Anda di halaman 1dari 9

MATERI BAHASA INDONESIA PERTEMUAN 6

PRESENTASI

HAKIKAT PRESENTASI
Di dalam dunia pendidikan, khususnya dalam perkuliahan istilah presentasi sudah
tidak asing lagi. Hampir setiap mata kuliah mengharuskan mahasiswa untuk menyusun
makalah dan mempresentasikannya di depan kelas. Presentasi merupakan suatu proses
komunikasi yang dilakukan oleh komunikan dengan tujuan untuk menyampaikan/
menyajikan pesan kepada audience dengan cara menjelaskan (Abidin, dkk, 2017:107).
Pendapat tersebut dilengkapi oleh Alek & Achmad (2010:49) yang mengungkapkan bahwa
presentasi merupakan suatu kegiatan di mana seorang pembicara berbicara secara langsung
kepada audience sehingga mereka dapat mengerti pesan yang disampaikan sesuai
pemahaman terbaik yang mereka miliki. Presentasi dapat dilakukan dengan bantuan visual
atau alat bantu lainnya dalam menyampaikan pesan tertentu.
Di dalam presentasi, khususnya presentasi ilmiah, terdapat beberapa unsur yang
kehadirannya bersifat wajib. Unsur yang harus ada dalam sebuah presentasi ilmiah adalah
penyaji/ presenter, pemandu/ moderator, pencatat/ notulis, dan peserta/ audience (Arifin &
Tasai, 2009: 225). Setiap unsur mempunyai fungsi masing-masing. Sesuai dengan namanya,
penyaji/ presenter berfungsi sebagai orang yang menyampaikan isi makalah. Pemandu/
moderator berfungsi sebagai pengatur jalannya presentasi atau diskusi, termasuk penentu
waktu yang disediakan untuk presentasi. Pencatat/ notulis berfungsi sebagai orang yang
menghimpun dan mencatat segala komentar, saran, serta pertanyaan dari audience terhadap
presenter. Peserta/ audience berfungsi sebagai peserta diskusi dan berkewajiban menyimak
serta memberikan tanggapan atau pertanyaan kepada presenter.

TUJUAN PRESENTASI
Secara umum, presentasi bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada audience agar
mereka terpengaruh dan terjadi perubahan perilaku. Abidin, dkk (2017:208) mengungkapkan
bahwa terdapat empat tujuan sesorang melakukan presentasi. Tujuan tersebut yaitu, 1)
menyampaikan informasi, 2) menghibur audience, 3) menyentuh emosi audience, dan 4)
memotivasi audience untuk melakukan sesuatu. Lebih lanjut, tujuan persentasi dapat dilihat
berdasarkan tipe presentasi yang dibawakan. Tujuan tersebut yaitu:
1. Presentasi untuk kegiatan ilmiah. Presentasi ini dilakukan untuk menyampaikan
informasi, hasil analisis, temuan, dan lain sebagainya.
2. Presentasi untuk menjual sesuatu. Presentasi ini dilakukan dalam hubungannya dengan
bisnis untuk memikat dan menarik audience agar menerima sesuatu yang sedang
ditawarkan, serta menjadi sesuatu yang dibutuhkan oleh audience.
3. Presentasi untuk pendidikan. Presentasi ini dilakukan dalam rangka proses belajar-
mengajar yang bersifat formal maupun nonformal. Presentasi ini lebih bersifat mengajar/
mendidik, ceramah, kuliah, dan lain sebagainya.
4. Presentasi untuk penyusunan program. Presentasi ini dilakukan untuk mengetahui
akan
program apa yang dikerjakan oleh kelompok atau organisasi tersebut selama satu
periode program kerja.
5. Presentasi untuk menambah wawasan. Presentasi ini disajikan dalam situasi yang tidak
formal, seperti presentasi tentang objek wisata suatu daerah, presentasi mengenai hobi,
dan lain sebagainya.

LANGKAH-LANGKAH PRESENTASI
Abidin, dkk (2017: 214-215) mengungkapkan terdapat beberpa langkah yang harus
dilakukan pada saat melakukan presentasi. Langkah-langkah tersebut akan dijabarkan sebagai
berikut.

1. Langkah Mempersiapkan Diri


Beberapa langkah untuk membangun keberhasilan sebelum menyajikan presentasi,
antara lain:
a. uji coba sesi presentasi;
b. segarkan diri dengan membaca, melihat, atau mendengarkan referensi-referensi
seputar topik yang akan dipresentasikan;
c. pastikan tidak ada perubahan fakta.
2. Langkah Membawakan Presentasi
Beberapa langkah untuk menyukseskan penyajian presentasi antara lain:
a. pastikan tidak melupakan hand out;
b. bawakan presentasi di bagian awal sebaik mungkin;
c. sajikan data dan fakta secara meyakinkan sebelum Anda menambahkan cerita
penguat fakta;
d. arahkan perhatian audience;
e. selalu kaitkan topik pembicaraan dengan kondisi yang dihadapi audience;
f. hindarkan kesan menggurui;
g. catat dan simpan informasi serta masukan penting yang dikemukakan oleh audience;
h. sisipkan lelucon secukupnya di sela-sela presentasi;
i. batasi waktu karena daya serap audience akan semakin berkurang.
3. Langkah Pascapresentasi
Setelah sesi presentasi, bukan berarti presenter harus segera berkemas dan meninggalkan
ruangan. Beberapa hal yang dapat dilakukan setelah menyajikan presentasi antara lain:
a. sisakan waktu untuk berdialog dengan beberapa audience yang ingin memperoleh
informasi lebih lanjut;
b. jika presentasi yang dilakukan merupakan sesi presentasi bisnis, bangun mood
audience untuk menindaklanjuti misi.

STRUKTUR PRESENTASI
Pada saat seseorang melakukan presentasi, ternyata terdapat urutan atau sering disebut
sebagai struktur presentasi. Struktur presentasi mencakup intorduksi (awal), pengembangan
(tengah), dan kesimpulan (akhir) (Widodo, 1994:8). Masing-masing struktur presentasi akan
dipaparkan sebagai berikut.
1. Introduksi (awal)
Pada bagian ini, presenter melakukan kontak dengan audience, memperkenalkan pokok
pembicaraan, dan menyatakan tema utama dari presentasi yang akan dibawakan.
2. Pengembangan (tengah)
Presenter menjelaskan tema utama yang sudah disampaikan di awal secara lebih
mendetail, serta menyampaikan argumen dan fakta-fakta yang berhubungan dengan
tema.
3. Kesimpulan (akhir)
Presenter memberikan rangkuman dari apa yang telah disampaikan serta memberikan
rekomendasi (jika diperlukan).

FAKTOR PENENTU KEEFEKTIFAN PRESENTASI


Keefektifan seseorang dalam menyampaikan sebuah presentasi ternyata dipengaruhi
oleh berbagai faktor. Faktor tersebut mencakup faktor kebahasaan dan non-kebahasaan
(Dibia & Dewantara, 2017: 169-172). Masing-masing faktor tersebut akan dipaparkan
sebagai berikut.

1. Faktor Kebahasaan
a. Ketepatan ucapan
Seorang presenter harus membiasakan diri mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara
tepat. Pengucapan bunyi bahasa yang kurang tepat dapat mengalihkan perhatian
audience.
b. Penempatan tekanan, nada, dan durasi yang sesuai
Kesesuaian tekanan, nada, dan durasi merupakan daya tarik tersendiri dalam
berbicara. Bahkan, kadang-kadang merupakan faktor penentu. Walaupun masalah
yang dibicarakan kurang menarik, dengan penempatan tekanan, nada, dan durasi
yang sesuai, akan menyebabkan masalah yang dibicarakan menjadi menarik.
Sebaliknya, jika penyampaiannya datar saja, hampir dapat dipastikan akan
menimbulkan kejemuan atau kebosanan.
c. Pilihan kata (diksi)
Pilihan kata hendaknya tepat, jelas, dan bervariasi. Jelas disini maksudnya mudah
dimengerti oleh audience yang menjadi sasaran. Audience akan lebih paham kalau
kata-kata yang digunakan adalah kata-kata yang sudah dikenal oleh audience.
d. Ketetapan sasaran pembicaraan
Hal ini menyangkut pemakaian kalimat. Presenter yang menggunakan kalimat
efektif akan memudahkan audience menangkap pembicaraannya. Susunan penuturan
kalimat sangat besar pengaruhnya terhadap keefektifan penyampaian. Seorang
presenter harus mampu menyusun kalimat efektif , kalimat yang mengenai sasaran,
sehingga mampu menimbulkan pengaruh, menimbukna kesan, atau menimbulkan
akibat.
2. Faktor Non-kebahasaan
Keefektifan berbicara pada saat presentasi tidak hanya didukung oleh faktor kebahasaan,
tetapi juga ditentukan oleh faktor non-kebahasaan. Faktor kebahasaan tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Sikap wajar, tenang, dan tidak kaku
Presenter yang tidak tenang, lesu, dan kaku tentulah akan memberikan kesan pertama
yang kurang menarik. Padahal, kesan pertama sangat penting untuk menjamin adanya
kesinambungan perhatian audience. Dari sikap yang wajar saja sebenarnya presenter
sudah dapat menunjukkan otoritas dan integrasinya. Tentu saja sikap ini sangat
banyak ditentukan oleh situasi, tempat, dan penguasaan materi.
b. Pandangan harus diarahkan pada audience
Supaya audience dan presenter benar-benar terlibat dalam kegiatan berbicara,
pandangan presenter sangat membantu. Hal ini sering diabaikan oleh presenter.
Pandangan yang hanya tertuju pada satu arah akan menyebabkan audience lain
merasa kurang diperhatikan.
c. Gerak-gerik dan mimik yang tepat
Gerak-gerik dan mimik yang tepat dapat pula menunjang keefektifan presentasi. Hal-
hal yang penting diperhatikan adalah gerakan tangan dan mimik wajah. Lakukanlah
gerakan yang sewajarnya dan jangan berlebihan.
d. Kenyaringan suara
Tingkat kenyaringan suara tentu disesuaikan dengan situasi, tempat, dan jumlah
audience. Tetapi perlu diperhatikan jangan berteriak. Pengaturan kenyaringan suara
diperlukan supaya dapat didengar oleh semua audience dengan jelas. Hal ini juga
memngingat adanya gangguan dari luar.
e. Kelancaran
Seorang presenter yang lancar berbicara akan memudahkan audience menangkap
pesan yang disampaikan oleh presenter. Presenter yang berbicara dengan putus-putus
atau adanya bagian-bagian yang diselipi bunyi-bunyi tertentu akan mengganggu
pemahaman audience.
f. Relevansi/ penalaran
Gagasan demi gagasan haruslah berhubungan dengan logis. Proses berpikir untuk
sampai pada suatu kesimpulan haruslah logis dan saling terkait. Hal ini berarti
kalimat-kalimat yang digunakan harus saling berhubungan dengan pokok
pembicaraan.
g. Penguasaan topik
Pembicaraan formal selalu menuntut persiapan. Tujuannya tidak lain supaya topik
yang dipilih betul-betul dikuasai. Penguasaan topik yang baik akan memunculkan
keberanian dan kelancaran. Jadi, penguasaan topik sangatlah penting, bahkan
merupakan faktor utama dalam berbicara.
ETIKA DAN NORMA PRESENTASI
Di dalam melakukan presentasi, harus sesuai dan mematuhi norma-norma yang
berlaku. Kepatuhan terhadap etika dan norma presentasi akan menentukan menarik tidaknya
seorang penyaji dalam menyampaikan materi. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam penampilan diri terkait dengan etika dan norma dalam presentasi (Abidin, dkk, 2017:
215-216).
1. Cara Berpakaian
Cara berpakaian seseorang akan memengaruhin kepercayaa audience terhadap dirinya.
Dalam hal ini, penyaji harus berpakaian secara wajar, sopan, dan tepat dengan situasi
presentasi.
2. Cara Berbicara
Penyaji harus mampu berbicara sntun dan hormat. Selain itu, penyaji juga harus mampu
berbicara secara menarik dan mengesankan. Cara berbicara yang membosankan akan
membuat audience mengalihkan perhatiannya dari penyaji.
3. Cara Berakting
Akting sangat perlu untuk mengurangi kebosanan audience yang menyaksikan Anda
berpresentasi. Di dalam hal ini, akting yang diperlukan adalah akting yang wajar dan
santun.
4. Kesiapan Mental
Kemampuan menguasai diri, mengendalikan emosi, dan menenangkan diri merupakan
jurus utama yang harus dimiliki seseorang yang akan melakukan presentasi di depan
banyak orang.
5. Pengelolaan Waktu
Waktu yang akan dimiliki serang penyaji dalam menyampaikan materinya sangat
terbatas. Penyaji yang baik adalah penyaji yang sadar waktu dan tepat waktu.
6. Sistematika Penyajian
Sistematika yang dapat digunakan dalam penyajian presentasi menganut tiga tahap
utama, yaitu tahap perkenalan, tahap uraian materi pokok, dan tahap penutup yang
dilanjutkan dengan acara tanya jawab.

