PIDATO PERSUASIF
Di susun Oleh :
TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pidato persuasif?
2. Apa saja teknik-teknik dalam pidato persuasif?
3. Bagaimana isi pesan pidato persuasif?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui maksud dari pidato persuasif
2. Untuk mengetahui teknik-teknik dalam pidato persuasif
3. Untuk menjelaskan isi pesan pidato persuasif
1
Isbandi Sutrisno dan Ida Windijarti, “Kajian Retorika Untuk Pengembangan Pengetahuan dan
Keterampilan Berpidato”, Dalam Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol.12, No. 1 Januari-April 2014, hlm. 76-78 (Jurnal
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Veteran Yogyakarta).
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Kholid Novianto dan Syahroni. A Jaswadi, “Gaya Retorika Da’i Dan Perliaku Memilih Penceramah”,
Dalam Jurnal Komunikasi Islam Vol.4, No.1 Juni 2014, hlm. 123, (Jurnal Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya, hlm 122-142).
2
orang yang dapat diterima dan bukan orang yang menakut-nakuti atau
bukan seseorang yang dipengaruhi oleh cerita atau desis-desus tak berdasar.
b. Tahap Kebutuhan. Sajikan sejumlah besar fakta, angka, dan kutipan yang
ditunjukkan untuk memperlihatkan bahwa memang benar-benar adalah
masalah. Tunjukkan ruang lingkup masalah dan implikasinya. Tunjukkan
siapa yang bakal dikenai masalah itu.sebutkan dengan khusus bagaimana
situasi tersebut mempengaruhi ketentraman, kebahagiaan, atau
kesejahteraan pendengar.
c. Tahap pemuasan, visualisasi, dan tindakan. Mengingat pentingnya relevansi
masalah yang sudah ditunjukkan, kembangkanlah tahap
pemuasan,visualisasi, dan (jika tepat) tahap tindakan. Dalam pengembangan
tahap-tahap itu, gunakanlah kesempatan yang ada untu memperkenalkan
bahan-bahan yang lebih faktual, buat menegaskan adanya masalah, dan
sebutlah itu lagi ketika anda membuat ikhtisar akhir dan mengimbau mereka
untuk meyakini dan bertindak.
2. Khalayak Apatis
Berbeda dengan khalayak pertama, khalayak apatis tahu ada masalah, tetapi
mereka acuh tak acuh saja. Tidak memeprdulikan jelaslah, bagi orang-orang
yang seperti itu bahwa tujuannya adalah membuat mereka sadar yang kita
bicarakan itu betul-betul memepengaruhi mereka. Lakukanlah secara bertahap.
3
yang sekuat mungkin-contoh kasus, ilustrasi, testimoni yang otoritatif dan
tegaskan fakta dan kondisi yang kurang dikenal atau yang mengejutkan,
c. Tahap Pemuasan. Dalam membangun tahap pemuasan, tegaskan kembali
bagaimana usulan atau pemecahan yang anda tawarkan berpengaruh
langsung pada kepentingan pendengar sendiri, atau pada keluarga dan
sejawat mereka. Artinya, dalam tahap ini tunjukkan terus menerus bahwa
sikap apatis dalam masalah ini tidak dapat dibenarkan.
d. Tahap Visualisasi dan Tindakan. Visualisasikan secara jelas keuntungan
yang akan diperoleh khalayak, sekiranya mereka menerima gagasan anda
dan kerugian besar jika mereka tetap tak mengacuhkannya.
