Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Presentasi dilakukan untuk menyampaikan informasi atau pemikiran-pemikiran baru
mengenai suatu masalah agar dapat dipahami oleh audience. Namun tidak semua orang bisa
melakukan presentasi. Hal ini dikarenakan prosentasi dilakukan banyak orang, bahkan tidak
jarang audience belum kenal sama sekali oleh presentator. Sehingga wajar jika presentator
merasa gugup dan grogi yang akhirnya dapat mempengarui penampilannya di hadapan
audience. Persiapan yang kurang sangat mempengaruhi seseorang ketika akan berpresentasi.
Latihan dan memahami masalah yang akan dibahas terlebih dahulu, terkadang orang yang
sudah mahirpun tetap akan merasa gugup pada awalnya. Ada beberapa trik dan tahap yang
perlu diperhatikan dalam melakukan presentasi agar bisa lancar dan tidak terlalu gugup
ataupun cangguang ketika mengahadapi audience.
Presentasi juga adalah penyampaian suatu materi atau masalah kepada pendengar dan
khalayak yang mengikuti presentasi. Presentasi dapat pula diartikan sebagai kegiatan
seseorang yang berbicara di hadapan public, baik dalam kegiatan seminar, kuliah, mengajar
di kelas, ataupun kegiatan sejenis. Orang yang menyampaikan presentasi disebut presentator
atau presenter, sedangkan orang yang menghadiri presentasi disebut audience. Selain
makalah, juga menyiapkan media/alat bantu yang diperlukan dalam presentasi. Kemudian
latihan sebelum melakukan presentasi agar benar-benar siap dan menyesuaikan penyampaian
materi dengan waktu yang disediakan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara berbicara dan presentasi dalam lingkungan bisnis?
2. Bagaimana persiapan berbicara dan presentasi?
3. Bagaimana cara untuk mengembangkan presentasi?
4. Apa saja seni penyampaian presentasi?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui cara berbicara dan presentasi dalam lingkungan bisnis
2. Untuk mengetahui persiapan berbicara dan presentasi
3. Untuk mengetahui cara untuk mengembangkan presentasi
4. Untuk mengetahui seni penyampaian presentasi
BAB II
PEMBAHASAN
1
2.1 Berbicara dan Presentasi Dalam Lingkungan Bisnis
Presentasi bisnis bagi para staf manajer pada semua level/tingkatan dalam suatu
perusahaan berskala menengah dan besar merupakan hal yang biasa. Baik dalam kaitannya
dengan masalah pemasaran, keuangan, personalia, produksi, dan teknologi informasi.
A. Tujuan Presentasi Bisnis
Presentasi bisnis dapat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalm setiap kegiatan
bisnis. Seorang pembicara yang melakukan presentasi di hadapan audiens tentunya
memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai. Untuk melaksanakan hal tersebut diatas tentu
dibutuhkan kesiapan mental dan pemahaman materi yang ingin disampaikan, alat bantu
yang digunakan serta pemahaman yang baik terhadap audiens.
Setiap presentasi yang dilakukan memiliki tujuannya tersendiri, tergantung pada
kondisi serta maksud dilakukannya presentasi tersebut. Secara umum tujuan dari suatu
presentasi bisnis antara lain:
1. Menginformasikan Pesan-Pesan Bisnis Kepada Audiens
Pesan-pesan bisnis yng disampaikan haruslah menarik, sederhana, mudah
dipahami ,dan enak didengar oleh audiens. Hal yang perlu dihindari adalah
melakukan presentasi yang sifatnya membosankan, monoton, tidak jelas dan
penggunaan bahasa yang sulit dipahami.
2. Menghibur Audiens
Selain memberikan informasi, presentasi bisnis juga memiliki tujuan untuk
menghibur audiens. Dalam arti bahwa untuk mencapai tujuan presentasi bisnis,
seseorang pembicara perlu menyelipkan humor-humor yang segar yang mampu
menghidupkan suasana. Namun demikian, suasana yang sebenarnya perlu tetap dijaga
agar tidak lepas kendali dan tujuan presentasi yang sebenarnya tidak tercapai. Seorang
pembicara yang ahli dan berpengalaman tentunya tahu kapan ia harus berlaku serius
dalam menyampaikan presentasinya, serta kapan ia harus menyisipkan humor-humor
kecil yang dapat membuat audiens lebih fresh dan tidak bosan.
3. Menyentuh Emosi Audiens
Selain muatan inti dari presentasi disampaikan, serta mampu menghibur para audiens,
prensentasi juga harus mampu menyentuh emosi dan perasaan audiens dalam
memahami materi atau isi dari presentasi. dibutuhkan suatu keahlian tersendiri dalam
penyampaiannya. Biasanya pada saat menyampaikan presentasi pembicara
mengkombinasikan kemampuan ekspresi, intonasi suara, sikap sehingga mampu
membuat audiens terhanyut dalam pemahamannya.
2
4. Memotivasi audiens untuk bertindak sesuatu
Dalam memotivasi audiens, seorang pembicara perlu menyatakan secara eksplisit
dan bukan menggunakan bahasa basa-basi. artinya apa yang diinginkan pembicara
harus secara tegas dan jelas tercakup dalam presentasi.
B. Persiapan Dasar
Presentasi yang baik haruslah didahului dengan persiapan yang matang, karena
dengan melakukan persiapan setidaknya kita telah memiliki bahan yang akan kita
sampaikan. Persiapan-persiapan tersebut meliputi :
1. Penguasaan Terhadap Topik Atau Materi Yang Akan Dipresentasikan.
Penguasaan terhadap materi yang akan disampaikan merupakan hal terpenting
dalam sebuah presentasi. Berhasil atau tidaknya sebuah presentasi bergantung pada
kemampuan pembicara dalam memahami setiap detail hal-hal yang terkandung dalam
isi materi presentasi. Ketidaksiapan terhadap materi yang akan dipresentasikan akan
menghambat penyampaian pesan kepada audiens, serta akan memberikan image yang
kurang baik bagi pembicara tersebut.
2. Penguasaan Berbagai Alat Bantu Presentasi Dengan Baik.
Presentasi yang baik bukan hanya terlihat dari isi materi yang disampaikan tetapi
juga dipengaruhi oleh bagaimana cara membawakannya. Apabila penyampaian
presentasi dilakukan secara menarik, maka audiens akan merasa senang. Terlebih jika
pada saat presentasi pembicara menggunakan berbagai macam alat bantu sebagai
penunjang presentasi, seperti OHP, LCD pojector, slide serta penggunaan audio
visual.
3. Menganalisis Siapa Audiens.
Agar tujuan presentasi dapat tercapai, maka pembicara perlu mengenal siapa
sebenarnya yang menjadi audiens. Metode yang digunakan adalah dengan
menggunakan kata tanya seperti apa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana, maka
pembicara akan dapat menidentifikasi tentang siapa sebenarnya audiens yang
dimaksud.
4. Menganalisis Berbagai Lingkungan Lokasi Atau Tempat Untuk Presentasi.
Seorang pembicara harus mengenal lebih dekat dengan lingkungan lokasi atau
tempat dimana ia akan melakukan presentasi. Pengenalan terhadap lokasi ataupun
tempat akan sangat membantu pembicara dalam menyampaikan presentasi,
penggunaan alat serta menentukan teknik penyampaian presentasi.
C. Tahap-Tahap Presentasi Lisan Dalam Komunikasi Bisnis
Presentasi yang dilakukan secara lisan haruslah disampaikan secara sistematis. Hal ini
untuk mencegah agar apa yang telah dan akan disampaikan tidak keluar dari topik utama