POWER POINT YANG BAIK


Power point adalah salah satu media yang umum digunakan oleh seseorang dalam
menyampaikan sebuah presentasi. Power point memuat hal-hal penting yang akan
dipresentasikan. Power point memudahkan presenter menyajikan informasi kepada audience
sekaligus membantu audience memahami apa yang disampaikan oleh presenter secara lebih
konkret.
Jika dihubungkan dengan presentasi ilmiah yang sering dilakukan oleh mahasiswa,
penggunaan power point ini efektif membantu mahasiswa untuk mempresentasikan sesuatu.
Media power point juga membantu untuk mengakomodasi seluruh gaya belajar mahasiswa.
Kita ketahui bersama bahwa terdapat tiga tipe gaya belajar, yaitu audio, visual, dan
kinestetik. Media power point dianggap efektif untuk memenuhi gaya belajar mahasiswa tipe
visual dan kinestetik (misalnya dengan diputarkan video yang berhubungan dengan materi),
disamping ceramah yang diberikan oleh dosen/ presenter yang menyajikan sebuah materi
tertentu.
Lebih lanjut, Khrisna (2012: 34-35) mengungkapkan bahwa terdapat enam manfaat
menggunakan peraga visual. Peraga visual yang dimaksud di sini adalah media power point.
Manfaat-manfaat tersebut adalah sebagai berikut.
1. Memfokuskan perhatian audience
Peraga visual yang memuat kutipan atau sebuah gambar akan menarik perhatian semua
orang dan membantu presenter menyampaikan poin-poin penting.
2. Menguatkan atau menekankan poin-poin utama
Poin-poin utama yang disampaikan presenter akan lebih mengena di ingatan audience
apabila disajikan dalam paparan power point daripada presenter hanya berceramah.
3. Merangsang ketertarikan, pemelajaran, dan partisipasi
Sebuah pertanyaan yang provokatif dalam sebuah power point dapat merangsang pikiran
dan mendorong munculnya partisipasi.
4. Mengalihkan pusat perhatian dari diri presenter
Sebuah power point yang efektif dapat mengalihkan perhatian para peserta dari diri
presenter dan memfokuskan perhatian pada layar untuk mendorong peserta berdiskusi.
5. Mengilustrasikan poin-poin yang sulit dipahami
Menunjukkan informasi dalam grafik, bagan, dan diagram yang lengkap dapat
memudahkan pemahaman.
6. Membantu peserta tetap mengingat informasi itu
Mendengar sekaligus melihat pesan akan membantu menguatkan pesan itu di dalam
ingatan.

