Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah yang telah


memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolonganNya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad Saw.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "Pidato Persuasif,
yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang
datang dari luar. Namun, dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan
saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.

Makassar, 15 November 2016

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara sangat berperan di dahadapan suatu massa. Seseorang yang memiliki
keterampilan berbicara akan dengan mudah menyampaikan ide atau gagasannya kepada
orang lain dan diduga ia akan berhasil mengemukakan gagasan itu sehingga dapat
diterima orang lain. Seballiknya, jika seseorang tidak atau kurang memiliki keterampilan
berbicara tentu akan mengalami kesulitan dalam menyampaikan gagasannya kepada
orang lain dan diduga akan mengalami kegagalan karena biasanya pembicaraannya tidak
atau kurang menarik, sehingga sulit memahaminya.
Salah satu ragam berbicara yang sering digunakan dari dulu sampai sekarang
adalah berpidato. Dalam penataran-penataran, dalam peringatan-peringatan, dalam
seminar-seminar, dalam perayaan-perayaan pidato sering digunakan. Seseorang yang
memiliki kemampuan berpidato dalam forum-forum tersebut, biasanya mendapatkan
tempat di hati para pendengarnya. Itulah sebabnya banyak orang yang ingin berusaha
untuk memiliki keterampilan berbicara dengan baik agar sanggup menyampaikan pidato
di hadapan massa dengan baik.
Mahasiswa hendaknya berusaha pula memiliki keterampilan berbicara umumnya
dan memiliki kemampuan berpidato di hadapan massa khususnya karena bagaimanaa pun
pada suatu saat kita akan dituntut untuk berpidato. Pidato merupakan suatu hal yang
sangat penting baik pada waktu sekarang maupun pada waktu yang akan datang, karena
pidato merupakan penyampaian dan penanaman pikiran, informasi atau gagasan dari
pembicara kepada khalayak ramai. Seseorang yang berpidato dengan baik akan mampu
meyakinkan pendengarnya untuk menerima dan mematuhi pikiran, informasi, gagasan
atau pesan yang disampasikannya.

B. Rumusan Masalah

1. Teknik-teknik apa saja digunakan dalam pidato persuasif.


2. Bagaimana cara menetapkan Daya tarik motif?
3. Bagaimana pencitraan yang digunakan dalam pidato persuasif?
4. Apa yang harus diucapkan pada pidato persuasif?
5. Bagaimana cara mengorganisir pesan persuasif?
C. Tujuan:
1. Menjelaskan teknik apa saja yang digunakan pada pidato persuasif
2. Menjelaskan Cara menetapkan Daya tarik motif pada pidato persuasif
3. Menjelaskan pencitraan yang digunakan saat berpidato persuasif
4. Menjelaskan apa yang harus diucapkan pada pidato persuasif

