Prasyarat Presentasi
Guna berhasil dalam menyajikan pembicaraan di muka umum, secara prinsip ada
tiga prasyarat yang harus dipenuhi seorang pembicara di muka umum.Ketiga
prasyarat tersebut diuraikan sebagai berikut.
Prasyarat Organis
Prasyarat ini berhubungan dengan kelengkapan organ penghasil bahasa
yang dimiliki pembicara. Prasyarat ini sangat menentukan dalam menghasilkan
bunyi-bunyi bahasa secara tepat makna. Seorang pembicara akan berhasil
melakukan pembicaraannya jika mampu menghasilkan bunyi bahasa secara jelas
baik intonasi, lafal, maupun aksennya. Oleh sebab itu, kelengkapan organis
bahasa merupakan prasyarat untuk mampu berbicara di muka umum dengan
berhasil.
Prasyarat Retoris
Prasyarat ini berhubungan dengan pemahaman dan kemampuan
pembicara tentang komep keterampilan berbahasa. Pembicara yang baik harus
memahami kaidah-kaidah bahasa sehingga ia akan menggunakan bahasa yang
baku dan efektif dalam melakukan pembicaraannya. Selain itu, pembicara harus
pula memahami sendi-sendi retorika, seperti kemampuan berargumen, persuasi,
dan pragmatis.
Prasyarat Psikologis
Prasyarat ini berhubungan dengan unsur psikologis pembicara,
seperti rasa percaya diri, kesiapan mental berbicara, dan kemantapan presentasi.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam prasyarat ini antara lain
persiapan yang matang agar secara mental kita siap berbicara.
penguasaan audience sehingga mampu berbicara tanpa keraguan.
pengalaman pembicaraan agar mental kita terlatih berbicara di muka umum.
Persiapan Presentasi
Dalam bidang apa pun menunjukkan bahwa suatu keberhasilan dapat diraih mana
kala adanya persiapan yang baik, demikian juga dengan presentasi Dalam hal ini
persiapan dasar yang diperlukan untuk presentasi mencangkup beberapa hal,
antara lain sebagai berikut (Kasali, 2006, Hidayat, 2006, Roji, 2006, Herimanto
dan Indrojiono, 2005)
Penguasaan terhadap Topik atau Materi Presentasi
Penguasaan topik dan materi presentasi merupakan hal inti yang mendukung
keberhasilan presentasi Pembicara yang akan tidak menguasai materi jelas akan
ragu-ragu dalam berpresentasi, tidak punya rasa percaya diri, dan gugup ketika
berpresentasi Hal tersebut tertentu dapat menyebabkan kegagalan presentasi
Sebaliknya, seorang pembicara yang menguasai topik dan maten presentasi, akan
mampu menguasai diri, menguasai audience, dan lebih jauh akan mampu
berpresentasi dengan matang. Oleh sebab itu, pembicara harus memiliki
pengalaman dan pengetahuan yang memadai berkaitan dengan topik atau materi
presentasiya
Penguasaan Berbagai Alat Bantu Presentasi
Alat bantu presentasi adalah peralatan yang digunakan untuk membantu
kesuksesan suaru presentasi. Salah satu alat peraga yang paling banyak digunakan
dalam presentasi adalah alat peraga visual.Alat peraga visual (visual Aids) adalah
benda-benda (material) yang diperlihatkan oleh pembicara kepada pendengar
(audience) sepanjang berlangsungnya pembicaraan.
Menganalisis Audience
Faktor lain yang harus diperhatikan ketika melakukan persiapan adalah
menganalisis atau mengenali data presentasi calon audience. Data calon audience
ini dapat dibedakan berdasarkan latar belakang antara lain:
Tingkar pendidikan
Profesi
Umur dan pengalaman hidup
Agama, ras, suku, dan
Selain tempat yang berskala besar, lingkungan yang harus dikuasai olch
pembicara adalah lingkungan atau tempat dalam skala kecil seperti ruangan
presentasi, Ruangan merupakan faktor yang sangat penting dalam presentasi. Oleh
sebab itu, pembicara harus menguasai ruangan presentasi guna dapat memilih
strategi presentasi yang tepat, baik dalam hal kualitas suara maupun halinas
pengajian. Hal-hal yang berhubungan erat dengan kenyamanan ruangan diuraikan
sebagai berikut:
Kapasitas Ruangan
Kapasitas ruangan yang perlu dipikirkan berkaitan dengan cukup atau tidaknya
suatu ruangan dipergunakan untuk presentasi. Dalam hal ini, perlu diperhatikan
apakah sudah cukup ideal antara las ruangan dengan jumlah calon audience.
Ketika mempersiapkan ruangan untuk presentasi, perlu diusahakan agar ada
keseimbangan.
Tata Ruang
Tata ruangan dalam presentasi memiliki beberapa model tergantung pada tujuan
presentasi. Model tata ruangan dalam presentasi diuraikan sebagai berikut.
Model kelas, yaitu model tata ruangan yang sering digunakan untuk menyajikan
materi yang bersifat pendidikan atau mendidik.
Model tapal kuda, yaitu model tata ruangan yang disusun secara model tapal kuda
arau leter U. Pengusunan tempat duduk ini mempunyai tujuan lebih memberi
kesan demokratis.
Model meja bundar, yaitu model tata ruangan yang menggunakan meja bundar.
Tata ruang model ini digunakan dengan tujuan agar semua orang yang datang
dalam presentasi mempunyai kedudukan yang sama.
Model simulasi, yaitu model tata ruang dengan membagi anggota yang hadir
dalam presentasi ke dalam bentuk kelompok-kelompok sehingga dirasa hangat,
komunikatif, informatif, dan inovatif. Dengan demikian, akhirnya akan memberi
arti positif bagi tercapainya akumulasi presentasi yang relatif efektif.
Model saraschan, yaitu model tata ruangan yang sering digunakan dalam
masyarakat. Model ini digunakan untuk acara presentasi yang memerlukan situasi
santai, akrab, penuh humor, dan komunikatif, tetapi tetap bermakna.
Penerangan Ruangan
Penerangan ruangan sangat mempengaruhi sukses atau tidaknya suaru presentasi.
Apabila penerangan ruangan kurang, suasana presentasi kurang bersemangat.
Akustik Ruangan
Ruang presentasi yang baik adalah ruangan yang mampu meredam suara yang
lembut, tetapi tidak membuat suara hilang.
Pengaturan Udara Ruangan
Kondisi sirkulasi udara yang kurang baik akan mengganggu proses presentasi.
Dalam hal ini, perlu diperhatikan pengaturan temperatur, ventilasi, dan Air
Conditioner (AC)
Toilet Dalam Ruangan
Ruangan yang Anda pilih sebagai rempar presentasi paling tidak dekat dengan
toilet.
Dalam penulisan bahan presentasi perlu diperhatikan beberapa faktor dibawah ini
Akmalitas, artinya kemampuan mengemukakan pendapat perihal-perihal yang
baru (up to date) dan tidak ketinggalan zaman.
Konsepsional, artinya memberi keluasan wawancara, jangkauan pandang- an, visi
ke depan, dan konsep-konsep yang bersumber pada gagasan segar.
Faktual, artinya menyajikan hal-hal yang sesungguhnya, kebenaran, data,bukan
merupakan fiksi semata.
Kontekstual, artinya hendaknya memperhatikan relevani antara tema yang dipilih
dan materi yang disajikan.
Ada bermacam-macam bentuk penulisan yang dapat digunakan dalam presentasi,
seperti makalah, sinopsis, ikhtisar, maupun ringkasan materi. Baik atau tidaknya
materi yang disampaikan dalam presentasi juga dipengaruhi och penulisan bahan
presentasi Langkah langkah yang dapat digunakan ketika menulis bahan
presentasi, yaitu:
buatlah outline penulisan yang merupakan gambaran menyeluruh bentuk dan isi
makalah yang akan disajikan,.
buat ringkasan makalah dengan tulisan besar-besar, dan
persiapkan bahan pustaka, referensi pendukung, dan data statistic.
Selain bahan presentasi berbentuk makalah, penulisan bahan yang penting juga
adalah penulisan bahan untuk membantu penjelasan makalah yang biasanya
berupa media visual atau audio visual. Salah satu tayangan bahan presentasi yang
digunakan adalah tayangan berupa beningan untuk pewayang pandang atau
tayangan dalam bentuk powerpoint atau flash yong biasanya digunakan dalam
penyajian menggunakan projector. Beberapa hal yang diperhatikan dalam
membuat tayangan tersebut adalah sebagai berikut:
Tayangan harus menarik. Gunakan komposisi warna, gambar, dan fitur lain dalam
tayangan
Tayangan agar lebih baik menarik. bukan pemindahan dari versi Ms. Word,
melainkan inti sari yang disajikan dengan besar huruf yang mampu terbaca
dengan jelas.
Jumlah kalimat dalam satu tayangan biasanya tidak boleh lebih dari lima kalimat.
Besar huruf yang digunakan minimal 20 pt.
Tayangan berfungsi sebagai garis besar sajian, bukan untuk dibacakan secara
total. Oleh sebab itu, tayangan dalam presentasi sebaiknya dibuar dalam bentuk
bagan, gambar, desain, ataupun jenis lain yang sangar membantu.
Isi dalam satu tayangan bisa diusahakan memenuhi kaidah kemadaian, artinya
satu tayangan tidak boleh terlalu lama atau terlalu sebentar dalam penayangan.
Jumlah tayangan disesuaikan dengan panjang pendeknya materi sehingga
tayangan akan membantu pembaca. Sekali lagi, tayangan bukan untaian paragraf-
paragraf panjang, melainkan inti sari sajian.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penampilan diri terkait dengan etika
dan norma dalam presentasi diuraikan sebagai berikut (Kasali, 2006; Hidayat,
2006, Roji, 2006, Herimanto dan Indrojiono, 2005).
Cara Berpakaian
Cara berpakaian seseorang akan memengaruhi kepercayaan audience terhadap
dirinya. Dalam hal ini, penyaji harus berpakaian secara wajar, sopan, dan tepat
dengan situasi presentasi.
Cara Bicara
Penyaji harus mampu berbicara santun dan hormat. Selain itu, penyaji juga harus
mampu berbicara secara menarik dan mengesankan Cara bicara yang
membosankan akan membuat audience mengalihkan perhatiannya dari penyaji.
Cara Berakting
Akting sangat perlu untuk mengurangi kebosanan audience yang menyaksikan
Anda berekspresi. Dalam hal ini, akting yang diperlukan adalah akting yang wajar
dan santun.
Kesiapan Mental
Kemampuan menguasai diri, mengendalikan emosi, dan menenangkan diri
merupakan jurus utama yang harus dimiliki seseorang yang akan melakukan
presentasi di depan banyak orang.
Pengelolaan Waktu
Waktu yang akan dimiliki oleh seorang penyaji dalam menyampaikan materinya
sangat terbatas. Penyaji yang baik adalah penyaji yang sadar waktu dan tepat
waktu.
Sistematika Penyajian
Sistematika yang dapat digunakan dalam penyajian presentasi menganut tiga
tahap utama, yaitu tahap perkenalan, tahap uraian materi pokok, dan tahap
penutup yang dilanjutkan dengan acara tanya jawab.
Mengatasi kegugupan atau demam panggung. Hal ini dapat dilakukan dengan
membangun sikap positif terhadap diri sendiri, berdiri dengan regak dan tenang,
menguasai materi dengan mantap. banyak berlatih, dan memandang pendengar
sebagai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan diri.
Membuat pendengar tertarik. Hal ini dapat dilakukan dengan menyajikan sesuatu
yang baru bagi pendengar, jangan memohon maaf kepada pendengar, sajikan
pembicaraan dengan segar dan aktual, serta dapat pula sesekali menggunakan
humor asal tidak berlebihan.
Menjaga ketepatan berbicara, kejernihan, dan volume suara. Hal ini dapat
dilakukan dengan menguasai ruang pembicaraan, dan tidak banyak mengeluarkan
suara ‘’e...e...e…’’ Pembicara harus berbicara dengan tepat tidak terlalu lambat
atau terlalu cepat, serta suara pembicara harus terdengar akrab.
Gerakan tubuh secara alamiah dan berbicara secara wajar, serta gunakanlah
pakaian yang serasi
Jangan menggantungkan diri pada teks, spesifiklah dalam menyajikan bahan, dan
kuasai materi presentasi.
Pelajari audience dengan saksama dan mendalam, jangan membicarakan apa yang
telah mereka ketahui dan yang tidak ingin mereka dengarkan.
Perhatikan Bahasa tubuh agar tidak merusak penampilan dan berpakaianlah agak
cerah agar menciptakan kesegaran ruangan.
Sampaikan pesan dengan vokal yang jelas, jangan seperti berbicara sendiri
Kriteria utama untuk menentukan berhasil atau tidaknya presentasi pada dasarnya
sama dengan kriteria komunikasi efektif Kriteria tersebut dapat jelaskan sebagai
berikut :
Pengertian, yaitu suoru presentasi dapat dikatakan berhasil jika pembicara mampu
meningkatkan pengertian pada diri pendengar. Pengertian di sini berarti
penerimaan secara cermat dari isi stimulasi seperti apa yang dimaksudkan oleh
pendengar.
Pengaruh pada sikap, yaitu suoru presentasi dapat dikatakan berhasil jika
pembicara mampu mengubali sikap dan keyakinan pendengar sebagai akibat dari
pesan yang disampaikan.
Terciptanya hubungan sosial, yaitu suatu presentasi dapat dikatakan berhasil jika
pembicara mampu menumbuhkan hubungan sosial yang baik antora dirinya
dengan pendengar. Artinya, pembicara mampu membangkitkan kebutuhan sosial
baik berupa motif, inclusion, control, dan affection.
Tindakan yaitu suatu presentasi dapat dikatakan berhasil jika pembicara mampu
menggerakkan pendengar sesuai yang dikehendakinya Demikianlah beberapa hal
yang perlu diketahui oleh seorang pembicara atau penyaji presentasi. Selamat
berlatih dan sukses.