Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL BOOK REVIEW

TENTANG DIABETES

Dosen pembimbing :

Khairunnisa Situmorang, SST, M.Kes.

Disusun oleh :
Mira Dila Syafitri Gurning (0801191224)

KELAS :

IKM 4 SEMESTER 1

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat, karunia, serta taufik
dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas critical book review tentang “Diabetes”
untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Biomedik I ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan di dalamnya.
Saya sangat berharap kiranya critical book review saya ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya. Dan saya menyadari sepenuhnya di dalam critical book review saya ini terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya
masukan/ kritik, saran dan usulan demi perbaikan critical book yang akan datang.
Saya juga berterima kasih kepada Ibu Dosen yang telah memberikan tugas ini kepada
saya sekaligus membimbing saya. Critical Book Review ini saya kerjakan semaksimal
mungkin. Semoga saya bisa mendapat nilai yang memuaskan

Medan, 05 Januari 2020

Mira Dila Syafitri Gurning

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... 2

DAFTAR ISI........................................................................................................ 3

BAB I PEMBAHASAN BUKU UTAMA........................................................... 4

1.1 Identitas Buku Utama......................................................................... 4

1.2 Ringkasan Buku Utama...................................................................... 4

1.3 Kelebihan Buku Utama...................................................................... 6

1.4 Kekurangan Buku Utama................................................................... 7

BAB II PEMBAHASAN BUKU PEMBANDING ............................................. 8

2.1 Identitas Buku Pembaanding.............................................................. 8

2.2 Ringkasan Isi Buku Pembanding........................................................ 8

2.3 Kelebihan Buku Pembanding............................................................. 12

2.4 Kekurangan Buku Pembanding.......................................................... 13

BAB III PENUTUP.............................................................................................. 14

3.1 Kesimpulan......................................................................................... 14

3.2 Saran................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 15

3
BAB I
PEMBAHASAN BUKU UTAMA
1. Buku Utama
1.1 Identitas Buku Utama

Judul buku : Diabetes Melitus & Infeksi Tuberkulosis


Penulis : Dr. Bernadette Dian Novita Dewi, dr., M.Ked.
Tahun pembuatan : 2019
Penerbit : ANDI (Anggota IKAPI)
Tebal buku : 110 halaman
ISBN : 978-979-29-9912-9
1.2 Ringkasan Buku Utama
Bab 1 Tuberkulosis
Tuberkulosis (TB) paru merupakan infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis (M.tuberculosis) yang menyerang jaringan parenkim paru dan menginfeksi
jaringan yang memiliki kandungan oksigen tinggi.
Penegakan diagnosis TB paru adalah 1) semua suspek TB diperiksa tiga kali spesimen
dahak dalam waktu dua hari; 2) pada orang dewasa ditemukan kuman TB (BTA) melalui
pemeriksaan dahak mikroskopis; 3) foto toraks, biakan dan uji kepekaan. Namun tidak
dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan foto toraks saja, sebab
gambaran kelainan radiologis paru tidak selalu menunjukkan aktivitas penyakit.
Untuk kepentingan pengobatan, TB dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu 1)
kategori 1, yang termasuk dalam kelompok ini adalah pasien baru TB paru BTA positif, atau
pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif, atau pasien TB ekstra paru; dan 2) kategori
2, yang termasuk dalam kelompok ini adalah pasien TB kambuh, atau pasien TB gagal terapi,
atau pasien TB dengan pengobatan setelah default (terputus).
Daya penularan seorang pasien TB ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu 1) jumlah
bakteri M.tuberculosis di dalam paruh maupun droplet di udara sekitar pasien; 2) efektivitas
ventilasi; 3) lama paparan; 4) tingkat keganasan Galur M.tuberculosis.
Mekanisme pertahanan / defensive terhadap M.tuberculosis tergantung pada imunitas
alami, yaitu makrofag alveolar, sel dendrit, maupun monosit, dan imunitas adaptif merupakan
imunitas yang diperantarai oleh sel T dan B.
M.tuberculosis mempunyai kemampuan memanipulasi respon imun, baik sistem imun
innate dan adaptif atau disebut dengan escape mechanism M.tuberculosis, yaitu kemampuan
menghindar dari intracellular killing inside macrophages sehingga kemampuan menghindari
fagositosis makrofag relatif tinggi. Mekanisme tersebut dapat melalui tiga tahap, yaitu 1)

