Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

PRESENTASI,PIDATO,
REFERENSI,DAN RINGKASAN

DISUSUN OLEH
Michele Emmanuela
Michael Widhayana
Muhammad Irfan
Mochamad Ade Fahmi
Muhammad Fahrul

UNIVERSITAS TRISAKTI
FAKULTAS HUKUM
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan
rahmat dan karunianya sehingga makalah ini sanggup tersusun hingga
selesai.Tidak lupa kami mengucapkan begitu banyak terimakasih atas uluran
tangan dan bantuan berasal dari berbagai pihak yang bersedia membantu.
Makalah tentang “Presentasi,Pidato,Resensi,dan Rangkuman” ini
disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia dan diharapkan melalui makalah ini,kami selaku penulis dapat
lebih memahami kaidah Bahasa Indonesia dan mampu menerapkan metode
penulisan karya ilmiah dengan konsisten.
Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman kami,Kami percaya
tetap banyak kekurangan dalam makalah ini,oleh karena itu kami berharap
saran dan kritik yang membangun berasal dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Jakarta,11 September 2019

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai negara yang besar,Indonesia memiliki banyak ragam bahasa
daerah dan diperlukan bahasa pemersatu bagi segenap rakyat Indoensia
untuk berkomunikasi.Dinyatakan pada Sumpah Pemuda yaitu Bahasa
Indonesia.Untuk memahami Bahasa Indonesia ini diperlukan banyak
membaca,dan mencari informasi salah satunya seperti makalah
ini.Menyadari banyaknya hal yang dipelajari di mata kuliah Bahasa
Indonesia maka kami akan membahas tentang pidato,presentasi,resensi
dan ringkasan.
Banyak cara untuk menyampaikan materi dan ide serta pendapat
beberapa contohnya adalah dengan presentasi yaitu kegiatan memaparkan
sesuatu,pidato yaitu memberikan gagasan atau gambaran tentang pola
pikirnya,resensi adalah pemilaian seseorang terhadap suatu
karya,ringkasan adalah penyajian karangan secara singkat dan efektif
Melalui pelajaran Bahasa Indonesia kita dapat berkomunikasi baik
secara formal atau nonformal,dapat membuat suatu karangan ilmiah
maupun fiksi,dapat mengenal lebih jauh tentang bangsa Indonesia,mampu
mengembangkan pribadi diri sendiri,dan mencintai Bahasa pemersatu kita
sendiri.
Setelah mengetahui manfaat dari mempelajari ilmu Bahasa
Indonesia maka dari itu kita harus melestarikan dan menggunakan Bahasa
Indonesia dalam kegiatan kita sehari-hari.Melalui makalah ini
dapatmengetahui tentang beberapa bentuk penyampaian gagasan atau ide.
B. Rumusan Masalah
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini sebagai Batasan dalam pembahasan bab isi.Beberapa masalah
tersebut antara lain:
1. Apa pengertian presentasi,pidato,resensi,dan rangkuman?
2. Apa sifat dan ciri ciri dari presentasi,pidato,resensi,dan
rangkuman?
3. Bagaimana cara melakukan presentasi,pidato,resensi,dan
rangkuman yang baik?
4. Apa jenis dari presentasi,pidato,resensi,dan rangkuman?
5. Apa contoh dari presentasi,pidato,resensi,dan rangkuman?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan
makalah ini untuk mengetahui pengertian dan dapat memahami serta
melakukan resentasi,pidatto,resensi,dan rangkuman.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Presentasi
Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan orang banyak
dengan tujuan untuk menyampaikan pendapat, topik atau informasi.
Presentasi juga merupakan salah satu bentuk komunikasi.

Adapun beberapa tujuan dari presentsi yang dilakukan, diantaranya


seperti:

1. Menyampaikan informasi atau materi

Hal ini dapat dikatakan sebagai fungsi utama dari presentasi. Seperti orang-
orang di perusahaan selalu melakukan presentasi jika ada informasi yang
penting untuk disampaikan. Informasi tersebut dapat bersifat biasa bahkan
sangat penting. Biasanya dalam melakukan presentasi di suatu perusahaan
akan mengundang orang-orang yang dianggap penting untuk mengetahui
pesan atau informasi tersebut.

2. Membuat suatu ide ataupun gagasan

Tujuan lainnya dari presentasi tentunya untuk membuat ide ataupun


gagasan. Tujuannya biasanya diterapkan pada organisasi yang sedang
mengalami suatu masalah yang sulit untuk dicarikan solusinya, sehingga
membutuhkan pendapat dariorang lain untuk mencari solusi. Untuk itu
sering sekali didengar istilah rapat, organisasi akan mengundang peserta
yang dianggap penting yang nantinya dapat memberikan solusi untuk
memecahkan masalah tersebut.

3. Meyakinkan para peserta


Presentasi dapat digunakan untuk meyakinkan peserta menganai informasi
yang dilengkapi data-data yang disusun secara logis sehingga dapat
meyakinkan orang-orang menganai suatu topik yang dibahas.

4. Menghibur pendengar

Jika menyampaikan informasi terlalu serius maka akan terasa jenuh dan
kurang menarik. Maka saat ini banyak moderator dan pembicara pada
presentasi dituntut untuk bisa menghibur tapi tetap relevan dan bersikap
profesional sehingga para peserta dapat menikmati presentasi yang
dilakukan.

