PENDAHULUAN
3
pembicaraan, setidaknya dalam melakukan presentasi lisan harus memperhatikan
tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Persiapan berbicara (presentasi) yang berisi penetapan tujuan, analisis audiens,
perencanaan isi, panjang dan gaya bicara.
2. Pengembangan presentasi meliputi pembukaan, pokok-pokok presentasi, penutup,
tanya jawab dan alat bantu visual.
3. Penyampaian presentasi atau pidato.
D. Presentasi Lisan yang Baik
Biasanya presentasi lisan yang dilakukan dengan baik ditunjang atau ditentukan oleh
kepiawaian seorang pembicara dalam menyampaikan presentasinya. Kepiawaian
pembicara dalam menyampaikan presentasinya terlihat pada kriteria yang dimilik oleh
pembicara tersebut antara lain:
1. Mempunyai wawasan, mengetahui dengan tepat kekurangan dan kelebihan yng
ada pada dirinya.
2. Dapat mengetahui dan mengenal audiens, berusaha memahami sifat pihak yang
telah memberikannya kesempatan untuk menyampaikan presentasi dan
menunjukkan kepedulian kepada mereka.
3. Mengetahui alasan sehingga mereka perlu berbicara dan berharap dapat
memenuhi alasan tersebut melalui presentasi yang disampaikan.
4. Senantiasa berlatih agar mampu menyesuaikan diri dengan perubahan kebutuhan
informasi di pihak audiens dan bersedia memberikan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan yang mungkin diajukan oleh audiens.
5. Menganggap penyajian suatu presentasi sebagai sebuah prestasi. Menyadari
bahwa ia harus berusaha keras untuk dapat menarik perhatian audiend terhadap
materi yang disampaikan, mampu memahami sikap audiens yang tidak selalu
konsisten.
6. Dapat menerima kritik atau analisis purna presentasi mengenai berbagai hal
berkenaan dengan presentasinya.
4
Presentasi merupakan suatu cara penyampaian informasi yang dimiliki oleh seorang
pembicara kepada audiens. Biasanya informasi yang disampaikan memiliki muatan
tersendiri. Secara umum presentasi yang didalamnya terdapat penyampaian informasi
memiliki implementasi antara lain:
1. Presentasi yang bertujuan memberikan keterangan
2. Presentasi deskriptif yang bertujuan menyampaikan uraian atau penjabaran
3. Presentasi yang bertujuan menyampaikan definisi.
Keberhasilan presentasi juga didukung oleh empat macam faktor lain yaitu:
1. Paralaguage
Cara pembicara menyampaikan pesan, termasuk di dalamnya kecepatan berbicara,
nada, volume suara serta artikulasi kata.
2. Body Language
Sering disebut juga dengan komunikasi non verbal, badan dan bagian badan
tertentu dapat dipergunakan sebagai alat pendukung efektifitas presentasi. Bagian
badan yang dapat membantu efektifitas presentasi terutama wajah, mata, tangan dan
posisi badan selama presentasi.
3. Kondisi Ruangan Presentasi
Tata ruang dan kondisi ruangan presentasi dapat membantu atau menghambat
efektifitas presentasi. Ruangan yang luasnya sepadan dengan jumlah audiens
dirasakan nyaman oleh pembicara dan audiens.
4. Faktor-Faktor Lain
Termasuk dalam faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan presentasi
adalah penampilan pembicara dan pakaian yang dikenakan.
F. Mengorganisasikan Presentasi
Presentasi yang baik dapat disampaikan dengan mengikuti pola-pola tertentu,
sehingga apa yang akan disampaikan dapat dengan mudah dimengerti oleh orang yang
mendengar atau menyimak presentasi tersebut.
Ada beberapa pola yang dapat digunakan dalam mengorganisasikan suatu presentasi
antara lain:
1. Pola Kronologis
Pola penyampaian presentasi yang berisi urutan-urutan tentang isi dari presentasi
mulai dari membahas tentang latar belakang, kondisi yang terjadi saat ini, kemudian
dilanjutkan dengan inti atau maksud presentasi tersebut.
2. Pola Spasial
Pola ini lebih praktis untuk ringkasan informasional, tetapi pola ini dapat
diadaptasi untuk membuat proposal persuasif. Bila hal pokok suatu presentasi
5
berhubungan dengan promosi suatu produk atau jasa, dengan menekankan struktur
atau fungsi tiam item, maka menyajikan gagasan spasial terbukti akan bermanfaat.
3. Pola Topikal
Pola yang berhubungan dengan topik, topik utama dibagi ke dalam dua halatau
kategori utama. Seringkali, hal ini melibatkan pembuatan daftar alasan yang
membenarkan penerimaan proposal. Maksud utama tidak memiliki hubungan yang
logis selain hubungan dengan tujuan atau topik utama. Pola ini dapat digunakan pada
hampir setiap persoalan, tujuan atau khalayak, pola topikal ini merupakan metode
yang berguna untuk organisasi presentasi.
4. Pola Kausal
Cara lain untuk menyusun gagasan adalah membahas penyebab suatu masalah dan
mempertimbangkan akibat atau hasil berikutnya. Atau dapat membaliknya dengancara
memeriksa kondisi yang sudah diketahui (akibat) dan kemudian memberikan
penjelasan mengenai penyebab-penyebabnya.
5. Pola Pemecahan Masalah
Dalam pola ini membagi topik menjadi dua hal utama merupakan cara yang paling
sederhana dalam menggunakan pola ini. Hal yang pertama menunjukkan atau
mendiagnosis masalah, dan dalam hal kedua memberikan suatu cara.
G. Mengakhiri Presentasi
Setiap presentasi, apakah presentasi itu pendek atau panjang, memerlukan
pendahuluan pesan dan mengkaji pesan pada bagian akhir. Bagian akhir dari presentasi
disebut juga dengan penutup biasanya berisi kesimpulan dan beberapa hal yang dijadikan
rekomendasi untuk pelaksanaan suatu kegiatan.
Kesimpulan sebagian besar merupakan ulasan. Terdapat beberapa komponen yang
harus dikumpulkan untuk memenuhi fungsi tersebut.
1. Meringkaskan Hal-Hal Utama
Dalam penyampaian presentasi, seorang pembicara hendaknya harus mampu
membuat isi atau materi presentasi dibuat seringkas mungkin, dalam arti hanya
pokok-pokok bahasan saja yang disampaikan. Perlu dihindari penyampaiaan sesuatu
yang menyimpang dari pokok bahasan utama serta hal-hal yang hanya aakan
membuang waktu saja.
2. Memusatkan Tema dan Tujuan Anda
Saat penyampaian presentasi dilakukan, pembicara harus selalu fokus pada apa
yang disampaikan, jangan menyampaikan sesuatu diluar pokok materi yang telah
disiapkan. Hal ini bertujuan agar presentasi yang disampaikan akan memiliki arah
pembicaraan yang sesuai dengan tema dan tujuan presentasi.
6
3. Mengingatkan Kembali Para Penyimak Tentang Desakan/Urgensi
Perusahaan
Presentasi yang baik biasanya berisi hal-hal yang sangat ingin diketahui oleh para
penyimak. Penyimak tentu akan sangat antusias mengikuti presentasi karena terdapat
maksud didalamnya yaitu ingin mengetahui secara jelas isi dari presentasi, Oleh
karena itu tugas dari seorang pembicar adalah selalu menyampaikan hal yang
menuntut keseriusan penyimak untuk mampu menerapkannya, terlebih jika
menyangkut tentang kebijakan perusahhaa.
4. Memberikan Jalan Tindakan yang Jelas Kepada Para Penyimak
Sampaikan pila solusi atau tindakan yang dapat dijadikan pedoman bagi para
penyimak untuk dapat menjalankan hal-hal atau misi yang terkandung dalam
presentasi yang disampaikan.
5. Mempersilahkan Pengajuan Pertanyaan
Pada bagian-bagian tertentu, berikanlah kesempatan audiens atau penyimak untuk
menyampaikan sesuatu yang belum atau kurang jelad dengan cara mengajukan
pertanyaan. Hal ini merupakan feedback atau respons yang baik apabila dalam
presentasi tersebut terjadi interaksi, sehingga hal-hal yang belum atau kurang jelas
tadi dapat ditemukan solusi atau jalan keluarnya.
