Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“PRESENTASI ILMIAH”

Kelompok 11

Nama Anggota

Gilang Ratna Pertiwi D12.2019.00095


Kurnia Murbo W D12.2019.00100
Muhammad Tegar Priaze D12.2020.00167
Nova Erani D12.2020.00147
Petrus Apri Putranto D12.2020.00170
Sahlan Tri Rabialdi D12.2020.00162

PROGAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Presentasi ilmiah adalah kegiatan yang lazim dilakukan dalam dunia ilmiah. Kegiatan
itu berfungsi untuk menyebarkan informasi ilmiah. Karena mahasiswa merupakan
intelektual yang berkewajiban menyebarkan ilmu yang dimilikinya, kemahiran untuk
melakukan presentasi ilmiah merupakan suatu kebutuhan.
Seringkali dalam presentasi mengalami kegagalan, karena kurang percaya diri, dan
kemacetan kata–kata dalam berbicara, mungkin materi yang akan dibawakan adalah
materi yang pembahasannya sangat menarik tapi karena pembawaanya yang kurang
menangkan atau kurang berbicara dalam mempresentasikan ilmiah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian presentasi ilmiah dan tujuan?
2. Bagaimana tata cara dan kiat presentasi ilmiah ?
3. Apa saja tahap-tahap presentasi ilmiah?
4 Sistematika dalam slide presentasi?
5. Bagaimana teknik presentasi ilmiah?

1.3 Tujuan
Tujuan yang hendak penulis capai dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa presentasi ilmiah dan tujuannya
2. Untuk mengetahui tata cara dan kiat-kiat dalam presentasi ilmiah
3. Untuk mengetahui tahap-tahap presentasi
4. Untuk mengetahui sistematika slide presentasi
5. Untuk mengetahui teknik presentasi ilmiah

1.4 Manfaat
1. Memiliki pengetahuan pengetahuan yang memadai tentang fungsi dan penggunaan
bahasa dalam berbicara.
2. Memahami berbagai prinsip dasar dan metode pembelajaran berbicara.
3. Dapat memiliki keterampilan dalam menyusun bahan presentasi.
4. Dapat berprentasi ilmiah dengan baik sesuai dengan etika dan tata cara presentasi
ilmiah.
5. Dapat meningkatkan keterampilan berbicara dalamm forum ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Presentasi Ilmiah
Presentasi sering dipahami sebagai suatu kegiatan menyampaikan informasi
mengenai suatu hal, baik gagasan ataupun objek, di hadapan orang banyak. Oleh karena itu
presentasi juga sering dikatakan sebagai berbicara di hadapan publik.
Morrisey dan Sechrest mendeskripsikan bahwa presentasi melibatkan penyiapan dan
penyampaian suatu pokok bahasan kritis dalam bentuk yang logis dan ringkas, sehingga
menimbulkan komunikasi yang efektif. Maka dapat disimpulkan presentasi merupakan
kegiatan berbicara di hadapan publik untuk mengkomunikasikan secara efektif suatu pokok
bahasan yang merupakan informasi mengenai suatu gagasan atau objek.
Robert M. French mengatakan, bahwa “you are a scientist or you wouldn’t be giving
the talk” yang artinya Anda seorang ilmuwan atau Anda pendiam. Pandangan itu dapat di
jadikan dasar untuk mendeskripsikan presentasai ilmiah. Dari segi pelaku, yang memberikan
presentasi ilmiah adalah seorang ilmuan. Informasi yang disampaikan tentu adalah bersifat
ilmiah. Jadi, presentasi ilmiah merupakan presentasi yang disampaikan oleh seorang ilmuan
mengenai suatu gagasan atau objek ilmiah di hadapan khalayak ilmiah.

2.2 Faktor yang Mendukung Jalannya Presentasi Ilmiah


Untuk menjaga agar presentasi tetap fokus pada masalah yang dibahas dan komunikasi tetap
efektif, faktor kebahasaan dan nonkebahasaan sangat penting diperhatikan dan merupakan hal
yang mutlak untuk dipahami. Berikut ini dijelaskan lebih rinci mengenai faktor kebahasaan
dan nonkebahasaan dalam berbicara (Arsjad dan Mukti, 1993:17)