BAB II
PEMBAHASAN

A. Teknik-teknik Persuasi
Tidak ada teknik persuasi yang berlaku di mana saja, kapan saja, dan uantuk apa
saja. Waktu, situasi, dan khalayak sangat menentukan pemilihan teknik persuasi.
Ehninger, Monroe, dan Gronbeck dalam Principles and Types of Communication, merinci
teknik-teknik persuasi berdasarkan jenis khalayaknya. Uraian di bawah ini kita kutip
seluruhnya dari mereka.
Khalayak Tak Sadar
Kadang-kadang pendengar Anda tidak sadar akan adanya masalah atau tidak tahu
bahwa perlu mengambil keputusan. Bila begini persoalnya, Anda dapat menggunakan
langkah-langkah urutan bermotif (motivated sequence).
Tahap perhatian. Bangkitkan minat khalayak dengan ilustrasi factual, kutipan yang
tepat, atau dengan beberapa fakta dan angka yang mengejutkan. Tetapi, Anda harus
melakukannya dengan hati-hati. Jangan menyajikan bahan yang terlalu baru dan terlalu
dramatis, sehingga orang akan meragukan kredibilitas Anda.
Tahap kebutuhan. Sajikan sejumlah besar fakta, angka, dan kutipan yang
ditunjukkan untuk memperlihatkan bahwa memang benar-benar ada masalah. Tunjukkan
ruang lingkup masalah dan implikasinya. Tunjukkan siapa yang bakal dikenai maalah itu.
Sebutkan dengan khusus bagaimana situasi tersebut mempengaruhi ketentraman,
kebahagiaan, atau kesejahteraan pendengar.
Tahap pemuasan, visualisasi, dan tindakan. Mengingat pentingnya relevansinya
masalah yang sudah ditunjukkan, kembangkanlah tahap pemuasan, visualisasi, dan tahap
tindakan seperti yang disarankan pada pidato informatif.
Khalayak Apatis
Berbeda dengan khalayak pertama, khalayak apatis tahu ada masalah tetapi meraka
acuh tak acuh saja. Mereka berkata, Apa urusannya dengan aku?, Memangnya aku
harus mencemaskannya?. Jelaslah bagi orang-orang seperti itu bahwa tujuan Anda
adalah membuat mereka sadar bahwa yang kita bicarakan itu betul-betul mempengaruhi
mereka. Lakukanlah secara bertahap.
Tahap perhatian. Singkirkan sikap apatis dan ketidakpedulian mereka dengan
menyentuh secara singkat beberapa hal yang berkaitan dengan kepentingan pendengar.
Sampaikan satu atau dua fakta dan angka yang mengejutkan. Gunakan ungkapanungkapan yang hidup untuk menunjukkan bagaimana kesehatan, kebahagiaan,

ketentraman, kesempatan maju dan kepentingan-kepentingan lainnya ditentukan secara


langsung oleh persoalan yang Anda bicarakan.
Tahap kebutuhan. Bila sudah tumbuh perhatian, lanjutkan dengan menunjukkan
secara langsung dan dramatis bagaimana masalah tersebut mempengaruhi setiap orang
yang hadir. Uraikan masalah dengan menunjukkan (1) efeknya secara langsung atau
segera terhadap mereka; (2) efeknya pada keluarga, sahabat, kepentingan bisnis, atau
kelompok sosial professional mereka; (3) kemungkinan efek masa depan bagi anak-anak
mereka. Dalam menunjukkan efek itu, gunakanlah bukti-bukti yang sekuat mungkin.
Tahap pemuasan. dalam membangun tahap pemuasan, tegaskan kembali bagaimana
usulan atau pemecahan yang Anda tawarkan berpengaruh langsung pada kepentingan
pendengar sendiri, atau pada keluarga atau sejawat mereka. Artinya, dalam tahap ini,
seperti dalam tahap kebutuhan, tunjukkan terus menerus bahwa sikap apatis dalam
masalah ini tidak dapat dibenarkan.
Tahap visualisasi dan tindakan. Visualisasikan secara jelas keuntungan yang akan
diperoleh khalayak, sekiranya mereka menerima gagasan anda ; dan kerugian besar jika
mereka tetap tak mngacuhkannya. Berdasarkan visualisasi ini, mintakan kepada mereka
untuk mempelajari masalah ini atau untuk bertindak bertindak mengatasinya.
Khalayak yang Tertarik tetapi Ragu
Sebagian khalayak tahu dan sadar akan adanya masalah; tahu bahwa perlu mengambil
keputusan, tetapi mereka masih meragukan keyakinan yang harus mereka ikuti atau
tindakan yang harus mereka jalankan. Dalam situasi seperti itu, ketika tujuan utama anda
meyakinkan pendengar bahwa pernyataan anda benar atau bahwa ulasan anda adalah
yang terbaik, gunakanlah tahap-tahap seperti berikut:
Tahap perhatian. Karena khalayak sudah tertarik dengan persoalannya, tahap ini
boleh singkat saja. Seringkali langsung saja menunjuk pokok persoalan. Sekali-sekali
boleh juga contoh pendek atau cerita singkat. Ketika menggunakan yang terakhir, jagalah
untuk selalu memusatkan perhatian pendengar pada pokok persoalan bukan pada
persoalan sampingan atau rincian yang tidak relevan. Fokuskan hanya pada hal-hal yang
pokok saja. Selain itu, abaikan semua hal yang lain.
Tahap kebutuhan. Tinjaulah secara singkat latar belakang munculnya masalah.
Jelaskan latar belakang historisnya secara singkat, jika hal ini dapat membantu pendengar
anda memahami situasinya secara lebih jelas. Uraikan juga dalam beberapa kata saja
situasi yang ada, dan tunjukkan mengapa perlu segera mengambil keputusan. Akhirnya,