3. Khalayak yang Tertarik tetapi Ragu
Sebagian khalayak tahu dan sadar akan adanya masalah, bahwa perlu
mengambil keputusan tetapi mereka masih meragukan keyakinan yang harus
mereka ikuti atau tindakan yang harus mereka jalankan.dalam situasi seperti itu
ketika ujian utama anda meyakinkan pendengar bahwa pernyataan anda benar
atau bahwa usulan anda yang terbaik, gunakanlah tahap-tahap sebagai berikut:
a. Tahap Perhatian. Karena khalayak sudah tertarik dengan persoalannya,
tahap ini boleh singkat saja. Seringkali langsung saja menunjuk pokok
persoalan. Sekali-kali boleh saja cerita pendek atau cerita singkat. Jagalah
untuk selalu memusatkan perhatian pendengar pada pokok persoalan buak
pada persoalan yang tidak relevan, fokuskan perhatian hanya pada hal-hal
yang pokok saja dan abaikan hal-hal yang lain.
b. Tahap Kebutuhan. Tinjaulah secara singkat latar belakang munculnya
masalah. Jelaskan latar belakang historisnya secara singkat, hal ini dapat
membantu pendengar anda memahami situasinya secara lebih jelas.
c. Tahap Pemuasan.ini adalah bagian pidato yang paling penting dan mungkin
paling panjang. Tunjukkan secara ringkas rencana tindakan yang harus
dilakukan, dan definisikan istilah yang kabar atau menimbulkan berbagai
penafsiran. Tunjukkan secara spesifik bagaimana usulan anda memenuhi
kriteria yang ditunjukkan pada tahap kebutuhan.
4
d. Tahap Visualisasi. Gunakan bahasa yang hidup dan persuasif, tetapi jangan
berlebih-lebihan.
e. Tahap Tindakan. Nyatakan kembali dengan bahasa yang jelas dan kuat,
usulan,anjuran atau rencana yang anda canangkan. Buatkah ikhtisar singkat
dari argumen penting dan himabuan yang dikemukakan pada pembicara
sebelumnya.
4. Khalayak yang Bermusuhan
Kadang-kadang khalayak sadar bahwa ada problem atau masalah yang
harus diatasi, tetapi mereka menentang usulan yang anda ajukan. Penentangan
ini boleh saja terjadi karena takut akan akibat yang tidak dikehendaki atau lebih
menyukai alternatif lain daripada anda tawarkan. Terkadang penentangan itu
cerminan dari prasangka yang tersembunyi apapun kejadiannya, bial tujaun anda
adalah mengatasi keberatan khalayak dan mengupayakan agar mereka menerima
gagasan anda ikutilah urutan bermotif ini:
a. Tahap Perhatian. Karena anda tahu khalayak memusuhi usulan anda
usahakan untuk menyambung”persahabatan” dengan khalayak anda dan
menjadikan mereka mau mendengar. Bahaslah pokok pembicaraan anda
secara tidak langsung dan berangsur-angsur. Usahakan anda mengalah
semampu anda pada segi-segi tertentu dari pandangan pendengar anda
tekankan kesamaan-kesamaan dengan menegaskan pokok-pokok yang
disepakati, perkecil,atau hilangkan perbedaan-perbedaan.
b. Tahap Kebutuhan. Capailah kesepakatan pada prinsip-prinsip atau
keyakinan-keyakinan. Gunakan prinsip-prinsip ini sebagai kriteria untuk
mengukur kebenaran proporsisi yang anda kemukakan. Atau,
kembangkanlah tahap ini seperti ini sebagai kriteria untuk khalayak yang
masih ragu.
c. Tahap Visualisasi dan Tindakan. Sekiranya anda berhasil sampai disini, para
pendengar sudah berada pada posisi khalayak yang tertarik dengan masalah
yang dibicarakan tetapi masih ragu. Pengembangan pidato anda tidak
5
berbeda dari pola pidato sebelumnya (khalayak ragu), tetapi berilah tekanan
lebih banyak pada visualisasi atau keuntungan-keuntungan.3
3
Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2012, hlm. 98-102.
6
Untuk meyakinkan pendengar, seorang Mubaligh memerlukan bahasan
tersendiri yang berkenaan dengan teknik-teknik argumentasi. Dalam meyakinkan
pendengar dibutuhkan adanya bukti. Ada empat bukti yang harus dimasukkan
dalam pidato persuasif, diantaranya: fakta, contoh, statistik, dan testimoni.
Kemudian dalam meyakinkan bukti tersebut terdapat teknik-teknik penyajiannya.
Ada empat teknik penyajian bukti, diantaranya: induksi, deduksi, hubungan
kausal, dan analogi.
