Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Magvirly Sumaila
2. Benyamin deal
Mata Kuliah : Keterampilan Presentasi (public speaking)
Dosen Pengajar : Ibu. Nurseha Djaafar S.Kep, Ns, M.Kes
Puji dan Syukur kami panjatkan Kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan Rahmatnya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini guna untuk memenuhi tugas
mata kuliah “Keterampilan Presentasi (public speaking)” dengan judul makalah "Teknik
Penyampaian yang efektif”
Kami sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal
itu di karenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang positif dan bersifat membangun dari dosen, rekan
mahasiswa dan para pembaca sekalian. Akhir kata kami memohon maaf apabila dalam
penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan.
Kata Pengantar……………….…………………………………………………………
Daftar Isi………………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………...
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………….
PEMBAHASAN
Menurut Heller (2003:175) seorang pembicara harus menghindari kata-kata klise atau
bermakna ganda ketika menyampaikan sebuah presentasi karena hal tersebut akan
menyulitkan audiens didalam mencerna makna pesan dan informasi yang disampaikan.
Selain itu menggunakan jargon atau singkatan yang menghibur secara tepat itu perlu. Hal
ini tentunya untuk mencairkan suasana presentasi yang cenderung kaku dan monoton
sehingga dengan mudah membuat audiens menjadi bosen dan tidak tertarik akan hal
yang disampaikan oleh pembicara. Menurut Bain McKay, seorang praktisi sains
manajemen pengetahuan dalam Heller (2003:178) jargon adalah batu pijakan penting
dalam manajemen pengetahuan. Jargon merupakan kunci yang menyangga pembelajaran
dan penyampaian pengetahuan. Hal lain yang harus dipastikan oleh pembicara dalam
menggunakan kosakata jargon bahwa pihak audiens sendiri dapat mengerti dan
memahami arti dari jargon tersebut.
Langkah berikut adalah dengan menggunakan alat bantu presentasi sebagai sarana
pendukung. Penyajian lisan dengan kata-kata atau kalimat lebih mengesankan kalau
didukung dengan alat bantu. Apalagi pembicara mampu menyajikan alat peraga yang
benar. Di dalam penyampaian materi presentasi, alat bantu mempunyai beberapa
keuntungan diantaranya antara lain:
Untuk bisa menguasai panggung dan audience anda dengan baik, maka anda perlu
melakukan beberapa teknik berikut ini :
Menurut Mudjia Rahardjo dalam buku Fitriana Utami Dewi : Public Speaking Kunci Sukses
Bicara di depan Publik – Teori dan Praktek (2013:100) ada 8 (delapan) cara untuk mengatasi
rasa takut dan supaya lebih percaya diri saat menjadi pembicara, sebagaimana berikut :
Sebagai pusat perhatian dari para audiens, ekspresi wajah dan perpindahan tempat
seorang pembicara juga dapat melengkapi presentasi menjadi lebih baik lagi. Salah
satu alat terpenting yang digunakan pembicara dalam komunikasi non verbal adalah
ekspresi wajah. Senyuman, ketawa, kerutan dahi, mimik yang lucu, gerakan alis yang
menunjukkan keraguan, rasa kaget dan sebagainya dapat menekankan atau
mengungkapkan maksud pembicara.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang merasa takut dan tidak percaya diri
dalam berbicara di depan umum , yaitu :
1. Takut akan gagal, ingin selalu sukses dan takut gagal malah terkadang membuat
ketakutan itu semakin besar.
2. Tidak ada rasa percaya diri, merasa diri tidak mampu melakukan hal tersebut.
3. Traumatis, memiliki rasa takut dan merasa sendirian ketika berdiri di panggung
dan semua mata melihatnya.
4. Takut dinilai/dihakimi, hal ini terjadi karena adanya perasaan takut ketika banyak
orang membicarakan dirinya sendiri atau pendapatnya.
5. Terlalu perfeksionis, perfeksionis baik, tapi terlalu perfeksionis dan berharap
terlalu banyak pada dirinya sendiri malah membuat efek negatif.
6. Terlalu perfeksionis, perfeksionis baik, tapi terlalu perfeksionis dan berharap
terlalu banyak pada dirinya sendiri malah membuat efek negatif.
7. Takut akan orang banyak, merasa tidak nyaman dan tidak percaya diri ketika
berbicara di hadapan puluhan, ratusan atau ribuan orang.
8. Kurangnya persiapan, persiapan yang minim membuat rasa takut untuk berbicara
di depan umum ini semakin menjadi.
9. Stres, hindari stres saat berbicara di depan umum.
10. Blank, takut tidak tahu apa yang harus dilakukan, apa yang harus dibicarakan saat
berbicara di depan umum.
Sebenarnya rasa takut tersebut tidak perlu dihilangkan bahkan tidak harus
dihilangkan. Mengapa demikian ? karena selama manusia itu hidup, selama itu pula rasa
takut itu selalu ada. Perasaan khawatir atau takut adalah hal yang lumrah, yang sebaiknya
dihindari adalah rasa takut yang berlebihan. Jadi dalam public speaking kita sebaiknya dapat
mengendalikan rasa takut dan justru menjadikan rasa takut tersebut sebagai daya dorong
(energi positif) yang diperlukan dalam persiapan berbicara dan saat tampil
berbicara nantinya.
Saat rasa takut menyergap, kita tidak perlu takut berlebihan. Kita juga tidak perlu
mengungkapkan rasa takut tersebut kepada semua orang, apalagi menceritakannya. Kita
tidak akan mendapatkan simpati dari siapapun atas ketakutan yang kita alami. Bahkan
ketakutan kita akan menjadi tidak nyaman bagi orang lain yang mendengarkan dan
memperhatikan kita saat tampil sebagai pembicara.
Dalam komunikasi pemasaran, banyak faktor yang perlu dipertimbangkan pada saat
merancang pesan dalam rangka mengaplikasikan komunikasi pemasaran agar dapat
berhasil mencapai tujuan. Idealnya, pembuatan pesan harus lah menarik perhatian
(Attention), menimbulkan minat (Interest), memicu keinginan (Desire), dan mendorong
orang untuk berbuat (Action) sebagaimana Model AIDA.
Perumusan pesan menuntut kita menjawab empat pertanyaan : apa yang akan
disampaikan (isi pesan), bagaimana mengatakannya secara logis (struktur pesan),
bagaimana mengatakannya secara simbolis (format pesan), dan siapa yang akan
menyampaikannya.
1. Isi Pesan
Pada umumnya, manajemen mencarikan tema, daya bujuk (Appeal), gagasan atau
tawaran penjualan yang khas. Ada tiga macam Appeal : Rasional,
Emosional dan Moral.
Pesan akan lebih sukses apabila dibuat tidak terlalu menyimpang dan berlebihan
karena jika pesan tersebut terlalu menyimpang atau berlebihan, maka argument yang
akan muncul adalah ketidakpercayaan.
2. Struktur Pesan
Selain bertumpu pada isi pesan, efektifitas komunikasi juga dipengaruhi oleh
strukturnya. Komunikator kerap lebih suka menyodorkan kesimpulan bagi audiens
ketimbang membiarkan mereka mengambil keputusan sendiri. Namun, penemuan
yang lebih mutakhir mengindikasikan bahwa iklan-iklan terbaik justru yang
mengajukan pertanyaan (A Mild How Low you can go? atau McD Mana lagi
selain di McD? ) dan membiarkan audiens membentuk kesimpulan mereka
sendiri. Bila komunikator menyodorkan kesimpulan yang kurang dipercaya atau
isu nya terlalu simple atau sangat pribadi, rekasi balik yang negatif justru muncul.
Audiensi sebaiknya jangan disodori keputusan yang bersifat terlalu eksplisit,
karena hal itu bisa membatasi appeal atau penerimaan.
Pesan bisa bersisi tunggal atau ganda. Barangkali kita menduga bahwa
penyajian bersisi-tunggal yang hanya memuji-muji produk akan lebih efektif
ketimbang argument bersisi-ganda yang juga menyebutkan kekurangan produk.
Akhirnya, uruatan penyajian argument juga sangat penting. Dalam hal pesan
bersisi-tunggal, bila lebih dulu dipaparkan argument yang kuat maka
keuntungannya adalah pesan itu bisa lebih mengundang perhatian dan minat
audiens.
3. Format Pesan
Komunikator sebaiknya memilih format pesan yang kuat. Untuk iklan cetak,
komunikator mesti menentukan judul, teks iklan, ilustrasi dan warna. Jika
pesannya disiarkan lewat radio, komunikator harus memilih kata-kata, kualitas
suara dan vokalisnya. Jika pesan tersebut dibawakan oleh orang (Wiraniaga) atau
disiarkan di televise, kesemua hal diatas serta bahas tubuh (isyarat non verbal)
juga mesti direncanakan dengan cermat. Penyaji harus menaruh perhatian pada
ekspresi wajah, busana, gerakan dan potongan rambutnya.
1. Credibility
Kredibilitas berkaitan erat dengan kepercayaan. Seorang komunikator yang baik
harus memiliki kredibilitas agar pesan yang disampaikan dapat tersasar dengan
baik. Beberapa hal yang berhubungan dengan kredibilitas misalnya kualifikasi
atau tingkat keahlian seseorang. Contoh, seorang dokter dianggap mempunyai
kredibilitas ketika ia menyampaikan hal-hal tentang kesehatan.
2. Context
Konteks berupa kondisi yang mendukung ketika berlangsungnya komunikasi.
Supaya komunikasi berjalan efektif, konteks yang tepat menjadi hal yang menarik
perhatian komunikan.
3. Content
Isi pesan merupakan bahan atau ,materi inti dari apa yang hendak disampaikan
kepada audiens. Komunikasi menjadi efektif apabila isi pesan mengandung
sesuatu yang berarti dan penting untuk diketahui oleh komunikan.
4. Clarity
Pesan yang jelas alias tidak menimbulkan penafsiran yang bermacam-macam
adalah kunci keberhasilan komunikasi. Kejelasan informasi adalah hal penting
yang bisa mengurangi dan menghindari risiko kesalahpahaman pada komunikan.
5. Continuity and consistency
Agar komunikasi berhasil, maka pesan atau informasi perlu disampaikan secara
berkesinambungan atau kontinyu. Misalnya, pesan pemerintah yang
menganjurkan masyarakat untuk menggunakan kendaran umum dibandingkan
kendaraan pribadi harus selalu disampaikan melalui berbagai media secara terus
menerus supaya pesan itu dapat tertanam dalam benak dan mempengaruhi
perilaku masyarakat.
6. Capability of Audience
Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila sang penerima pesan memahami
dan melakukan apa yang terdapat pada isi pesan. Dalam hal ini, tingkat
pemahaman seseorang bisa berbeda-beda tergantung beberapa faktor, contohnya
latar belakang pendidikan, usia ataupun status sosial.
7. Channels of Distributions
Selain berbicara secara langsung kepada audiens, ada cara lain untuk
berkomunikasi, yaitu menggunakan media. Bentuk-bentuk media komunikasi
yang biasa digunakan saat ini adalah media cetak ataupun elektronik.
Pertimbangkan secara matang pemilihan media yang sesuai dan tepat sasaran
agar tidak terjadi komunikasi yang sia-sia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berbicara di depan umum adalah hal yang diperlukan bahkan dibutuhkan,
khususnya bagi orang-orang yang menginginkan dirinya untuk lebih berkembang dan
lebih maju dalam karir dan pergaulan yang lebih luas. Public speaking juga merupakan
salah satu jalan kesuksesan seseorang di masa depan. Namun demikian, rasa takut dan
tidak percaya diri dapat menggagalkan upaya seseorang untuk sukses dalam berbicara
di depan umum . Rasa takut yang berlebihan dapat merusak persiapan yang telah
dilakukan dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-semarang/bacaartikel/13988/Berkomunikasi-
Secara-Efektif-Ciri-Pribadi-yang-Berintegritas-Dan-
PenuhSemangat.html#:~:text=Komunikasi%20efektif%20terjadi%20apabila
%20pesa,yang%20sama%20tentang%20suatu%20pesan
https://bppk.kemenkeu.go.id/balai-diklat-keuangan-pekanbaru/berita/mengatasi-rasa-
takut-dan-tidak-percaya-diri-dalam-public-speaking-636584