buatlah criteria atau pedoman yang harus dipenuhi dalam mengambil keputusan yang
tepat.
Tahap pemuasan. Inilah bagian pidato anda yang paling penting, dan mungkin
paling panjang. Nyatakan usulan anda, atau tunjukkan secara ringkas rencana tindakan
yang harus dilakukan, dan difinisikan istilah-istilah yang kabur atau menimbulkan
berbagai penafsiran. Tunjukkan secara spesifik bagaimana anda memenuhi kriteria yang
ditunjukkan pada tahap kebutuhan. Lanjutkan dengan menunjukkan apa yang dapat
diperoleh bila orang menerima usulan anda dan apa kelebihan usulan anda dibanding
dengan alternatif-alternatif lainnya. Perkuat setiap pernyataan anda dengan sejumlah
banyak fakta, angka, testimony dan contoh.
Tahap visualisasi. Lakukan langkah ini singkat saja dibandingkan dengan bagian
pidato lain. Gunakan bahasa yang hidup atau persuasif, tetapi jangan berlebih-lebihan.
Proyeksikan khalayak ke masa depan dengan melukiskan gambaran realistis dari kondisikondisi yang dikehendaki, yang akan terjadi bila orang menerima usulan anda atau
mendukungnya-atau kerugian besar yang terjadi bila orang menolaknya.
Tahap tindakan. Nyatakan kembali dengan bahasa yang jelas dan kuat, usulan,
anjuran atau rencana yang anda canangkan. Buatlah ikhtisar singkat dari argumenargumen penting dan imbauan yang dikemukakan pada pembicaraan sebelumnya.

Khalayak bermusuhan
Kadang-kadang khalayak sadar bahwa ada problem atau bahwa ada masalah yang harus
diatasi, tetapi mereka menentang usulan yang anda ajukan. Penentangan ini boleh saja
terjadi karena takut akibat yang tidak dikehendaki atau lebih menyukai alternatif lain dari
pada yang anda tawarkan. Kadang-kadang penentangan itu cermin dari prasangka yang
tersembunyi. Apapun kejadiaannya, bila tujuan anda adalah mengatasi keberatankeberatan khalayak dan mengupayakan agar mereka menerima penjelasan anda, ikutilah
urutan bermotif ini;
Tahap perhatian. Karena anda tahu khalayak memusuhi usulan anda, pertama kali,
usahakan untuk menyambungkan persahabatan dengan khalayak anda, dan menjadikan
mereka mau mendengar. Bahaslah pokok pembicaraan Anda secara tidak langsung dan
berangsur-angsur. Usahakan Anda mengalah semampu Anda pada segi-segi tertentu dari