2.2.1 Faktor Kebahasaan


Yang termasuk faktor kebahasaan adalah sebagai berikut:
a. Ketepatan ucapan
Seseorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat.
Pengucapan bunyi bahasa yang kurang tepat dapat mengalihkan perhatian pendengar. Sudah
tentu pola ucapan dan artikulasi yang digunakan tidak selalu sama. Masing masing
mempunyai gaya tersendiri dan gaya yang dipakai berubah-ubah sesuai dengan pokok
pembicaraan, perasaan dan sasaran.
b. Penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai
Kesesuaian tekanan, nada, sendi, dan durasi merupakan daya tarik tersendiri dalam berbicara.
Bahkan, kadang-kadang merupakan faktor penentu. Walapun masalah yang dibicarakan
kurang menarik, dengan penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai, akan
menyebabkan masalahnya menjadi menarik. Sebaliknya jika penyampaiannya datar saja,
hampir dapat dipastikan akan menimbulkan kejemuan dan keefektifan berbicara tentu
berkurang.
c. Pilihan kata (diksi)
Pilihan kata hendaknya tepat, jelas, dan bervariasi. Jelas maksudnya mudah dimengerti oleh
pendengar yang menjadi sasaran. Pendengar akan lebih terangsang dan akan lebih paham,
kalau kata-kata yang digunakan kata-kata yang sudah dikenal oleh pendengar. Kalau si
pembicara memaksakan diri memilih kata-kata yang tidak dipahaminya dengan maksud
supaya lebih mengesankan, malah akibatnya akan sebaliknya. Timbul kesan seolah-olah
dibuat-buat dan berlebihan. Selain itu, pilihan kata juga disesuaikan dengan pokok
pembicaraan.
d. Ketepatan sasaran pembicaraan
Hal ini menyangkut pemakaian kalimat. Pembicara yang menggunakan kalimat efektif akan
memudahkan pendengar menangkap pembicaraannya. Susunan penuturan kalimat sangat
besar pengaruhnya terhadap keefektifan penyampaian. Seorsng pembicara harus mampu
menyusun kalimat efektif, kalimat yang mengenai sasaran, sehingga mampu menimbulkan
pengaruh, kesan, atau menimbulkan akibat.
2.2.2 Faktor Nonkebahasaan
Keefektifan berbicara tidak hanya didukung oleh faktor kebahasaan, tetapi juga
ditentukan oleh faktor nonkebahasaan. Yang termasuk faktor nonkebahasaan sebagai berikut:
a. Sikap wajar, tenang, dan tidak kaku
Pembicara yang tidak tenang, lesu, dan kaku tentulah akan memberikan kesan pertama yang
kurang menarik. Padahal, kesan pertama itu sangat pertama itu sangat penting untuk
menjamin adanya kesenimbanguan perhatian pendengar. Dari sikap yang wajar saja
sebenarnya pembicara sudah dapat menunujukan otoritas dan integritasnya. Tentup sikap ini
sangat banyak ditentukan oleh situasi, tempat, dan penguasaan materi.
b. Pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara
Supaya pendengar dan pembicara benar-benar terlibat dalam kegiatan berbicara, pandangan
berbicara sangat membantu. Hal ini sering diabaikan oleh pembicara. Pandangan yang hanya
tertuju pada satu arah akan menyebabkan pendengar lain merasa kurang diperhatikan.
c. Gerak-gerik dan mimik yang tepat
Gerak-gerik dan mimik yang tepat dapat pula menunjang keefektifan berbicara. Hal-hal yang
penting selain mendapat tekanan, biasanya juga dibantu dengan gerak tangan atau mimik. Hal
ini dapat menghidupkan komunikasi. Namun perlu diingat, gerak gerik yang berlebihan justru
dapat menganggu keefektifan berbicara.
d. Kenyaringan suara
Tingkat kenyaringan suara tentu disesuaikan dengan situasi, tempat, dan jumlah pendengar.
Tetapi perlu diperhatikan jangan berteriak. Pengaturan kenyaringan suara diperlukan supaya
didengar oleh semua pendegar dengan jelas. Hal ini juga mengingat kemungkinan gangguan
dari luar.
e. Kelancaran
Seorang pembicara yang lancar berbicara akan memudahkan pendengar menangkap pesan
yang disampaikan pembicara. Pembicara yang berbicara dengan terputus-putus atau adanya
bagian-bagian tertentu yang diselipi bunyi-bunyi tertentu, tentu akan menganggu
penangkapan pendengar. Misalkan menyelipkan bunyi ee,oo,aa, dan sebagainya. Sebaliknya,
pembicara yang terlalu cepat berbicara juga akan menyulitkan pendengar menangkap pokok
pembicaraan yang disampaikan.
f. Relevansi/Penalaran
Gagasan demi gagasan haruslah berhubungan dengan logis. Proses berpikir untuk sampai
pada suatu kesimpulan haruslah logis. Hal ini berarti hubungan bagian-bagian dalam kalimat,
hubungan kalimat dengan kalimata harus logis dan berhubungan dengan pokok pembicaraan.
g. Penguasaan topik
Pembicaraan formal selalu menuntut persiapan. Tujuannya tidak lain supaya topik yang
dipilih betul-betul dikuasi. Penguasaan topik yang baik akan memunculkan keberanian dan
kelancaran. Jadi, penguasaan topik sangatlah penting, bahkan merupakan faktor utama dalam
berbicara.