5. Memotivasi dan menginspirasi peserta untuk melakukan tindakan tertentu

Demi tercapainya tujuan dari presentasi maka seorang pempicara dalam


presentasi tersebut harus bisa mengarahkan dan membimbing para
pesertanya supaya dapat memahami dan melaksanakan apa yang telah
disampaikan. Selain itu pembicara-pun harus dapat memberikan motivasi
pada para peserta. Selain itu pembicara juga harus dapat memberikan
inspirasi supaya para peserta menjadi bersemangat dalam melakukan
kegiatan yang disampaikannya pada preentasi tersebut.

6. Menyentuh perasaan dan emosi peserta

Dalam hal ini pembicara harus dapat menyentuh perasaan peserta. Jadi
pembicara selain harus dapat menyampaikan materi atau informasi dengan
baik, pembicara juga harus dapat menyentuh perasaan dan emosi peserta
yang menghadiri presentasi.

7. Memperkenalkan diri

Presentasi juga berfungsi untuk memperkenalkan diri, seperti menyebutkan


nama, riwayat hidup dan data-data lainnya sehingga dapat dikenal oleh
orang banyak serta dapat meyakinkan peserta.
8. Melakukan promosi

Hal seperti ini biasanya berhubungan dengan perusahaan yang


mempromosikan produk yang telah diproduksinya. Biasanya perusahaan
akan memberikan tugas kepada karyawan tertentu untuk melakukan
promosi produknya kepada calon pembeli. Sebelum melakukan presentasi
karyawan akan diberikan wawasan atau pengetahuan menganai produk yang
akan dipromosikannya.

Beberapa jenis presentasi secara umum

1. Presentasi mendadak

Yaitu presentasi yang dilakukan secara mendadak atau tanpa persiapan, para
pembicara akan langsung memberikan informasi kepada para peserta.
Biasanya dilakukan jika ada informasi penting yang harus segera
disampaikan.

Kelebihannya:

 Informasi yang disampaikan akan sesuai dengan apa yang dirasakan


oleh pembicara.
 Membuat pembicara akan terus berfikir saat menyampaikan
informasi karena tidak ada persiapan sebelumnya.
 Kata-kata yang keluar dari pembicara spontanitas.

Kekurangannya:

 Informasi yang disampaikan akan terasa tersendat-sendat karena


pembicara harus berfikir untuk menyampaikan informasi tersebut.
 Biasanya dalam menyampaikan informasinya tidak tersusun secara
sistematis.
 Jika pembicara baru pertama kali melakukan presentasi, biasanya
pembicara akan terkena demam panggung.
2. Presentasi naskah

Yaitu presentasi yang dilakukan dengan cara membacakan naskah kepada


para peserta. Saat ini banyak sekali orang yang melakukan presentasi
dengan membaca naskah sehingga kata-kata yang dikeluarkan seperti teks
pada naskah yang telah dipersiapkannya.

Kelebihannya:

 Dalam menyampaikan informasi dilakukan secara sistematis.


 Kata-kata yang dikeluarkan baik dan benar, karena telah melakukan
persiapan.
 Minim kesalahan dalam penyampaiannya.

Kekurangannya:

 Biasanya peserta atau pendengar akan merasa jenuh dan bosan.


 Jika pembicara kurang kreatif, maka akan terasa kurang menarik.
 Pendengar kurang termotivasi dan terinspirasi.

3. Presentasi hafalan

Yaitu presentasi yang dilakukan dengan cara menghafal teks yang telah
disediakan. Jadi pembicara harus menghafal informasi yang akan
disampaikannya. Presentasi dengan cara ini sangat kurang baik untuk
dilakukan, karena jika lupa akan terjadi kegagalan jadi kalau bisa harus
dihindari.

4. Presentasi ekstempore

Dalam jenis ini, pembicara harus mempersiapkan materi hanya garis


besarnya saja kemudian jabarkan secara lengkap atau detail.

Kelebihannya:
 Informasi yang disampaikan jelas karena sebelumnya telah
melakukan persiapan.
 Akan menarik perhatian peserta, karena tidak sepenuhnya
bergantung kepada naskah atau teks tapi tidak melenceng dari
pembahasan.
 Penyampaiannya akan lebih leluasa.
 Informasi yang disampaikan secara berurutan atau sistematis.
 Pembicara akan melakukan kontak mata dengan peserta, sehingga
informasi yang disampaikan akan terasa menarik atau tidaknya.

Kekurangannya:

 Diperlukan pengalaman dan keahlian yang cukup jika ingin


melakukan presentasi.
 Di perlukan wawasan untuk membahas topik atau temanya.
 Perlu persiapan yang lama sebelum melakukan presentasi.

Jenis presentasi berdasarkan pihak yang melakukan dan pesertanya

1. Presentasi langsung

Dilakukan jika pembicara dan peserta dapat berkomunikasi secara langsung.


Contohnya seperti kegiatan belajar dan mengajar di sekolah, jadi guru dan
murid dapat berkomunikasi secara langsung dan murid dapat bertanya
secara langsung serta akan diberikan jawaban secara langsung.

2. Presentasi tidak langsung

Dikatakan secara tidak langsung jika peserta tidak bertemu secara langsung
dengan pembicara yang menyampaikan informasi.

