tidak ada warna yang dapat dilihat
sama sekali dan hal ini sangat jarang terjadi.

B. GEJALA BUTA WARNA

Penderita buta warna mungkin hanya bisa melihat beberapa gradasi warna,
sementara sebagian besar orang dapat melihat ratusan warna. Sebagai contoh, ada
penderita buta warna tidak dapat membedakan antara warna merah dan hijau, namun bisa
melihat warna biru dan kuning dengan mudah. Beberapa orang bahkan tidak menyadari
bahwa dirinya mengalami buta warna hingga mereka menjalani tes penglihatan warna.

C. Penyebab Buta Warna

Ada beberapa penyebab seseorang mengalami buta warna, di antaranya adalah:

 Penyakit. Terdapat sejumlah penyakit yang bisa menyebabkan buta warna, seperti
penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer, glaukoma, neuritis optik, leukemia,
diabetes, pecandu alkohol kronis, macular degeneration, dan anemia sel sabit.
 Usia. Kemampuan seseorang untuk membedakan warna perlahan-lahan akan
berkurang seiring bertambahnya usia. Ini adalah hal yang alami dalam proses
penuaan dan tidak perlu dicemaskan secara berlebihan.
 Faktor genetika. Kebanyakan penderita buta warna mengalaminya sejak lahir dan
merupakan faktor genetika yang diturunkan oleh orang tua. Penderita buta warna
akibat faktor genetika jauh lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita.
 Bahan kimia. Seseorang bisa mengalami buta warna jika terpapar bahan kimia
beracun misalnya di tempat kerja, seperti karbon disulfida dan pupuk.
 Efek samping pengobatan tertentu. Beberapa pengobatan berpotensi
menyebabkan buta warna, seperti digoxin, pheytoin, chloroquine dan sildenafil
yang juga dikenal sebagai Viagra. Jika gangguan disebabkan oleh pengobatan,
biasanya pandangan akan kembali normal setelah berhenti mengonsumsi obat.

Anda mungkin juga menyukai