2.3 Hal-Hal yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Melaksanakan Presentasi Ilmiah


Sebelum mempersiapkan suatu presentasi, ada beberapa hal perlu diketahui terlebih dahulu
yaitu sebagai berikut :
1. Situasi. Perhatikan waktu dan tempat anda akan memberikan presentasi.
2. Tujuan. Apa tujuan yang ingin dicapai dari yang dilakukan.
3. Audience. Perhatikan siapa saja yang menjadi peserta presentasi anda
4. Metode. Metode apa yang tepat dipakai agar tujuan presentasi dapat tercapai.
Adapun langkah langkah yang dapat ditempuh dalam mempersiapkan presentasi ilmiah yaitu:
a. Tentukan butir-butir terpenting bahan yang dibahas. Penyebutan butir hendaknya tidak
boleh terlalu singkat, tetapi juga tidak boleh terlalu elaboratif karena elaborasinya akan
dilakukan secara lisan oleh penyaji.
b. Atur butir butir tersebut agar alur penyajiannya runtut san runut (kohesif dan kohern).
c. Kerangka pikir perlu diungkapkan / disajikan dalam diagram atau bagan alir untuk
menunjukkan alur penalarannya.
Presentasi yang baik tidak akan berjalan dengan baik tanpa dipersiapkan dengan matang.
Untuk mencapai kesuksesan dalam presentasi dubutuhkan alat bantu seperti infocus, laptop,
dan layar (screen). Alat bantu ini harus dipastika berfungsi dengan baik dan dapat di gunakan
untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Kehadiran alat bantu visul harus dapat
memperkaya, buka merusak pesan yang disampaikan atau distribusi satu outline dalam
membantu audiensi mengikuti presentasi. Gunakan variasi untuk menarik perhatian audiensi :
ingat kembali manfaat gambar, grafik, dan objek. Berikut ini beberapa tips yang perlu di
perhatikan dalam penggunaan alat bantu menurut Alek dan H. Achmad H.P. (2010) :
1. Hindari pemakaian transparansi dengan huruf yang relatif kecil (standard).
2. Gunakan huruf datar (misalnya, swiss atau halvetica) dengan ukuran yang substansial
(misalnya, 18 atau lebih).
3. Jika memakai warna , hindari pemakaian warna yang berlebihan.
4. Rancang powerpoint/ transparansi secara wajar, gunakan kualitas huruf yang baik dan
jelas.
5. Hindari pemakaian lembar presentasi yan ditulis tangan dan memiliki resolusi rendah.
6. Batasi jumlah lembar presentasi/ transparansi yang dipakai
7. Pastikan diagram atau chart dirancang denga baik agar dapat menjelaskan poin-poin
penting yang l;ebih bcepat dan lebih jelas dari pada kata kata.
8. Jangan gunaka grafik sulit yang dipahami atau tidak relevan dengan topik yang dibahas.
9. Miliki alasan atau argumen yan tepat untuk setiap lembar presentasi yan ditampilkan.
10. Jangan pernah halangi pandangan audiensi: batasi posisi badan yang menghalangi
audiensi.
11. Pastikan bahwa anda mengetahui cara menggunakan alat bantu; praktikkan sebelum anda
memulai presentasi; persiapkan segala hal yang dibutuhkan termasuk gegala kemungkunan
terburuk.
12. Perhatikan pencahayaan pada ruangan presentasi.
2.4 Etika dan Tata Cara Pelaksanaan Presentasi Ilmiah
Dr. Aninditya Sri Nugraheni, M.pd. (2017) menyampaikan bahwa tata cara dan presentasi
ilmiah akan berhasil jika penyaji menati 3 tata cara yang lazim yaitu :
1. Penyaji perlu memberi informasi kepada peserta secara memadai. Informasi tersebut akan
dipahami dengan baik jika peserta memperoleh bahan tertulis, baik bahan lengkap ataupun
bahasan presentasi powerpoint.
2. Penyaji menyajikan bahan dalam waktu yang tersedia. Penyaji perlu merencanakan
penggunaan waktu dan menaati dan menaati panduan yang diberikan oleh moderator.
3. Penyaji menaati etika yang berlaku di forum ilmiah. Forum ilmiah merupakan wahana
bagi ilmuan dan akademisi dari berbagai disiplin ilmu saling asah otak dan hati serta bertukar
berbagai informasi akademik, baik sebagai hasil pemikiran maupun hasil penelitian
Dalam sebuah forum ada beberapa peran yang dimainkan oleh aktor yang berbeda, yakni
penyaji, pemandu (moderator), notulis, peserta dan teknisi. Semua pihak wajib melaksanakan
tugasnya dan menjaga agar jalannya presentasi ilmiah dapat berjalan dengan baik dan lancar
dengan aturan main yang telah ditetapkan. Adapun beberapa Etika dalam forum ilmiah yang
harus dijaga agar tujuan forum dapat tercapai dengan baik. Etika berkaitan dengan keyakinan
dan prinsip mengenai mana yang benar dan mana yang salah serta mana yang patut dan mana
yang tidak patut. Satu nilai yang harus dipegang dalam menjaga etika adalah “menjaga
perilaku agar tidak merugikan orang lain”. Kerugian mencakup hak atau kesempatan,
kehilangan muka, dan tersinggung perasaannya. Hak dalam forum ilmiah meliputi hak
berbicara, hak membela dan mempertahankan pendapatnya, serta hak untuk mendapatkan
pengakuan. Bagi segala peran dalam presentasi ilmiah hal dibawah ini harus diperhatikan
dengan baik :
1. Penyaji
Jika menyajikan data, penyaji harus secara jujur menyebutkan apakah data itu hasil
penelitiannya ataukah diambil dari sumber lain. Jika diambil dari sumber lain, harus
disebutkan secara lengkap sesuai dengan kelaziman dunia ilmiah.
2. Peserta
Etika yang harus dijaga oleh peserta antara lain adalah sebagai berikut. Pertama, setiap
peserta harus jujur pada diri sendiri. Artinya, dia akan bertanya jika memang tidak tahu, akan
mencari klarifikasi apabila masih bingung atau belum yakin, akan mengecek apakah
pemahamannya sudah benar ataukah belum, dsb. Selain itu, setiap peserta wajib menghargai
pendapat/gagasan orang lain dan hal ini mensyaratkan bahwa dia wajib menyimak apabila
ada orang yang berbicara (atau bertanya). Misalnya, ketika orang lain telah mengusulkan
gagasan, dia tidak akan berbicara seolah-olah dialah pengusul pertama gagasan tersebut.
Ketika pertanyaan telah diajukan oleh peserta lain, dia tidak akan mengulangi pertanyaan itu.
Ketika peserta lain telah menyatakan sesuatu dan dia menyetujuinya, dia dapat
mengungkapkan dukungannya.
Terkait dengan perilaku bertanya untuk memperoleh klarifikasi atau informasi, satu
kewajiban penanya adalah menyimak jawaban dari penyaji. Akan lebih bagus jika penanya
menunjukkan apresiasi positif terhadap jawaban yang telah diberikan. Apabila dengan
terpaksa penanya meninggalkan ruangan sebelum jawaban diberikan, dia wajib meminta
maaf dan meminta izin untuk meninggalkan ruangan.
3. Moderator
Jalannya forum ilmiah banyak ditentukan oleh moderator sebagai pemandu. Etika yang
harus dijaganya adalah bahwa dia harus adil. Artinya, semua peserta sedapat-dapatnya
memperoleh kesempatan yang relatif sama dalam berpartisipasi aktif selama forum
berlangsung. juga keseimbangan dalam hal waktu atau jumlah pertanyaan yang boleh
diajukan oleh peserta.
Selain adil, seorang moderator juga harus menaati jadwal atau waktu yang telah
ditentukan. Moderator seyogianya tidak terlalu banyak mengambil waktu untuk berkomentar
yang tidak fungsional. dan moderator harus mengatur waktu yang digunakan oleh semua
pihak, baik penyaji maupun peserta. Oleh sebab itu, moderator harus punya keberanian untuk
menginterupsi dengan santun kepada pembicara agar taat waktu.
4. Notulis
Semua hal yang terungkap selama forum, baik inti uraian penyaji, pertanyaan, maupun
jawaban perlu dicatat secara rapi oleh notulis. Hasil catatan yang telah ditata ringkas
sebaiknya dicetak dan dibagikan minimal kepada semua orang yang terlibat dalam forum
tersebut. Hal ini memberi kesempatan bagi pemilik gagasan/konsep untuk meluruskannya
jika ada hal-hal yang kurang tepat.