Jenis Presentasi berdasarkan sifat medianya

Adapun jenis dari presentasi jika berdasarkan media yang digunakannya:

1. Presentasi audio
Yaitu  menggunakan media suara saat menyampaikan informasinya.

2. Presentasi visual

Yaitu menggunakan media gambar saat menyampaikan informasinya.

3. Presentasi audio dan visual

Yaitu menggunakan media suara dan gambar saat menyampaikan


informasinya misalnya seperti video.

Unsur-unsur presentasi 

Unsur-unsur pokok yang ada pada presentasi diantaranya seperti:

 Moderator, yaitu untuk mengatur jalannya presentasi.


 Pembicara, yaitu pihak yang melakukan presentasi atau
menyampaikan informasi.
 Audience, yaitu peserta atau pendengar dari presentasi.
 Tools atau peralatan, yaitu media atau alat-alat yang digunakan
untuk menyampaikan informasinya.

Cara melakukan presentasi yang baik

1. Tunjukkan passion Anda

Saat menyampaikan presentasi, tunjukkan passion Anda kepada para


audiens. Tunjukkan bahwa Anda bersemangat dan antusias membawakan
tema presentasi tersebut.

Memang, Anda harus membuat materi presentasi yang menarik.


Tapi, jika Anda ragu-ragu ketika menyampaikannya, maka itu bisa membuat
Anda kelihatan tidak kompeten.
Atau, Anda membuat materi yang bagus, tapi Anda terlihat ogah-
ogahan saat menyampaikannya. Maka audiens juga akan menjadi ogah-
ogahan untuk mendengarkan Anda.

Passion bisa ditunjukkan dengan rasa percaya diri. Saat Anda merasa


percaya diri menyampaikan presentasi, maka hal itu akan sangat
berpengaruh kepada audiens. Rasa percaya diri akan membuat Anda lebih
bersemangat. Audiens juga akan bersemangat mendengarkan Anda.

2. Mulailah Dengan Pembukaan Presentasi yang Memukau

Kesan pertama akan sangat menentukan. Itulah yang selama ini


sering kita dengar. Saat presentasi, kesan pertama itu akan ditunjukkan
ketika Anda membuka presentasi tersebut.

Dua sampai tiga menit pertama presentasi akan sangat menentukan,


apakah audiens akan antusias mendengarkannya sampai selesai atau tidak.
Kalau audiens mau mendengarkan dengan semangat, ditambah melakukan
tindakan yang diharapkan, maka berarti presentasi tersebut efektif.

Banyak presentasi yang gagal menjadi sebuah presentasi yang


efektif karena presenter tidak bisa menyampaikan pembukaan presentasi
yang menarik.

3. Sampaikan Dengan Singkat dan Lugas

Anda tentu malas jika harus mendengarkan orang yang berbicara


dengan bertele-tele. Demikian juga para audiens. Kalau presenternya
bertele-tele saat menyampaikan presentasi, maka mereka akan bosan.
Presentasipun tidak akan efektif.
Maka, sampaikan saja poin-poin yang paling penting dari tema
presentasi yang Anda bawakan. Fokuslah pada pembukaan dan penutupan
presentasi, karena bagian itulah yang paling akan diingat oleh para audiens.

Singkat atau tidaknya presentasi bukan hanya dilihat dari lama atau
tidaknya Anda berbicara, tapi juga dari materi pendukung presentasi yang
Anda sajikan. Usahakan agar Anda tidak membuat slide yang isinya
membosankan dan malah membuat audiens bingung dan salah fokus.

4. Bersikap Rileks

Saat menyampaikan presentasi, sebaiknya Anda tidak hanya berdiri


diam di atas panggung atau mimbar. Anda bisa sambil berjalan-jalan di atas
panggung, bahkan sesekali mendekat kepada audiens.

Dengan begitu, maka Anda tidak membuat batas antara Anda


sebagai presenter dengan para audiens. Para audiens akan merasa lebih
dekat dengan Anda. Kalau audiens merasa dekat dengan si presenter, maka
mereka akan lebih mempercayainya.

5. Menggunakan Teknologi

Agar presentasi menjadi semakin menarik dan memukau, maka


Anda bisa menggunakan bantuan teknologi.

Misalnya, Anda bisa menggunakan handled remote. Dengan begitu,


Anda bisa bebas bergerak ke sana ke mari, sambil tetap bisa menunjukkan
poin-poin penting yang ada di dalam slide presentasi Anda.

Atau, Anda bisa memasukkan potongan animasi atau video yang


berhubungan dengan tema presentasi Anda ke dalam slide  presentasi.
Dengan cara itu, audiens akan semakin tertarik dan tidak bosan dengan
presentasi Anda.

6. Kuasai Peralatan Anda

Saat presentasi, Anda menggunakan alat bantu seperti proyektor,


laptop, atau handled remote. Walau Anda mungkin dibantu oleh seorang
asisten untuk mengoperasikan peralatan tersebut, tapi Anda juga harus
menguasainya.

Hal itu diperlukan agar Anda tidak panik atau gugup ketika tiba-tiba
terjadi masalah terhadap peralatan-peralatan yang Anda gunakan. Saat ada
kesalahan teknis, Anda bisa tetap tenang karena tahu apa yang harus
dilakukan.Perasaan tenang ini akan membuat Anda semakin percaya diri
saat membawakan presentasi.

7. Lakukan Kontak Mata

Kontak mata sangat penting untuk menjalin hubungan yang lebih


intens dengan audiens. Saat presentasi dilakukan di depan jumlah audiens
yang sedikit, proses kontak mata ini akan lebih mudah dilakukan.

Tapi, jangan khawatir jika Anda harus menyampaikan presentasi di


depan puluhan, bahkan ratusan audiens. Kontak mata tetap dapat dilakukan.
Anda tinggal mengarahkan tatapan Anda pada para audiens yang dianggap
dapat mewakili sudut-sudut tempat mereka duduk.

Arahkan pandangan mata ke semua arah di mana para audiens duduk


mendengarkan Anda secara bergantian. Dengan demikian, para audiens
akan merasa bahwa Anda memperhatikan mereka. Merekapun akan
memperhatikan Anda.Jangan lupa juga untuk tersenyum ketika Anda
melakukan kontak mata dengan para audiens.
8. Kenali Audiens

Ini sangat penting. Anda akan dapat membuat materi presentasi yang
tepat jika Anda mengenal siapa saja yang akan menjadi audiens Anda. Anda
juga akan mengetahui bagaimana cara yang pas untuk menyampaikannya.

Mengenal audiens ini bisa dilakukan dengan melihat latar belakang mereka,
seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, atau pekerjaan mereka.
Materi dan gaya penyampaian presentasi Anda kepada para mahasiswa tentu
akan berbeda presentasi di hadapan para manajer.

9. Perhatikan Penampilan

Penampilan Anda sebagai presenter adalah wujud dari sikap


penghargaan Anda kepada para audiens. Jika Anda berpenampilan rapi,
maka audiens akan merasa dihargai oleh Anda. Dengan menghargai
audiens, maka Anda berarti menghargai diri sendiri.Selain itu, penampilan
Anda yang sesuai dengan presentasi yang Anda bawakan juga akan
meningkatkan rasa percaya diri sebagai seorang presenter.

10. Bersikap Profesional

Sikap profesional ini bisa Anda tunjukkan dengan datang sebelum


waktu yang telah ditetapkan. Jadi Anda bisa mempersiapkan diri dulu
sebelum tampil. Presentasipun dapat dimulai sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan.Selain itu, sikap profesional juga dapat ditunjukkan
ketika ada audiens yang mengajukan pertanyaan. Jawablah pertanyaan
tersebut dengan baik dan benar.
Kalau Anda membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa memberikan
jawaban yang memuaskan, maka katakan kepada audiens yang bertanya itu
bahwa Anda tidak bisa menjawab pertanyaannya sekarang. Katakan bahwa
Anda akan menjawab pertanyaannya via email dan jangan menunggu terlalu
lama untuk mengirimkan jawabannya.

B. Pidato

Pidato merupakan suatu kegiatan berbicara di depan khalayak ramai


atau berorasi dalam menyatakan pendapatnya, atau memberikan suatu
gambaran mengenai suatu hal. Biasanya pidato dibawakan oleh seorang
yang memberikan orasi serta pernyataan tentang hal-hal atau peristiwa
penting dan juga patut untuk diperbincangkan. Pidato biasanya digunakan
oleh seorang pemimpin guna memimpin dan berorasi di depan khalayak
ramai atau anak buahnya.
Pidato merupakan suatu ucapan yang memiliki susunan yang baik
guna disampaikan kepada orang banyak. Contoh pidato penting seperti
pidato kenegaraan, pidato dalam menyambut hari besar, pidato untuk
membangkitkan semangat, dan lain sebagainya.
Pidato yang baik adalah suatu pidato dapat memberikan kesan positif bagi
orang-orang banyak yang mendengarkan pidato yang disampaikan tersebut.
Kemampuan dalam berpidato atau berbicara di depan publik dapat
membantu dalam meraih jenjang karir yang baik. 

Berpidato merupakan salah satu wujud dalam kegiatan berbahasa


lisan. Oleh karena itu itu, berpidato mementingkan ekspresi gagasan serta
penalaran dengan memakai bahasa lisan yang didukung aspek nonbahasa,
seperti ekspresi wajah, pelafalan, kontak pandang, dan intonasi suara. Pidato
yang baik memerlukan beberapa kriteria. Berikut kriteria dalam berpidato.

Kriteria berpidato
 Isi pidato yang akan disampaikan memiliki kesesuaian dengan
kegiatan atau acara yang berlangsung.

 Isinya bersifat menggugah serta dapat bermanfaat bagi para


pendengar pidato tersebut.

 Isi pidatonya tidak menimbulkan pertentangan.

 Isinya benar, objektif, dan jelas.

 Bahasa yang dipakai dapat dengan mudah dipahami pendengar.

 Bahasanya disampaikan dengan santun, bersahabat, dan rendah hati.

Urutan dalam berpidato biasanya


diawali dari pembukaan, sajian isi pidato, dan penutup. Pembukaan berisi
sapaan kepada pihak-pihak yang telah diundang dan hadir dalam acara atau
kegiatan tersebut. Sajian isi pidato merupakan hasil dari penjabaran gagasan
pokok-pokok yang akan disampaikan pada saat berpidato. Sajian isi perlu
diperinci sesuai dengan kondisi waktu yang disediakan. Penutup pidato
berisi tentang penyegaran kembali dari gagasan pokok yang telah
disampaikan, harapan, dan ucapan terima kasih kepada para pendengar atas
partisipasinya.
Etika berpidato menjadi pegangan penting bagi orang yang akan berpidato.
Pada saat berpidato, tidak boleh menyinggung perasaan orang lain dan
berupaya untuk menghargai serta membangun rasa optimisme.