3
pembicaraan, setidaknya dalam melakukan presentasi lisan harus memperhatikan
tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Persiapan berbicara (presentasi) yang berisi penetapan tujuan, analisis audiens,
perencanaan isi, panjang dan gaya bicara.
2. Pengembangan presentasi meliputi pembukaan, pokok-pokok presentasi, penutup,
tanya jawab dan alat bantu visual.
3. Penyampaian presentasi atau pidato.
D. Presentasi Lisan yang Baik
Biasanya presentasi lisan yang dilakukan dengan baik ditunjang atau ditentukan oleh
kepiawaian seorang pembicara dalam menyampaikan presentasinya. Kepiawaian
pembicara dalam menyampaikan presentasinya terlihat pada kriteria yang dimilik oleh
pembicara tersebut antara lain:
1. Mempunyai wawasan, mengetahui dengan tepat kekurangan dan kelebihan yng
ada pada dirinya.
2. Dapat mengetahui dan mengenal audiens, berusaha memahami sifat pihak yang
telah memberikannya kesempatan untuk menyampaikan presentasi dan
menunjukkan kepedulian kepada mereka.
3. Mengetahui alasan sehingga mereka perlu berbicara dan berharap dapat
memenuhi alasan tersebut melalui presentasi yang disampaikan.
4. Senantiasa berlatih agar mampu menyesuaikan diri dengan perubahan kebutuhan
informasi di pihak audiens dan bersedia memberikan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan yang mungkin diajukan oleh audiens.
5. Menganggap penyajian suatu presentasi sebagai sebuah prestasi. Menyadari
bahwa ia harus berusaha keras untuk dapat menarik perhatian audiend terhadap
materi yang disampaikan, mampu memahami sikap audiens yang tidak selalu
konsisten.
6. Dapat menerima kritik atau analisis purna presentasi mengenai berbagai hal
berkenaan dengan presentasinya.

Sedangkan syarat untuk menjadi seorang pembicara yang handal meliputi:


1. Mengetahui dengan jelas tujuan presentasi
2. Menguasai subjek presentasi
3. Yakin bahwa subyek yang dipresentasikan bermanfaat bagi pendengarnya
4. Mengetahui latar belakang audiens
5. Menguasai bahasa pengantar yang juga dikuasai audiens
6. Jujur, sabar, ramah, dan penuh percaya diri
7. Mengusai teknik dasar berkomunikasi bisnis yang efektif
E. Presentasi Informatif

4
Presentasi merupakan suatu cara penyampaian informasi yang dimiliki oleh seorang
pembicara kepada audiens. Biasanya informasi yang disampaikan memiliki muatan
tersendiri. Secara umum presentasi yang didalamnya terdapat penyampaian informasi
memiliki implementasi antara lain:
1. Presentasi yang bertujuan memberikan keterangan
2. Presentasi deskriptif yang bertujuan menyampaikan uraian atau penjabaran
3. Presentasi yang bertujuan menyampaikan definisi.
Keberhasilan presentasi juga didukung oleh empat macam faktor lain yaitu:
1. Paralaguage
Cara pembicara menyampaikan pesan, termasuk di dalamnya kecepatan berbicara,
nada, volume suara serta artikulasi kata.
2. Body Language
Sering disebut juga dengan komunikasi non verbal, badan dan bagian badan
tertentu dapat dipergunakan sebagai alat pendukung efektifitas presentasi. Bagian
badan yang dapat membantu efektifitas presentasi terutama wajah, mata, tangan dan
posisi badan selama presentasi.
3. Kondisi Ruangan Presentasi
Tata ruang dan kondisi ruangan presentasi dapat membantu atau menghambat
efektifitas presentasi. Ruangan yang luasnya sepadan dengan jumlah audiens
dirasakan nyaman oleh pembicara dan audiens.
4. Faktor-Faktor Lain
Termasuk dalam faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan presentasi
adalah penampilan pembicara dan pakaian yang dikenakan.

