Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PERILAKU INDIVIDU DALAM KELOMPOK


(Disusun Sebagai Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Dinamika Kelompok Kelas D)

Dosen Pengampu:
Novia Luthviatin, S.KM., M.Kes.

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Cica Wahyuningtias 202110101036
Annisa Rizki Maulidia 202110101047
Hani Retno Asih 202110101062
Elya Rahmawati 202110101127
Syintia Dwi Pramesti 202110101136
Rizkiah Sekarayu W. 202110101154

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Perilaku Individu Dalam Kelompok” ini dengan baik.

Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Dinamika Kelompok Kelas D. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya atas bantuan serta dukungan yang telah diberikan secara langsung
maupun tidak langsung selama menyusun makalah ini. Rasa terima kasih ini
disampaikan khususnya kepada :

1. Ibu Dr. Farida Wahyu Ningtyias, S.KM., M.Kes selaku Dekan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.
2. Bapak Taufan Asrisyah Ode, S.KM., M.Kes selaku Dosen Penanggung
Jawab Mata Kuliah Dinamika Kelompok Kelas D.
3. Ibu Novia Luthviatin, S.KM., M.Kes selaku Dosen Pengampu Mata
Kuliah Dinamika Kelompok Kelas D.
4. Anggota Kelompok 2 yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian
makalah ini.
5. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
dari sistematika maupun hasil makalah. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka
sekali apabila pembaca memberikan kritik serta masukan guna penyempurnaan
makalah ini.

Jember, 1 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1. 1 Latar Belakang.....................................................................................1
1. 2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1. 3 Tujuan..................................................................................................2
1.3.1. Tujuan Umum....................................................................................2
1.3.2. Tujuan Khusus...................................................................................2
1. 4 Manfaat................................................................................................2
1.4.1 Manfaat Teoritis.....................................................................................2
1.4.2 Manfaat Praktis......................................................................................3
BAB 2 HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................4
2.1 Dasar Perilaku Individual...................................................................4
2.2 Aspek Yang Ada Dalam Individu........................................................6
2.3 Dinamika Individu Dalam Kelompok.................................................8
2.4 Masuknya Individu Dalam Organisasi.............................................11
2.5 Kinerja Individu.................................................................................13
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................19
3.1 Kesimpulan.........................................................................................19
3.2 Saran...................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
LAMPIRAN..........................................................................................................23

ii
BAB 1 PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk individu dan makhluk sosial, manusia sebagai
makhluk individu dimaknai sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara
fisik dan rohani. Manusia juga disebut sebagai makhluk sosial yang bermakna
tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan orang lain dalam menjalani
kehidupan sehari-harinya. Pada kehidupan sehari-harinya tersebut manusia akan
saling berhubungan dan interaksi dengan manusia lain. Adanya hubungan serta
interaksi antar manusia akan menciptakan kelompok-kelompok sosial yang
dilandasi untuk tujuan yang sama. Perilaku dalam berkehidupan sosial merupakan
aspek penting yang perlu diperhatikan. Perilaku merupakan sikap individu yang
berkaitan dengan cara bertindak terhadap suatu hal (Hantono dan Pramitasari,
2018) Interaksi individu dalam sebuah organisasi tidaklah sama antara satu
dengan yang lainnya, hal ini dikarenakan bentuk kepribadian yang dimiliki oleh
masing-masing individu berbeda-beda. Kepribadian merupakan konsep paling
mendasar yang menjelaskan untuk serangkaian perilaku yang khas dimana
individu berpikir dan bertindak ketika ia sedang menyesuaikan diri dalam
lingkungannya (Rodiah dkk., 2022).
Perilaku individu dipengaruhi oleh karakteristiknya seperti ciri-ciri
biografis, kepribadian, persepsi dan sikap. Perilaku individu dalam kelompok
dapat terbagi menjadi empat aspek diantaranya yaitu, kerjasama, kompetisi,
tolong menolong, dan konflik. Kerjasama adalah suatu bentuk interaksi sosial di
mana orang-orang atau kelompok-kelompok bekerja bersama-sama, saling tolong
menolong untuk mencapai suatu tujuan bersama. Kompetisi terjadi ketika hasil
yang ingin dicapai oleh para individu tidak dapat dibagi yang berarti hanya
terdapat satu pihak saja yang berhasil mendapatkannya. Tolong menolong atau
helping dapat didasari dengan adanya perasaan senasib ketika ingin mencapai
suatu hal. Konflik atau pertikaian, yakni bentuk interaksi sosial yang terjadi
karena perbedaan paham dan kepentingan antar individu (Arifin Tahir, 2014).
Perilaku individu dalam kelompok tentu akan berbeda, karena adanya
perbedaan karakteristik individu dalam kelompok. Perbedaan tersebut merupakan

1
2

hal yang wajar ada pada masing-masing kelompok. Perbedaan yang ada dapat
menjadi sebuah peluang dan tantangan. Peluang tersebut salah satunya adalah
adanya banyak pendapat dari berbagai karakteristik individu yang memunculkan
berbagai inovasi baru. Perbedaan karakteristik individu tersebut apabila tidak
dikelola dengan baik, kurang koordinasi, akan menjadi tantangan tersendiri yang
mana harus diupayakan untuk memiliki tujuan yang sama dan dapat mencapai
tujuan tersebut, sehingga sangat penting untuk mengetahui bagaimana perilaku
individu dalam suatu kelompok.

1. 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka terdapat rumusan
masalah yang dapat diangkat pada makalah ini yaitu bagaimana perilaku individu
dalam kelompok?
1. 3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui penjelasan


secara lebih rinci mengenai perilaku individu dalam kelompok
1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui dasar perilaku individual dalam kelompok.


2. Mengetahui aspek individu yang terdapat dalam kelompok.
3. Mengetahui dinamika individu yang terjadi dalam kelompok
4. Mengetahui masuknya individu dalam organisasi
5. Mengetahui faktor kinerja individu dalam kelompok.

1. 4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai perilaku individu dalam kelompok, apa saja dasar perilaku
individu, aspek individu yang terdapat dalam kelompok, dinamika individu,
masuknya individu dalam organiasi, serta kinerja individu dalam kelompok.
3

1.4.2 Manfaat Praktis


1. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Hasil makalah ini diharapkan dapat menambah referensi bacaan dan
tambahan literatur untuk menambah informasi terkait perilaku individu
dalam kelompok.
2. Bagi Penulis
Makalah ini dapat berguna untuk penulis agar lebih memahami mengenai
konsep perilaku individu dalam kelompok.
BAB 2 HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Dasar Perilaku Individual


David A.Nadler (dalam Tahir, 2014) mendefinisikan perilaku manusia
sebagai sebuah fungsi dari integrasi antara individu dengan lingkungannya.
Perilaku manusia yang terbentuk dipengaruhi oleh setiap lingkungan yang
memang berbeda. Perilaku manusia juga diwujudkan akibat adanya berbagai
karakter berbeda yang diperlihatkan oleh individu tersebut, namun perbedaan
yang terjadi didasari oleh perilaku manusia itu sendiri (dalam Tahir, 2014).
Berikut merupakan dasar dari perilaku individu:
1. Karakteristik Biografis
Karakteristik biografis merupakan karakteristik pribadi seseorang seperti
umur, jenis kelamin dan status perkawinan. Karakter biografis bersifat objektif
dan mudah diperoleh berdasarkan catatan pribadi. Karakteristik biografis yang
jelas berupa usia, jenis kelamin, status kawin, banyaknya tanggungan dan masa
kerja dalam organisasi (Kudussamah, 2020).
a. Usia seseorang dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Usia yang semakin
tua akan berdampak pada menurunnya produktivitas manusia dibandingkan
usia yang muda sehingga perbedaan perilaku juga akan terlihat.
b. Jenis kelamin seseorang juga dapat mempengaruhi seseorang dalam
perilakunya. Terdapat beberapa studi yang menyebutkan terkait perbedaan
tingkat produktivitas berdasarkan jenis kelamin, perbedaan tersebut tentu
akan sangat mempengaruhi perilaku individu.
c. Status perkawinan dapat mempengaruhi perilaku seperti karyawan yang
sudah menikah lebih produktif dikarenakan adanya tanggung jawab yang
dapat membuat suatu pekerjaan yang tetap menjadi berharga dan penting.
d. Masa kerja adalah faktor lain dalam perilaku manusia, masa kerja
mempengaruhi perilaku seseorang seperti beban kerja yang berbanding
lurus dengan masa kerja akan membuat perilaku manusia lebih stabil
dibandingkan sebaliknya.
e. Ras sebagai warisan biologis manusia dapat mempengaruhi perilaku
manusia. Masih adanya diskriminasi ras, evaluasi kinerja berdasarkan ras,

4
5

serta keputusan pemilihan personel akan berdampak pada perilaku manusia


tersebut dalam memposisikan dirinya (Robbins dan Judge, 2008).
2. Kemampuan
Kemampuan didefinisikan sebagai suatu kapasitas individu dalam
mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan individu pada
hakikatnya terklasifikasi menjadi dua, yaitu kemampuan intelektual dan
kemampuan fisik (Kudussamah, 2020).
a. Kemampuan Intelektual merupakan kemampuan individu yang berperan
dalam menjalankan kegiatan mental. Terdapat tujuh dimensi/komponen
yang membentuk kemampuan intelektual yaitu kemahiran berhitung,
pemahaman verbal, kecepatan perseptual, penalaran induktif, penalaran
deduktif, visualisasi ruang dan ingatan (memori).
b. Kemampuan fisik merupakan kemampuan yang berperan dalam melakukan
tugas-tugas yang membutuhkan stamina, kecekatan, kekuatan dan
keterampilan serupa. Kemampuan fisik sangat bermanfaat dalam melakukan
bakat yang membutuhkan manajemen fisik. Kekuatan tersebut dipengaruhi
oleh kekuatan dinamis, kekuatan tubuh , kekuatan statis, dan kekuatan
eksplosit. Kemampuan fisik setiap individu akan berbeda-beda sehingga
perilaku yang dihasilkan akan berbeda pula. Produktivitas individu akan
mencapai titik tertinggi apabila manajemen kemampuan yang dimiliki
dimanfaatkan dan disalurkan secara tepat (Robbins dan Judge, 2008)
3. Pembelajaran
Pembelajaran didefinisikan sebagai setiap perubahan yang bersifat relatif
permanen dari perilaku yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Pembelajaran
terdiri dari beberapa komponen yakni:
a. Belajar menyertakan perubahan.
b. Perubahan bersifat relatif permanen
c. Perilaku belajar berlangsung akibat adanya suatu perubahan tindakan.
Perubahan proses berpikir atau sikap individu, harus diiringi dengan
perubahan perilaku. Hal tersebut berkorelasi secara lurus yakni apabila perubahan
perilaku tidak dilakukan maka tidak akan terjadi perubahan. Pembelajaran pada
seseorang dibentuk berdasarkan pengalaman seseorang tersebut (Kudussamah,
6

2020). Pengalaman bisa didapatkan secara langsung melalui pengamatan atau


latihan serta tidak langsung seperti melalui membaca.
Perubahan perilaku pada individu merupakan wujud sebuah hasil dari
pembelajaran. Secara sederhana, pembelajaran dapat terjadi pada individu ketika
berperilaku, bereaksi, serta merespons sebagai hasil dari pengalaman dengan suatu
cara yang berbeda daripada sebelumnya. Berdasarkan sudut pandang kelompok,
perubahan dapat berarti baik ataupun buruk. Setiap individu berpeluang dalam
mempelajari perilaku yang merugikan, berprasangka atau mengabaikan tanggung
jawab, bahkan perilaku yang menguntungkan untuk dirinya. Perubahan yang
terjadi harus didasari dengan rasa komitmen yang kuat dari dalam diri. Perubahan
yang terjadi secara singkat atau sementara dihasilkan dari adanya ledakan energi
yang tiba-tiba dan tidak bersifat konstan (Robbins dan Judge, 2008).

2.2 Aspek Yang Ada Dalam Individu


Individu dalam tatanan organisasi memiliki kompetensi, kepercayaan
pribadi, kebutuhan, dan pengalaman yang akan dibawa ketika memasuki suatu
lingkungan baru. Kompetensi yang tidak sama antar individu akan membentuk
perilaku yang berbeda pula saat berinteraksi atau berkegiatan dalam kelompok.
Kebutuhan yang berbeda pada setiap individu menentukan kecenderungan
individu dalam bertindak. Setiap individu memiliki beberapa aspek yang dapat
diamati dan dinilai oleh pihak lain. Beberapa aspek tersebut meliputi (Hadi 2017):
a. Persepsi
Persepsi merupakan proses yang dilakukan oleh individu untuk menyeleksi
dan menginterpretasikan stimulus menjadi suatu gambaran yang berarti dan
logis. Gambaran informasi yang telah didapatkan kemudian diungkapkan
pada individu lainnya. Persepsi terhadap sesuatu akan mempengaruhi
tindakan yang diambil oleh individu tersebut. Terbentuknya persepsi yang
baik atau tidak baik berasal dari pengetahuan, pengalaman, dan informasi
yang diperoleh individu bersangkutan (Puji Astuti et al. 2021)
b. Motivasi
Motivasi merupakan dorongan yang muncul dari luar maupun dalam diri
individu dengan cara merealisasikan perilaku untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Keinginan dan kemauan yang mendasari individu untuk
7

berperilaku disebut dengan motivasi. Motivasi diperlukan dalam individu


karena hal ini berpengaruh terhadap kinerja yang dihasilkan. Semakin besar
motivasi yang dimiliki, maka semakin bagus pula kinerja yang terbentuk
dalam organisasi. Namun, motivasi dapat terus berubah seiring dengan
kebutuhan tiap individu (Rahman 2021).
c. Sikap
Sikap merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap suatu stimulus atau
objek. Sikap menentukan kecenderungan seseorang dalam bertindak.
Adanya sikap akan membuat seseorang bertindak secara khas terhadap
objeknya. Melalui sikap, perasaan seseorang terhadap objeknya dapat
terlihat. Sikap terbentuk dari orang-orang sekitar, pengalaman, pandangan,
budaya maupun kondisi emosional seseorang (Pakpahan et al. 2021).
d. Kepribadian
Kepribadian merupakan ciri khas yang dimiliki oleh masing-masing
individu. Kepribadian ini terbentuk dari beberapa faktor, seperti faktor
keturunan dan lingkungan yang dikombinasikan dengan situasi atau kondisi
yang dialami oleh individu. Cara individu berinteraksi dan bersosialisasi
dengan orang lain didasari oleh kepribadian individu tersebut (Sutiyani, Adi
& Meilanie 2021).
e. Ingatan
Ingatan merupakan proses suatu hal atau objek dapat diterima, disimpan,
dan dimunculkan kembali. Hal tersebut berarti bahwa individu mampu
memproses kembali ingatan yang sudah pernah diperoleh.
f. Fantasi
Fantasi terbentuk dari kemampuan individu dalam membuat tanggapan baru
berdasarkan tanggapan yang sudah ada dalam dirinya. Melalui fantasi,
individu dapat menciptakan imajinasi yang belum pernah terjadi padanya.
g. Perasaan
Perasaan merupakan emosi dalam diri individu yang sedang terjadi dan
dirasakan. Perasaan terbentuk dari kemampuan individu dalam merespons
stimulus yang diterima secara subjektif. Bentuk perasaan bergantung pada
8

keadaan individu yang dapat berupa senang, sedih, kecewa, marah, dan
sebagainya.
h. Tanggapan
Tanggapan terbentuk dari gambaran yang ada dalam diri individu setelah
memiliki persepsi mengenai sesuatu. Tanggapan dapat berupa proses
pengungkapan pikiran individu setelah mengadakan pengamatan pada suatu
objek.
i. Kemauan
Kemauan merupakan rasa yang mendorong terbentuknya perilaku pada
individu. Dorongan ini membuat individu terdorong untuk melakukan suatu
hal sesuai dengan pikiran dan perasaannya.
j. Bakat
Bakat merupakan aspek dalam individu yang menunjukkan kualitas individu
tersebut. Bakat bersifat alami dan membutuhkan pengembangan untuk
memperoleh kemampuan yang diharapkan (Labola 2019).
k. Intelegensi
Intelegensi merupakan kecerdasan atau kemampuan seseorang dalam
beradaptasi pada lingkungan atau situasi tertentu. Intelegensi juga dapat
berarti kemampuan individu dalam memecahkan persoalan atau kecepatan
seseorang memahami suatu topik. Intelegensi dapat terlihat dari tindakan
nyata individu tersebut.