pandangan pendengar Anda; tekankan kesamaan-kesamaan dengan menegaskan pokokpokok yang disepakati; peerkecil atau hilangkan perbedaan-perbedaan.
Tahap kebutuhan. Capaialah kesepakatan pada prinsip-prinsip atau keyakinankeyakinan. Gunakan prinsip-prinsip ini sebagai criteria untuk mengukur kebenaran
proposisi yang Anda kemukakakn. Atau, kembangkanlah tahap ini seperti Anda
melakukannya untuk khalayak yang masih ragu.
Tahap visualisasi dan tindakan. Sekiranya Anda berhasil sampai di sini, para
pendengar sudah berada dalam posisi khlayak yang tertarik dengan masalah yang
dibicarakan tetapi masih ragu. Pemgembangan pidato Anda tidak berbeda dari pola pidato
sebelumnya, tetapi berilah tekanan lebih banyak pada visualisasi, atau keuntungankeuntungan.
B. Menetapkan Daya Tarik Motif
Tujuan akhir pidato adalah mempengaruhi manusia. Retorika sering juga disebut
seni persuasi. Dan persuasi adalah proses mempengaruhi pendapat, sikap dan tindakan
orang dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak
seperti atas kehendaknya sendiri. Pendapat, sikapa dan tindakan adalah fenomena
kepribadiannya, karena itu seorang orator perlu mengetahui factor-faktor yang
menentukan kepribadian manusia.
Sudah sejak lama orang mencoba mengetahui penyebab dan tingkah laku manusia.
Diharapkan dengan mengetahui penyebab itu, kita dapat mengatur, menggerakkan atau
mengarahkan tingkah laku manusia. Penyebab itu, dalam buku psikologi, disebut motif.
Motif ialah kondidi intern yang mengatur dan menggalakkan tingkah laku menuju arah
tersebut. Daya tarik yang dapat menimbulkan kondisi intern tersebut kita sebut daya tarik
motif. Ahli pidato dapat memanipulasikan daya tarik ini untuk mencapai tutjuannya.
Penjelasan mengenai motif dan daya tarik diuraikan lebih dahulu pada bagian ini. Karena
totalitas motif manusia itu membentuk kepribadian, uraian kita akan sampai kepada
faktor-faktor yang menentukan keprribadian manusia. Factor-faktor ini harus
diperhatikan benar oleh komunikator.
Motif
1. Biologis
a. Lapar dan dahaga
kemewahan
b. Lelah

Daya Tarik Motif


:

kenikmatan,

kesenangan,

: rekreasi, permainan, pelepasan dari

c. Seks

ketegangan
: daya tarik

penistaan
d. Keselamatan

seks,

kesehatan,

perkosaan,
keamanan,

perlindungan,
ketentraman
2. Psikologis
a. Organisme:
1. Ingin tahu
2. Prestasi
b. Sosial:
1. Kasih saying
2. Harga diri
3. Kekuasaan
c. Transedental:
1. Rasa agama
2. Nilai filosofis

: pengetahuan, pengalaman,
petualangan, variasi
: perjuangan, kemampuan, ambisi,
kreasi, hasrat membangun
: kesetiaan, kekeluargaan, simpati,
rasa belas, hasrat meniru
: kebanggan, kemuliaan, gengsi
perhtian
: kekuatan, paksaan, pengaruh
kebebasan
: pemujaan, kesuciaan, mirakel,
kegaiban, kepercayaan
: keindahan, keragungan, keadilan,
kebenaran

Penjelasan:
Dalam biologi, manusia termasuk binatanag menyusui adalah organism yang
memiliki organisasi biokimia yang tersendiri. Tubuhnya terdiri dari kurang lebih 21
triliun sel yang tersusun dalam system tubuh, otot dan tulang. Sebagai organism ia
membutuhkan makanan, minuman, seks, udara, isttirahat, dan kelangsungan hidup.
Kebutuhan ilmiah yang mendororng manusia bergerak, mewarnai seluruh tingkah
lakunya sejak waktu tidurnya sampai gerak pikirannya. Motif biologis ini, saking
pentingnya, disebut motif primer oleh kaum behavioris. Suatau disiplin ilmu baru yang
kontrovensi, sosiobiologi bahkan beranggapan bahwa tingkah laku sosial pun seperti
menyelamatkan orang tenggelam, moralitas dan juga agama, disebabkan oleh factor
biologis.
Motif psikologis, di sini dimaksudkan motif yang tidak melibatkan secara langsung
integritas biologis dan organism. Dasar jasmaniahnya tidak jelas dan akibat-akibat