4
menghindari fagositosis makrofag; 2) mengalahkan sistem imun innate; 3) mengalahkan
sistem imun adaptif.
Makrofag merupakan monosit yang hidup dalam jaringan berbentuk khusus yang
tergantung dari alat atau jaringan yang ditempati dan dinamakan sesuai dengan lokasi jaringan
yang fungsinya untuk menangkap, memakan dan mencerna antigen eksogen, seluruh
mikroorganisme, partikel tidak larut dan bahan endogen, seperti sel host yang cedera atau
mati yang dipresentasikan oleh sel T.
Autofagi a merupakan bagian dari apoptosis sel, Dalam penelitian ini makrofag terinfeksi
M.tuberculosis melibatkan aktivasi kompleks I dan PI3K, serta berikatan dengan caspase
kemudian phagosome mengalami proses elongasi.
Autofagi pada infeksi M.tuberculosis merupakan respons gabungan sistem imun innate
dan adaptive host yang sangat penting untuk proses eliminasi M.tuberculosis.

Bab 2 Terapi Tuberkulosis


Anti tuberkulosis (OAT) yang digunakan untuk tuberkulosis digolongkan atas dua lini,
yaitu lini pertama dan kedua. OAT Kategori I adalah rifampicin, isoniazid, pyrazinamid,
ethambutol dan streptomycin. OAT lini II, yaitu antibiotik golongan fluoro-quinolo (
ciprofloxacin, ofloksasin, levofloksasin, mofifloxacin), ethionamide, PAS, cycloserine,
amikacin kanamycin dan capreomycin.
Tujuan pemberian terapi kombinasi OAT adalah 1) meningkatkan aktivitas bakterisida,
dimulai sejak awal terapi; 2) mencegah resistensi obat; 3) meningkatkan proses eliminasi
M.tuberculosis pada area terinfeksi.
Strategi terapi optimal pada pasien Diabetes Melitus (DM) di terinfeksi TB hingga saat
ini masih memerlukan penanganan yang tepat berdasarkan mekanisme patogenesis. Kondisi
hiperglikemia kronis yang tidak terkontrol pada pasien DM meningkatkan risiko kegagalan
terapi TB. Selain itu, DM juga terkait dengan kematian akibat infeksi TB dan relapse TB.
Terapi TB pada pasien TB dengan DM tidak berbeda dengan pasien TB non DM, tetapi pasien
DM terinfeksi TB menghadapi risiko mengalami kegagalan terapi yang meningkat 1,69 kali.
Identifikasi host-directed terapi baru yang bertujuan memperbaiki outcome klinis pasien
TB merupakan prioritas WHO. Terapi adjuvant tersebut bertujuan, yaitu 1) mempersingkat
durasi pengobatan tuberkulosis; 2) mencegah resistensi dan mengurangi kerusakan jaringan
paru melalui peningkatan autofagia, produksi peptida antimikroba; 3) perubahan mekanisme
efektor makrofag dan modifikasi mekanisme spesifik untuk mencegah inflamasi paru dan
destruksi matriks; dan 4) beberapa obat yang bekerja pada regulasi imunitas.

Bab 3 Diabetes Mellitus dan Tuberkulosis


Diabetes Mellitus (DM) disebabkan karena fungsi pankreas tidak memproduksi insulin
yang cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. DM seringkali ditandai
dengan kondisi hiperglikemia kronis.
Hiperglikemia adalah kondisi peningkatan kadar glukosa dalam darah yang dapat
berlangsung akut dan kronis. Hiperglikemia dapat disebabkan oleh berbagai sebab yang
berlangsung kronis dapat menimbulkan berbagai komplikasi.
Diabetes melitus merupakan salah satu faktor risiko terserang pada pasien tuberkulosis
paru. Saat ini, prevalensi terjadinya TB paru meningkat seiring dengan peningkatan prevalensi

5
pasien DM (Cahyadi, 2011). Paparan M.tuberculosis secara terus-menerus serta
berkelanjutan dan kondisi hiperglikemia dapat mempercepat proses pembentukan granuloma.
Berdasarkan hal tersebut, diduga kerusakan jaringan paru dan pembentukan kavitas lebih
mudah terjadi pada pasien DM yang tidak terkontrol. Kondisi hiperglikemia menyebabkan
perubahan ekspresi dan sensitifitas TLR terhadap M.tuberculosis, Hal ini menyebabkan
makrofag host tidal efektif melakukan fagositosis.
Prinsip pengobatan TB paru pada pasien DM serupa dengan yang bukan pasien DM
dengan syarat kadar gula darah terkontrol. Prinsip pengobatan dengan obat anti tuberkulosis
(OAT) dibagi menjadi dua fase, yaitu fase intensif yang berlangsung selama dua-tiga bulan
dan dilanjutkan dengan fase lanjutan selama 4-6 bulan. Terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam memberikan pengobatan TB paru pada pasien DM, salah satunya adalah
kontrol kadar gula darah dan efek samping OAT. Obat Lini pertama yang biasa digunakan
adalah isoniazid, rifampicin pyrazinamid, ethambutol dan streptomycin (Cahyadi, 2011).
Kombinasi rifampicin dengan golongan sulfonylurea (glibenclamide, glimepiride,
glipizide), golongan dipeptidyl peptidase-4 inhibitors (sitagliptin) dan golongan
thiazolidinediones (rosiglitazone, pioglitazone) seyogyanya tidak diberikan pada pasien DM
yang terinfeksi TB sebab rifampicin meningkatkan metabolisme obat golongan tersebut
sehingga mengurangi efektivitas OAD. Khusus golongan sulfonylurea, interaksi dengan
rifampicin terjadi karena metabolisme kedua obat tersebut terjadi di CYP2C9.

Bab 4 Metformin Sebagai Kandidat Host-Directed Terapi pada Pasien Diabetes Mellitus
dan Tuberlulosis
Metformin merupakan hydrochloride salt biguanide yang terdiri dari komponen molekul
C4H11N5. Metformin tidak dimetabolisme, terdistribusi secara luas di seluruh jaringan tubuh
termasuk usus, hepar dan ginjal serta diekskresi dalam bentuk unchanged di ginjal.
Metformin merupakan ikatan kompleks ion Carbon, Nitrogen dan Hidrogen, serta
merupakan salah satu oral anti diabetic kepada pasien DM tipe-2 yang bekerja melalui
aktivasi AMPK dan bertujuan meningkatkan sensitifitas reseptor insulin melalui peningkatan
kinerja IRS. Pengaktifan AMPK dapat menghambat pemecahan asam lemak dan menghambat
hepatic glukoneogenesis dan glikogenolisis. Penghambatan terhadap proses glukoneogenesis
dan glikogenolisis dapat meningkatkan uptake glukosa tetapi juga meningkatkan produksi
asam laktat, terutama bila terjadi proses metabolisme glukosa anaerob. Selain itu, metformin
dapat meningkatkan aktivitas insulin padamu muskulokeletal dan liver dengan berolahraga
atau melakukan aktivitas fisik sehingga meningkatkan kebutuhan energi dan respons
metabolisme di seluruh tubuh.
Metformin dapat menghambat proses glukoneogenesis dan menurunkan flux metabolic
acids sehingga dapat terjadi penumpukan asam laktat. Pemberian metformin pada pasien DM
tipe 2 bila kadar HbA1C7-8. Di sisi lain, metformin juga dapat digunakan untuk memperbaiki
resistensi reseptor insulin melalui jalur AMPK pada setiap pasien pra-diabetes tipe 2 yang
sudah terdapat gangguan toleransi glukosa, pasien dengan obesitas dan polycystic ovarii.
Efek samping penggunaan metformin : gangguan saluran cerna (anoreksia, mual, muntah
dan diare), peningkatan kadar laktat atau Metformin-associated lactoacidosis (MALA),
gangguan penyerapan vitamin B12, gangguan fungsi hati/ginjal atau pada orang usia lanjut.

6
Kejadian MALA, meskipun tergolong rendah, tetap harus dicegah karena dapat mengancam
jiwa.

1.3 Kelebihan Buku Utama


1) Buku dipenuhi dengan gambar berwarna sehingga menarik minat baca dan tidak
gampang bosan.
2) Seluruh bagian proses terjadinya sesuatu hal, di dalam buku ini ini dijelaskan lebih
rinci melalui gambar yang dipaparkan dan juga tabel.
3) Di dalam buku ini juga terdapat daftar tabel, daftar gambar, dan daftar singkatan.
Sehingga mempermudah pembaca untuk memahami materi yang dijabarkan di
dalam buku ini.
4) Materi yang disampaikan di dalam buku ini, terkait dengan definisi dan proses
terjadinya sesuatu, adalah data yang akurat yang diambil dari sumber terpercaya.
5) Memiliki banyak sekali referensi yakni 113 referensi buku.
6) Buku ini tergolong buku yang cukup lengkap dengan jumlah halaman yang tidak
terlalu banyak.
7) Buku ini lebih cocok untuk mahasiswa kedokteran dibanding kesehatan
masyarakat. Karena di dalam buku ini dicantumkan cara pengobatannya atau
terapinya namun tidak dengan pencegahannya.

1.4 Kekurangan Buku Utama


1) Di dalam buku ini tidak disertai cara pencegahan sebelum terkena diabetes melitus
dan sebelum terkena infeksi tuberkulosis. Di dalam buku ini hanya terdapat
pengobatannya saja dan bagaimana faktor yang bisa menyebabkan penyakit
diabetes melitus dan tuberkulosis.
2) Tidak disertai dengan ilustrasi atau contoh kasus sehingga agak sulit untuk
dipahami lebih lanjut karena tidak ada contoh kasus yang riil.

7
BAB II
PEMBAHASAM BUKU PEMBANDING
2.1 Identitas Buku Pembanding
Judul buku : Dari Diabetes Menuju Jantung & Stroke
Penulis : Prof. Dr. Hans Tandra, Sp.PD-KEMD, Ph.D.,
FINASIM, FACE, FACP
Tahun pembuatan : 2019
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal buku : 224 halaman
ISBN : 978-602-06-1410-6

2.2 Ringkasan Buku Pembanding


1. Lebih Jauh Tentang Diabetes
Banyak orang yang pada awalnya tidak tahu bahwa mereka menderita diabetes. Di
negara-negara asia, lebih dari 50% penderita diabetes tidak paham bahwa mereka terkena sakit
gula. Hal ini dikarenakan kebanyakan penyakit diabetes tidak menimbulkan keluhan apa-apa
sampai beberapa tahun kemudian dan terjadi komplikasi. Setelah itu barulah penderita
memeriksakan diri ke dokter.
Yang harus waspada akan penyakit diabetes adalah mereka yang berusia di atas 40 tahun,
memiliki riwayat keturunan diabetes, makan sembarangan, males bergerak badan, dan
memiliki tubuh yang terlalu gemuk. Jika mengamati gaya hidup masa kini dan mengaitkan
nya dengan faktor-faktor risiko di atas, semestinya kita bisa memahami mengapa jumlah
penderita diabetes ini melonjak tajam. Faktanya, negara kita, Indonesia, termasuk salah satu
produsen penderita diabetes terbanyak di dunia dan kita berada di urutan ke-tujuh dari 10
negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak dikutip dari IDF diabetes atlas 2015.
Bahan bakar bagi tubuh kita bersumber dari karbohidrat, protein dan lemak. Ketika kita
mengkonsumsi makanan yang kaya karbohidrat, tubuh akan mengubahnya menjadi gula yang
kemudian diserap dari usus dan masuk ke peredaran darah. Kadar gula darah di tubuh kita pun
naik. Kemudian, kelenjar pankreas mengeluarkan hormon insulin yang membuka pintu sel-
sel agar gula masuk dan menjadi energi. Sehinga sel tubuh dapat bekerja dan berfungsi dengan