2.3 Dinamika Individu Dalam Kelompok


Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua
individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis yang jelas antar
anggotanya dan berlangsung dalam situasi yang dialami bersama. Dinamika
kelompok menguraikan kekuatan-kekuatan yang ada dalam situasi kelompok yang
menentukan perilaku kelompok dan perilaku anggotanya. Dalam hal ini, yang
berperilaku tidak hanya anggotanya, melainkan juga kelompok memiliki perilaku.
Perilaku-perilaku ini dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan yang ada di dalam
kelompok. Kekuatan-kekuatan itulah yang disebut sebagai dinamika kelompok
(Ayu dkk., 2019).
9

Dinamika kelompok dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dinamika kelompok
sebagai suatu metode dan proses, yang mana merupakan salah satu alat
manajemen untuk menghasilkan kerjasama kelompok yang optimal agar
pengelolaan organisasi menjadi lebih efektif, efisien dan produktif. Dinamika
kelompok sebagai suatu metode diartikan bahwa dinamika kelompok harus
membuat setiap anggota didalam kelompok semakin menyadari siapa dirinya dan
siapa orang lain yang hadir bersamanya dalam kelompok dengan kelebihan
maupun kekurangannya masing-masing. Dinamika kelompok sebagai suatu proses
diartikan dinamika kelompok berupaya dalam menciptakan suasana yang
membuat semua anggota kelompok merasa terlibat secara aktif dalam setiap tahap
perkembangan kelompok, sehingga setiap anggota merasakan dirinya sebagai
bagian dari kelompok dan bukan orang asing. Dengan demikian, diharapkan
setiap individu dalam kelompok merasa turut bertanggungjawab atas pencapaian
tujuan organisasi yang lebih luas (Kemhan, 2020).
Dinamika individu dalam kelompok meliputi beberapa aspek, diantaranya
yaitu:

1. Konformitas
Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan pada individu agar
selaras dengan norma kelompok sebagai akibat dari tekanan kelompok.
Perubahan perilaku ini dipengaruhi oleh adanya norma-norma atau aturan
yang berlaku dalam kelompok tersebut yang telah disepakati sebelumnya
(Ayu dkk., 2019). Konformitas terjadi karena keinginan individu agar
diterima oleh kelompok. Perubahan sikap dan perilaku dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain :
a. Kohesifitas
Kohesi kelompok adalah ketertarikan atau kekuatan yang mendorong
anggota kelompok untuk tetap berada dalam kelompok. Semakin kohesif
kelompok, maka semakin besar tingkat kepuasan anggota dan menjadikan
suatu kelompok menjadi kompak. Pada kelompok yang kohesif, anggota
merasa aman dan terlindungi, sehingga komunikasi akan lebih bebas,
sering dan terbuka. Oleh karena itu, semakin tinggi kohesifitas kelompok,
10

maka akan semakin mudah pula dalam melakukan konformitas (Ayu


dkk., 2019).
b. Ukuran kelompok
Ukuran sebuah kelompok mempengaruhi perilaku, dimana semakin besar
ukuran kelompok maka semakin besar pula kecenderungan individu untuk
mengikuti atau merubah perilaku agar sesuai dan dapat diterima dalam
kelompok tersebut.
c. Rasa takut akan penyimpangan
Penyimpangan atau ketidaksesuaian dengan kelompok dapat
menyebabkan tidak diterimanya individu di dalam suatu kelompok. Jadi,
individu yang merasa takut terhadap penyimpangan akan merubah
perilakunya sesuai dengan anggota kelompok lain atau norma di dalam
kelompok untuk menghindari terjadinya penolakan di dalam kelompok
(Setyawan, 2022).
d. Kekompakan kelompok
Kekompakan kelompok mensyaratkan adanya rasa ketertarikan untuk
mencapai tujuan yang dapat meningkatkan tingginya tingkat konformitas.
Hubungan yang erat antara individu dan kelompok mempengaruhi tingkat
konformitas, karena ketika individu merasa dekat dengan individu lain
dalam kelompok mereka akan merasa menyenangkan dan apabila tidak
sesuai atau tidak kompak maka dapat terjadi pencelaan. Oleh karena itu,
semakin kompak kelompok maka akan semakin besar pula individu dalam
kelompok untuk merubah perilaku atau menyesuaikan diri (Setyawan,
2022).
2. Pemikiran Kelompok
Pemikiran kelompok adalah proses berpikir dan mengambil keputusan lebih
memperhatikan adanya kesempatan daripada mengevaluasi fakta-fakta yang
akan muncul di pikiran. Pemikiran kelompok atau groupthink menurut
Rachmat (2005) merupakan sebuah proses pengambilan keputusan yang
terjadi pada kelompok yang sangat kohesif, dimana anggota kelompok
berusaha mempertahankan konsensus (kebutuhan untuk sepakat) kelompok,
sehingga kemampuan kritisnya menjadi kurang efektif (Nurhayati, 2020).
11

3. Altruisme
Altruisme adalah kesediaan anggota kelompok untuk saling membantu
anggota kelompok lain yang mengalami kesulitan dalam proses diskusi,
sehingga akan terjalin kerjasama yang baik antar anggota .
4. Kepatuhan
Kepatuhan merupakan bentuk pengaruh sosial yang disebabkan oleh adanya
peraturan, yang mana seseorang hanya perlu melakukan perintah kepada satu
atau lebih individu dalam kelompok untuk melakukan satu atau beberapa
jenis tindakan, sedangkan individu yang diperintahkan akan mengikuti
permintaan atau perintah dari orang yang memiliki power atau kekuatan
(Setyawan, 2022).

2.4 Masuknya Individu Dalam Organisasi


Manusia merupakan makhluk individu dan juga makhluk sosial. Manusia
sebagai makhluk sosial akan selalu bersama dan bergantung pada orang lain
sehingga terjadi berbagai bentuk interaksi sosial. Manusia sebagai individu juga
tidak dapat lepas dari situasi tempat ia berada. Situasi tersebut dapat berupa
interaksi yang berlangsung antara beberapa individu. Dengan demikian, interaksi
yang berlangsung terus-menerus dapat menyebabkan terbentuknya suatu
kelompok atau organisasi (Setyawan, 2022).
Hampir tidak ada upaya seorang individu yang tidak bersentuhan atau tidak
memerlukan campur orang lain. Oleh karena itu manusia selalu memerlukan
kehidupan berkelompok. Pertumbuhan kelompok melalui beberapa fase, yaitu
fase forming (fase kekelompokan), fase storming (fase peralihan), fase norming
(fase pembentukan norma) dan fase performing (fase berprestasi) (Kementerian
Pertahanan RI, 2020).
1. Tahap Pembentukan Rasa Kekelompokan (Forming)
Pada tahap ini setiap individu dalam kelompok melakukan berbagai
penjajakan terhadap anggota lainnya mengenai hubungan antar pribadi
yang dikehendaki kelompok, sekaligus mencoba berperilaku tertentu untuk
mendapatkan reaksi dari anggota lainnya. Bersamaan dengan tampilnya
perilaku individu yang berbeda-beda tersebut, secara perlahan-lahan,
anggota kelompok mulai menciptakan pola hubungan antar sesama mereka
12

Pada tahap pertama inilah secara berangsur-angsur mulai diletakkan pola


dasar perilaku kelompok, baik yang berkaitan dengan tugas-tugas
kelompok, atau yang berkaitan dengan hubungan antar pribadi
anggotanya, bahkan mungkin dengan kelompok-kelompok pesaing dalam
berusaha.
Dalam kaitannya dengan tugas kelompok, tujuan kelompok belum
jelas dan satu sama lain masih mencari-cari. Semua anggota mulai meraba-
raba dan menjajagi situasi kelompok. Hubungan satu sama lainnya diliputi
oleh perasaan malu-malu, ragu-ragu, dengan sopan santun yang bersifat
basa basi. Suasananya hubungan satu dengan lainnya masih terlihat kaku,
namun pada umumnya setiap individu senang memperlihatkan aku-nya,
dengan menceritakan berbagai keunggulan dirinya secara lengkap dan
berkepanjangan. Produk akhir dari fase forming ini diharapkan
terbentuknya rasa kekelompokan diantara anggotanya.
2. Tahap Pancaroba/Peralihan (Storming)
Upaya memperjelas tujuan kelompok mulai tampak, partisipasi
anggota meningkat. Sadar atau tidak sadar, pada tahap ini anggota
kelompok mulai mendeteksi kekuatan dan kelemahan masing-masing
anggota kelompok melalui proses interaksi yang intensif, ditandai dengan
mulai terjadinya konflik satu sama lain, karena setiap anggota mulai
semakin menonjolkan aku-nya masing-masing. Salah satu ciri penting dari
fase ini adalah dengan berbagai cara apapun anggotanya akan saling
mempengaruhi di antara satu sama lain.
3. Tahap Pembentukan Norma (Norming)
Dalam fase ketiga ini, meskipun konflik masih terjadi terus, namun
anggota kelompok mulai melihat karakteristik kepribadian masing-masing
secara lebih mendalam, sehingga lebih memahami mengapa terjadi
perbedaan dan konflik, bagaimana berkomunikasi dengan orang-orang
tertentu, bagaimana cara membantu orang lain dan bagaimana cara
memperlakukan orang lain dalam kelompok. Dengan adanya pemahaman
demikian, ikatan (cohesi) dan rasa percaya (trust) serta kepuasan
hubungan dan konsensus diantara anggota kelompok dalam pengambilan
13

keputusan meningkat, anggota mulai merasakan perlunya kesatuan


pendapat mengenai perilaku yang boleh dan yang tidak boleh ditampilkan
dalam pergaulan kelompok atau norma kelompok, agar kelompok bisa
bekerja secara efektif dan efisien dalam memecahkan masalah yang
dihadapi bersama.
Kondisi akhir dari tahap pembentukan norma ini adalah terciptanya
suasana penuh keharmonisan dalam kelompok, sehingga hubungan antar
pribadi yang semula penuh dengan keragu-raguan dan konflik satu sama
lain akibat ketertutupan diri, telah berubah menjadi sarana untuk
pemecahan masalah dan penyelesaian pekerjaan kelompok. Selain itu
sudah jelas pula peran apa yang harus dimainkan oleh setiap anggota
dalam penyelesaian pekerjaan kelompok sesuai dengan kemampuan yang
bisa ia berikan kepada kelompok.
4. Tahap Berprestasi (Performing)
Kelompok sudah dibekali dengan suasana hubungan kerja yang
harmonis antara anggota yang satu dengan yang lainnya, norma kelompok
telah disepakati, tujuan dan tugas kelompok serta peran masing-masing
anggota telah jelas, ada keterbukaan dalam komunikasi dan keluwesan
dalam berinteraksi satu sama lain, perbedaan pendapat ditolerir, dan
inovasi berkembang.

2.5 Kinerja Individu


Pada era globalisasi yang semakin maju, dimana teknologi berkembang
dengan sangat pesat menyebabkan setiap organisasi harus mampu beradaptasi
serta bekerja dengan efektif dan efisien. Kemajuan teknologi tersebut
menyebabkan setiap organisasi harus memiliki daya saing untuk menjaga
kelangsungan hidup organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai. Hal tersebut
mengharuskan organisasi menghimpun sumber daya manusia atau individu yang
mampu menjalankan tugas dan melaksanakan kegiatan organisasi dengan
bertanggung jawab sesuai dengan kemampuan masing – masing. Kemampuan
tersebut dapat dilihat dari kinerja individu dalam organisasi tersebut.
Kinerja merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh individu atau
suatu organisasi dalam melaksanakan pekerjaan pada suatu periode tertentu.
14

Kinerja dapat diartikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
berhasil dicapai oleh seseorang. Pada pengertian lain menurut Gibson et al (1994)
dalam Silaen dkk (2021:30) menyebutkan bahwa kinerja merujuk pada tingkat
keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Jika tujuan tersebut dapat dicapai, maka kinerja yang
dilakukan dapat dinyatakan baik dan sukses. Hal ini dapat dipahami bahwa, jika
kinerja individu baik maka akan mudah dalam mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan. Kinerja individu dapat berpengaruh terhadap kinerja organisasi
secara keseluruhan.
Faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Gibson et al (2012) dalam
Silaen dkk (2021:33) meliputi sebagai berikut:
1. Faktor Individu
Faktor individu merupakan faktor yang berasal dari individu sendiri, yang
meliputi latar belakang, demografis, kemampuan dan keterampilan.
a. Latar Belakang
Latar belakang individu dapat berpengaruh terhadap kinerja individu, hal ini
dapat berupa latar belakang keluarga serta pengalaman individu. Individu
dengan keluarga yang memiliki kebiasaan yang baik dan positif seperti
disiplin, jujur, dan bertanggung jawab, dapat menerapkan hal tersebut ketika
di suatu organisasi atau bidang usaha. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh
Pratiwi dan Kusmawan (2022) yang menunjukan bahwa latar belakang
keluarga secara langsung berpengaruh positif signifikan terhadap
keberlangsungan usaha yang dilakukan, yaitu usaha pengrajin perak, karena
latar belakang keluarga memiliki keahlian menjadi pengrajin. Kemudian,
pengalaman individu ketika di organisasi atau tempat kerja yang sesuai
dengan keahliannya, maka memudahkan individu tersebut dalam
menyelesaikan tugasnya. Pengalaman kerja memiliki pengaruh yang positif
terhadap kinerja pegawai, yang artinya semakin tinggi pengalaman kerja
maka kinerja pegawai akan semakin baik (Yasin dkk., 2021).
b. Karakteristik Demografis
Karakteristik demografi meliputi usia, jenis kelamin, dan ras, yang mana
karakteristik tersebut sangat berpengaruh terhadap kinerja individu. Usia
15

dapat berpengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir, sehingga semakin
dewasa usia seseorang maka pengalaman hidup juga bertambah diikuti
dengan kematangan mental dan intelektual. Hal ini berpengaruh terhadap
kinerja, salah satunya adalah pada saat mengambil keputusan, yaitu dengan
bijaksana dan bertanggung jawab (Zuliyanti dan Hidayati, 2021).
Kemudian, kinerja antara individu laki – laki dan perempuan juga memiliki
perbedaan pada jenis pekerjaan tertentu. Pekerjaan dengan ketelitian dan
ketelatenan tinggi lebih sering dikerjakan oleh perempuan, misalnya adalah
menjahit, merajut, membuat kue dan sebagainya. Laki – laki lebih sering
mengerjakan pekerjaan lapangan yang membutuhkan energi lebih salah
satunya adalah menjadi tukang bangunan. Ras dalam faktor demografis
berkaitan dengan kebudayaan, nilai, dan bahasa setiap individu. Individu
yang memiliki kesamaan bahasa akan mudah dalam berinteraksi dengan
individu lain, sehingga kinerja lebih optimal dan produktivitas kerja
meningkat (Silaen dkk., 2021:34).
c. Kemampuan dan Keterampilan
Kemampuan merupakan sifat alamiah atau sifat yang dipelajari oleh
seseorang untuk melakukan sesuatu. Kemampuan merupakan salah satu
unsur yang membentuk kinerja karyawan. Kemudian, keterampilan
merupakan kompetensi seseorang yang terkait dengan tugas atau pekerjaan.
Keterampilan didasarkan atas pengalaman yang dimiliki selama bekerja, dan
akan terus meningkat jika terus dilatih. Penelitian oleh Nurla dkk,(2021)
menyebutkan bahwa kemampuan secara signifikan berpengaruh terhadap
kinerja guru di SMK Negeri 4 Soppeng.
2. Faktor Psikologis
a. Persepsi
Persepsi individu terhadap lingkungan kerja yaitu dengan memahami
lingkungan kerja menggunakan lima hal, yaitu penglihatan, sentuhan,
pendengaran, perasaan, dan penciuman. Persepsi bertujuan untuk membantu
individu dalam memilih, mengorganisasikan, menginterpretasikan
rangsangan menjadi gambaran yang bermanfaat (Silaen dkk., 2021:35). Hal
ini bertujuan agar menciptakan persepsi yang baik bagi setiap individu
16

terhadap lingkungan kerjanya. Jika persepsi individu buruk terhadap


lingkungan kerjanya, maka hal tersebut dapat berdampak pada kinerja
individu. Kinerja individu menjadi buruk dan tidak dapat melaksanakan
tugas dengan baik.
b. Pembelajaran
Individu yang memiliki tingkat pembelajaran yang baik, akan mudah
beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan lingkungan. Hal tersebut akan
menyebabkan kinerja individu yang dihasilkan menjadi lebih baik.
Pembelajaran merupakan perubahan yang relatif tetap, berasal dari perilaku
yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Pembelajaran organisasi
berpengaruh terhadap kinerja karyawan, semakin baik pembelajaran
organisasi maka akan semakin mempengaruhi peningkatan kinerja
karyawan dalam suatu organisasi (Srimulatsih, 2021).
c. Sikap
Sikap merupakan respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek.
Sikap dapat dibedakan menjadi dua yaitu sikap positif dan sikap negatif.
Sikap positif akan menjadikan individu melakukan hal – hal yang
bermanfaat, sebaliknya jika individu memiliki sikap negatif, maka akan
lebih banyak melakukan hal – hal yang merugikan. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan Sya’baniah dkk, (2019) yang menunjukan bahwa
sikap positif berpengaruh terhadap kinerja pegawai di Dinas Sosial
Kabupaten Ciamis.
d. Kepribadian
Menurut Wibowo (2013:15) dalam Sya’baniah dkk, (2019) kepribadian
merupakan karakteristik individu yang menunjukan kecenderungan identitas
melalui perilaku, emosi, maupun pemikiran. Kepribadian muncul karena
adanya interaksi antara genetik dan lingkungan sekitar. Pada setiap individu,
munculnya kepribadian disebabkan oleh berbagai macam hal, salah satunya
adalah pengalaman. Pengalaman yang didapat serta keterbukaan dan mudah
beradaptasi dengan hal baru akan berpengaruh terhadap kinerja individu.
Kepribadian yang baik akan menciptakan kinerja yang baik.
e. Motivasi
17