jasmaniahnya juga lebih kecil dari akibat-akibat tingkah lakunya. Dalam kategori ini kita
masukkan tiga kelompok motif: motif organism, motif sosial, dan motif trasedental.
Motif organism ialah motif yang berkaitan dengan fungsi intrinsic organism. Motif
ini cenderung dapat dipenuhi oleh individu yang bersangkutan. Hasrat ingin tahu timbul
karena kecenderungan organisme untuk menjadi bosan atau puas apabila diberikan laman
yang secara terus-menerus.
Motif sosial ialah motif yang bergantung kepada hbungan individu dengan manusia
lain. Dalam hubungannya dengan sesame manusia, ia membutuhkan kasih saying, harga
diri dari kekuasaan. Manusia ingin dikasihi atau diperhatikan dengan orang lain. Ia tidak
mau dibenci atau diabaikan, ia ingin bergabung dnegan kelompoknya dan tidak mau
dipencilkan.
Motif trasedental jarang sekali mendapat perhatian buku-buku ilmu jiwa. Motif ini
barangkali agak menonjol pada lukisan Jung tentang manusia sebagai naturaliter
religioasa, sedikit pada uraian kebutuhan pokok manusia dari Ratzehnover. Motif ini
berhubungan dengan hal-hal yang suci di sini disebut rasa beragama, sedangkan motif
yang berhubungan dengan nilai-nilai kita sebut nilai-nilai filosofis.
Menggunakan Daya Tarik Motif
Untuk menggunakan daya tarik motif ini dalam pidato, hal-hal berikut harus
diperhatikan.
1. Tidak ada daya tarik motif yang paling baik. Semuanya baik, asalkan sesuai
dengan situasi dan khlayak yang dihadapi.
2. Dari sejumlah motif itu, ambillah motif utamanya saja. Motif-motif lain hanya
dipergunakan sebagai penunjang pada motif tersebut. Dalam istilah psikologi,
motif ini disebut central organizing motive.
Unsur Emosi sebagai Intensifikasi Daya Tarik Motif
Bila ahli retorika klasik memandang emosi sebagai cirri penyajian retorika, kini kita
melihatnya dalam hubugannya dengan daya tarik motif. Bila daya tarik motif diibaratkan
dengan peluru, maka emosi adalah tenaga yang mendorong peluru itu.
Menurut Email Dofivat, ada tujuh penggerak emosi. Satu yang terakhir tidak kita
ulas di sini. Perinciannya dijelaskan di bawah ini:

1. Kebencian

Kebencian dengan rekan-rekannya, iri hati, kedengkian, kemarahan, dan dendam


memegang peranan utama dalam menggerakkan manusia. Kebencian sudah lama
digunakan dalam kampanye politik, baik oleh komunis maupun tokoh kapitalis.
2. Rasa belas
Pada diri manusia selalu ada perasaan simpati kepada mereka yang menderita atau
korban penganiayaan. Karena itu rasa belas dapat dibangkitkan dengan
menonjolkan penderitaan korban, mendramatisasikan kepahlawanan, atau
menonjolkan suasana tidak berdaya.
3. Unsure seks
Unsure seks dapat ditambahakan dalam bermacam-macam cara. Pengaruhnya
terhadap tingkah laku manusia sudah tiak diragukan lagi. Dengan menyertakan
tata nilai, unsur seks dapat menimbulkan kebencian luar biasa. Perkosaan
terhadap rekan suatau kelompok dapat membakar kemarahan kelompok tersebut.
4. Hasrat menonjol
Sebagai indivudu, manusia ingin lebih dari orang lain. Sebagai kelompok, ia
pun ingin menonjol dari kelompok lain. Dalam taraf bangsa, hasrat menonjol ini
dapat menimbulkan Chauvinisme atau kepahlawanan.
5. Dasar kesusilaan
Manusia memiliki nilai-nilai batiniah yang tinggi, yang untuk itu ia rela mengabdi
dan berjuang. Ia ingin berbuat sesuatu yang berarti dalam hidupnya di dunia ini.
Untuk itu ia memerlukan tujuan yang mungki berupa: kehidupan bahagia di
akhirat, masa depan yang gemilang, tegaknya keadilan kebenaran.
6. Dorongan penglepasan etis
Pada suatu waktu sebagai individu atau kelompok manusia akan menderita
frustasi, karena berbuat kesalahan, diperlakukan tidak adil, dihadapkan kepada
bermacam-macam keinginan yang tidak dapat dicapai, tekanan ekonomi,
gangguan psikologis dan sebgainya.

Faktor Penentu Kepribadian


Teori Sheldon cs tidak semudah seperti dinyatakannya. Dalam kenyataannya,
umumnya orang mempunyai tipe campuran. Lagi pula, bagi seorang retor teori ini
tidak begitu banyak faidahnya. Dalam hubungannya dengan retorika, teori
Kluckhon dan Murray, barangkali amat berguna. Mereka menyebut empat macam
penentu kepribadian: constituon, group membership, role, dan situation.

Constition. Di samping persamaan jasmaniah, di antara individu-individu


terdapat pula perbedaan-perbedaan khusus. Tingkat kecerdasan, kecepatan
bergerak, kemampuan mengindra, dapat berlainan. Ini menentukan pola
kepribadian.
Group membership. Sikap individu senantiasa menjadi bagian dari
kelompoknya. Kelompok menentukan norma, mengatur tingkah laku, bahkan
mempengaruhi proses komunikasi. Orang cenderung menerima pesan yang sesuai
dengan bingkai referensi kelompoknya. Itu sebbnya dalam setiap totalitas budaya
kita mengenal adanya subkultur-subkultur.
Role. Pemuda yang mendadak menjadi suami akan mengalami perubahan
tingkah laku. Peranannya sebagai suami akan membatasi pergaulannya. Peranan
adalah lakon yang harus dimainkan orang dalam panggung kehidupan.
Situation. Situasi adala peristiwa tidak terduga dan luar biasa yang sering
mengubah tingkah laku. Kadang-kadang hal-hal kecil seperti petuah kiai, sebuah
buku, seorang guru, menyebabkan mengalami perubahan kepribadian.
C. Pencitraan (Imagery)
Pencitraan visual. Di sini, Anda berupaya menggambarkan objek, situasi, atau
peristiwa secara visual. Anda membuat potret. Para pendengar dipersilahkan melihat
potict itu. Potret itu tidak terdiri dari titik, garis, atau bentuk. Potret itu berupa rangkaian
kata yang menimbulkan kesan penglihatan pada benak Anda.
Pencitraan auditif. Anda membuat pendengar tidak saja mendengar suara Anda,
tetapi juga mendengar peristiwa yang Anda ceritakan. Di sini, Anda menggambarkan
keras-lembutnya suara, riuh-rendahnya bunyi, atau gegap-gempitannya bahana.
Pencitraan cita rasa. Anda mendorong pendengar seakan-akan ikut mengecap apa
yang Anda ceritakan. Misalnya, Anda melukiskan rasa makanan: manis, asin, masam,
atau gurih. Saya tidak menemukan contoh yang bagus untuk ini.
Pencitraan ciuman. Dengan kata-kata, Anda membawa para pendengar untuk
mencium bau-bau yang terdapat dalam peristiwa yang Anda ceritakan.
Pencitraan sentuhan. Pencitraan sentuhan didasarkan pada perasaan yang kita alami
apabila tubuh kita bersentuhan dengan objek, tubuh, atau benda.
Pencitraan organi. Lapar, mual, pusing adalah perasaan yang timbul karena
pencitraan organik. Untuk membuat pencitraan organic, kita memang harus melukiskan
peristiwa secara terinci. Monroe dan kawan-kawan menyarankan agar rincian itu tidak
boleh terlalu terurai, sehingga mengganggu perasaan khalayak.

D. ISI PESANAN PERSUASIF


Dengan merujuk pada Wayne N. Thomson dalam Fundamental Of Communication. Kita
akan menunjukkan bahan-bahan yang tepat untuk pidato persuasif dengan
memperhatikan tujuannya: (1) menarik perhatikan, (2) meyakinkan, (3) menyentuh atau
menggerakkan
1) Menarik Perhatikan
Ada sejumlah daftar panjang mengenai bahan-bahan yang menarik perhatian. Inilah
sebagian dari daftar itu:
1. Hal konkret, suspense, konflik, gerakan yang berkaitan dengan sesuatu yang
terkenal, yang baru atau eksotik
2. Fakta sensasional
3. Yang berhubungan dengan peristiwa actual, mode dan sebagainya:
4. Kata-kata berona dan gaya bahasa
5. Struktur kalimat yang beragam
6. Kutipan dan peribahasa yang diterapkan dengan cara baru
7. Perbandingan, contoh, anekdot
8. Rangkaian pernyataan atau fakta yang mengejutkan
9. Ramalan
10. Humor
11. Yang berhubungan dengan orang, tempat atau peristiwa local
Apapun yang tercantum dalam daftar, inilah prinsip-prinsip yang harus dipertimbangkan
dalam memilih bahan-bahan itu:
1. Tunjukkan bahwa topik itu berhubungan erat dengan kepentingan khalayak. Jadi
ambillah bahan-bahan pembicaraan yang berkaitan dengan mereka.
2. Hindari satu jenis teknik pengembangan bahasan.
3. Gunakan contoh-contoh yang spesifik dan konkret.
4. Ceritakan kisah-kisah menarik. Untuk itu, anda dapat menggunakan karya-karya
sastra, peristiwa-peristiwa sejarah, kejadian aktual dalam Koran atau majalah,
pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain.
5. organisasikan bahan-bahan itu atau berikan makna kepadanya secara orisinil,
kreatif dan informatif.
2) Meyakinkan
Untuk meyakinkan pendengar, kita memerlukan bahasan tersendiri berkenaan
dengan teknik-teknik argumentasi (yang akan kita tulis dalam buku yang lain).
Cukuplah di sini ditegaskan bahwa bahan-bahan yang dapat meyakinkan adalah

bukti. Ada empat bukti yang harus dimasukkan dalam pidato persuasif: fakta,
contoh, statistik, dan testimoni. Ada empat teknik penyajian bukti: induksi, deduksi,
(termasuk didalamnya emtimem dan silogisme), hubungan kausal, dan analogi
(figurative atau literal)
3) Menyentuh atau menggerakkan
Bahan-bahan yang menyentuh atau menggerakkan adalah bahan-bahan yang
mempunyai pengaruh psikologis. Pembicaraan kita tentang daya tarik motif sangat
relevan. Penggunaan daya tarik motif melalui tiga tahap: analisis, seleksi, adaptasi.
Pertama, temukan keinginan, harapan, cita-cita khalayak tertentu; kedua, pilihlah
bahan-bahan yang sesuai dengan keinginan khalayak; dan ketiga, hubungkan usulan
kita dengan kebutuhan, keinginan dan kepentingan khalayak tersebut.

E. ORGANISASI PESAN PERSUASIF


1. Pola Pemecahan Masalah
Pidato Anda ditujukan untuk menyadarkan orang akan adanya (atau urgensinya)
masalahnya: Anda menjelaskan berbagai alternatif pemecahan masalah dan
menunjukkan alternatif terbaik. Busby dan majors, dalam Basic Speech
Communication, membuat ikhtisar pola pemecahan masalah sebagai berikut:
I. Pengantar / Pendahuluan
II. Isi Pidato
A. Tunjukkan masalahnya
1. Apa penyebabnya?
2. Siapa yang bertanggung jawab?
3. Sejauh mana urgensinya?
B. Tunjukkan alternatif pemecahan
1. Adakan Pemecahan masalahnya?
2. Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah masalah?
3. Siapa yang dapat bertindak mengatasi masalah ?
C. Tunjukkan pemecahan terbaik
1. Apa yang pernah dilakukan orang untuk memecahkan masalah itu?
2. Mana pemecahan yang Anda usulkan ?
3. Mana pemecahan yang disukai khalayak?
III. Kesimpulan/Penutup
2. Pola Sebab-Akibat
Pola ini dimaksudkan untuk melukiskan situasi yang terjadi. Dengan pola
pendengar diajak untuk memahami masalah lebih jernih dan mengerti sebab-