F. Mengorganisasikan Presentasi
Presentasi yang baik dapat disampaikan dengan mengikuti pola-pola tertentu,
sehingga apa yang akan disampaikan dapat dengan mudah dimengerti oleh orang yang
mendengar atau menyimak presentasi tersebut.
Ada beberapa pola yang dapat digunakan dalam mengorganisasikan suatu presentasi
antara lain:
1. Pola Kronologis
Pola penyampaian presentasi yang berisi urutan-urutan tentang isi dari presentasi
mulai dari membahas tentang latar belakang, kondisi yang terjadi saat ini, kemudian
dilanjutkan dengan inti atau maksud presentasi tersebut.
2. Pola Spasial
Pola ini lebih praktis untuk ringkasan informasional, tetapi pola ini dapat
diadaptasi untuk membuat proposal persuasif. Bila hal pokok suatu presentasi

5
berhubungan dengan promosi suatu produk atau jasa, dengan menekankan struktur
atau fungsi tiam item, maka menyajikan gagasan spasial terbukti akan bermanfaat.
3. Pola Topikal
Pola yang berhubungan dengan topik, topik utama dibagi ke dalam dua halatau
kategori utama. Seringkali, hal ini melibatkan pembuatan daftar alasan yang
membenarkan penerimaan proposal. Maksud utama tidak memiliki hubungan yang
logis selain hubungan dengan tujuan atau topik utama. Pola ini dapat digunakan pada
hampir setiap persoalan, tujuan atau khalayak, pola topikal ini merupakan metode
yang berguna untuk organisasi presentasi.
4. Pola Kausal
Cara lain untuk menyusun gagasan adalah membahas penyebab suatu masalah dan
mempertimbangkan akibat atau hasil berikutnya. Atau dapat membaliknya dengancara
memeriksa kondisi yang sudah diketahui (akibat) dan kemudian memberikan
penjelasan mengenai penyebab-penyebabnya.
5. Pola Pemecahan Masalah
Dalam pola ini membagi topik menjadi dua hal utama merupakan cara yang paling
sederhana dalam menggunakan pola ini. Hal yang pertama menunjukkan atau
mendiagnosis masalah, dan dalam hal kedua memberikan suatu cara.
G. Mengakhiri Presentasi
Setiap presentasi, apakah presentasi itu pendek atau panjang, memerlukan
pendahuluan pesan dan mengkaji pesan pada bagian akhir. Bagian akhir dari presentasi
disebut juga dengan penutup biasanya berisi kesimpulan dan beberapa hal yang dijadikan
rekomendasi untuk pelaksanaan suatu kegiatan.
Kesimpulan sebagian besar merupakan ulasan. Terdapat beberapa komponen yang
harus dikumpulkan untuk memenuhi fungsi tersebut.
1. Meringkaskan Hal-Hal Utama
Dalam penyampaian presentasi, seorang pembicara hendaknya harus mampu
membuat isi atau materi presentasi dibuat seringkas mungkin, dalam arti hanya
pokok-pokok bahasan saja yang disampaikan. Perlu dihindari penyampaiaan sesuatu
yang menyimpang dari pokok bahasan utama serta hal-hal yang hanya aakan
membuang waktu saja.
2. Memusatkan Tema dan Tujuan Anda
Saat penyampaian presentasi dilakukan, pembicara harus selalu fokus pada apa
yang disampaikan, jangan menyampaikan sesuatu diluar pokok materi yang telah
disiapkan. Hal ini bertujuan agar presentasi yang disampaikan akan memiliki arah
pembicaraan yang sesuai dengan tema dan tujuan presentasi.

6
3. Mengingatkan Kembali Para Penyimak Tentang Desakan/Urgensi
Perusahaan
Presentasi yang baik biasanya berisi hal-hal yang sangat ingin diketahui oleh para
penyimak. Penyimak tentu akan sangat antusias mengikuti presentasi karena terdapat
maksud didalamnya yaitu ingin mengetahui secara jelas isi dari presentasi, Oleh
karena itu tugas dari seorang pembicar adalah selalu menyampaikan hal yang
menuntut keseriusan penyimak untuk mampu menerapkannya, terlebih jika
menyangkut tentang kebijakan perusahhaa.
4. Memberikan Jalan Tindakan yang Jelas Kepada Para Penyimak
Sampaikan pila solusi atau tindakan yang dapat dijadikan pedoman bagi para
penyimak untuk dapat menjalankan hal-hal atau misi yang terkandung dalam
presentasi yang disampaikan.
5. Mempersilahkan Pengajuan Pertanyaan
Pada bagian-bagian tertentu, berikanlah kesempatan audiens atau penyimak untuk
menyampaikan sesuatu yang belum atau kurang jelad dengan cara mengajukan
pertanyaan. Hal ini merupakan feedback atau respons yang baik apabila dalam
presentasi tersebut terjadi interaksi, sehingga hal-hal yang belum atau kurang jelas
tadi dapat ditemukan solusi atau jalan keluarnya.

2.2 Persiapan Berbicara dan Presentasi


Persiapan berbicara atau presentasi, relatif sama dengan persiapan dalam menyusun
pesan tertulisuntuk dikirimkan kepada audience. Saluran yang digunakan dalam media
presentasi adalah saluran lisan. Karenanya, diperlukan beberapa teknik komunikasi khusus
yang berbeda dengan komunikasi tertulis.
Ketrampilan berbicara di depan umum (public speaking) atau melakukan presentasi
(presentation) secara efektif dengan bahasa lisan (verbal) adalah kebutuhan bagi orang-orang
yang ingin sukses. Apapun profesi atau pekerjaan seseorang: politisi, pejabat pemerintah,
manajer perusahaan, pegawai atau karyawan, professional, ilmuwan, pengusaha, dan guru
suatu saat pasti dituntut untuk berbicara atau memberi presentasi di depan orang banyak dan
kemampuannya berbicara itu secara langsung maupun tidak langsung akan membawa
dampak bagi pekerjaan atau diri pribadinya.
Persiapan dalam presentasi dimulai dengan menentukan tujuan penulisan pesan,
menganalisis audience, menentukan ide pokok, dan memilih saluran beserta medianya.
Berikut keterangannya:
1. Menentukan Tujuan
Secara umum tujuan komunikasi bisnis, dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
7
a. Untuk memberikan informasi
b. Untuk mempengaruhi (persuasi)
c. Untuk memaksa atau memberikan instruksi (regulatori)
Tujuan komunikasi tersebut, akan menjadi dasar dalam menentukan isi pesan, gaya
presentasi, dan tingkat interaksi antara pembicara dengan audience.
2. Menganalisis Audience
Secara umum analisis audience yang pertama dilakukan menyangkut latar belakang,
meliputi pendidikan, usia, pekerjaan, pengalaman, hobi, dan lain-lain. Dari latar belakang
dapat diketahui apa kebutuhan dan keinginan audience. Pemahaman kebutuhan dan
keinginan audience selanjutnya akan digunakan untuk menentukan gaya/pendekatan dan
isi presentasi yang tepat. Setelah latar belakang kemudian dianalisis ukuran/jumlah,
komposisi, dan reaksi.
a. Jumlah
Ketahui berapa jumlah audience dalam presentasi apakah hanya terdiri dari
beberapa orang saja, puluhan orang atau bahkan lebih dari seratus.
Presentasi dengan jumlah audience yang berbeda menuntut penggunaan
pendekatan yang berbeda pula. Pada presentasi dengan audience beberapa orang saja
memungkinkan untuk melakukan diskusi, tanya jawab, dan bersama-sama menyusun
kesimpulan.
Namun, presentasi dengan audience yang semakin banyak, pendekatan seperti di
atas sulit dilakukan. Yang paling mungkin dilakukan adalah pendekatan satu arah,
yaitu pembicara berbicara atau bercerita kepada audience.
b. Komposisi
Presentasi dengan jumlah audience yang relatif banyak, menuntut pembicara
memahami komposisi audience. Misalnya apa saja tingkat pendidikan
audiencetermasuk jumlah masing-masing tingkat.
Usia audience berkisar dari berapa sampai berapa, dan bagaimana penyebarannya.
Komposisi audience yang relatif sama disebut dengan audience homogen. Misalnya
presentasi di hadapan siswa SMA akan menghadapi audience yang relatif homogen.
Homogenitas siswa SMA dapat dilihat dari usia yang relatif sama.
Komposisi audience yang besar tingkat perbedaannya disebut heterogen.
Misalnya, seorang sales kompor gas presentasi di hadapan ibu-ibu peserta arisan
kampung. Meskipun jenis kelaminnya sama, namun pendidikannya berbeda, usianya
sangat beragam, pekerjaannya sangat beragam, dan penghasilan keluarganya pun
sangat beragam.
c. Reaksi

8
Secara umum reaksi audience dapat digolongkan menjadi 3, yakni menolak,
menerima, dan tidak bereaksi. Sebelum presentasi dimulai, pembicara harus
mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan dari reaksi audience. Meskipun reaksi
audience dapat diperkirakan atau diprediksi sebelumnya, namun kadang-kadang
mereka atau sebagian dari mereka bereaksi tidak seperti yang diperkirakan.
Oleh karenanya, pembicara harus mempersiapkan diri untuk menghadapi setiap
kemungkinan. Setelah pembicara menyadari bahwa reaksi audience tidak seperti yang
diperkirakan, pembicara harus segera menyesuaikan pendekatan yang digunakan
dalam presentasi. Dengan demikian, pembicara tidak akan kehilangan pengendalian
dalam presentasi itu.
Teknik dalam berbicara di depan umum dan presentasi, dimana menurut beberapa
pakar public speaking, seorang pembicara umum perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:
a. Pendekatan dan Permulaan
Begitu Anda berdiri di depan mimbar (di depan pendengar), pergunakan waktu
sejenak dengan sangat tenang (untuk menatap sekilas semua pendengar dan mungkin
untuk meletakkan catatan/bahan), lalu untuk menyampaikan kalimat pertama yang
meyakinkan untuk diucapkan.
Ada beberapa pilihan cara memulai pembicaraan,tergantung suasana pendengar Anda.
Misalnya, bisa dengan mengajukan pertanyaan, bisa dengan menyampaikan cerita singkat
atau pengalaman, yang nanti ada kaitan dengan materi pembicaraan, bisa dengan sebuah
permainan, atau langsung dengan mengutarakan gambaran umum tentang materi
pembicaraan.
1) Mengatasi Kegugupan Di Depan Panggung
Gugup dan demam panggung adalah hal yang normal dialami setiap pembicara di
depan umum, bahkan pembicara terbaik pun pernah mengalami gugup atau demam
panggung pada saat mereka pertama kali berbicara di depan umum. Rasa gugup dan
demam panggung hanya bisa diatasi dengan proses latihan.
2) Membuat Ketertarikan Pendengar
Unsur penting yang membuat orang tertarik mendengar pembicara adalah: hal-hal
baru (materi pembicaraan menarik). Pembicaraan masuk akal; jangan pernah minta
maaf pada para pendengar sebab itu tidak menarik (jadi pandanglah bahwa pendengar
menyenangi Anda dan pembicaraan Anda); Segar, aktual, dan kadang-kadang
diselingi humor.
3) Menjaga Ketepatan Berbicara, Kejernihan, dan Volume Suara
Ucapkan kata-kata Anda dengan jelas dan bicara dengan suara yang cukup kuat
agar semua pendengar dapat mendengar suara Anda dengan jelas. Bicara secara tepat,
9
tidak terlalu lambat dan tidak terlalu cepat memudahkan pendengar menerima ide
Anda. Suara Anda harus terdengar mengasikkan (expressiveness) seperti halnya jika
Anda berbicara kepada sahabat karib Anda.
4) Mempercayai Kemampuan Sendiri
Anda harus menghilangkan semua keraguan mengenai kemampuan yang Anda
miliki untuk maju. Mahir berbicara di depan umum membutuhkan keahlian dan
latihan.
5) Memperbanyak Perbendaharaan Kata-Kata
Penguasaan perbendaharaan kata-kata yang banyak dan pemilihan kata-kata yang
tepat akan mampu meningkatkan kelancaran dan ketepatan berbicara. Isi pembicaraan
bertambah variatif sehingga tidak membosankan.

6) Memberi Tekanan Dalam Pembicaraan dan Bersemangat (Antusias)


Semua gerakan Anda - mata, ekspresi wajah, gerakan tubuh, suara - haruslah Anda
tunjukkan kepada pendengar Anda dengan penuh semangat. Anda harus selalu tampak
penuh perhatian dalam mengkomunikasikan ide Anda.
Bicaralah dengan penuh energy, bergairah, dan tidak ragu. Jangan bicara setengah-
setengah, bimbang, apalagi dengan mulut setengah terbuka. Cara bicara yang tepat
adalah dengan suara yang bulat dan penekanan yang baik.
7) Menepati Waktu
Berhentilah berbicara sebelum pendengar mengharapkan Anda untuk segera
berhenti berbicara atau turun dari panggung. Tepatilah waktu yang telah ditetapkan
(know when to stop talking).
8) Memiliki Kelancaran Berbicara dan Rasa Humor
Untuk berbicara dengan lancar, Anda harus berbicara dengan santai, rileks, dan
tidak kaku. Dalam hampir setiap pembicaraan yang efektif harus ada sedikit unsur
humor, yaitu sesuatu yang lucu atau menggelikan hati sehingga dapat menimbulkan
tertawa.
9) Berbicara dengan Menyenangkan dan Wajar
Jika tenggorokan Anda kering minumlah sedikit, Jika mulut Anda berbusa atau
Anda berkeringat dan Anda perlu mengelapnya, gunakanlah saputangan, itu untuk
menjaga agar Anda tetap berbicara dengan menyenangkan. Kemudian, Anda perlu
bersikap wajar atau tidak berlebihan dalam menyampaikan kata-kata atau informasi.
Hal yang juga penting, pada umumnya pendengar menginginkan seseorang berbicara
dengan jelas, sederhana, dan nyata. Mereka tidak menyukai kata-kata yang tidak jelas
artinya.
10) Menggerakkan Tubuh Secara Alami

10
Gerakan tubuh, apabila dilakukan dengan baik dan sesuai atau alami akan
melipatgandakan kemampuan pembicara karena lebih menarik untuk dipandang.
Gerakan tubuh adalah bahasa non-verbal. Untuk penyampaian pikiran dan perasan
tertentu, gerakan tubuh jauh berarti daripada kata-kata.
11) Memakai Pakaian yang Serasi
Pepatah mengatakan bahwa pakaian mencerminkan kepribadian seseorang.
Pendengar akan menaruh hormat (respect) terhadap pembicra yang memakai pakaian
yang serasi dalam hal potongan, warna, ikat pingang, sepatu, dasi, dan sebagainya.

12) Penutupan dan Pengakhiran


Setelah panjang lebar menyampaikan poin-poin penting, berhenti sejenak
(pergunakan transisi yang tepat), lalu mungkin mengatakan, “sekarang saya sampai
pada kesimpulan” atau “Apakah di antara Anda (masih) ada yang pertanyaan?”, dan
jangan lupa kata-kata terakhir “Terima kasih”. Kemudian meninggalkan mimbar
dengan senyuman manis.

2.3 Cara Pengembangan Presentasi Bisnis


Di dalam presentasi bisnis, audiens pada umumnya sudah siap untuk mendengarkan
apa yang akan dipresentasikan. Seperti halnya laporan tertulis, sebagian besar presentasi
bisnis dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan informasi dari audiensnya. Meskipun
presentasi bisnis bisa mengandung unsur humor, tetapi presentasi bisnis tidak semata-mata
dimaksudkan untuk memberi hiburan. Secara umum, format presentasi terdiri dari 3 bagian
yaitu bagian pembukaan, bagian isi, dan bagian penutup.
1. Bagian Pembukaan
Bagian pembukaan berisi/bertujuan mendapatkan perhatian audiens, membangun
kepercayaan diri, dan mempersiapkan audiens. Oleh karena itu, bagian pembukaan harus
dibuat menarik agar audiens tertarik dan siap menerima presentasi.
a. Menarik Perhatian Audiens
Sebelum pembicara menyampaikan materi presentasi, ia harus dapat menarik
perhatian audiens terlebih dahulu. Mendapatkan perhatian audiens merupakan faktor
penting dalam kesusksesan presentasi. Oleh karena sebaik apapun persiapan
presentasi yang telah dilakukan, tanpa perhatian dari audiens, presentasi tidak ada
maknanya. Faktor penarik perhatian audiens (umpan) dapat berupa intensitas,
gerakan, keakraban, kebaruan, humor dan ketegangan (Cuurties et. All. 1996:311).
b. Intensitas