2.5 Melaksanaan Presentasi Ilmiah


Menurut Dibia dan Mas Dewantara (2017), Melaksanakan presentasi ilmiah pada
dasarnya adalah mengkomunikasikan bahan ilmiah kepada peserta forum ilmiah . oleh karena
itu, dalam presentasi ilmiah berlaku prisnip prinsip komunikasi. berapa prinsip komuniasi
yang dapat dipertimbangkan adalah sebagai berikut :
1. Mengurangi gangguan komunikasi secara antisipatif
a. Memastikan kecukupan pencahayaan dan ruang gerak.
b. Memperhatikan tingkat kapasitas peserta ketika memilih bahasa dan media.
c. Menghindari kemungkinan multitafsir ungkapan yang dipilih.
d. Berfikr positif tentang peserta.
e. Membuat peserta dihormati dan dihargai.
f. Memertimbangkan budaya peserta.
g. Bersikap terbuka terhadap perbedaan sikap dan pendapat orang lain.
h. Memastikan bahwa pakaian yang akan dipakai tepat pilihan darisegi situasi formal dan
budaya setempat.
2. Memaksimalkan efektifitas dalam proses presentasi.
a. Memastikan bahwa suaranya dapat didengar oleh memua peserta.
b. Memastikan semua penyaji dapat melihat peserta
c. Menjadi penyimak/pendengar yang baik jika ada peserta yang bertanya.
d. Memberi kesempatankepada peserta untuk bertanya.
e. Mendorong peserta untuk aktif terlibat.
f. Menggunakan media yang baik dan berguna.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan

1. presentasi ilmiah merupakan presentasi yang disampaikan oleh seorang ilmuan mengenai
suatu gagasan atau objek ilmiah di hadapan khalayak ilmiah.
2. Untuk menjaga agar presentasi tetap fokus pada masalah yang dibahas dan komunikasi
tetap efektif, faktor kebahasaan dan nonkebahasaan sangat penting diperhatikan dan
merupakan hal yang mutlak untuk dipahami.
3. Sebelum mempersiapkan suatu presentasi, ada beberapa hal perlu diketahui terlebih dahulu
yaitu, situasi, tujuan, audience, dan metode.
4. Dalam sebuah forum ada beberapa peran yang dimainkan oleh aktor yang berbeda, yakni
penyaji, pemandu (moderator), notulis, peserta dan teknisi. Semua pihak wajib melaksanakan
tugasnya dan menjaga agar jalannya presentasi ilmiah dapat berjalan dengan baik dan lancar
dengan aturan main yang telah ditetapkan.
5. Menurut Dibia dan Mas Dewantara (2017), Melaksanakan presentasi ilmiah pada dasarnya
adalah mengkomunikasikan bahan ilmiah kepada peserta forum ilmiah . oleh karena itu,
dalam presentasi ilmiah berlaku prisnip prinsip komunikasi. berapa prinsip komuniasi yang
dapat dipertimbangkan adalah mengurangi gangguan komunikasi secara antisipatif dan
memaksimalkan efektifitas dalam proses presentasi.

3.2 Saran
Saran kami sebagai penyusun makalah ini adalah agar makalah ini dapat dimanfaatkan
semaksimal mungkin untuk membantu dalam melaksanakan presentasi ilmiah dan semoga
apa yang kami susun ini dapat bermanfaat. Apabila ada kesalahan baik dari segi bahasa
maupun penulisan pada makalah ini, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat mendukung dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

1. Wijayanti,Sri Hapsari dkk.2013.Bahasa Indonesia :Penulisan dan Penyajian Karya


Ilmiah.Jakarta:Raja Grafindo Persada.
2. Arifin,E. Zaenal dan S. Amran Tasai 2008.Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan
Tinggi .Jakarta:Akademika Pressindo.

Anda mungkin juga menyukai