sebabnya. Boleh juga pola ini dipergunakan untuk membahas masalah yang
sebab-sebabnya tidak mudah diketahui Busby dan Majors dalam buku yang sama
membuat ikhtisar berikut:
I. Pengantar/pendahuluan
II. Isi Pidato
A. Tunjukkan sebab-sebab timbulnya kasus
1. Faktor-faktor apa yang menimbulkannya?
2. Apakah kasus itu merupakan respon pada kasus lain?
3. Siapa bertanggung jawab?
B. Tunjukkan akibat-akibat kasus
1. Bagaimana indikasi kasus?
2. Siapa yang dikenai kasus?
3. Faktor-faktor apa bagi yang terpengaruh?
C. Apa yang dapat/harus dilakukan?
1. Apa jalan keluarnya?
2. Bagaimana jalan keluar ini menimbulkan efek yang dikehendaki?
3. Apa faidah-faidajnya?
4. Siapa yang harus melakukannya?
III. Kesimpulan/penutup
3. Pola Pro-Kontra
Bila topic pembicaraan Anda tidak dapat disusun berdasarkan pada pola
pemecahan masalah atau pola sebab-akibat, susunlah berdasarkan pola pro-kontra.
Inilah ikhtisar pola pro-kontra:
I. Pengantar/Pendahuluan
II. Isi pidato
A. Tunjukkan keuntungan-keuntungannya
1. Aspek mana dari pokok pembicaraan ayng paling menarik?
2. Keuntungan apa yang bakal diperoleh pendengar?
B. Tunjukkan kerugian-kerugiannya
1. Aspek mana yang paling tidak menarik?
2. Adakah kerugian atau biaya tersembunyi yang akan dialami
pendengar?
C. Tunjukkan bagaimana pendengar memperoleh keuntungan
1. Apakah keuntungan lebih besar dari kerugian?
2. Langkah-langkah apa yang harus diambil untuk memperoleh
keuntungan?
3. Bagaimana pendengar dapat berperan serta?
4. Bila tindakan itu harus dilakukan?
4. Pola Urutan bermotif
Pola ini, seperti kita ketahui, lazim disebut sebagai pola Monre (dariperumusnya,
Dr. Alan H. Monroe). Pada bagian terdahulu, kita sudah membicarakan teknik

pidato persuasif berdasarkan pada pola ini. Disini, sekedar mengingatkan lagi dan
menyederhanakannya kita cantumkan ikhtisar pada pola urutan bermotif:
I. Pengantar/pendahuluan
A. Perhatian
1. Bagaimana menarik perhatian?
2. Bagaimana memusatkan perhatian?
B. Kebutuhan
1. Apa masalah yang dihadapi?
2. Apa yang sudah diketahui khalayak?
3. Bagaimana membuat khalayal merasakan kebutuhan itu?
II. Isi pidato
A. Pemuasan
1. Bagaimana kebutuhan khalayak dapat dipuaskan?
2. Apa tanda-tanda pemuas kebutuhan?
3. Diaman pemuasan itu dapat diperoleh?
B. Visualisasi
1. Apa keuntungan bagi khalayal?
2. Bagaimana keadaannya bila kebutuhan itu terpenuhi?
III. Kesimpulan/penutup
A. Imbauna/Tindakan
1. Apa yang harus dilakukan khalayak untuk pemperoleh pemuas
kebutuhan?
2. Kapan mereka harus bertindak?

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pidato merupakan kegiatan menyampaikan beberapa gagasan atau pemikiran
kepada khalayak ramai ( umum / publik ). Membaca nyaring teks pidato dengan intonasi
yang tepat adalah menyampaikan suatu opini dengan keras ( nyaring ) serta dengan
intonasi yang telah di atur dan di siapkan sedemikian rupa sesuai tema pidato di depan
umum agar khalayak ramai dapat memahami gagasan tersebut dan baik. Adapun
persiapan sebelum melaksanakan pidato antara lain ; Menyusun naskah pidato terlebih
dahulu, berlatih pidato dengan metode-metode yang umum di gunakan dalam
menyampaikan pidato, kemudian mempresentasikan pidato tersebut di depan umum
dengan intonasi yang tepat.
B. Saran

Sebelum menyampaikan pidato, kita memang harus selalu siap siaga dengan
berlatih cara menyampaikan pidato itu sendiri dan mengatur unsur-unsur pendukung
pidato sedemikian rupa supaya penyampaiannya tidak sampai gugup, bertele-tele, bahkan
kurang percaya diri.

DAFTAR PUSTAKA
Rakhmat Jalaluddin. 2015. Retorika Modern (miringkan). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai