Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TEKNIK PENYAMPAIAN YANG EFEKTIF

Disusun Oleh :

Kelompok 5

1. Magvirly Sumaila
2. Benyamin deal
Mata Kuliah : Keterampilan Presentasi (public speaking)
Dosen Pengajar : Ibu. Nurseha Djaafar S.Kep, Ns, M.Kes

PROMOSI KESEHATAN TINGKAT 2


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO
Kata Pengantar

Puji dan Syukur kami panjatkan Kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan Rahmatnya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini guna untuk memenuhi tugas
mata kuliah “Keterampilan Presentasi (public speaking)” dengan judul makalah "Teknik
Penyampaian yang efektif”

Kami sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal
itu di karenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang positif dan bersifat membangun dari dosen, rekan
mahasiswa dan para pembaca sekalian. Akhir kata kami memohon maaf apabila dalam
penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan.

Manado, 28 juli 2023


DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………….…………………………………………………………
Daftar Isi………………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………...
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………….

2.1 Teknik Menguasai Audiens…………………………………………………………


2.2 Mengatasi Rasa Takut………………………………………………………………
2.3 Meracang Pesan yang Efektif……………………………………………………….
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………..
A. Kesimpulan………………………………………………………………………….
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknik penyampaian presentasi yang efektif merupakan suatu kegiatan
berkomunikasi, berinteraksi atau berbicara di depan banyak orang dengan menampilkan
suatu pengajuan suatu topik, pendapat atau informasi yang diberikan kepada orang lain.
Dalam perusahaan presentasi sering dilakukan untuk menjelaskan atau memaparkan
sebuah materi kepada orang lain atau karyawan supaya dapat dipahami dan di mengerti.
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris yaitu communication yang berasal dari
kata latin yaitu communis yang bermakna sama (common). Jika kita melakukan
komunikasi, baik secara pribadi, kelompok, verbal ataupun non verbal bisa berlangsung
dalam prosesnya, harus adanya kesamaan makna dan sistem isyarat yang sama.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja Teknik penguasaan audiens?


2. Bagaiman acara mengatasi rasa takut?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teknik Menguasai Audiens

Menurut Heller (2003:175) seorang pembicara harus menghindari kata-kata klise atau
bermakna ganda ketika menyampaikan sebuah presentasi karena hal tersebut akan
menyulitkan audiens didalam mencerna makna pesan dan informasi yang disampaikan.
Selain itu menggunakan jargon atau singkatan yang menghibur secara tepat itu perlu. Hal
ini tentunya untuk mencairkan suasana presentasi yang cenderung kaku dan monoton
sehingga dengan mudah membuat audiens menjadi bosen dan tidak tertarik akan hal
yang disampaikan oleh pembicara. Menurut Bain McKay, seorang praktisi sains
manajemen pengetahuan dalam Heller (2003:178) jargon adalah batu pijakan penting
dalam manajemen pengetahuan. Jargon merupakan kunci yang menyangga pembelajaran
dan penyampaian pengetahuan. Hal lain yang harus dipastikan oleh pembicara dalam
menggunakan kosakata jargon bahwa pihak audiens sendiri dapat mengerti dan
memahami arti dari jargon tersebut.

Langkah berikut adalah dengan menggunakan alat bantu presentasi sebagai sarana
pendukung. Penyajian lisan dengan kata-kata atau kalimat lebih mengesankan kalau
didukung dengan alat bantu. Apalagi pembicara mampu menyajikan alat peraga yang
benar. Di dalam penyampaian materi presentasi, alat bantu mempunyai beberapa
keuntungan diantaranya antara lain:

a. Alat bantu dapat menarik perhatian audiens


Suara seorang pembicara dengan cepat akan kehilangan perhatian dari para
audiens jika teknik penyampaian materi dalam presentasi itu datar saja. Disini
peran alat bantu sangat menolong, karena dengan adanya alat bantu akan
membangkitkan minat pendengar dan memusatkan perhatian mereka.
b. Alat bantu menunjang pengertian dalam penyampaian materi
Kata-kata bukanlah alat yang paling efisien untuk menyampaikan sebuah
rancangan atau peta. Teori`yang rumit sering lebih mudah dipahami jika
dinyatakan dengan pictogram. “Sebuah gambar sama nilainya dengan seribu
kata” (Olii, 2010:127). Maka dari itu peran visual sangat mendukung didalam
penyampaian materi presentasi.
c. Alat bantu memperkuat ingatan audiens terhadap materi yang dipresentasikan
Kebanyakan audiens mengingat hal-hal yang mereka lihat secara lebih cepat
daripada sesuatu yang mereka dengar.
d. Memberi kesenangan
Hampir semua orang menyukai gambar. Alat bantu yang dirancang dan
dengan baik akan memberi kesenangan terutama jika menggunakan warna
yang bagus dan menarik. Hal tersebut akan meninggalkan kesan tersendiri di
mata para audiens.

Untuk bisa menguasai panggung dan audience anda dengan baik, maka anda perlu
melakukan beberapa teknik berikut ini :

1. Atur nafas Dengan Baik


Menjadi Public Speaking yang Baik juga harus memperhatikan bagaimana
bernapas yang baik. Hal ini penting karena nafas yang ngos – ngosan akan
memberikan kesan anda terlalu terburu – dalam menyampaikan presentasi atau
pidato. Dan tentunya ini akan sangat merusak citra anda sebagai Public Speaker
2. Atasi Grogi dengan Tepat
Demam panggung menjadi hal yang wajar ketika kita diharuskan berbicara
didepan umum. Namun hal ini jangan dibiarkan karena bisa merusak seluruh
persiapan yang sudah anda lakukan. Untuk mengatasi grogi, usahakan anda rileks.
Dan hal terpenting anda harus sudah menguasai tema yang akan anda sampaikan.
3. Miliki Teknik Vokal yang Berkualitas
Menjadi Public Speaker artinya anda akan berhadapan dengan banyak orang
sehingga anda perlu memiliki teknik vokal yang berkualitas agar audiens mengerti
apa yang disampaikan. Setidaknya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
- Cara melafalkan kata yang tepat
- Pengucapan kalimat yang jelas
- Kecepatan dalam berbicara
- Volume
- Penekanan pada setiap kata yang diucapkan
- Persiapan Sebelum Tampil
Seorang Public Speaking yang Baik tentunya harus memiliki berbagai persiapan agar
bisa tampil dengan sempurna. Berbagai persiapan tersebut diantaranya adalah :
- Menguasai tema atau topik yang disampaikan
- Tampilan busana atau kostum
- Fisik yang fit
- Penguasaan Materi

Menurut Mudjia Rahardjo dalam buku Fitriana Utami Dewi : Public Speaking Kunci Sukses
Bicara di depan Publik – Teori dan Praktek (2013:100) ada 8 (delapan) cara untuk mengatasi
rasa takut dan supaya lebih percaya diri saat menjadi pembicara, sebagaimana berikut :

1. Kuasai benar topik yang akan disampaikan.


Dengan menguasai materi atau topik pembicaraan, seseorang akan merasa percaya
diri. Percaya diri merupakan modal penting bagi seseorang untuk bisa berbicara di
hadapan publik dengan tenang dan meyakinkan. Dengan menguasai pokok masalah
yang disampaikan, maka pembicara publik tidak akan kehilangan arah dan
kendali pembicaraannya.
2. Kenali siapa pendengarnya.
Dengan mengetahui berapa jumlah yang akan hadir, mengapa mereka hadir, tingkat
pengetahuan mereka terkait tema yang dibahas, harapan mereka, jenis kelamin dan
usia rata-rata mereka. Mengenali hal tersebut menjadi penting terkait memberikan
tingkat kesulitan bahan/materi yang akan disampaikan dan ragam
bahasa yang dipakai.
3. Sebelum memulai, tatap mata dan sapa para pendengar.
Melakukan tatapan mata dan menyapa beberapa peserta membuat mereka merasa
diperhatikan dan dihormati. Ciptakan suasana yang nyaman dan hilangkan kesan
ada jarak dengan peserta. Dengan menjadi bagian dari mereka, seorang pembicara
akan diterima dengan baik oleh mereka meski mungkin tema pembicaraan tidak
begitu berbobot.
4. Pandai-pandai menggunakan bahasa tubuh dan penampilan secara tepat.
Senyum, gerakan tangan, berjalan mendekati peserta dan berpakaian yang tepat
adalah jenis-jenis bahasa non verbal yang penting diperhatikan oleh seorang
public speaker .
5. Jangan membatasi diri sendiri.
Hargai diri sendiri saat tampil sebagai public speaking. Jadikan materi dan tontonan
Anda berharga dan dibutuhkan oleh peserta yang hadir.
6. Hindari pembicaraan berbau SARA (suku, agama, dan ras)
Membicarakan topik terkait SARA dan menjadikan sebagai bahan yang merugikan
akan menjatuhkan harga diri pembicara publik di hadapan peserta
7. Jangan membuat humor tentang seks.
Humor memang diperlukan dalam public speaking , untuk mencairkan dan
menyegarkan suasana. Namun perlu disadari bahwa tidak semua orang senang dan
terbuka tentang humor seks. Sejauh mungkin humor dan pembicaraan tentang seks,
karena hal-hal yang bersifat privat, seperti tentang seks, tidak pantas disampaikan
di depan publik.
8. Jangan menyudutkan seseorang dalam pembicaraan Anda.
Setiap manusia pasti ingin dihargai dan dihormati. Menyudutkan atau
mempermalukan seseorang di depan banyak orang, adalah perbuatan yang tidak
terpuji. Tindakan public speaker  ini juga akan menjadikan reputasi yang kurang
bagus dalam penilaian peserta lainnya

Faktor penampilan visual yang harus diperhatikan pembicara di dalam menunjang


terbentuknya pesan non verbal , antara lain (Gamble, 2002:519):
a. Pakaian
Pemilihan pakaian merupakan salah satu bagian terpenting yang harus dilakukan
seorang pembicara ketika akan tampil menyampaikan presentasi di depan umum.
Sebagai seorang pembicara yang menjadi pusat perhatian utama dari para audiens,
setiap atribut yang melekat di tubuh akan selalu diperhatikan oleh audiens. Untuk itu,
pemilihan pakaian dan atribut seperti aksesoris harus disesuaikan dengan tema dari
acara yang akan di sampaikan, jangan sampai salah kostum yang nantinya akan
membuat perhatian audiens teralihkan.
b. Postur Tubuh
Cara berdiri dan bentuk postur tubuh seorang pembicara dalam menyampaikan sebuah
materi presentasi dapat juga memberikan dampak secara tidak langsung oleh para
audiensnya. Ketika seorang pembicara berdiri tegak dengan postur tubuh yang
memperlihatkan bahwa dirinya bersemangat dan antusias dalam menyampaikan
presentasi, secara tidak langsung itu juga membangun semangat bagi audiens untuk
memperhatikan materi yang disampaikannya.
c. Gestur
Gestur gerakan tubuh dari pembicara seperti gerakan tangan saat menyampaikan
presentasi, juga dapat mencuri perhatian dari para audiens. Gerakan tubuh tertentu
secara tidak langsung dapat dijadikan isyarat atau tanda dari pembicara dalam
menekankan kalimat tertentu. Tapi perlu diingat bahwa pemakaian gerakan tubuh saat
presentasi tetap harus di perhatikan dan jangan sampai berlebihan dan pada akhirnya
menganggu perhatian dari audiens untuk mendengarkan isi materi presentasi.

d. Ekspresi Wajah dan Perpindahan Tempat

Sebagai pusat perhatian dari para audiens, ekspresi wajah dan perpindahan tempat
seorang pembicara juga dapat melengkapi presentasi menjadi lebih baik lagi. Salah
satu alat terpenting yang digunakan pembicara dalam komunikasi non verbal adalah
ekspresi wajah. Senyuman, ketawa, kerutan dahi, mimik yang lucu, gerakan alis yang
menunjukkan keraguan, rasa kaget dan sebagainya dapat menekankan atau
mengungkapkan maksud pembicara.

2.2 Mengatasi Rasa Takut

Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang merasa takut dan tidak percaya diri
dalam berbicara di depan umum , yaitu :

1. Takut akan gagal, ingin selalu sukses dan takut gagal malah terkadang membuat
ketakutan itu semakin besar.
2. Tidak ada rasa percaya diri, merasa diri tidak mampu melakukan hal tersebut.
3. Traumatis, memiliki rasa takut dan merasa sendirian ketika berdiri di panggung
dan semua mata melihatnya.
4. Takut dinilai/dihakimi, hal ini terjadi karena adanya perasaan takut ketika banyak
orang membicarakan dirinya sendiri atau pendapatnya.
5. Terlalu perfeksionis, perfeksionis baik, tapi terlalu perfeksionis dan berharap
terlalu banyak pada dirinya sendiri malah membuat efek negatif.
6. Terlalu perfeksionis, perfeksionis baik, tapi terlalu perfeksionis dan berharap
terlalu banyak pada dirinya sendiri malah membuat efek negatif.
7. Takut akan orang banyak, merasa tidak nyaman dan tidak percaya diri ketika
berbicara di hadapan puluhan, ratusan atau ribuan orang.
8. Kurangnya persiapan, persiapan yang minim membuat rasa takut untuk berbicara
di depan umum ini semakin menjadi.
9. Stres, hindari stres saat berbicara di depan umum.
10. Blank, takut tidak tahu apa yang harus dilakukan, apa yang harus dibicarakan saat
berbicara di depan umum.

Sebenarnya rasa takut tersebut tidak perlu dihilangkan bahkan tidak harus
dihilangkan. Mengapa demikian ? karena selama manusia itu hidup, selama itu pula rasa
takut itu selalu ada. Perasaan khawatir atau takut adalah hal yang lumrah, yang sebaiknya
dihindari adalah rasa takut yang berlebihan. Jadi dalam public speaking kita sebaiknya dapat
mengendalikan rasa takut dan justru menjadikan rasa takut tersebut sebagai daya dorong
(energi positif) yang diperlukan dalam persiapan berbicara dan saat tampil
berbicara nantinya. 

Saat rasa takut menyergap, kita tidak perlu takut berlebihan. Kita juga tidak perlu
mengungkapkan rasa takut tersebut kepada semua orang, apalagi menceritakannya. Kita
tidak akan mendapatkan simpati dari siapapun atas ketakutan yang kita alami. Bahkan
ketakutan kita akan menjadi tidak nyaman bagi orang lain yang mendengarkan dan
memperhatikan kita saat tampil sebagai pembicara.   

A. Solusi Mengatasi Perasaan Takut dan Tidak Percaya Diri


menurut Charles Bonar Sirait dalam buku The Power of Public Speaking ,
dijelaskan teknik mengungkapkan rasa takut, adalah sebagai berikut :

1. Datang lebih awal


Keputusan bijaksana untuk datang lebih awal sebelum acara dimulai. Hal ini
menimbulkan perasaan tenang, sambil memastikan semua pendukung
perangkat dalam berbicara di depan umum telah siap digunakan sehingga saat
tampil menjadi lebih percaya diri. Sikap dan tindakan ini juga sebagai wujud
profesionalitas terhadap waktu.
2. Menghilangkan pikiran negatif
Hilangkan pikiran yang tidak-tidak, ambil nafas dalam-dalam dan katakan
pada diri sendiri “it's OK..semua akan berjalan dengan baik dan lancar”.
3. Berpikir positif
Simpul pikiran positif akan menggerakkan zat adrenalin dalam tubuh dan
mengubahnya menjadi rasa percaya diri, yang akan mempengaruhi proses
ataupun pola pikir yang kemudian akan terwujud dalam kata-kata yang dipilih
dalam setiap percakapan.
4. Memvisualisasikan kesuksesan
Pentingnya melatih kemampuan membayangkan kejadian yang akan terjadi di
masa depan. Seandainya Anda sukses, akankah seperti apa penampilan
berbicara Anda ? seberapa ramai tepuk tangan penonton yang ditujukan untuk
Anda ? akan seperti apa balasan dan reaksi orang-orang terhadap Anda ?
Bayangkan terus hal tersebut dalam pikiran kita.  
5. Jadi diri sendiri, kreatiflah!
Kita semua diciptakan sebagai manusia yang unik alias berbeda-beda. Tidak
harus meniru karakter orang lain untuk membentuk gaya Anda sendiri.
Biarkan kemampuan pribadi Anda keluar secara alami dan dengan sendirinya.
Jadilah kreatif !
6. Cintai ketakutan dan transformasikan energi rasa takut menjadi antusiasme
Cintailah rasa takut karena rasa takutlah yang akan memberikan inspirasi
kepada kita untuk menjadi kreatif dan melakukan hal-hal baru serta ubahlah
rasa takut menjadi semangat dan antusiasme untuk terus maju
melejitkan kemampuan diri.
7. Latihan, latihan, latihan
Tidak ada metode terbaik dalam public speaking selain rajin berlatih dan
melakukan persiapan sedini mungkin. Public speaker yang terkenal pun masih
perlu melakukan persiapan dan latihan sebelum tampil. Semakin sering
berlatih, semakin besar kemungkinan untuk sukses.
2.3 Merancang Pesan Yang Efektif

Dalam komunikasi pemasaran, banyak faktor yang perlu dipertimbangkan pada saat
merancang pesan dalam rangka mengaplikasikan komunikasi pemasaran agar dapat
berhasil mencapai tujuan. Idealnya, pembuatan pesan harus lah menarik perhatian
(Attention), menimbulkan minat (Interest), memicu keinginan (Desire), dan mendorong
orang untuk berbuat (Action) sebagaimana Model AIDA.

Perumusan pesan menuntut kita menjawab empat pertanyaan : apa yang akan
disampaikan (isi pesan), bagaimana mengatakannya secara logis (struktur pesan),
bagaimana mengatakannya secara simbolis (format pesan), dan siapa yang akan
menyampaikannya.

1. Isi Pesan

Pada umumnya, manajemen mencarikan tema, daya bujuk (Appeal), gagasan atau
tawaran penjualan yang khas. Ada tiga macam Appeal : Rasional,
Emosional dan Moral.

Komunikator bisa juga memakai Appeal negatif. Pemasar mengeksploitasi rasa


takut, rasa bersalah, dan rasa malu konsumen agar mau melakukan sesuatu. Di sisi
lain, komunikator kerap memanfaatkan Appeal positif seperti humor, cinta kasih,
kebanggaan dan kegembiraan.

Pesan akan lebih sukses apabila dibuat tidak terlalu menyimpang dan berlebihan
karena jika pesan tersebut terlalu menyimpang atau berlebihan, maka argument yang
akan muncul adalah ketidakpercayaan.

2. Struktur Pesan
Selain bertumpu pada isi pesan, efektifitas komunikasi juga dipengaruhi oleh
strukturnya. Komunikator kerap lebih suka menyodorkan kesimpulan bagi audiens
ketimbang membiarkan mereka mengambil keputusan sendiri. Namun, penemuan
yang lebih mutakhir mengindikasikan bahwa iklan-iklan terbaik justru yang
mengajukan pertanyaan (A Mild How Low you can go? atau McD Mana lagi
selain di McD? ) dan membiarkan audiens membentuk kesimpulan mereka
sendiri. Bila komunikator menyodorkan kesimpulan yang kurang dipercaya atau
isu nya terlalu simple atau sangat pribadi, rekasi balik yang negatif justru muncul.
Audiensi sebaiknya jangan disodori keputusan yang bersifat terlalu eksplisit,
karena hal itu bisa membatasi appeal atau penerimaan.
Pesan bisa bersisi tunggal atau ganda. Barangkali kita menduga bahwa
penyajian bersisi-tunggal yang hanya memuji-muji produk akan lebih efektif
ketimbang argument bersisi-ganda yang juga menyebutkan kekurangan produk.
Akhirnya, uruatan penyajian argument juga sangat penting. Dalam hal pesan
bersisi-tunggal, bila lebih dulu dipaparkan argument yang kuat maka
keuntungannya adalah pesan itu bisa lebih mengundang perhatian dan minat
audiens.
3. Format Pesan
Komunikator sebaiknya memilih format pesan yang kuat. Untuk iklan cetak,
komunikator mesti menentukan judul, teks iklan, ilustrasi dan warna. Jika
pesannya disiarkan lewat radio, komunikator harus memilih kata-kata, kualitas
suara dan vokalisnya. Jika pesan tersebut dibawakan oleh orang (Wiraniaga) atau
disiarkan di televise, kesemua hal diatas serta bahas tubuh (isyarat non verbal)
juga mesti direncanakan dengan cermat. Penyaji harus menaruh perhatian pada
ekspresi wajah, busana, gerakan dan potongan rambutnya.

Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama


memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa asing
orang menyebutnya the communication is in tune ,yaitu kedua belah pihak yang
berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan yang disampaikan.

Agar komunikasi bisa berlangsung efektif, perlu diperhatikan faktor-faktor yang


mempengaruhinya. Menurut Scoot M Cultip dan Allen dalam bukunya Effective Public
Relations, faktor-faktor tersebut disebut dengan The Seven Communication, yaitu:

1. Credibility
Kredibilitas berkaitan erat dengan kepercayaan. Seorang komunikator yang baik
harus memiliki kredibilitas agar pesan yang disampaikan dapat tersasar dengan
baik. Beberapa hal yang berhubungan dengan kredibilitas misalnya kualifikasi
atau tingkat keahlian seseorang. Contoh, seorang dokter dianggap mempunyai
kredibilitas ketika ia menyampaikan hal-hal tentang kesehatan.
2. Context
Konteks berupa kondisi yang mendukung ketika berlangsungnya komunikasi.
Supaya komunikasi berjalan efektif, konteks yang tepat menjadi hal yang menarik
perhatian komunikan.
3. Content
Isi pesan merupakan bahan atau ,materi inti dari apa yang hendak disampaikan
kepada audiens. Komunikasi menjadi efektif apabila isi pesan mengandung
sesuatu yang berarti dan penting untuk diketahui oleh komunikan.
4. Clarity
Pesan yang jelas alias tidak menimbulkan penafsiran yang bermacam-macam
adalah kunci keberhasilan komunikasi. Kejelasan informasi adalah hal penting
yang bisa mengurangi dan menghindari risiko kesalahpahaman pada komunikan.
5. Continuity and consistency
Agar komunikasi berhasil, maka pesan atau informasi perlu disampaikan secara
berkesinambungan atau kontinyu. Misalnya, pesan pemerintah yang
menganjurkan masyarakat untuk menggunakan kendaran umum dibandingkan
kendaraan pribadi harus selalu disampaikan melalui berbagai media secara terus
menerus supaya pesan itu dapat tertanam dalam benak dan mempengaruhi
perilaku masyarakat.
6. Capability of Audience
Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila sang penerima pesan memahami
dan melakukan apa yang terdapat pada isi pesan. Dalam hal ini, tingkat
pemahaman seseorang bisa berbeda-beda tergantung beberapa faktor, contohnya
latar belakang pendidikan, usia ataupun status sosial.
7. Channels of Distributions
Selain berbicara secara langsung kepada audiens, ada cara lain untuk
berkomunikasi, yaitu menggunakan media. Bentuk-bentuk media komunikasi
yang biasa digunakan saat ini adalah media cetak ataupun elektronik.
Pertimbangkan secara matang pemilihan media yang sesuai dan tepat sasaran
agar tidak terjadi komunikasi yang sia-sia.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berbicara di depan umum adalah hal yang diperlukan bahkan dibutuhkan,
khususnya bagi orang-orang yang menginginkan dirinya untuk lebih berkembang dan
lebih maju dalam karir dan pergaulan yang lebih luas. Public speaking juga merupakan
salah satu jalan kesuksesan seseorang di masa depan.  Namun demikian, rasa takut dan
tidak percaya diri dapat menggagalkan upaya seseorang untuk sukses dalam berbicara
di depan umum . Rasa takut yang berlebihan dapat merusak persiapan yang telah
dilakukan dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-semarang/bacaartikel/13988/Berkomunikasi-
Secara-Efektif-Ciri-Pribadi-yang-Berintegritas-Dan-
PenuhSemangat.html#:~:text=Komunikasi%20efektif%20terjadi%20apabila
%20pesa,yang%20sama%20tentang%20suatu%20pesan
https://bppk.kemenkeu.go.id/balai-diklat-keuangan-pekanbaru/berita/mengatasi-rasa-
takut-dan-tidak-percaya-diri-dalam-public-speaking-636584

Anda mungkin juga menyukai