8
baik. Insulin juga mengatur perubahan kelebihan gula darah menjadi glikogen yang disimpan
di hati atau menjadi timbunan lemak. Jadi insulin memegang peranan yang amat penting. Jika
insulin tidak ada, otot dan hati kita tidak bisa menerima dan menggunakan gula dari daerah
sehingga gula darah melonjak tinggi.
Ada keadaan yang menyebabkan gula darah naik dan menimbulkan diabetes, yaitu 1) usia
yang semakin tua sehingga insulin dan pankreas semakin lemah. Apalagi jika tubuh terus di
bombardir dengan makanan ber kalori besar atau banyak mengandung karbohidrat; 2) ras atau
etnis yang berkulit hitam lebih mudah terkena diabetes daripada orang-orang yang berkulit
putih dan orang Asia juga punya risiko lebih tinggi mengidap diabetes; 3) gaya hidup yang
salah, waktu makan tidak teratur, melewatkan sarapan, makan saat larut malam, tidak bisa
tidur malam jika tidak mengonsumsi makanan berat, merokok, kurang bergerak, tubuh
semakin gemuk; 4) obat-obatan steroid yang sering dikonsumsi penderita asma atau rematik
mempunyai efek counter-insulin yang menyebabkan naiknya gula darah; 5) infeksi virus pada
pankreas atau penyakit yang menyerang kelenjar hipofisis seperti akrom menggali bisa
mengakibatkan diabetes; 6) diabetes dapat terjadi pada 2-5% wanita hamil; 7) faktor
keturunan; 8) stres menyebabkan hormon counter-insulin menjadi lebih aktif sehingga gula
darah akan meningkat.
Kadar gula dalam darah kita biasanya berfluktuasi, artinya naik turun sepanjang hari dan
setiap saat, tergantung pada makanan yang masuk dan aktivitas fisik seseorang. Bila kita
berpuasa semalaman, kadar gula darah yang normal adalah 70-100 mg /dL.
IDF, American Diabetes Association (ADA), dan Perkumpulan Endokrinologi Indonesia
(Perkeni) sepakat bahwa diagnosis atas diabetes bisa ditegakkan jika kadar gula darah
seseorang pada saat puasa di atas 126 mg/dL dan dua jam sesudah makan di atas 200 mg/dL.
2. Mengenal Penyakit Jantung
Penyakit jantung adalah masalah sangat serius, apa lagi jika bermula dari diabetes. Ketika
kadar gula darah dalam tubuh tinggi atau jika penyakit diabetes sudah berlangsung lama,
terjadilah kerusakan dinding dalam pembuluh darah. Kerusakan ini akan memicu penimbunan
lemak yang kemudian menjadi kerak atau plak. Proses penimbunan ini akan terus berjalan
hingga suatu ketika menyumbat pembuluh darah koroner. Inilah yang menyebabkan penyakit
jantung koroner. Selain penyakit jantung koroner, penderita diabetes juga berisiko tinggi
mengidap penyakit jantung hipertensi, penyakit gangguan irama jantung, dan kelemahan otot
jantung.
Penyakit jantung yang kebanyakan diderita oleh pengidap diabetes adalah penyakit
jantung koroner (PJK atay coronary artery disease/CAD). Gejala PJK bisa mengakibatkan
1)angina atau nyeri dada seperti diremas-remas yang hiang timbul; 2)serangan jantung (heart
attack); 3) sesak napas saat melakukan banyak kegiatan atau sedang berolahraga; 4) irama
detak jantung bisa menjadi lebih cepat atau ada data yang hilang (skipping beats).
Penyakit jantung yang diakibatkan oleh diabetes harus ditangani melalui obat-obatan
untuk penyakit jantung. Selain itu penderitanya juga harus memerangi faktor risiko lainnya
seperti kegemukan, hipertensi, serta kolesterol yang tinggi.
Pengobatan khusus untuk jantung dilakukan untuk memperbaiki perbaikan aliran darah
koroner, mengurangi nyeri dada, serta terapi terhadap keluhan jantung lainnya. Obat-obatan
yang dikonsumsi biasanya meliputi 1)obat diabetes; 2) obat menurunkan kolesterol; 3) obat
hipertensi; 4) obat untuk menghalangi timbulnya bekuan darah; 5) obat untuk menghilangkan

9
nyeri dada atau angina; 6) obat untuk memperbaiki pompa jantung; 7) obat untuk gangguan
irama jantung; 8) obat untuk mencegah terjadinya serangan jantung; 9) obat yang mengurangi
beban kerja jantung; dan 10) obat untuk gagal jantung. Selain itu, untuk memerangi faktor
risiko penyakit jantung lainnya tidak ada cara lain yang bisa dilakukan kecuali dengan
menjalankan gaya hidup sehat.
3. Mengenal Stroke
Diabetes menempati urutan kedua setelah hipertensi sebagai penyakit yang berisiko
menyebabkan stroke. Keadaan penderita stroke dengan gula darah yang tinggi, apapun
sebabnya, akan berpeluang lebih besar menjadi semakin buruk daripada pasien stroke dengan
kadar gula darah normal.
Sama dengan PJK, dasar timbulnya stroke adalah terjadinya aterosklerosis atau
penyumbatan pembuluh darah di otak. Awalnya adalah proses inflamasi atau radang yang
diikuti dengan penumpukan lemak, perlekatan dan pengumpulan sel darah leukosit dan
trombosit, serta kolagen dan jaringan ikat lain pada dinding pembuluh darah. Penyumbatan
pun timbul sehingga tidak ada suplai makanan dan oksigen ke jaringan yang mengakibatkan
terjadinya kematian sel otak di sekitarnya.
Selain itu faktor risiko yang bisa dialami penderita diabetes yang bisa menyebabkan
stroke adalah mereka yang berusia di atas 55 tahun, keturunan penderita stroke, yang memiliki
rasa kulit berwarna, dan juga stres berlebih yang akan menaikkan adrenalin yang kalau
dibiarkan dalam waktu yang lama akan merusak pembuluh darah otak.
Pada fase akut, gula darah perlu diturunkan sampai sekitar 120-140mg/dL. Pemakaian
insulin yang bekerja dalam waktu singkat sangat dianjurkan. Insulin ini dapat memperbaiki
pemulihan atau pertumbuhan sel otak. Insulin juga bersifat neuroprotektif, yaitu melindungi
sel saraf dari kerusakan lebih lanjut. Gula darah yang terus dibiarkan tinggi akan
memperburuk dan memperluas kerusakan jaringan otak.
Langkah selanjutnya yang harus diambil pasca serangan stroke adalah mencapai sasaran
sebagai berikut 1) menurunkan angka HbA1c singgah di bawah 6,5%; 2) menurunkan berat
badan sampai normal atau ideal; 3) mengobati hipertensi dengan ACE inhibitor dan
angiotensin receptor blockers (ARBs), terutama bila ada mikroalbuminuria; 4) mengobati
kolesterol yang tinggi dengan obat statin; 5) mengobati trigliserida darah yang tinggi dengan
obat golongan fibrat; 6) penderita diberi aspirin dosis rendah; 7) penderita diberi obat diabetes
oral; 8) bila hasil HbA1c masih di atas 7% walaupun telah mengonsumsi obat oral, penderita
akan disarankan untuk menggunakan terapi kombinasi obat oral dan insulin.
Setelah pulih dari serangan stroke, penderita harus menjaga semua faktor risiko dengan
ketat agar tidak terjadi serangan stroke yang berulang. Di samping mengkonsumsi obat untuk
kontrol gula darah secara teratur, si penderita mau tidak mau harus mengadaptasi pola hidup
sehat, memantau dan mengendalikan hipertensi, lemak, juga asam urat yang tinggi, serta yang
tak kalah penting adalah menghindari stres!
4. Kupas Tuntas Faktor Risiko
Faktor risiko penyakit jantung koroner dan stroke ada 25, tempat diantaranya tidak bisa
dihindari yaitu 1) usia di atas 55 tahun; 2) ras, orang dengan kulit berwarna lebih banyak
terkena PJK dan stroke; 3) wanita lebih banyak terkena truk sedangkan pria lebih sering
terkena penyakit jantung; 4) pernah terkena stroke, TIA atau serangan jantung sebelumnya.
Dan 21 faktor risiko lainnya bisa dihindari namun sering juga terlupakan yaitu, mengidap

10
penyakit otoimun, hipertensi, merokok, diabetes atau pre diabetes, kolesterol darah yang
tinggi, tidak mau berolahraga, obesitas, diet yang salah atau tidak sehat, memiliki gangguan
pembekuan darah, memiliki gangguan irama jantung, kurang atau tidak menjaga kebersihan,
stres, cemas dan depresi, mengonsumsi minuman beralkohol, memakai narkoba, sakit kepala
atau migren, pirai, kurang tidur, sleep apnea, disfungsi ereksi, kekurangan vitamin D, dan
tidak menjaga kesehatan rongga mulut.
Faktor-faktor pemicu prediabetes ada 13 dan 6 diantaranya sukar untuk dihindari yaitu,
riwayat keluarga yang terkenal diabetes, ras kulit berwarna, punya banyak kista di indung
telur, pernah terkena diabetes ketika hamil atau melahirkan bayi besar dengan berat badan
lahir melebihi 4,5 kg, mengidap penyakit jantung atau pernah terkena serangan jantung, dan
mengidap familial hypercholesterolemia, penyakit turunan dengan kolesterol LDL yang
sangat tinggi yang berpotensi menyebabkan serangan jantung di usia muda. Dan selebihnya
bisa dihindari yaitu, merokok, malas bergerak, tekanan darah tinggi, trigliserida tinggi,
kolesterol HDL rendah, kolesterol LDL tinggi dan kegemukan atau obesitas.
5. HbA1c
Kita sering sekali mendengar istilah HbA1c, terutama saat melakukan pemeriksaan
kesehatan keseluruhan rutin. HbA1c adalah glycolated hemoglobin, atau glycosylated
hemoglobin, dan disebut juga glycohemoglobin. HbA1c juga sering disingkat menjadi A1c.
Molekul hemoglobin (Hb) dalam darah akan mengikat glukosa. Semakin tinggi gula darah di
tubuh seseorang, semakin banyak pula molekul hemoglobin yang berikatan dengan gula.
Penderita diabetes dianjurkan untuk memeriksa HbA1c setiap 2-3 bulan sekali. Karena
tes ini diperlukan untuk mendapatkan gambaran keadaan gula darah penderita dalam periode
2-3 bulan terakhir.
6.Tekanan Darah
Tekanan darah (blood pressure) adalah hal yang perlu dijaga setiap orang, terlebih pada
penderita diabetes. Penderita diabetes 2 kali lebih sering mengalami hipertensi ketimbang
mereka yang tidak punya sakit diabetes. Meskipun hipertensi yang dialami penderita diabetes
jarang menimbulkan keluhan dramatis seperti kebutaan maupun gagal ginjal sehingga harus
cuci darah, tetapi harus tetap diingat bahwa hipertensi memicu terjadinya serangan jantung
kerusakan mata kebocoran saringan ginjal sampai stroke. Tekanan darah normal manusia
adalah 120/80 mmHg.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merusak pembuluh darah. Antara 35-75%
komplikasi diabetes disebabkan oleh hipertensi. Banyak orang yang membiarkan hipertensi
berlangsung tanpa ada pengobatan yang tepat karena tidak ada keluhan sakit kepala. Ketika
sakit kepala akhirnya terasa, mungkin tekanan darah di tubuh sudah terlalu tinggi dan telah
berlangsung cukup lama sehingga timbullah stroke atau serangan jantung. Oleh karena itu
penderita diabetes sama sekali tidak boleh menyepelekan tekanan darah tinggi.
7. Kolestrol
Gula dan lemak sangat berkaitan erat. Orang yang menderita diabetes mudah mengalami
hiperlipidemia ( kadar lemak tinggi), sedangkan orang yang lemaknya tinggi juga cenderung
mengidap diabetes.
Lemak adalah bahan kimia yang berbentuk lemak padat seperti lilin. Bahan ini tidak larut
dan tidak bisa bercampur dengan air. Kolesterol jahat sebenarnya termasuk salah satu macam
lemak itu.

11
Kolesterol LDL (low-density lipoprotein) adalah lemak jahat yang menempati jumlah
paling banyak dari seluruh kolesterol. Kolesterol LDL yang berlebihan akan menempel pada
dinding dalam pembuluh darah dan membentuk plak yang berakibat penyumbatan.
Kolesterol HDL (high-density lipoprotein) adalah lemak yang baik karena membawa
kolesterol darah ke dalam hati untuk diolah dan mengalami metabolisme di dalam hati. Oleh
karena itu, kadar kolesterol HDL yang tinggi dalam darah menandakan bahwa seseorang
memiliki risiko terkena serangan jantung atau stroke yang kecil.
8. Jamu: Jari, Jati
Selain pengobatan, kita perlu kendali diri: mengatur diet, menerapkan gaya hidup sehat,
serta memelihara kesehatan jiwa dalam penanganan penyakit diabetes. 1) Jamu : Jaga mulut,
dengan cara melakukan diet yang benar. Kita harus membiasakan diri makan di waktu yang
teratur, dalam porsi tertentu, dan pandai memilih jenis makanan yang sehat sesuai dengan
kebutuhan tubuh kita dan juga harus diolah dengan benar.
2) Jari: Jaga diri, selain menjalankan diet yang tepat kita harus menjaga kesehatan diri dan
mengubah gaya hidup yang salah, membuang kebiasaan-kebiasaan buruk dan memelihara
tubuh dengan berolahraga. Kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol, tidur yang tidak
teratur, malas bergerak, kegemukan dan mengabaikan pemeriksaan dan kontrol ke dokter
adalah kesalahan gaya hidup yang harus kita ubah.
3) Jati: Jaga hati, bermaksud menjauhi stres. Setiap orang memberikan reaksi yang berbeda-
beda terhadap stres. Ada yang ringan, ada pula yang tidak mengalami apa-apa, tetapi mungkin
pula berlanjut menjadi sangat parah. Khusus bagi penderita diabetes, stres memicu kenaikan
hormon adrenalin, glukagon, dan kortikosteroid. Hormon-hormon ini mempunyai efek
berlawanan dengan insulin, sehingga gula darah akan melonjak tinggi.
8. Cermat Konsumsi Obat
Memerangi diabetes bukan sekedar tidak boleh makan manis atau minum jamu, atau
mencoba obat yang selama ini digunakan teman atau anggota keluarga lainnya. Pengobatan
diabetes secara keseluruhan mencakup diet yang benar, olahraga yang teratur, serta obat-
obatan yang diminum atau suntikan insulin.
Pengobatan akan lebih rumit lagi apabila pengidap diabetes juga mengalami sakit jantung
atau pembuluh darah. Gula lemak serta tekanan darah tak terkontrol, menyebabkan
komplikasi pada jantung atau menimbulkan stroke. Sehingga pemilihan obat untuk menangani
penyakit penyakit tersebut harus dilakukan secara tepat agar tidak mengganggu metabolisme
gula dan lemak darah. Banyak pertimbangan perlu dilakukan untuk menentukan jenis obat
karena harus dikonsumsi dalam jangka panjang.
10. Diabetes, Sakit Jantung, dan Stroke bisa dikalahkan
Diabetes, Sakit Jantung, dan Stroke bisa dikalahkan dengan cara 1) fokus pada gaya
hidup sehat; 2) pengatur diet sehat; 3) hidup yang benar dan menjaga hati agar tidak stres.

2.3 Kelebihan Buku Pembanding


1) Di dalam buku ini terdapat faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit diabetes
yang bisa meng komplikasi jantung dan menyebabkan stroke.

12
2) Di dalam buku ini terdapat cara mencegah agar penderita diabetes tidak semakin
parah dan bisa menyebabkan komplikasi ke jantung dan menyebabkan stroke.
3) Tiap-tiap penjelasan dan penjabaran di dalam buku ini, terdapat ilustrasi berupa
contoh kasus terhadap suatu masalah yang dihadapi. Dan saya pikir kasus ini
diambil langsung dari kasus penanganan dan pencegahan nyata yang di hadapi si
penulis. Karena penulis buku ini adalah seorang dokter konsultan di beberapa
Rumah Sakit terkemuka di Surabaya dan merupakan pendiri klinik untuk Diabetes,
Obesitas, Metabolisme dan Endokrin.
4) Buku ini menawarkan solusi pencegahan tidak hanya secara fisik tetapi juga secara
mental.
5) Meskipun buku ini tidak mengambil begitu banyak sumber, tetapi setiap data yang
dicantumkan sangat akurat. Terlebih lagi, karena penulis adalah dokter yang
menangani masalah penyakit ini sehingga dengan mencantumkan contoh kasus riil
membuat contoh kasus penyakit di buku ini sangat nyata.
6) Penulis membuat cetak tebal pada kata-kata yang benar-benar penting.
7) Bahasa yang digunakan kan gampang untuk dipahami tanpa harus ditelaah berulang
kali.
2.4 Kekurangan Buku Pembanding
1) Di dalam buku ini tidak terdapat penjelasan rinci tentang cara pengobatan jika sudah
terkena penyakit diabetes yang akut.
2) Buku ini tidak memiliki gambar berwarna. Sehingga cenderung bosan ketika
membacanya. Apalagi dengan jumlah halaman yang cukup tebal.
3) Hanya terdapat beberapa gambar untuk mengilustrasikan

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1) Diabetes melitus yang seringkali ditandai dengan kondisi hiperglikemia kronis adalah
kondisi peningkatan kadar glukosa dalam darah yang dapat berlangsung akut dan
kronis. Penyebab diabetes melitus ialah fungsi pankreas yang tidak memproduksi
insulin yang cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif.
2) Diabetes merupakan penyakit mematikan yang disebabkan kelalaian pribadi (gaya
hidup, pola makan, pengendalian diri). Berawal dari kadar gula darah yang tinggi atau
diabetes, dari kedua buku ini dapat disimpulkan bahwa diabetes dapat menyebabkan
komplikasi jantung tuberkulosis dan stroke.
3) Pencegahan diabetes dapat dilakukan dengan memperbaiki gaya hidup, pola makan
dan pengendalian diri. Selain itu, kita juga perlu mengecek kadar gula secara teratur
agar kita mengetahui apakah kita mengidap penyakit diabetes atau tidak agar bisa
segera ditangani.
4) Setelah mengetahui bahwa kita mengidap penyakit diabetes, ada baiknya kita langsung
menanganinya jangan menyepelekan sebelum diabetes itu menjadi kronis. Selain itu
kita juga perlu melakukan pengobatan semacam terapi meskipun tak lupa juga
sekaligus menjaga gaya hidup, pola makan dan pengendalian diri.

14
5) Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kelemahan atau kekurangan
yang terdapat dalam buku ini, bukan berarti mengurangi substansi dari pesan yang
ingin disampaikan penulis dalam buku ini.

4.1 Saran
1. Saran saya kepada penulis buku, supaya mencantumkan keduanya baik pencegahan
dan pengobatan agar selaras. Jadi, ketika si penderita membaca buku tersebut, dia bisa
menginformasikan kepada kerabat atau keluarganya cara mencegah diabetes,
sekaligus bisa melakukan pengobatan dan meminta rekomendasi ahli, dan ketika si
non penderita diabetes membaca buku, ia tahu cara mencegahnya.
2. Untuk pembaca, disarankan membaca lebih banyak buku tentang diabetes. Karena,
masih memungkinkan ada studi baru atau ilmu tambahan tentang komplikasi yang
dapat terjadi yang berawal dari diabetes selain tuberkulosis, jantung & stroke.

DAFTAR PUSTAKA

15
Dewi, Bernadette. Dian. Novita. 2019. Diabetes Mellitus & Infeksi Tuberkulosis Diagnosis
dan Pendekatan Terapi. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Tandra, Hans. 2019. Dari Diabetes Menuju Jantung & Stroke Petunjuk Praktis dan
Mengalahkan Sakit Jantung dan Stroke dengan Diet Benar dan Hidup Sehat. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

16

Anda mungkin juga menyukai