11
Sesuatu yang lain dari hal yang ada di sekitarnya akan menarik perhatian,
contohnya cahaya, suara, bau, dan objek. Cara menarik perhatian dengan intensitas
dapat dilakukan dengan menampilkan objek, baik melalui OHP maupun viewer, atau
menunjukkan objek yang tidak dibawa atau tidak dimiliki audiens.
c. Gerakan
Objek yang bergerak biasanya lebih menarik daripada objek yang diam. Seorang
pembicara yang tadinya duduk kemudian membuat gerakan berdiri akan lebih
menarik perhatian audiens.
d. Keakraban
Salah satu cara untuk menarik perhatian adalah dengan mengacu pada keakraban.
Jika pembicara dapat mengenali audiens, baik dalam hal nama, jabatan, atau prestasi,
maka pembicara tersebut lebih menarik perhatian audiens daripada tidak mengenal
sama sekali. Hal yang seringkali ditemui dalam presentasi adalah menyebut beberapa
nama atau jabatan, atau prestasi audiens sebelum membahas materi.
e. Kebaruan
Sesuatu yang baru akan lebih menarik perhatian audiens daripada sesuatu yang
sudah dikenalnya. Pendapat itu bertentangan dengan Bovee & Thill yang menyatakan
bahwa audiens akan lebih tertarik untuk membahas materi yang sudah dipahaminya.
Mereka juga mengatakan bahwa materi yang kurang relevansinya dengan diri audiens
akan menjadi kurang menarik (Bovee & Thill, 1995:601).
f. Humor
Humor akan menarik perhatian audiens karena humor akan menurunkan
ketegangan, baik dari audiens maupun dari pembicaranya. Namun demikian, humor
dalam presentasi bisnis harus relevan dan dengan cita rasa yang baik. Selain itu,
karena humor ini hanya untuk menarik perhatian audiens, maka jumlahnya relatif
kecil.
g. Ketegangan
Situasi yang diciptakan dengan kesan tegang juga dapat menarik perhatian
audiens. Namun demikian, situasi tegang itu sebaiknya segera diakhiri agar audiens
segera menangkap materi dan memberikan umpan balik, baik dengan pertanyaan
maupun dengan komentar-komentar.
Tidak semua faktor tersebut harus digunakan oleh pembicara secara bersamaan,
pembicara dapat menggunakan satu atau kombinasi diantaranya. Pemilihan faktor
penarik minat itu disesuaikan dengan situasi, audiens, dan faktor pembicara sendiri
12
h. Membangun Kredibilitas
Pembicara yang memiliki kredibilitas tinggi lebih diterima audiens daripada
berkredibilitas rendah. Penampilan yang rapi akan meningkatkan kredibilitas
pembicara. Pada umumnya, orang yang memiliki kompetensi paling baik dalam
materi yang dipresentasikan akan mendapatkan kredibiltas yang lebih tinggi.
i. Peninjauan Audiens
Pada bagian awal presentasi perlu dilakukan peninjauan oleh audiens, yaitu
membiarkan audiens memahami apa yang akan dipresentasikan dengan membacakan
judul presentasi atau membacakan tujuan presentasi. Pemahaman judul atau tujuan
presentasi akan membantu audiens memahami isi presentasi secara keseluruhan.
2. Bagian Isi (Body)
Bagian isi atau sering disebut batang tubuh merupaka bagian terpenting dari
presentasi, sedangkan bagain pembukaan dan penutup merupakan sarana yang
mendukung bagian isi. Pada bagian isi semua latar belakang, pokok pikiran, alasan-
alasan, dan kesimpulan dikemukakan. Oleh karena itu, bagian isi harus memiliki struktur
yang jelas, dengan urutan pembahasan yang mudah dipahami dan berusaha
mempertahankan perhatian audiens.
a. Penekanan Struktur/Format
Di dalam komunikasi tertulis, struktur penulisan bagian isi lebih mudah
diidentifikasi dengan melihat judul paragraf, jarak antarparagraf, dan daftar yang ada.
Di dalam sebuah presentasi, format/struktur itu relatif sulit diidentifikasi. Untuk
melihat struktur/format presentasi, audiens dapat menggunakan transisi. Transisi
adalah kata-kata atau kalimat-kalimat yang menghubungkan kalimat-kalimat atau
bagian-bagian dalam presentasi (Curties at.al. 1996:316). Sementara untuk
menghubungkan paragraf saru dengan yang lain atau menghubungkan pokok pikiran
satu dengan pokok pikiran yang lain dapat digunakan transisi, seperti sekarang akan
dibahas masalah A, pembahasan kita sekarang adalah B, selanjutnya akan dibahas
pokok pikiran Z, atau berikut adalah kesimpulan yang dapat diambil.
b. Urut-Urutan Bagian Isi
Bagian isi harus memiliki irutan yang jelas dan logis untuk mempermudah
audiens dalam memahami presentasi. Urut-urutan bagian isi akan berhubungan
dengan pola organisasi pokok pikiran. Pola organisasi pokok pikiran dapat dibedakan
menjadi kronologikal, spasial, topical, kausal, pemecahan masalah, klimaks, dan
antiklimaks. Apabila pembicara memilih pola organisasi pokok pikiran yang lain,
13
maka urutan pembahasannya mengikuti pola tersebut. Hal yang perlu diperhatikan
adalah bagaimana pembicara memilih satu pola organisasi yang sesuai dengan tujuan,
audiens dan situasinya. Dengan demikian, baik pembicara maupun audiens bisa
mencapai tujuan.
c. Mempertahankan Minat Audiens
Apabila di bagian awal pembicara perlu menarik perhatian audiens, maka pada
bagian isi atau batang tubuh, pembicara harus dapat mempertahankan perhatian
audiens. Perhatian pada bagian isi sangat penting karena di sinilah ide-ide pokok
presentasi disampaiakan. Menarik perhatian pada bagian pembukaan dimaksudkan
sebagai pancingan agar audiens lebih dahulu tertarik dengan presentasinya. Sementara
tahap selanjutnya berada pada isi presentasi.
Berikut beberapa petunjuk yang dapat digunakan untuk mempertahankan
perhatian audiens: menghubungkan topik presentasi dengan kebutuhan audiens;
menggunakan bahasa yang jelas; dan menjelaskan hubungan antara tujuan presentasi
dengan ide-ide pokoknya (Bovee & Thill, 1995:604).
d. Menghubungkan Topik Presentasi dengan Kebutuhan Audiens
Apabila pembicara dapat menghubungkan topik atau pokok pikiran presentasi
dengan kebutuhan audiens, maka dapat dipastikan bahwa audiens akan
memperhatiakn pembicara. Oleh karena audiens memiliki suatu kebutuhan tertentu,
dan pada saat topik yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut dikemukakan,
maka mereka memandang mampu memenuhi kebutuhan tersebut.
e. Menggunakan Bahasa yang Jelas
Penggunaan bahasa yang tidak jelas akan membuat audiens cepat bosan.
Demikian juga dengan penggunaan istilah khusus (jargon) yang hanya dipahami oleh
kelompok tertentu. Oleh karena itu, gunakan bahasa yang mudah dipahami atau yang
familiar. Usahakan untuk tidak menggunakan istilah khusus (jargon). Apabila harus
menggunakannya, berikan juga makna dari jargon tersebut.
f. Menjelaskan Hubungan Topik dengan Ide-Ide yang Familiar
Dalam presentasi dengan audiens yang sudah sedikit memahami, cukup
memahami, dan sangat memahami, pembicara erlu menghubungkan topic dengan ide-
ide yang sudah mereka kenal sebelumnya. Hal tersebut bukan hanya mempermudah
audiens dalam memahami, tetapi juga memungkinkan audiens untuk
menghubungkannya dengan apa yang sudah melekat di dalam ingatan audiens.
Dengan demikian, presentasi akan lebih menarik minat audiens.
14
3. Bagian Penutup
Bagian penutup harus terstruktur sehingga audiens memahami ide pokok yang
disampaikan. Lebih dari itu, pada bagian ini pembicara harus memperhatikan:
a. Meringkas Pokok Pikiran
Sebelum presentasi ditutup, pembicara harus mengulang pokok pikiran yang telah
dijelaskan dibagian isi. Maksud pembuatan ringkasan pokok pikiran kemudian
membacanya adalah untuk mengingatkan kembali akan isi presentasi sehingga
audiens mampu memahami secara jelas isi dan maksud presentasi.
b. Menggarisbawahi Tahap Selanjutnya
Secara umum, tujuan presentasi bisnia adalah menginginkan audiens untuk
melakukan perubahan tertentu, seperti dalam hal sikap, perilaku, tindakan, nilai, dan
kepercayaan. Oleh karena itu, pembicara harus menekankan tindakan yang harus
dilakukan audiens setelah presentasi berakhir. Tindakan yang diinginkan harus cukup
jelas. Jika ada, pertanyaan biasa diajukan secara bergiliran baru kemudian dijawab.
Ada kemungkinan pertanyaan terlupakan atau kurang dipahami betul intinya sehingga
penanya mungkin kurang merasa puas.
4. Periode Tanya Jawab
Periode tanya jawab adalah suatu sesi yang hampir selalu ada dalam presentasi. Tanya
jawab di maksudkan untuk membantu audiens lebih memahami pesan yang kita
sampaikan. Namun sering kali sesi tanya jawab menyebabkan ketakutan bagi presenter,
yaitu ketakutan jika tidak bisa menjawab pertanyaan dan ketakutan tidak bisa
memberikan jawaban yang maksimal. Bagi presenter yang tidak melakukan persiapan
sangatlah wajar apabila mengalami ketakutan. Jika ada presenter yang menghindar dari
sesi tanya jawab maka dia akan kehilangan peluang menjadi presenter yang lebih baik.
Ada beberapa manfaat yang akan kita peroleh dalam sesi tanya jawab.
Seperti yang disampaikan oleh Rhonda Abrams dalam bukunya Winning Presentation
In A Day tanya jawab memiliki manfaat yang besar untuk presenter.
a. Memungkinkan kita menunjukkan keahlian dalam topik yang kita bahas.
b. Menyediakan kesempatan tambahan untuk berinteraksi dan membangun
hubungan dengan audiens.
c. Kita mengukur pemahaman audiens.
d. Memberikan umpan balik yang membantu kita memperkuat presentasi di masa
yang akan datang.

15
Dalam menjawab pertanyaan audiens, presenter harus bersifat objektif, sabar, dan
tidak berkesan merendahkan. Dengan demikian, sesi tanya jawab itu dapat membantu
pembicara atau presenter dalam mencapai tujuan presentasi, bukan malah sebaliknya.

2.4 Seni Penyampaian Presentasi Bisnis


Ada berbagai seni dalam penyampaian presentasi bisnis yaitu, sebagai berikut:
1. Penggunaan Visual Aid
Dalam presentasi bisnis yang bersifat formal, pembicara memerlukan visual aid.
Beberapa manfaat penggunaan visual aid adalah
 Dapat menyederhanakan materi yang kompleks sehingga mudah dipahami audiens
 Visual aid dapat membantu, baik pembicara maupun audiens untuk mengingat
informasi penting dari presentasi itu.
 Dimaksudkan untuk menambah atau menciptakan daya tarik presentasi. Setelah
membahasa beberapa materi, pembicara kemudian menunjukkan visual aid yang
telah dipersiapkan agar presentasi tidak terasa monoton.
Dalam penggunaan visual aid ada berbagai hal yang perlu di perhatikan salah satunya,
yaitu:
1) Menyusun Visual Aid
Dalam presentasi, pembicara dapat menggunakan dua jenis visual aid, yaitu:
1) Visual aid alam bentuk tulisan (text visual aid).
Pada umumnya, visual aid dalam bentuk tulisan digunakan untuk
menunjukkan suatu kesimpulan presentasi atau untuk menunjukkan garis
presentasi.
2) Visual aid dalam bentuk grafik (graphic visual aid)
Visual yang termasuk visual aid grafik antara lain grafik garis, diagram
lingkaran, grafik batang, diagram organisasi, dan diagram peta. Penggunaan
masing-masing visual aid dalam bentuk grafik disesuaikan dengan kebutuhannya.
Untuk menyusun visual aid yang benar-benar dapat membantu presentasi
sehingga didapatkan manfaat-manfaat seperti disebutkan di atas tdaklah mudah.
Oleh karena itu, penyusunannya perlu dilakukan secara hati-hati. Visual aid harus
sederhana. Tujuan penyusunan visual aid yang sederhana adalah agar mudah
dipahami oleh audiens.
2) Memilih Media Visual Aid
Setelah memahami dua bentuk visual aid, yaitu tertulis dan grafik, selanjutnya
adalah memilih media untuk menyampaikannya dalam suatu presentasi. Media yang

16
dapat digunakan untuk menyampaikan visual aid tersedia dari yang paling sederhana
seperti handout sampai yang modern, yaitu komputer. Berikut akan dibahas masing-
masing media secara singkat.
1) Handout
Handout merupakan visual aid yang paling sederhana dan mudah
pembuatannya sehingga banyak digunakan. Media handout memungkinkan
pembicara untuk mempersiapkan, baik visual aid tulisan maupun grafik ke dalam
tulisan kemudian digandakan dan dibagikan kepada audiens (biasanya sebelum
presentasi dimulai). Handout berisikan ringkasan materi presentasi, kesimpulan,
dan grafik-grafik yang membantu pemahaman audiens.
2) Papan Tulis dan Whiteboard
Papan tulis da whiteboard merupakan media visual aid yang sederhana dan
praktis. Dalam suatu presentasi yang dihadiri tidak terlalu banyak orang, media
papan tulis dan whiteboard dapat digunakan. Namun untuk presentasi dengan
audiens yang banyak, tentu saja penggunaan media itu tidak efektif. Contoh
presentasi dengan media papan tulis dan whiteboard adalah presentasi yang
dilakukan oleh Manajer Pemasaran tentang cara-cara memasrkan produk baru
kepada stafnya.
2. Ketrampilan Praktis Dalam Presentasi
Disamping persiapan dalam hal materi dan media, pembicara perlu memperhatikan
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan presentasi. Kemudian faktor-
faktor tersebut disebut keterampilan praktis dalam presentasi, diantaranya sebagai berikut:
a. Cara berpakaian
Dalam presentasi formal, cara berpakaian menentukan kredibilitas. Cara
berpakaian menunjukkan citra diri orang tersebut. Oleh karena itu, hal ini perlu
diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Berikut beberapa tipsnya:
1) Pakaian dipilih yang serasi, baik warna maupun bentuk/modelnya.
2) Memperhatikan kelengkapan pakaian, seperti resleting, kaos kaki, sepatu dan
lain-lain.
3) Memeriksa kerapian atau kesempurnaan berpakaian, seperti kerah baju,
kancing baju, tali sepatu dan lain-lain.
4) Untuk pembicara perempuan, perhatikan penggunaan make up. Make up tidak
perlu tebal, dan tidak boleh juga tidak memakai make up sama sekali karena
akan terlihat citra kurang profesional.
b. Pandangan Mata