Terdapat serangkaian langkah yang harus ditempuh oleh presenter saat membuat power
point presentasi. Langkah-langkah tersebut hendaknya diterpkan agar power point yang
dibuat efektif dan dapat mengakomodasi keseluruhan materi yang akan disampaikan (Dibia
& Dewantara, 2017:175). Langkah-langkah tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.
1. Tentukan butir-butir terpenting bahan yang dibahas. Penyebutan butir hendaknya tidak
boleh terlalu singkat, tetapi juga tidak boleh teralu elaboratif karena elaborasi akan
dilakukan secara lisan oleh penyaji.
2. Atur butir-butir tersebut agar alur penyajian runtut.
3. Kerangka berpikir perlu diungkapkan atau disajikan dalam diagram atau bagan alir untuk
menunjukkan alur penalarannya.
4. Tulisakan semuanya dalam bingkai power point dengan ukuran huruf dan gambar yang
memadai.
5. Pilih rancangan slide yang cocok (ingat, kontras warna dan animasi sangat penting.
Namun, jangan sampai terjadi dekorasi lebih menarik daripada butir bahasan).
6. Uji coba tayang untuk memastikan bahwa semua bahan yang disajikan dalam slide dapat
terbaca oleh peserta dalam ruangan yang tersedia.
7. Cetak bahan dalam slide tersebut untuk digunakan sebagai pegangan dalam penyajian.

Khrisna (2012:36-37) juga mengungkapkan bahwa terdapat tujuh poin yang harus
diperhatikan oleh presenter agar power point yang dibuat efektif. Pengertian efektif di sini
adalah power point yang dapat memudahkan peserta memahami apa yang disampaikan
presenter. Ketujuh poin tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.

1. Power point harus memudahkan pembelajaran, bukannya membuat murid frustasi


jangan membuat power point full text yang dapat membuat presenter frustasi. Power
point full text dapat membuat peserta stres membaca tulisan yang padat dan banyak.
2. Presentasikan informasi yang harus mereka ketahui
Berikan infromasi yang menarik dan penting untuk diketahui, bukan hal yang berterle-
tele yang sebenarnya tidak penting.
3. Sebuah gambar bermakna ribuan kata
Gunakan foto, ilustrasi, diagram, grafik, atau kartun untuk membuat poin Anda bisa
langsung dimengerti.
4. Berilah judul
Sertakan sebuah judul untuk memandu audience Anda.
5. Jangan pernah gunakan huruf kapital saja dalam power point yang dibuat
Huruf kapital lebih sulit dibaca ketika ditampilkan pada layar. Gunakan huruf besar dan
kecil, sebagaimana dalam komunikasi tertulis lainnya.
6. Maksimal gunakan dua tipe huruf
Gunakan satu tipe huruf untuk judul dan satu lagi untuk teks isi. Aturan umumnya adalah
menggunakan sebuah tipe huruf serif (dengan kaki-kaki kecil di setiap huruf, misalnya
Times New Roman) untuk bagian judul dan sebuah tipe huruf sans serif (tanpa kaki-kaki,
seperti Arial, Helvetica, atau Verdana) untuk isi.
7. Tulisan power point maksimal terdiri dari tujuh baris dan ukuran font minimal 22.

DAFTAR RUJUKAN
Alek, A & Achmad, H. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana.
Khrisna, Herdian Cahya. 2009. 425 Tip Presentasi Memikat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Dibia, Ketut & Dewantara, I Putu Mas. 2017. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Depok: PT Raja Grafindo Persada.
Arifin, Zaenal & Tasai Amran. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia: sebagai Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian. Jakarta: Akademika Pressindo.
Widodo, Marcus Prihminto. 1994. Membuat Presentasi yang Efektif. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Abidin, Yunus, dkk. 2017. Kemahiran Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
PT Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai