Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PIDATO PERSUASIF

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Retorika Dakwah

Dosen Pengampu : Hj. Nurul Hidayati, L.c., M.S.I.

Di susun Oleh :

1. Anggi Nor Pratiwi (1640110008)


2. Erlinda Pratiwi (1640110009)
3. Retno Santika (1640110028)
4. Shoimatul Mardliyah (1640110035)

INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

JURUSAN DAKWAH DAN KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

TAHUN 2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dakwah adalah aktivitas mengkomunikasikan pesan Islam kepada manusia.


Secara operasional dakwah, dapat diartikan sebagai ajaka, panggilan, seruan,kepada
perbuatan baik meninggalkan perbuatan tercela. Salah satu unsur dalam kapabilitas
penceramah adalah memahami dan menerapkan retorika dakwah. Menurut Dedi Wuwur
Handrikus, retorika adalah kecakapan berbicara yang dicapai berdasarkan talenta dan
keterampilan teknis. Menurut Gory Kraft, retorika adalah suatu teknik pemakaian bahasa
sebagai seni, baik lisan maupun tulisan, yang didasarkan pada suatu pengetahuan yang
tersusun dengan baik. Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa retorika
adalah ilmu yang mempelajari kepandaian dalam berbicara.1

Dalam penyampaian retorika dakwah, seseorang harus memperhatikan sebagai


berikut, gaya bahasa, gaya irama suara, dan gaya gerak tubuh. Hal ini dibutuhkan agar
penyampaian pidato dari seseorang dapat terlaksana dengan baik. Retotika dakwah dibagi
menjadi pidato informatif, pidato persuaif, dan rekreatif. Dalam pembahasan kali ini
pemakalah membahas salah satu pidato yaitu pidato persuasif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pidato persuasif?
2. Apa saja teknik-teknik dalam pidato persuasif?
3. Bagaimana isi pesan pidato persuasif?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui maksud dari pidato persuasif
2. Untuk mengetahui teknik-teknik dalam pidato persuasif
3. Untuk menjelaskan isi pesan pidato persuasif

1
Isbandi Sutrisno dan Ida Windijarti, “Kajian Retorika Untuk Pengembangan Pengetahuan dan
Keterampilan Berpidato”, Dalam Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol.12, No. 1 Januari-April 2014, hlm. 76-78 (Jurnal
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Veteran Yogyakarta).

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pidato Persuasif


Persuasif adalah tindakan untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang dengan
menggunakan kata-kata lisan atau tulisan, suatu usaha untuk menanamkan opini baru
dan suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk mengubah sikap, kepercayaan,
dan perilaku orang dengan transmisi pesan. Pidato persuasif bertujuan untuk
mempengaruhi pendengar dengan membujuk pendengar agar mengubah pilihan atau
sikapnya. Pidato ini ditujukkan agar orang mempercayai sesuatu, melakukannya
dengan rasa antusias.2

B. Teknik-teknik Pidato Persuasif

Ehninger, monroe,dan gronbeck dalam principles and types of communication,


merinci teknik-teknik persuasif berdasarkan jenis khalayaknya.

1. Khalayak Tak Sadar


Kadang-kadang pendengar tidak sadar akan adanya masalah atau tidak
tau bahwa perlu mengambil keputusan bila begini persoalannya, dapat
menggunakan langkah-langkah urutan bermotif (motivated sequence) sebagai
berikut:
a. Tahap Perhatian. Bangkitkan minat khalayak dengan ilustrasi faktual, titipan
yang tepat, atau dengan beberapa fakta dan angka yang mengejutkan.
Tetapi, anda harus melakukannya dengan hati-hati. Jangan menyajikan
bahan yang terlalu baru dan terlalu dramatis, sehingga orang akan
meragukan kredibilitas anda. Karena para pendengar tidak menyadari
adanya masalah yang akan anda sampaikan, mereka perlu menyadari adanya
masalah yang akan anda sampaikan mereka perlu yakin bahwa anda adalah

2
Kholid Novianto dan Syahroni. A Jaswadi, “Gaya Retorika Da’i Dan Perliaku Memilih Penceramah”,
Dalam Jurnal Komunikasi Islam Vol.4, No.1 Juni 2014, hlm. 123, (Jurnal Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya, hlm 122-142).

2
orang yang dapat diterima dan bukan orang yang menakut-nakuti atau
bukan seseorang yang dipengaruhi oleh cerita atau desis-desus tak berdasar.
b. Tahap Kebutuhan. Sajikan sejumlah besar fakta, angka, dan kutipan yang
ditunjukkan untuk memperlihatkan bahwa memang benar-benar adalah
masalah. Tunjukkan ruang lingkup masalah dan implikasinya. Tunjukkan
siapa yang bakal dikenai masalah itu.sebutkan dengan khusus bagaimana
situasi tersebut mempengaruhi ketentraman, kebahagiaan, atau
kesejahteraan pendengar.
c. Tahap pemuasan, visualisasi, dan tindakan. Mengingat pentingnya relevansi
masalah yang sudah ditunjukkan, kembangkanlah tahap
pemuasan,visualisasi, dan (jika tepat) tahap tindakan. Dalam pengembangan
tahap-tahap itu, gunakanlah kesempatan yang ada untu memperkenalkan
bahan-bahan yang lebih faktual, buat menegaskan adanya masalah, dan
sebutlah itu lagi ketika anda membuat ikhtisar akhir dan mengimbau mereka
untuk meyakini dan bertindak.
2. Khalayak Apatis

Berbeda dengan khalayak pertama, khalayak apatis tahu ada masalah, tetapi
mereka acuh tak acuh saja. Tidak memeprdulikan jelaslah, bagi orang-orang
yang seperti itu bahwa tujuannya adalah membuat mereka sadar yang kita
bicarakan itu betul-betul memepengaruhi mereka. Lakukanlah secara bertahap.

a. Tahap Perhatian. Singkirkan sikap apatis dan ketidakpedulian mereka


dengan menyentuh secara singkat beberapa hal yang berkaitan dengan
kepentingan pendengar. Sampaikan satu atau dua fakta dan angka yang
mengejutkan gunakan ungkapan yang hidup untuk menunjukkan bagaimana
kesehatan, kebahagiaan, ketentraman kesempatan maju dan kepentingan-
kepentingan lainnya ditentukan secara langsung oleh persoalan yang anda
bicarakan.
b. Tahap Kebutuhan. Bila sudah tumbuh perhatian, lanjutkan dengan
menunjukkan secara langsung dan dramatis sebagaimana masalah tersebut
memepengaruhi setiap orang yang hadir. Dengan menggunakan bukti-bukyi

3
yang sekuat mungkin-contoh kasus, ilustrasi, testimoni yang otoritatif dan
tegaskan fakta dan kondisi yang kurang dikenal atau yang mengejutkan,
c. Tahap Pemuasan. Dalam membangun tahap pemuasan, tegaskan kembali
bagaimana usulan atau pemecahan yang anda tawarkan berpengaruh
langsung pada kepentingan pendengar sendiri, atau pada keluarga dan
sejawat mereka. Artinya, dalam tahap ini tunjukkan terus menerus bahwa
sikap apatis dalam masalah ini tidak dapat dibenarkan.
d. Tahap Visualisasi dan Tindakan. Visualisasikan secara jelas keuntungan
yang akan diperoleh khalayak, sekiranya mereka menerima gagasan anda
dan kerugian besar jika mereka tetap tak mengacuhkannya.
3. Khalayak yang Tertarik tetapi Ragu
Sebagian khalayak tahu dan sadar akan adanya masalah, bahwa perlu
mengambil keputusan tetapi mereka masih meragukan keyakinan yang harus
mereka ikuti atau tindakan yang harus mereka jalankan.dalam situasi seperti itu
ketika ujian utama anda meyakinkan pendengar bahwa pernyataan anda benar
atau bahwa usulan anda yang terbaik, gunakanlah tahap-tahap sebagai berikut:
a. Tahap Perhatian. Karena khalayak sudah tertarik dengan persoalannya,
tahap ini boleh singkat saja. Seringkali langsung saja menunjuk pokok
persoalan. Sekali-kali boleh saja cerita pendek atau cerita singkat. Jagalah
untuk selalu memusatkan perhatian pendengar pada pokok persoalan buak
pada persoalan yang tidak relevan, fokuskan perhatian hanya pada hal-hal
yang pokok saja dan abaikan hal-hal yang lain.
b. Tahap Kebutuhan. Tinjaulah secara singkat latar belakang munculnya
masalah. Jelaskan latar belakang historisnya secara singkat, hal ini dapat
membantu pendengar anda memahami situasinya secara lebih jelas.
c. Tahap Pemuasan.ini adalah bagian pidato yang paling penting dan mungkin
paling panjang. Tunjukkan secara ringkas rencana tindakan yang harus
dilakukan, dan definisikan istilah yang kabar atau menimbulkan berbagai
penafsiran. Tunjukkan secara spesifik bagaimana usulan anda memenuhi
kriteria yang ditunjukkan pada tahap kebutuhan.