17
Untuk menunjukkan etika dan kewibawaan, pembicara harus memandang ke arah
audiens. Pandangan mata menyapu seluruh audiens, tetapi kalau sedikit, pembicara
dapat memandang satu-persatu, tetapi tidak boleh lama, dan juga tidak dibenarkan
mamandang ke lantai, ke atap, atau pada cacatan secara terus menerus pada saat
berbicara.

1) Presentasi Dengan Sikap Tubuh Berdiri


Sikap tubuh pada saat presentasi adalah berdiri tegak dengan kaki sedikit
terbuka. Tujuannya agar dapat berdiri dengan kokoh, tetapi sedikit terbuka.
Tangan bisa digunakan untuk menekankan pembicaraan,dan dapat pula untuk
mengatur jalannya presentasi, misalnya menulis di papan tulis, membuka file
presentasi, atau yag lain.
Sikap yang harus dihindari adalah memasukkan tangan ke dalam saku atau
melakukan gerakan-gerakan yang tidak perlu secara terus-menerus, seperti
memegang dasi, taplak meja atau bahkan menggaruk-garuk kepala.
2) Suara
Suara merupakan faktor yang sangat penting. Oleh karena itu, harus
mendapatkan perhatian besar. Agar presentasi dapat berjalan dengan baik, maka
pembicara harus berlatih. Latihan mencakup mengeluarkan suara dengan jelas,
tidak menoton, dengan tekanan yang tepat dan bersemangat.
3) Suara Jelas dan Keras
Pengucapan kata harus jelas agar makna mudah ditangkap. Selain itu, kata-
kata juga harus diucapkan cukup keras agar dapat didengar oleh seluruh audiens.
4) Suara Tidak Menoton
Kalimat harus diberi tekanan-tekanan tertentu agar suara tidak menoton. Kata-
kata tertentu yang dirasa penting diberi tekanan yang lebih keras dan kata lain
dapat lebih lemah.
5) Suara Bersemangat
Suara yang bersemangat lebih tercermin pada pengucapan yang bersemangat.
Presentasi tidak akan menarik jika pengucapan kata-katanya tidak dilakukan tanpa
semangat. Selain itu, pembicara juga harus menghindari pengucapan kata dengan
bergumam dan merendahkan suara di akhir kalimat.
6) Bahasa

18
Dalam presentasi, pembicara menggunakan bahasa yang baku atau bahasa
formal. Pada setiap kalimat dipilih struktur bahasa yang sederhana dan singkat
agar mudah dipahami. Hindari penggunana bahasa sehari-hari, karena akan
menurunkan tingkat formalitas presentasi. Hindari pulaPenggunaan jargon karena
tidak semua audiens mamahaminya.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Presentasi bisnis kerap kali dilakukan dalam dunia bisnis, baik dalam kaitannya
dengan masalah pemasaran, keuangan, personalia, produksi, dan teknologi informasi. Oleh
karena itu, mereka perlu memerhatikan berbagai faktor yang dapat menunjang keberhasilan
presentasi secara efektif.
Presentasi bisnis memiliki empat tujuan utama yaitu menginformasikan pesan-pesan
bisnis, menghibur audiens, menyentuh emosi audiens, dan memotivasi audiens untuk
melakukan sesuatu. Meskipun dalam prakteknya, suatu perusahaan dapat saja bertujuan untuk
sekedar menyampaikan pesan-pesan bisnis tertentu bagi audiens. Sebelum melakukan
presentasi bisnis perlu dipersiapkan beberapa hal seperti penguasaan materi yang ingin
disampaikan, penguasaan alat bantu presentasi bisnis, menganalisa audiens dan menganalisis
lingkungan tempat berlangsungnya presentasi bisnis.
Alat bantu presentasi bisnis yang ada di pasar saat ini cukup banyak variasinya mulai
dari yang paling sederhana sampai pada alat bantu visual elektronik dengan teknologi
canggih. Sebagai sarana pendukung dalam presentasi bisnis, alat bantu itu diharapkan mampu
memperjelas pemahaman para audiens dalam menangkap suatu materi dan menarik bagi
audiens. Selain itu, perlu juga seorang presenter menganalisis bahasa tubuh yang sebaiknya
digunakan, serta peninjauan lokasi secara sekilas. Satu hal yang tak boleh dilupakan adalah
bagaimana berupaya untuk selalu menumbuhkan rasa percaya diri dan berlatih melakukan
presentasi bisnis.

3.2 Saran
Dalam melakukan presentasi bisnis seorang pembicara sebaiknya melakukan
persiapan dimulai dengan menentukan tujuan penulisan pesan, analisis audiens, menentukan
19
ide pokok, dan memilih saluran beserta medianya. Secara umum, presentasi bisnis harus
mencakup 3 format presentasi yaitu bagian pembukaan, bagian isi, dan bagian penutup. Dan
salah satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam presentasi bisnis adalah bagaimana berupaya
untuk selalu menumbuhkan rasa percaya diri dan berlatih melakukan presentasi bisnis yang
baik.

20

Anda mungkin juga menyukai