Tujuan Pidato 

1. Mempengaruhi orang lain supaya mau mengikuti apa kemauan kita


dengan suka rela.

2. Memberikan suatu pemahaman atau sebuah informasi kepada orang


lain.
3. Membuat orang lain merasa senang dengan pidato yang disampaikan
dan menghibur sehingga orang lain senang dengan apa yang disampaikan.

Metode Pidato

1. Impromptu yaitu suatu metode dalam berpidato yang serta merta


tanpa persiapan terlebih dahulu.

2. Memoriter yaitu metode berpidato yang dengan menghapalkan


naskah teks pidato terlebih dahulu.

3. Naskah yaitu suatu metode dalam berpidato dengan membacakan


teks pada saat berpidato.

4. Ekstemporan yaitu metode berpidato yang terlebih dahulu


menyiapkan secara garis besar konsep pidato yang akan disampaikan pada
saat berpidato.

Ciri-Ciri Pidato yang Baik

1. Memiliki tujuan yang jelas

2. Isinya mengandung kebenaran

3. Cara penyampaiannya sesuai dengan para pendengar

4. Menciptakan suasana efektif dengan pendengar

5. Penyampaiannya jelas dan juga menarik

6. Menggunakan intonasi, artikulasi, dan volume yang jelas

 Artikulasi merupakan bagaimana cara melafalkan bunyi


bahasa

 Intonasi merupakan naik turunnya lagu kalimat


 Volume yaitu kuat lemahnya dalam mengucapkan suatu kata-
kata atau kalimat

Fungsi Pidato

1. Mempermudah komunikasi antara atasan dengan bawahan.

2. Mempermudah komunikasi antara sesama anggota dalam suatu


organisasi.

3. Menciptakan keadaan yang kondusif dimana cukup 1 orang saja


yang melakukan orasi tersebut.

4. Mempermudah komunikasi.

Sistematika Berpidato
1. Pendahuluan atau pembukaan
2. Salam pembuka
3. Sapaan kepada para pendengar yang disampaikan secara runtut
4. Ucapan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
5. Pengantar ke topik
6. Isi
7. Penutup
8. Ucapan terimakasih
9. Salam

Persiapan Pidato
Sebelum memberikan pidato di depan khalayak umum, alangkah baiknya untuk
melakukan berbagai persiapan. Berikut persiapan sebelum berpidato.
1. Wawasan pendengar pidato secara umum
2. Mengetahui durasi lama waktu pada saat berpidato
3. Menyusun kata-kata sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh para
pembaca
4. Mengetahui jenis pidato serta tema acara.
5. Menyiapkan berbagai bahan dan perlengkapan pidato

Sifat-Sifat Pidato 
Berdasarkan pada sifat, pidato dapat dibedakan menjadi :

1. Pidato pembukaan merupakan suatu pidato singkat yang dibawakan


oleh pembawa acara atau dapat disebut dengan mc.

2. Pidato pengarahan merupakan pidato guna mengarahkan pada suatu


acara pertemuan.

3. Pidato sambutan merupakan pidato yang disampaikan pada acara


kegiatan yang dapat dilakukan beberapa orang dan dengan waktu yang
terbatas secara bergantian.

4. Pidato peresmian merupakan pidato yang dilakukan oleh orang yang


berpengaruh dalam meresmikan sesuatu.

5. Pidato laporan merupakan pidato yang isinya tentang melaporkan


suatu kegiatan.

6. Pidato pertanggungjawaban merupakan pidato yang berisi mengenai


laporan pertanggungjawaban.
C. Ringkasan

Pengertian ringkassan

Ringkasan adalah dalah sebuah penyajian peristiwa atau kejadian


yang panjang di sajikan secara singkat. atau juga, cara yang baik untuk
memotong atau memangkas sajian sebuah hasil karangan yang panjang dan
di sajikan dalam bentuk sajian yang singkat.
 Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli,
tetapi dengan tetap mempertahankan usrutan isi dan sudut pandang
pengarang asli. Perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara
proposional tetap dipertahankan dalam bentuknya yang singkat.
Ringkasan memiliki perbedaan dengan ikhtisar, meskipun sering ke
dua istilah itu disampaikan , tapi sebenarnya kedua istilah itu bebeda. Sebab
ringksan merupakan hasil dari karangan yang asli tetapi dalam penyajiannya
harus tetapi mempertahankan urutan dan rumusan yang sali dari
pengarangnya.
Ikhtisar adalah kebalikannya, ikhtisar tidak memerlukan susunan atau
sistematika atau tidak perlu sesuai dengan karangan aslinya dan tidak perlu
secara proposional atau tidak memerlukan sajian isi dari semua hasil
karangan itu.
Bentuk - Bentuk Ringkasan.