8
Secara umum reaksi audience dapat digolongkan menjadi 3, yakni menolak,
menerima, dan tidak bereaksi. Sebelum presentasi dimulai, pembicara harus
mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan dari reaksi audience. Meskipun reaksi
audience dapat diperkirakan atau diprediksi sebelumnya, namun kadang-kadang
mereka atau sebagian dari mereka bereaksi tidak seperti yang diperkirakan.
Oleh karenanya, pembicara harus mempersiapkan diri untuk menghadapi setiap
kemungkinan. Setelah pembicara menyadari bahwa reaksi audience tidak seperti yang
diperkirakan, pembicara harus segera menyesuaikan pendekatan yang digunakan
dalam presentasi. Dengan demikian, pembicara tidak akan kehilangan pengendalian
dalam presentasi itu.
Teknik dalam berbicara di depan umum dan presentasi, dimana menurut beberapa
pakar public speaking, seorang pembicara umum perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:
a. Pendekatan dan Permulaan
Begitu Anda berdiri di depan mimbar (di depan pendengar), pergunakan waktu
sejenak dengan sangat tenang (untuk menatap sekilas semua pendengar dan mungkin
untuk meletakkan catatan/bahan), lalu untuk menyampaikan kalimat pertama yang
meyakinkan untuk diucapkan.
Ada beberapa pilihan cara memulai pembicaraan,tergantung suasana pendengar Anda.
Misalnya, bisa dengan mengajukan pertanyaan, bisa dengan menyampaikan cerita singkat
atau pengalaman, yang nanti ada kaitan dengan materi pembicaraan, bisa dengan sebuah
permainan, atau langsung dengan mengutarakan gambaran umum tentang materi
pembicaraan.
1) Mengatasi Kegugupan Di Depan Panggung
Gugup dan demam panggung adalah hal yang normal dialami setiap pembicara di
depan umum, bahkan pembicara terbaik pun pernah mengalami gugup atau demam
panggung pada saat mereka pertama kali berbicara di depan umum. Rasa gugup dan
demam panggung hanya bisa diatasi dengan proses latihan.
2) Membuat Ketertarikan Pendengar
Unsur penting yang membuat orang tertarik mendengar pembicara adalah: hal-hal
baru (materi pembicaraan menarik). Pembicaraan masuk akal; jangan pernah minta
maaf pada para pendengar sebab itu tidak menarik (jadi pandanglah bahwa pendengar
menyenangi Anda dan pembicaraan Anda); Segar, aktual, dan kadang-kadang
diselingi humor.
3) Menjaga Ketepatan Berbicara, Kejernihan, dan Volume Suara
Ucapkan kata-kata Anda dengan jelas dan bicara dengan suara yang cukup kuat
agar semua pendengar dapat mendengar suara Anda dengan jelas. Bicara secara tepat,
9
tidak terlalu lambat dan tidak terlalu cepat memudahkan pendengar menerima ide
Anda. Suara Anda harus terdengar mengasikkan (expressiveness) seperti halnya jika
Anda berbicara kepada sahabat karib Anda.
4) Mempercayai Kemampuan Sendiri
Anda harus menghilangkan semua keraguan mengenai kemampuan yang Anda
miliki untuk maju. Mahir berbicara di depan umum membutuhkan keahlian dan
latihan.
5) Memperbanyak Perbendaharaan Kata-Kata
Penguasaan perbendaharaan kata-kata yang banyak dan pemilihan kata-kata yang
tepat akan mampu meningkatkan kelancaran dan ketepatan berbicara. Isi pembicaraan
bertambah variatif sehingga tidak membosankan.
10
Gerakan tubuh, apabila dilakukan dengan baik dan sesuai atau alami akan
melipatgandakan kemampuan pembicara karena lebih menarik untuk dipandang.
Gerakan tubuh adalah bahasa non-verbal. Untuk penyampaian pikiran dan perasan
tertentu, gerakan tubuh jauh berarti daripada kata-kata.
11) Memakai Pakaian yang Serasi
Pepatah mengatakan bahwa pakaian mencerminkan kepribadian seseorang.