4
d. Tahap Visualisasi. Gunakan bahasa yang hidup dan persuasif, tetapi jangan
berlebih-lebihan.
e. Tahap Tindakan. Nyatakan kembali dengan bahasa yang jelas dan kuat,
usulan,anjuran atau rencana yang anda canangkan. Buatkah ikhtisar singkat
dari argumen penting dan himabuan yang dikemukakan pada pembicara
sebelumnya.
4. Khalayak yang Bermusuhan
Kadang-kadang khalayak sadar bahwa ada problem atau masalah yang
harus diatasi, tetapi mereka menentang usulan yang anda ajukan. Penentangan
ini boleh saja terjadi karena takut akan akibat yang tidak dikehendaki atau lebih
menyukai alternatif lain daripada anda tawarkan. Terkadang penentangan itu
cerminan dari prasangka yang tersembunyi apapun kejadiannya, bial tujaun anda
adalah mengatasi keberatan khalayak dan mengupayakan agar mereka menerima
gagasan anda ikutilah urutan bermotif ini:
a. Tahap Perhatian. Karena anda tahu khalayak memusuhi usulan anda
usahakan untuk menyambung”persahabatan” dengan khalayak anda dan
menjadikan mereka mau mendengar. Bahaslah pokok pembicaraan anda
secara tidak langsung dan berangsur-angsur. Usahakan anda mengalah
semampu anda pada segi-segi tertentu dari pandangan pendengar anda
tekankan kesamaan-kesamaan dengan menegaskan pokok-pokok yang
disepakati, perkecil,atau hilangkan perbedaan-perbedaan.
b. Tahap Kebutuhan. Capailah kesepakatan pada prinsip-prinsip atau
keyakinan-keyakinan. Gunakan prinsip-prinsip ini sebagai kriteria untuk
mengukur kebenaran proporsisi yang anda kemukakan. Atau,
kembangkanlah tahap ini seperti ini sebagai kriteria untuk khalayak yang
masih ragu.
c. Tahap Visualisasi dan Tindakan. Sekiranya anda berhasil sampai disini, para
pendengar sudah berada pada posisi khalayak yang tertarik dengan masalah
yang dibicarakan tetapi masih ragu. Pengembangan pidato anda tidak

5
berbeda dari pola pidato sebelumnya (khalayak ragu), tetapi berilah tekanan
lebih banyak pada visualisasi atau keuntungan-keuntungan.3

C. Isi Pesan Pidato Persuasif


Dengan merujuk kepada Wayne N. Thompson dalam Fundamental of
Comunication akan menunjukkan bahan-bahan yang tepat untuk pidato persuasif
dengan memperhatikan tujuannya:
1. Menarik Perhatian
Dalam hal ini, seorang Mubaligh harus mengetahui bahan-bahan yang
dapat menarik perhatian, diantaranya yaitu : Hal konkret, suspense, konflik,
gerakan yang baerkaitan dengan sesuatu yang dikenal, yang baru dan eksotik,
fakta sensasional, yang berhubungan dengan peristiwa aktual, mode dan
sebagainya, kata-kata berona dan gaya bahasa, struktur kalimat yang beragam,
kutipan dan peribahasa yang diterapkan dengan cara baru, rangkaian pernyataan
atau fakta yang mengejutkan, ramalan, dan humor.
Selain memperhatikan bahan-bahan yang dapat menarik perhatian dari
audiens, Seorang Mubaligh sebelumnya dapat menerapkan prinsip-prinsip untuk
memilih bahan-bahan yang menarik, antara lain:
a. Tunjukkan bahwa topik berhubungan erat dengan kepentingan
khalayak. Jadi ambilah bahan-bahan pembicaraan yang berkaitan
dengan mereka (audiens)
b. Hindari satu jenis teknik pengembangan bahasa. Gunakan berbagai
jenis teknik dalam penyampaian pidato.
c. Gunakan contoh-contoh yang spesifik dan konkret
d. Ceritakan kisah-kisah yang menarik. Dalam hal ini seorang Mubaligh
dapat menggunakan karya-karya sastra, peristiwa sejarah, kejadian
aktual, pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain.
e. Organisasikan bahan-bahan itu atau berikan makna kepadanya secara
orisinal, kreatif, dan informatif.
2. Meyakinkan

3
Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2012, hlm. 98-102.

6
Untuk meyakinkan pendengar, seorang Mubaligh memerlukan bahasan
tersendiri yang berkenaan dengan teknik-teknik argumentasi. Dalam meyakinkan
pendengar dibutuhkan adanya bukti. Ada empat bukti yang harus dimasukkan
dalam pidato persuasif, diantaranya: fakta, contoh, statistik, dan testimoni.
Kemudian dalam meyakinkan bukti tersebut terdapat teknik-teknik penyajiannya.
Ada empat teknik penyajian bukti, diantaranya: induksi, deduksi, hubungan
kausal, dan analogi.
3. Menyentuh atau Menggerakan
Bahan-bahan yang menyentuh atau menggerakkan adalah bahan-bahan
yang mempunyai pengaruh psikologis. Dalam hal ini daya tarik motif sangat
relevan, dan dalam penggunaannya dapat melalui tiga tahap, antara lain: analisis,
seleksi, dan adaptasi. Pertama, temukan keinginan, harapan, dan cita-cita
khalayak. Kedua, pilihlah bahan-bahan yang sesuai dengan keinginan khalayak.
Ketiga, hubungkan usulan dengan kebutuhan, keinginan, dan kepentingan
khalayak.4

4
Ibid, hlm.114-116.

7
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Pidato persuasif adalah pidato yang dapat mengubah sikap dan perilaku seseorang dengan
menggunakan kata-kata lisan atau tulisan. Dalam pidato persuasif terdapat teknik-teknik yang
harus di gunakan oleh seorang Mubaligh berdasarkan klayaknya. Jika khalayaknya tidak sabaran
yang dilakukan adalah dengan membangkitkan minat khalayak dengan ilustrasi faktual, jangan
memberikan bahan yang baru dan terlalu dramatis, kemudian sajikan sejumlah besar fakta juga
tunjukkan ruang lingkup dari masalah dan implikasinya, selanjutnya gunakanlah kesempatan
yang ada untu memperkenalkan bahan-bahan yang lebih faktual, buat menegaskan adanya
masalah. Kemudian jika khalayaknya apatis, yang pertama dilakukan ialah dengan
menyingkirkan sikap apatis dan ketidakpedulian mereka dengan menyentuh beberapa hal yang
berkaitan dengan kepentingan dari para pendengar, dilanjutkan dengan menunjukkan secara
dramatis dan langsung dengan bukti-bukti yang sangat kuat, selanjutnya tunjukkan secara terus
menerus bahwa sikap apatis dalam masalah ini tidak dapat dibenarkan.

Selanjutnya bila khalayaknya tertarik tetapi ragu, pertama bisa dengan langsung
menunjukkan persoalan atau dengan menggunakan cerita pendek, kemudian tunjau secara
singkat latar belakang munculnya masalah, dilanjutkan dengan tunjukkan secara ringkas rencana
tindakan yang harus dilakukan, dan definisikan istilah yang kabar atau menimbulkan berbagai
penafsiran, terakhir dengan menggunakan bahasa yang hidup dan persuasif juga dengan bahasa
yang jelas dan kuat. Terakhir adalah kepada khalayak yang bermusuhan, pertama dengan
membahas pokok pembicaraan anda secara tidak langsung dan berangsur-angsur, kemudian
lanjutkan dengan mencapai kesepakatan pada prinsip-prinsip atau keyakinan-keyakinan,
dilanjutkan dengan mengembangkan pidato yang tidak berbeda dari pola pidato sebelumnya,
tetapi berilah tekanan lebih banyak pada visualisasi. Isi dari pesan pidato persuasif adalah
pertama menarik, dengan memilih bahan-bahan yang dapat menarik pendengar. Kedua
meyakinkan, dalam hal ini di butuhkan adanya bukti untuk meyakinkan pendengar. Ketiga
menyentuh dan menggerakkan, dengan mengembangkan bahan-bahan yang sudah di pilih
supaya dapat memepengaruhi sisi psikologis pendengar.

8
DAFTRA PUSTAKA

Sutrisno, Isbandi. dan Ida Windijarti. “Kajian Retorika Untuk Pengembangan Pengetahuan dan
Keterampilan Berpidato”. Dalam Jurnal Ilmu Komunikasi. Vol.12. No. 1. Januari-April
2014. (Jurnal Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Veteran Yogyakarta)

Rakhmat, Jalaludin. 2012. Retorika Modern. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Novianto, Kholid dan Syahroni. A Jaswadi. “Gaya Retorika Da’i Dan Perliaku Memilih
Penceramah”. Dalam Jurnal Komunikasi Islam. Vol.4. No.1 Juni 2014. (Jurnal Universitas
Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, hlm 122-142).

Anda mungkin juga menyukai