Ada beberapa macam bentuk  ringkasan, seperti yang dinyatakan


Olivia (2009: 29) bahwa bentuk-bentuk ringkasan di antaranya dapat berupa
abstrak, sinopsis dan kesimpulan yang dijelaskan di bawah ini:
 Ringkasan dalam bentuk abstrak
Abstrak atau ringkasan dimaksudkan untuk uraian yang sesingkat-
singkatnya tentang segala pokok yang dibahas.
 Ringkasan dalam bentuk sinopsis.
Ringkasan dalam bentuk sinopsis bisa dilakukan pada buku seperti
karya fiksi atau non fiksi. Bentuk synopsis merupakan salah satu
bentuk ringkasan suatu karya yang kiranya dapat memberikan
dorongan kepada orang lain untuk membaca secara utuh.
 Ringkasan dalam bentuk simpulan.
Bentuk ringkasan yang lain adalah simpulan, merupakan bentuk
ringkasan yang mengungkapkan gagasan utama dari suatu uraian
atau pembicaraan dengan memberikan penekanan pada ide sentral
serta penyelasaian dari permasalahan yang diungkapkan. 

Tujuan ringkasan adalah membantu seseorang memahami dan mengetahui


isi sebuah buku atau karangan. Dengan membuat ringkasan, seseorang
dibimbing dan dituntun untuk membaca karangan asil dengan cermat dan
menuliskan kembali dengan tepat.

Untuk membuat ringkasan yang baik, kita perlu membaca buku atau
karangan asli dengan cermat. Dengan membaca secara cermat, kita dapat
menangkap dan membedakan gagasan utama dengan gagasan tambahan.

Ciri - Ciri Ringkasan.


 Harus memiliki kerangka dasar yang jelas
 Harus memiliki inti yang tidak menghilangkan hasil karangan asli
 Dalam memangkas gagasan harus terperinci
 Memiliki tujuan untuk memangkas hasil gagsan.

Ada dua bentuk dalam membuat ringkasan, yaitu bentuk uraian atau
paragraf (verba) dan bentuk berupa bagan atau skema (non-verba).
Ringkasan dalam bentuk sekema atau bagan harus memiliki
mencerminkan gagasan yang ada di dalam teks sumbernya.

Sebelum membuat sekema atau bagan, harus dicatat terlebih dahulu


inti-inti dari sumber informsi sebelum membentuk unsur-nsur bagan
atau skema. Dalam  membuat ringkasan ada beberapa cara yang bisa
dijadikan sebuah pegangan  atau panduan yang baik dan teratur,
yaitu:

 Membaca naskah asli


 Mencatat gagasan utama
 Mengadakan reproduksi
 Membaca naskah asli

Yang  harus dilakukan sebelum membuat ringkasan adalah dengan


melakukan pembacaan naskah asli setidaknya satu sampai dua kali untuk
mendapatkan atau mengetahui kesan umum dan sudut pandang dari
pengarang aslinya.

 Mencatat gagasan utama.

Setelah membaca naskah asli, msenulis atau menagkap masud, kesan


umum, dan sudut pandang pengarang asli, lalu langkah selanjutnya ialah
memcatat gagasan utama atau mencatat gagasan yang penting.
 Mengadakan reproduksi.

Setelah melakukan catatan yang dilakukan dalam langkah ke dua dan


mendapatkan kesan umum yang didapatkan pada langkah pertama, maka
seorang penulis sudah siap untuk membuat sebuah ringkasan. Dan yang
harus diperhatikan oleh seorang penulis ringkasan adalah seseorang penulis
harus membuat sebuah kalimat yang baru, dan merangkai semua gagasan
menjadi sebuah wacana yang teratur atau jelas dan yang penting harus bisa
di terima oleh akal sehat.

D. Resensi

Pengertian Resensi Secara Umum

Kata resensi ini berasal dari bahasa Belanda “recensie” yang berarti


membicarakan dan menilai/beorordelend en bespoken. Dari makna inilah,
maka media cetak Belanda menyediakan halaman atau kolom khusus
sebagai wadah pembicaraan buku ini (Lasa, 2006).

Pengertian Resensi Menurut Para Ahli

Menurut Sitepu (2013), dikaji secara etimologi dari bahasa Latin


(recensere atau revidere) dan bahasa Inggris (review), resensi mengandung
makna dasar “memeriksa, mencermati, meninjau atau melihat kembali”
sesuatu. Dengan pengertian dasar yang demikian, objek resensi tidak hanya
terbatas pada buku tetapi dapat berupa film, drama, pameran, dan berbagai
bentuk/tampilan tulisan.
Menurut (gorys keraf , 1994;274) – Resensi didefinisikan sebagai
sebuah tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah karya atau buku.

Menurut Yus Rusyana (1996:1) – memberikan definisi bahwa resensi adalah


tulisan mengenai buku pengetahuan, sastra, kamus, ensiklopedia, dan
sebagainya yang mengikhtisarkan, menggambarkan, menjelaskan, dan
menilai buku

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia/KBBI (1991) resensi


adalahpertimbangan atau pembicaraan buku, atau ulasan buku yang baru
saja terbit. Sedangkan Gorys Keraf mendefinisikan resensi sebagai ”Suatu
tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku” (Keraf,
2001). Dari pengertian tersebut muncul istilah lain dari kata resensi yaitu
kata pertimbangan buku, pembicaraan buku, dan ulasan buku.