Pendengar akan menaruh hormat (respect) terhadap pembicra yang memakai pakaian
yang serasi dalam hal potongan, warna, ikat pingang, sepatu, dasi, dan sebagainya.
11
Sesuatu yang lain dari hal yang ada di sekitarnya akan menarik perhatian,
contohnya cahaya, suara, bau, dan objek. Cara menarik perhatian dengan intensitas
dapat dilakukan dengan menampilkan objek, baik melalui OHP maupun viewer, atau
menunjukkan objek yang tidak dibawa atau tidak dimiliki audiens.
c. Gerakan
Objek yang bergerak biasanya lebih menarik daripada objek yang diam. Seorang
pembicara yang tadinya duduk kemudian membuat gerakan berdiri akan lebih
menarik perhatian audiens.
d. Keakraban
Salah satu cara untuk menarik perhatian adalah dengan mengacu pada keakraban.
Jika pembicara dapat mengenali audiens, baik dalam hal nama, jabatan, atau prestasi,
maka pembicara tersebut lebih menarik perhatian audiens daripada tidak mengenal
sama sekali. Hal yang seringkali ditemui dalam presentasi adalah menyebut beberapa
nama atau jabatan, atau prestasi audiens sebelum membahas materi.
e. Kebaruan
Sesuatu yang baru akan lebih menarik perhatian audiens daripada sesuatu yang
sudah dikenalnya. Pendapat itu bertentangan dengan Bovee & Thill yang menyatakan
bahwa audiens akan lebih tertarik untuk membahas materi yang sudah dipahaminya.
Mereka juga mengatakan bahwa materi yang kurang relevansinya dengan diri audiens
akan menjadi kurang menarik (Bovee & Thill, 1995:601).
f. Humor
Humor akan menarik perhatian audiens karena humor akan menurunkan
ketegangan, baik dari audiens maupun dari pembicaranya. Namun demikian, humor
dalam presentasi bisnis harus relevan dan dengan cita rasa yang baik. Selain itu,
karena humor ini hanya untuk menarik perhatian audiens, maka jumlahnya relatif
kecil.
g. Ketegangan
Situasi yang diciptakan dengan kesan tegang juga dapat menarik perhatian
audiens. Namun demikian, situasi tegang itu sebaiknya segera diakhiri agar audiens
segera menangkap materi dan memberikan umpan balik, baik dengan pertanyaan
maupun dengan komentar-komentar.
Tidak semua faktor tersebut harus digunakan oleh pembicara secara bersamaan,
pembicara dapat menggunakan satu atau kombinasi diantaranya. Pemilihan faktor
penarik minat itu disesuaikan dengan situasi, audiens, dan faktor pembicara sendiri
12
h. Membangun Kredibilitas
Pembicara yang memiliki kredibilitas tinggi lebih diterima audiens daripada
berkredibilitas rendah. Penampilan yang rapi akan meningkatkan kredibilitas
pembicara. Pada umumnya, orang yang memiliki kompetensi paling baik dalam
materi yang dipresentasikan akan mendapatkan kredibiltas yang lebih tinggi.
i. Peninjauan Audiens
Pada bagian awal presentasi perlu dilakukan peninjauan oleh audiens, yaitu
membiarkan audiens memahami apa yang akan dipresentasikan dengan membacakan
judul presentasi atau membacakan tujuan presentasi. Pemahaman judul atau tujuan
presentasi akan membantu audiens memahami isi presentasi secara keseluruhan.
2. Bagian Isi (Body)
Bagian isi atau sering disebut batang tubuh merupaka bagian terpenting dari
presentasi, sedangkan bagain pembukaan dan penutup merupakan sarana yang
mendukung bagian isi. Pada bagian isi semua latar belakang, pokok pikiran, alasan-
alasan, dan kesimpulan dikemukakan. Oleh karena itu, bagian isi harus memiliki struktur
yang jelas, dengan urutan pembahasan yang mudah dipahami dan berusaha
mempertahankan perhatian audiens.
a. Penekanan Struktur/Format
Di dalam komunikasi tertulis, struktur penulisan bagian isi lebih mudah
diidentifikasi dengan melihat judul paragraf, jarak antarparagraf, dan daftar yang ada.
Di dalam sebuah presentasi, format/struktur itu relatif sulit diidentifikasi. Untuk
melihat struktur/format presentasi, audiens dapat menggunakan transisi. Transisi
adalah kata-kata atau kalimat-kalimat yang menghubungkan kalimat-kalimat atau
bagian-bagian dalam presentasi (Curties at.al. 1996:316). Sementara untuk
menghubungkan paragraf saru dengan yang lain atau menghubungkan pokok pikiran
satu dengan pokok pikiran yang lain dapat digunakan transisi, seperti sekarang akan
dibahas masalah A, pembahasan kita sekarang adalah B, selanjutnya akan dibahas
pokok pikiran Z, atau berikut adalah kesimpulan yang dapat diambil.
b. Urut-Urutan Bagian Isi
Bagian isi harus memiliki irutan yang jelas dan logis untuk mempermudah
audiens dalam memahami presentasi. Urut-urutan bagian isi akan berhubungan
dengan pola organisasi pokok pikiran. Pola organisasi pokok pikiran dapat dibedakan
menjadi kronologikal, spasial, topical, kausal, pemecahan masalah, klimaks, dan
antiklimaks. Apabila pembicara memilih pola organisasi pokok pikiran yang lain,
13
maka urutan pembahasannya mengikuti pola tersebut. Hal yang perlu diperhatikan
adalah bagaimana pembicara memilih satu pola organisasi yang sesuai dengan tujuan,
audiens dan situasinya. Dengan demikian, baik pembicara maupun audiens bisa
mencapai tujuan.
c. Mempertahankan Minat Audiens
Apabila di bagian awal pembicara perlu menarik perhatian audiens, maka pada
bagian isi atau batang tubuh, pembicara harus dapat mempertahankan perhatian
audiens. Perhatian pada bagian isi sangat penting karena di sinilah ide-ide pokok
presentasi disampaiakan. Menarik perhatian pada bagian pembukaan dimaksudkan
sebagai pancingan agar audiens lebih dahulu tertarik dengan presentasinya. Sementara
tahap selanjutnya berada pada isi presentasi.
Berikut beberapa petunjuk yang dapat digunakan untuk mempertahankan
perhatian audiens: menghubungkan topik presentasi dengan kebutuhan audiens;
menggunakan bahasa yang jelas; dan menjelaskan hubungan antara tujuan presentasi
dengan ide-ide pokoknya (Bovee & Thill, 1995:604).
d. Menghubungkan Topik Presentasi dengan Kebutuhan Audiens
Apabila pembicara dapat menghubungkan topik atau pokok pikiran presentasi
dengan kebutuhan audiens, maka dapat dipastikan bahwa audiens akan
memperhatiakn pembicara. Oleh karena audiens memiliki suatu kebutuhan tertentu,
dan pada saat topik yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut dikemukakan,
maka mereka memandang mampu memenuhi kebutuhan tersebut.
e. Menggunakan Bahasa yang Jelas
Penggunaan bahasa yang tidak jelas akan membuat audiens cepat bosan.
Demikian juga dengan penggunaan istilah khusus (jargon) yang hanya dipahami oleh
kelompok tertentu. Oleh karena itu, gunakan bahasa yang mudah dipahami atau yang
familiar. Usahakan untuk tidak menggunakan istilah khusus (jargon). Apabila harus
menggunakannya, berikan juga makna dari jargon tersebut.
f. Menjelaskan Hubungan Topik dengan Ide-Ide yang Familiar
Dalam presentasi dengan audiens yang sudah sedikit memahami, cukup
memahami, dan sangat memahami, pembicara erlu menghubungkan topic dengan ide-
ide yang sudah mereka kenal sebelumnya. Hal tersebut bukan hanya mempermudah
audiens dalam memahami, tetapi juga memungkinkan audiens untuk
menghubungkannya dengan apa yang sudah melekat di dalam ingatan audiens.
Dengan demikian, presentasi akan lebih menarik minat audiens.
14
3. Bagian Penutup
Bagian penutup harus terstruktur sehingga audiens memahami ide pokok yang
disampaikan. Lebih dari itu, pada bagian ini pembicara harus memperhatikan:
a. Meringkas Pokok Pikiran
Sebelum presentasi ditutup, pembicara harus mengulang pokok pikiran yang telah
dijelaskan dibagian isi. Maksud pembuatan ringkasan pokok pikiran kemudian
membacanya adalah untuk mengingatkan kembali akan isi presentasi sehingga
audiens mampu memahami secara jelas isi dan maksud presentasi.
b. Menggarisbawahi Tahap Selanjutnya
Secara umum, tujuan presentasi bisnia adalah menginginkan audiens untuk
melakukan perubahan tertentu, seperti dalam hal sikap, perilaku, tindakan, nilai, dan
kepercayaan. Oleh karena itu, pembicara harus menekankan tindakan yang harus
dilakukan audiens setelah presentasi berakhir. Tindakan yang diinginkan harus cukup
jelas. Jika ada, pertanyaan biasa diajukan secara bergiliran baru kemudian dijawab.
Ada kemungkinan pertanyaan terlupakan atau kurang dipahami betul intinya sehingga
penanya mungkin kurang merasa puas.
4. Periode Tanya Jawab
Periode tanya jawab adalah suatu sesi yang hampir selalu ada dalam presentasi. Tanya
jawab di maksudkan untuk membantu audiens lebih memahami pesan yang kita
sampaikan. Namun sering kali sesi tanya jawab menyebabkan ketakutan bagi presenter,
yaitu ketakutan jika tidak bisa menjawab pertanyaan dan ketakutan tidak bisa
memberikan jawaban yang maksimal. Bagi presenter yang tidak melakukan persiapan
sangatlah wajar apabila mengalami ketakutan. Jika ada presenter yang menghindar dari
sesi tanya jawab maka dia akan kehilangan peluang menjadi presenter yang lebih baik.
Ada beberapa manfaat yang akan kita peroleh dalam sesi tanya jawab.
Seperti yang disampaikan oleh Rhonda Abrams dalam bukunya Winning Presentation
In A Day tanya jawab memiliki manfaat yang besar untuk presenter.
a. Memungkinkan kita menunjukkan keahlian dalam topik yang kita bahas.
b. Menyediakan kesempatan tambahan untuk berinteraksi dan membangun
hubungan dengan audiens.
c. Kita mengukur pemahaman audiens.
d. Memberikan umpan balik yang membantu kita memperkuat presentasi di masa
yang akan datang.
15
Dalam menjawab pertanyaan audiens, presenter harus bersifat objektif, sabar, dan
tidak berkesan merendahkan. Dengan demikian, sesi tanya jawab itu dapat membantu
pembicara atau presenter dalam mencapai tujuan presentasi, bukan malah sebaliknya.
16
dapat digunakan untuk menyampaikan visual aid tersedia dari yang paling sederhana
seperti handout sampai yang modern, yaitu komputer. Berikut akan dibahas masing-
masing media secara singkat.
1) Handout
Handout merupakan visual aid yang paling sederhana dan mudah
pembuatannya sehingga banyak digunakan. Media handout memungkinkan
pembicara untuk mempersiapkan, baik visual aid tulisan maupun grafik ke dalam
tulisan kemudian digandakan dan dibagikan kepada audiens (biasanya sebelum
presentasi dimulai). Handout berisikan ringkasan materi presentasi, kesimpulan,
dan grafik-grafik yang membantu pemahaman audiens.
2) Papan Tulis dan Whiteboard
Papan tulis da whiteboard merupakan media visual aid yang sederhana dan
praktis. Dalam suatu presentasi yang dihadiri tidak terlalu banyak orang, media
papan tulis dan whiteboard dapat digunakan. Namun untuk presentasi dengan
audiens yang banyak, tentu saja penggunaan media itu tidak efektif. Contoh
presentasi dengan media papan tulis dan whiteboard adalah presentasi yang
dilakukan oleh Manajer Pemasaran tentang cara-cara memasrkan produk baru
kepada stafnya.