Individu yang memiliki motivasi yang tinggi, gairah atau dorongan untuk
segera menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya, akan menghasilkan kinerja yang optimal (Silaen dkk., 2021:37).
Hal ini tentu akan memberikan keuntungan terhadap organisasi, dimana
tujuan yang telah ditetapkan akan mudah untuk dicapai.
3. Faktor Organisasi
a. Sumber Daya
Sumber daya yang dibutuhkan dalam organisasi adalah segala sumber daya
yang dapat menunjang kinerja individu. Sumber daya yang digunakan harus
memiliki keterkaitan dengan tugas yang dikerjakan, salah satunya adalah
teknologi yang memadai. Teknologi terus berkembang, jika teknologi yang
digunakan lengkap dan canggih seperti sistem informasi yang baik, maka
penyelesaian tugas juga dapat dilakukan dengan efektif dan efisien,
sehingga kinerja individu akan semakin optimal.
b. Kepemimpinan
Kepemimpinan individu dalam organisasi dapat berpengaruh pada kinerja
individu itu sendiri, kinerja kelompok, serta kinerja organisasi.
Kepemimpinan yang baik dan benar akan meningkatkan kinerja seorang
dalam suatu kelompok untuk tercapainya hasil atau tujuan yang telah
ditetapkan. Pada proses kepemimpinan terdapat upaya untuk mempengaruhi
dalam menentukan tujuan organisasi, motivasi, mempengaruhi dalam
memperbaiki kelompok dan budaya kelompok serta mempengaruhi dalam
melaksanakan tanggung jawab dalam pengerjaan tugas yang diberikan. Hal
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yapentra, (2021) yang
menunjukan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan di PT. Telkom Akses Cabang Pekanbaru.
c. Penghargaan
Pemberian penghargaan pada individu bertujuan untuk meningkatkan
motivasi individu. Individu yang memiliki motivasi yang baik setelah
mendapat penghargaan, maka akan terus berupaya untuk melakukan
pekerjaan atau tugas dengan sebaik – baiknya, sehingga kinerja individu
tersebut akan terus meningkat. Penghargaan terbagi dalam dua jenis, yaitu
18

penghargaan di luar pekerjaan seperti gaji, promosi, atau tunjangan


tambahan. Kemudian, penghargaan yang merupakan bagian dari pekerjaan
meliputi tanggung jawab, tantangan baru, serta umpan balik dari suatu
pekerjaan (Silaen dkk., 2021:38). Penghargaan dapat berpengaruh terhadap
kinerja individu dalam mengerjakan tugas atau pekerjaannya, sejalan
dengan penelitian oleh Marya dkk, (2022) bahwa penghargaan lebih
berpengaruh terhadap kinerja karyawan di Dinas Bina Marga dan Bina
Konstruksi Provinsi Lampung.
d. Struktur
Struktur dalam kelompok dapat berpengaruh terhadap kinerja karena
berkaitan dengan garis perintah tugas dan tanggung jawab masing – masing
individu dalam suatu kelompok. Pengaruh struktur terhadap kinerja adalah
adanya desentralisasi dalam pengambilan keputusan. Semakin baik dan
semakin jelas struktur organisasi, maka akan semakin mudah dalam
pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas, sehingga kinerja individu
dapat optimal.
e. Job Design
Desain pekerjaan merupakan proses penentuan tugas yang akan
dilaksanakan, metode yang digunakan untuk melaksanakan tugas, serta
bagaimana pekerjaan tersebut berkaitan dengan pekerjaan lainnya pada
suatu kelompok atau organisasi. Desain pekerjaan dapat berpengaruh
terhadap kinerja individu karena suatu pekerjaan yang digunakan bisa
menjadi lebih sederhana, lebih efektif dan efisien sehingga tidak menjadi
beban kerja individu.
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis teori perubahan perilaku tersebut, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dasar perilaku individual meliputi; karateristik biografis, kemampuan dan
pembelajaran.
2. Aspek yang ada dalam suatu individu meliputi; Persepsi, motivasi, sikap,
kepribadian, ingatan, fantasi, perasaan, tanggapan, kemauan, bakat,
intelegensi.
3. Dinamika individu dalam kelompok meliputi beberapa aspek yaitu
Konformitas, Pemikiran Kelompok, Altruisme, Kepatuhan
4. Pertumbuhan kelompok melalui beberapa fase, yaitu fase forming (fase
kekelompokan), fase storming (fase peralihan), fase norming (fase
pembentukan norma) dan fase performing (fase berprestasi)
5. Faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu faktor individu, faktor psikologis,
dan faktor organisasid.
3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan sesuai dengan bahasan yang telah dijelaskan
adalah Materi yang dituliskan pada makalah ini didasarkan pada beberapa
referensi yang ditemukan oleh penulis dan masih memiliki keterbatasan. Oleh
karena itu pembaca sebaiknya lebih mendalami materi mengenai perilaku individu
dalam kelompok dengan membaca sumber-sumber lain dan tidak hanya terpaku
pada apa yang disampaikan dalam makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin Tahir. 2014. Buku Ajar Perilaku Organisasi. Buku Ajar Perilaku
Organisasi.
Ayu, S. M., F. P. Utami, R. S. N. Djannah, dan J. D. Saptadi. 2019. Buku Ajar
Dinamika Kelompok. Yogyakarta: CV. Mine.
Hadi, S., 2017, Dinamika Kelompok (Sebuah Tinjauan Terhadap Perspektif
Pembangunan Masyarakat Petani).

19
20

Hantono, D. dan D. Pramitasari. 2018. Aspek perilaku manusia sebagai makhluk


individu dan sosial. National Academic Journal of Architecture. 5(2):85–93.
Kementerian Pertahanan RI. 2020. Keputusan Kepala Badan Pendidikan dan
Pelatihan Nomor : Kep/725/III/2020 tentang Bahan Pembelajaran Dinamika
Kelompok
Kemhan. 2020. Bahan Pembelajaran Dinamika Kelompok. Jakarta: Kementerian
Pertahanan RI. Kementerian Pertahanan RI Badan Pendidikan Dan
Pelatihan.
Kudussamah. 2020. Dasar-dasar perilaku individual dalam perilaku organisasi di
era digital. Jurnal Literasiologi. 4(1):1–6.
Labola, Y.A., 2019, ‘Konsep Pengembangan Sumber Daya Manusia Berbasis
Kompetensi, Bakat dan Ketahanan dalam Organisasi’, Jurnal Manajemen
dan Kewirausahaan, 7(1), 28–35.
Marya, C., Nur’aeni, dan B. Kawulusan. 2022. Pengaruh penghargaan dan
kemampuan kerja terhadap kinerja pegawai pada dinas bina marga dan bina
konstruksi provinsi lampung. 2(1):238–243.
Nurla, Y., R. Al Munawwarah, H. Mustafa, dan A. Sani. 2021. Pengaruh
kemampuan intelektual dan motivasi kerja terhadap kinerja guru smk negeri
4 soppeng. Amkop Management Accounting Review (AMAR). 1(1):65–80.
Nurhayati, W. 2020. Groupthink dalam pembuatan keputusan kegiatan bina desa
kelompok mahasiswa pecinta alam. Jurnal Syntax Fusion : Jurnal Nasional
Indonesia. 1(1):85–98.
Pakpahan, M., Siregar, D., Susilawaty, A., Mustar, Tasnim, Ramdany, R.,
Manurung, E.I., Sianturi, E., Tompunu, M.R.G., Sitanggang, Y.F. &
Maisyarah, 2021, Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Pratiwi, I. G. A. M. A. M. A. dan I. M. H. Kusmawan. 2022. Peran latar belakang
keluarga terhadap keberlangsungan usaha dan kesejahteraan pengrajin perak
di kabupaten gianyar. Jurnal Sutasoma. 1(1):1–10.
Puji Astuti, N., Galih Zulva Nugroho, E., Chyntia Lattu, J., Riana Potempu, I. &
Anggiani Swandana, D., 2021, ‘Persepsi Masyarakat Terhadap Penerimaan
Vaksinasi COVID-19: Literature Review’, Jurnal Keperawatan, 13(3).
21

Rahman, S., 2021, ‘Pentingnya Motivasi Belajar dalam Meningkatkan Hasil


Belajar’, Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan Dasar.
Robbins, S. P. dan T. A. Judge. 2008. Organizational Behavior. Edisi 12. Jakarta:
Edward Tanujaya.
Rodiah, S., U. Ulfiah, dan B. S. Arifin. 2022. Perilaku individu dalam organisasi
pendidikan. Islamika. 4(1):108–118.
Setyawan, D. A. 2022. Dinamika Kelompok Dalam Bimbingan Dan Konseling.
Pati: Al Qalam Media Lestari.
Silaen, N. R., Syamsuriansyah, R. Chairunnisah, R. M. Sari, E. Mahriani, R.
Tanjung, D. Triwardhani, A. Haerany, A. Masyruroh, D. G. Satriawan, A. S.
Lestari, O. Arifudin, Z. Rialmi, dan S. Putra. 2021. Kinerja Karyawan. Edisi
1. Bandung. Widina Bhakti Persada Bandung.
Srimulatsih, M. 2021. Pengaruh pembelajaran organisasi terhadap kinerja
karyawan pada pt. hutaean pekanbaru. Eko Dan Bisnis (Riau Economics and
Business Review). 12(2):1-8 P.ISSN: 1410-7988 E.ISSN: 2614-123X.
Sya’baniah, S. I., O. Saryono, dan E. Herlina. 2019. Pegawai rekapitulasi hasil
penilaian disiplin dan prestasi kerja pegawai nilai capaian kinerja frekuensi
ketererlambatan / bulan. Business Management and Entrepreneurship
Journal. 1(4):162–177.
Sutiyani, F., Adi, T.T. & Meilanie, R.S.M., 2021, ‘Nilai-Nilai Pendidikan
Karakter pada Film Adit dan Sopo Jarwo Ditinjau dari Aspek Pedagogik’,
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), 2201–2210.

Tahir, A. 2014. Buku Ajar Perilaku Organisasi. Edisi 1. Yogyakarta: CV Budi


Utama.
Yapentra, A. 2021. Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada
divisi pasang baru pt. telkom akses pekanbaru. Eko Dan Bisnis (Riau
Economics and Business Review). 12(1):98.
Yasin, S. N., Gunawan, M. N. Fattah, dan A. Parenden. 2021. Pengaruh
pengalaman kerja, pendidikan dan pelatihan (diklat), dan tingkat pendidikan
terhadap kinerja pegawai di dinas pendidikan kabupaten sopeng. Bata Ilyas
22

Educational Management Review. 1(1):17–28.


Zuliyanti, N. I. dan U. Hidayati. 2021. Pengaruh usia dan insentif terhadap kinerja
kader posyandu di kabupaten purworejo. Indonesian Journal of Midwifery
(IJM). 4(2):89.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Pembagian Tugas Kelompok


Nama NIM Tugas
Cica Wahyuningtias 202110101036  Mengerjakan 2.5
Kinerja Individu
 Mengerjakan PPT
 Mengedit Makalah
Annisa Rizki Maulidia 202110101047  Mengerjakan 2.2
Aspek yang ada dalam
individu
 Mengerjakan PPT
Hani Retno Asih 202110101062  Mengerjakan 2.3
Dinamika individu
dalam kelompok
 Mengerjakan PPT
Elya Rahmawati 202110101127  Mengerjakan BAB 1
Pendahuluan dan
Penutup
 Mengerjakan PPT
Syintia Dwi Pramesti 202110101136  Mengerjakan 2.4
Masuknya individu
dalam organisasi
 Mengerjakan PPT
Rizkiah Sekarayu W. 202110101154  Mengerjakan 2.1 Dasar
perilaku individual
 Mengerjakan PPT

Anda mungkin juga menyukai