Syarat Penyusunan Resensi

Ada beberapa syarat dal menyusun resensi antara lain :

1. Ada data buku, meliputi nama pengarang, penerbit, tahun terbit dan
tebal buku.
2. Pendahuluannya berisi perbandingan dengan karya sebelumnya,
biografi pengarang, atau hal yang berhubungan dengan tema atau isi.
3. Ada ulasan singkat terhadap buku tersebut.
4. Harus bermanfaat dan kepada siapa manfaat itu ditujukan.

Tujuan Resensi

Meresensi suatu buku mempunyai tujuan nya yaitu sebagai berikut :

 Agar bisa memberikan sebuah pemahaman & informasi secara


komprehensif kepada suatu masyarakat atau sih pembaca tentang isi
buku yang diresensi nya.
 Mengajak sih pembaca agar mendiskusikan dan memikirkan lebih
jauh tentang apa masalah yang diangkat yang ada di dalam buku
tersebut.
 Agar memberikan suatu pertimbangan kepada sih pembaca tentang
pantas atau tidaknya buku itu untuk dibaca atau diterbitkan.
 Agar memberikan suatu jawaban mengenai sebuah pertanyaan-
pertanyaan dari pembaca ketika buku baru diterbitkan.
 Memberikan sugesti kepada pembaca, apakah sebuah buku atau film
patut dibaca atau ditonton
 Melukiskan dan memaparkan pendapatnya melalui sebuah
pertimbangan atau penilaian
 Memberikan kriteria-kriteria yang jelas dalam mengemukakan
pendapatnya itu.

Unsur Resensi

Unsur-unsur dalam resensi meliputi :

1. Judul resensi

Judul resensi yang menarik dan benar-benar  menjiwai seluruh  tulisan atau
inti tulisan, tidak harus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat
sesudah penulisan resensi selesai. Yang perlu di ingat, judul resensi harus
selaras dengan keseluruhan isi resensi

2. Data buku

Data buku biasanya disusun sebagai berikut:

1. Judul buku (jika buku itu termasuk buku hasil terjemahan, judul
aslinya juga harus ditulis)
2. Pengarang (jika ada, tulis juga penerjemah, editor, atau penyunting
seperti yang tertera dalam buku)
3. Penerbit
4. Tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa)
5. Tebal buku (berapa halaman)
6. Harga buku (jika diperlukan)

 Pembukaan (lead)

Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini.

1. Memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja,


dan prestasi apa yang diperoleh.
2. Membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh
pengarang sendiri maupun pengarang lain.
3. Memaparkan kekhasan atau sosok pengarang.
4. Memaparkan keunikan buku.
5. Merumuskan tema buku.
6. Mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku.
7. Mengungkapkan kesan terhadap buku.
8. Memperkenalkan penerbit.
9. Tubuh atau isi pertanyaan resensi buku

 Tubuh atau isi

pertanyaan resensi buku biasanya memuat hal-hal dibawah ini :

1. Sinopsis atau isi buku secara benar dan kronolois.


2. Ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya.
3. Keunggulan buku.
4. Kelemahan buku.
5. Rumusan kerangka buku.
6. Tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit).
7. Kesalahan cetak (jika ada)
 Penutup resensi

Bagian penutup, biasanya berisi saran atau pertanyaan bahwa buku itu
penting untuk siapa dan mengapa.

Fungsi Resensi

1. Fungsi informatif, yakni menginformasikan keberadaan buku atau


film tertentu sehingga pembaca merasa tertarik untuk mengetahuinya
lebih lanjut
2. Fungsi komersial, yakni mempromosikan produk baru untuk
kepentingan komersial ( keuntungan materi)
3. Fungsi akademik, yakni interaksi antara penulis buku, penerjemah,
editor, dan peresensi dalam membentuk wacana keilmuan serta
berbagai pengalaman dan sudut pandang tentang topik tertentu yang
dijadikan fokus resensi.

Jenis Jenis Resensi

Berdasarkan isi sajian atau isi resensi nya , resensi buku di golongkan

menjadi :

 Resensi informatif

            Resensi informatif  hanya berisi informasi tentang hal-hal penting


dari suatu buku . pada umumnya , isi resensi informatife hanya ringkasan
dan paparan mengenai apa isi buku atau hal-hal yang bersangkutan dengan
suatu buku .

 Resensi evaluatif 
Resensi evaluatif  lebih banyak menyajikan penilaian peresensi tentang isi
buku atau hal-hal yang berkaitan dengan buku .informasi tentang isi buku
hanya disajikan sekilas saja bahkan kadang-kadang hanya dijadikan ilustrasi

 Resensi informatif –evaluatif

Resensi informatif-evaluatif merupakan perpaduan dua jenis resensi tersebut


. resensi jenis ini disamping menyajikan semacam ringkasan buku atau hal-
hal penting yang ada di buku juga menyajikan penilaian peresensi tentang
isi buku . resensi jenis ketiga lah yang dikatakan paling ideal karna bisa
memberikan laporan dan pertimbangan secara memadai.

Tahap dan Teknik Pembuatan Resensi

Ada tiga macam teknik meresensi buku yang dapat dilakukan, yakni :

1. a)        Teknik Cutting and Glueing

Meresensi buku dengan teknik ini berarti merekatkan potongan-potongan


tulisan. Potongan tersebut berupa materi yang menarik perhatian Anda yang
terdapat di dalam buku yang akan Anda resensi. Selain bagian materi yang
menarik perhatian, bagian yang dipotong itu hendaknya mencerminkan
gagasan-gagasan inti si penulis buku. Kumpulan potongan materi yang
sudah terpilih itu, lalu disusun dan dirangkaikan ke dalam sebuah susunan
yang logis.