2. Ketrampilan Praktis Dalam Presentasi
Disamping persiapan dalam hal materi dan media, pembicara perlu memperhatikan
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan presentasi. Kemudian faktor-
faktor tersebut disebut keterampilan praktis dalam presentasi, diantaranya sebagai berikut:
a. Cara berpakaian
Dalam presentasi formal, cara berpakaian menentukan kredibilitas. Cara
berpakaian menunjukkan citra diri orang tersebut. Oleh karena itu, hal ini perlu
diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Berikut beberapa tipsnya:
1) Pakaian dipilih yang serasi, baik warna maupun bentuk/modelnya.
2) Memperhatikan kelengkapan pakaian, seperti resleting, kaos kaki, sepatu dan
lain-lain.
3) Memeriksa kerapian atau kesempurnaan berpakaian, seperti kerah baju,
kancing baju, tali sepatu dan lain-lain.
4) Untuk pembicara perempuan, perhatikan penggunaan make up. Make up tidak
perlu tebal, dan tidak boleh juga tidak memakai make up sama sekali karena
akan terlihat citra kurang profesional.
b. Pandangan Mata
17
Untuk menunjukkan etika dan kewibawaan, pembicara harus memandang ke arah
audiens. Pandangan mata menyapu seluruh audiens, tetapi kalau sedikit, pembicara
dapat memandang satu-persatu, tetapi tidak boleh lama, dan juga tidak dibenarkan
mamandang ke lantai, ke atap, atau pada cacatan secara terus menerus pada saat
berbicara.
18
Dalam presentasi, pembicara menggunakan bahasa yang baku atau bahasa
formal. Pada setiap kalimat dipilih struktur bahasa yang sederhana dan singkat
agar mudah dipahami. Hindari penggunana bahasa sehari-hari, karena akan
menurunkan tingkat formalitas presentasi. Hindari pulaPenggunaan jargon karena
tidak semua audiens mamahaminya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Presentasi bisnis kerap kali dilakukan dalam dunia bisnis, baik dalam kaitannya
dengan masalah pemasaran, keuangan, personalia, produksi, dan teknologi informasi. Oleh
karena itu, mereka perlu memerhatikan berbagai faktor yang dapat menunjang keberhasilan
presentasi secara efektif.
Presentasi bisnis memiliki empat tujuan utama yaitu menginformasikan pesan-pesan
bisnis, menghibur audiens, menyentuh emosi audiens, dan memotivasi audiens untuk
melakukan sesuatu. Meskipun dalam prakteknya, suatu perusahaan dapat saja bertujuan untuk
sekedar menyampaikan pesan-pesan bisnis tertentu bagi audiens. Sebelum melakukan
presentasi bisnis perlu dipersiapkan beberapa hal seperti penguasaan materi yang ingin
disampaikan, penguasaan alat bantu presentasi bisnis, menganalisa audiens dan menganalisis
lingkungan tempat berlangsungnya presentasi bisnis.
Alat bantu presentasi bisnis yang ada di pasar saat ini cukup banyak variasinya mulai
dari yang paling sederhana sampai pada alat bantu visual elektronik dengan teknologi
canggih. Sebagai sarana pendukung dalam presentasi bisnis, alat bantu itu diharapkan mampu
memperjelas pemahaman para audiens dalam menangkap suatu materi dan menarik bagi
audiens. Selain itu, perlu juga seorang presenter menganalisis bahasa tubuh yang sebaiknya
digunakan, serta peninjauan lokasi secara sekilas. Satu hal yang tak boleh dilupakan adalah
bagaimana berupaya untuk selalu menumbuhkan rasa percaya diri dan berlatih melakukan
presentasi bisnis.
3.2 Saran
Dalam melakukan presentasi bisnis seorang pembicara sebaiknya melakukan
persiapan dimulai dengan menentukan tujuan penulisan pesan, analisis audiens, menentukan
19
ide pokok, dan memilih saluran beserta medianya. Secara umum, presentasi bisnis harus
mencakup 3 format presentasi yaitu bagian pembukaan, bagian isi, dan bagian penutup. Dan
salah satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam presentasi bisnis adalah bagaimana berupaya
untuk selalu menumbuhkan rasa percaya diri dan berlatih melakukan presentasi bisnis yang
baik.
20