3. Menyentuh atau Menggerakan
Bahan-bahan yang menyentuh atau menggerakkan adalah bahan-bahan
yang mempunyai pengaruh psikologis. Dalam hal ini daya tarik motif sangat
relevan, dan dalam penggunaannya dapat melalui tiga tahap, antara lain: analisis,
seleksi, dan adaptasi. Pertama, temukan keinginan, harapan, dan cita-cita
khalayak. Kedua, pilihlah bahan-bahan yang sesuai dengan keinginan khalayak.
Ketiga, hubungkan usulan dengan kebutuhan, keinginan, dan kepentingan
khalayak.4
4
Ibid, hlm.114-116.
7
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pidato persuasif adalah pidato yang dapat mengubah sikap dan perilaku seseorang dengan
menggunakan kata-kata lisan atau tulisan. Dalam pidato persuasif terdapat teknik-teknik yang
harus di gunakan oleh seorang Mubaligh berdasarkan klayaknya. Jika khalayaknya tidak sabaran
yang dilakukan adalah dengan membangkitkan minat khalayak dengan ilustrasi faktual, jangan
memberikan bahan yang baru dan terlalu dramatis, kemudian sajikan sejumlah besar fakta juga
tunjukkan ruang lingkup dari masalah dan implikasinya, selanjutnya gunakanlah kesempatan
yang ada untu memperkenalkan bahan-bahan yang lebih faktual, buat menegaskan adanya
masalah. Kemudian jika khalayaknya apatis, yang pertama dilakukan ialah dengan
menyingkirkan sikap apatis dan ketidakpedulian mereka dengan menyentuh beberapa hal yang
berkaitan dengan kepentingan dari para pendengar, dilanjutkan dengan menunjukkan secara
dramatis dan langsung dengan bukti-bukti yang sangat kuat, selanjutnya tunjukkan secara terus
menerus bahwa sikap apatis dalam masalah ini tidak dapat dibenarkan.
Selanjutnya bila khalayaknya tertarik tetapi ragu, pertama bisa dengan langsung
menunjukkan persoalan atau dengan menggunakan cerita pendek, kemudian tunjau secara
singkat latar belakang munculnya masalah, dilanjutkan dengan tunjukkan secara ringkas rencana
tindakan yang harus dilakukan, dan definisikan istilah yang kabar atau menimbulkan berbagai
penafsiran, terakhir dengan menggunakan bahasa yang hidup dan persuasif juga dengan bahasa
yang jelas dan kuat. Terakhir adalah kepada khalayak yang bermusuhan, pertama dengan
membahas pokok pembicaraan anda secara tidak langsung dan berangsur-angsur, kemudian
lanjutkan dengan mencapai kesepakatan pada prinsip-prinsip atau keyakinan-keyakinan,
dilanjutkan dengan mengembangkan pidato yang tidak berbeda dari pola pidato sebelumnya,
tetapi berilah tekanan lebih banyak pada visualisasi. Isi dari pesan pidato persuasif adalah
pertama menarik, dengan memilih bahan-bahan yang dapat menarik pendengar. Kedua
meyakinkan, dalam hal ini di butuhkan adanya bukti untuk meyakinkan pendengar. Ketiga
menyentuh dan menggerakkan, dengan mengembangkan bahan-bahan yang sudah di pilih
supaya dapat memepengaruhi sisi psikologis pendengar.
8
DAFTRA PUSTAKA
Sutrisno, Isbandi. dan Ida Windijarti. “Kajian Retorika Untuk Pengembangan Pengetahuan dan
Keterampilan Berpidato”. Dalam Jurnal Ilmu Komunikasi. Vol.12. No. 1. Januari-April
2014. (Jurnal Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Veteran Yogyakarta)
Novianto, Kholid dan Syahroni. A Jaswadi. “Gaya Retorika Da’i Dan Perliaku Memilih
Penceramah”. Dalam Jurnal Komunikasi Islam. Vol.4. No.1 Juni 2014. (Jurnal Universitas
Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, hlm 122-142).