Proses ini disebut tahap pelekatan atau penempelan. Yang harus dijaga
dalam proses ini adalah kesatuan dan kepaduan gagasan antara potongan
yang satu dengan potongan lainnya. Upayakan agar resensi Anda seolah-
olah menghadirkan si penulis dalam menyampaikan gagasan-gagasannya.
Peran Anda dalam resensi itu hanya dalam konteks menyambungkan,
mengalirkan dan mengaitkan gagasan yang satu dengan yang lainnya.
Mengenai kesan dan pandangan Anda terhadap objek resensi harus
terefleksikan dalam judul. Selain itu, Anda dapat memasukkan kesan dan
opini Anda pada kalimat/paragraf pada bagian kesimpulan. Teknik ini
merupakan teknik yang paling sederhana dalam berlatih menulis resensi.

1. b)        Teknik Focusing

Teknik ini berkaitan dengan memusatkan perhatian kepada satu aspek


tertentu yang disajikan dalam objek resensi. Pemusatan perhatian itu harus
tetap berpangkal pada sesuatu yang menonjol, dan menarik perhatian.

Bagian yang dianggap menonjol itu bisa terletak pada aspek tema, metode
pembahasan yang digunakan penulis, sampul luar, sosok pengarang, gaya
penyajian, atau latar belakang penerbitan buku tersebut.

1. c)        Teknik Comparing

Teknik ini mengajak seorang peresensi untuk melakukan pembandingan-


pembandingan atas hal-hal yang terdapat dalam objek resensi dengan
sumber lain mengenai topik sejenis. Pembandingan itu dapat dilakukan atas
dasar topik atau tema yang sama dari pengarang yang berbeda atau
pengarang yang sama mengenai topik-topik yang berbeda.

Teknik ini tidak mungkin dilakukan tanpa kegiatan membaca.


Peresensi wajib membaca beberapa sumber yang berbeda. Semakin kaya
bacaan persensi, maka semakin kaya pula wawasan yang dapat dijadikan
input bagi kedalaman pembandingannya. Peresensi dapat menemukan
kelebihan atau kekurangan yang terdapat di dalam sebuah buku. Oleh
karena itu, membaca beberapa sumber bacaan itu menjadi sesuatu yang
sangat penting dalam menentukan kualitas resensi Anda.
Sistematika Struktur resensi

biasanya mengikuti pola berikut :

1. Judul resensi

Judul resensi ini harus menarik pembaca

2. Perwajahan (jati diri buku) meliputi :

 Judul buku
 Nama pengarang/penulis
 Nama penerbit dan tahun terbit
 Jumlah halaman
 Jenis huruf
 Halaman sampul (cover)
 Harga buku (boleh dicantumkan boleh tidak)

Pembukaan, merupakan alinea pembuka. Meliputi :

 Uraian, deskripsi, rangkuman, yang menjelaskan isi buku secara


umum
 Kutipan bagian yang memperjelas isi buku
 Kaitannya dengan konteks situasi yang sedang hangat di masyarakat
 Bersifat pemancing untuk menarik perhatian pembaca
Pembahasan, berisi komentar, ulasan, analisis kritis, dan penilaian
terhadap isi buku. Inilah esensi dari suatu resensi, yakni si peresensi
mengomentari atau menilai suatu buku dari berbagai aspek yaitu aspek luar
dan aspek isi, meliputi :

 Analisis terhadap isi buku disertai alasan dan bukti yang ada dalam
isi buku
 Analisis kekuatan dan kelemahan (bila ada) isi buku yang diresensi
pembandingan dengan sumber-sumber yang berbeda
 Gagasan-gagasan penulis mengenai isi buku

 Penutup, meliputi penilaian penulis resensi mengenai perlu tidaknya


pembaca resensi membaca atau memiliki buku tersebut. Kalimat
penutup ini lebih mempresentasikan rekomendasi untuk para
pembaca, meskipun kadang-kadang tidak dinyatakan secara rinci.
 Identitas peresensi, sering juga dicantumkan dibagian akhir resensi
guna menunjukkan otoritas peresensinya.

Manfaat ringkasan/rangkuman.

Manfaat ringkasan maupun rangkuman yaitu sebagai sarana untuk


membantu kita dalam mengingat isi sebuah buku atau uraian yang begitu
panjang. Ringkasan membuat ide-ide pokok yang mewakili setiap bagian
bacaan aslinya. Dengan membaca ringkasan, kita seakan-akan memahami
keseluruhan buku secara utuh.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin,E.Zaenal.2019.Metode Penulisan Ilmiah.Jakarta:Pustaka Mandiri


Arifin,E.Zaenal dan S.Amran Tsai.2018.Bahasa Indonesia.Jakarta:Pustaka
Mandiri

(http:/www.woocara.blogspot.com/pengertian-pidato.html)
(http:/www.pengertianku.net/pengertian-presentasi.html)
(http:/www.zonareferensi.com/pengertian-resensi.html)
(http://pendidikan.co.id/rangkuman-ringkasan.html)

Anda mungkin juga menyukai