Anda di halaman 1dari 6

Nama: Ghalih Putra Arya Dipura

Nim: I.2310551
Kelas: A semester 1

Materi Public Speaking

A. Definisi
Public Speaking atau berbicara di depan umum adalah suatu bentuk ekspresi yang melibatkan
memberikan pidato atau presentasi secara langsung kepada audiens dengan tujuan untuk
memberikan informasi, membujuk, atau menghibur. Meskipun banyak orang menganggap berbicara
di depan umum sebagai salah satu ketakutan terbesar, melalui latihan yang konsisten, seseorang
dapat membangun kepercayaan diri dan meningkatkan keterampilan komunikasi untuk menikmati
pengalaman berbicara di depan umum dalam berbagai situasi.
Keahlian berbicara di depan umum seringkali menjadi kunci untuk mencapai posisi
kepemimpinan dalam berbagai konteks, termasuk dunia bisnis, kelompok masyarakat,
pemerintahan, dan lingkungan lainnya. Pembicara yang mumpuni tidak hanya mampu
menyampaikan ide-ide mereka dengan jelas, tetapi juga dapat memengaruhi dan memotivasi audiens
mereka.
Pembicara profesional terampil mampu menggabungkan pemikiran kritis, narasi terorganisir,
penalaran yang kuat, penelitian yang mendalam, dan berbagai elemen lainnya untuk efektif
berkomunikasi. Dengan menerapkan teknik latihan yang tepat, seseorang dapat meningkatkan alur
presentasinya dan memberikan dampak yang lebih besar kepada audiens.
Penting untuk diingat bahwa seni berbicara di depan umum dapat diajarkan dan dipelajari.
Dengan memahami prinsip-prinsip dasar dan melalui latihan yang terarah, Anda dapat mencapai
tingkatan baru dalam kemampuan berbicara di depan umum Anda. Oleh karena itu, teruslah
mengasah keterampilan ini, dan jadilah pembicara yang memukau dan berpengaruh.
B. Tujuan Public Speaking
1. Ada Tiga tujuan penting berbicara di depan umum yang mencakup berbicara informatif,
persuasif, dan menghibur:
2. Informatif: Berbicara informatif dianggap sebagai salah satu jenis berbicara di depan umum
yang paling umum. Tujuan utama dari presentasi informatif adalah untuk berbagi pengetahuan
seseorang tentang suatu subjek dengan audiens. Alasan untuk membuat pidato informatif sangat
berbeda-beda.
3. Persuasif: Alasan lain untuk berbicara kepada audiens adalah untuk membujuk orang lain.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita sering diminta untuk memotivasi, meyakinkan, atau
membujuk orang lain untuk mengambil tindakan, mengubah keyakinan mereka, atau
mempertimbangkan kembali suatu keputusan.
4. Menghibur: Public speaking juga bisa dijadikan sebagai media penghibur. seperti memberikan
hiburan, kegembiraan, atau kesenangan kepada audiens. Untuk Menciptakan ikatan emosional
dengan audiens, memecah kebekuan, dan membuat pengalaman berbicara di depan umum lebih
menyenangkan.
C. Ciri-Ciri Public Speaking yang baik
Public speaking yang baik dan benar akan membantu meningkatkan keterampilan komunikasi Anda
dan memberikan dampak yang lebih besar kepada audiens. Berikut ini merupakan beberapa ciri ciri
public speaking yang baik dan benar.
1. Kejelasan: Seorang pembicara yang efektif mampu menyampaikan ide dan pesan dengan
jelas. Penggunaan kata-kata yang tepat, kalimat yang terstruktur, dan penekanan yang benar
pada poin-poin kunci adalah aspek penting dari kejelasan.
2. Cara Pembicaraan Informal: Gaya pembicaraan yang bersifat informal dapat membuat
audiens merasa lebih terhubung dengan pembicara. Menghindari bahasa yang terlalu
formal atau rumit dapat memudahkan pemahaman dan menciptakan atmosfer yang lebih
santai.
3. Ketegasan dan Konkrit: Pidato yang baik harus menyajikan ide-ide dengan ketegasan dan
kekonkretan. Menghindari kebingungan dan menggunakan contoh konkret atau ilustrasi
dapat membantu audiens memahami dan mengingat informasi dengan lebih baik.
4. Kekompakan dan Singkat: Memastikan pidato singkat dan padat memegang perhatian
audiens. Menghilangkan redundansi dan fokus pada pokok -pokok penting membantu
menjaga daya tarik dan keefektifan pidato.
5. Daya Tarik: Pembicara yang baik mampu menciptakan pidato yang menarik. Penggunaan
anekdot, pertanyaan retoris, atau elemen kejutan dapat meningkatkan ketertarikan audiens
dan membuat mereka lebih terlibat dalam presentasi.
D. Teknik Public Speaking
dengan menerapkan teknik-teknik tertentu, seseorang dapat memperbaiki kemampuan berbicara di
depan umum. Berikut adalah beberapa teknik public speaking yang dapat diadopsi:
1. Pemilihan Topik Pidato:
• Memilih topik yang dikuasai dan diminati
• Memilih topik yang relevan dan menarik bagi audiens.
• Menyesuaikan topik dengan kebutuhan dan minat audiens.
2. Persiapan Pidato:
• Melakukan riset mendalam untuk mendukung argumen dan informasi yang
disampaikan.
• Membuat kerangka pidato atau outline untuk membantu struktur presentasi.
• Latihan pidato secara menyeluruh untuk memastikan kefahaman dan keterampilan
verbal.
3. Pedoman Pendahuluan Pidato:
• Memulai dengan perkenalan yang menarik untuk memikat perhatian audiens.
• Menyertakan latar belakang atau konteks yang relevan dengan topik.
• Menetapkan tujuan pidato secara jelas agar audiens tahu apa yang diharapkan.
4. Pedoman Pengorganisasian Isi Pidato:
• Menggunakan struktur yang jelas, seperti pengantar, pengembangan, dan
kesimpulan.
• Bagi isi pidato menjadi poin-poin yang mudah diikuti.
• Menyertakan ilustrasi, contoh, atau statistik untuk mendukung argumen.
5. Kesimpulan dari Pidato:
• Meringkas poin-poin utama yang telah disampaikan.
• Sampaikan kesimpulan dengan tegas dan jelas.
• Tinggalkan kesan yang kuat pada audiens, mungkin dengan merangkum pesan
utama atau mengajukan pertanyaan retoris.
Selain teknik-teknik tersebut, latihan konsisten, pengelolaan pernafasan, serta pemanfaatan
gerakan tubuh dan ekspresi wajah juga dapat menjadi bagian integral dari pengembangan
keterampilan public speaking. Dengan waktu dan dedikasi, kemampuan berbicara d i depan umum
dapat terus ditingkatkan.
E. Cara Penyampaian Public Speaking
Ada empat cara penyampaian utama yang digunakan dalam berbicara di depan umum:
1. Tiba-tiba (Impromptu):
Pidato yang disampaikan secara spontan dan tanpa persiapan sebelumnya.
Kelebihan: Melatih kemampuan berbicara tanpa persiapan, menunjukkan kecakapan
berpikir cepat.
Tantangan: Memerlukan kejelian dalam menyusun ide-ide secara langsung tanpa
persiapan.
2. Tanpa Persiapan (Extemporaneous):
Pidato yang disampaikan dengan persiapan terbatas, umumnya menggunakan kerangka
pidato.
Kelebihan: Menggabungkan spontanitas dengan persiapan, memberikan kesempatan
untuk menyampaikan pesan dengan lebih terstruktur.
Tantangan: Memerlukan kemampuan berpikir cepat dan mengorganisir informasi dengan
efisien.
3. Hafal (Memorized):
Pidato yang dihafalkan secara utuh sebelumnya, tanpa menggunakan naskah.
Kelebihan: Memberikan kesan profesional dan dapat meningkatkan kepercayaan diri.
Tantangan: Risiko terlalu kaku atau kurangnya interaksi dengan audiens, serta potensi
kehilangan alur bila ada gangguan.
4. Naskah (Manuscript):
Pidato yang dibacakan langsung dari naskah.
Kelebihan: Memungkinkan kontrol penuh atas kata-kata dan menyampaikan informasi
secara akurat.
Tantangan: Dapat terlihat kurang spontan, mengurangi kontak mata dengan audiens, dan
meningkatkan risiko kekakuan.
F. Keterampilan dalam Public Speaking
1. Percaya Diri:
Mampu tampil dengan keyakinan dan keberanian di depan audiens. Kepercayaan diri
membantu menciptakan hubungan positif dengan audiens dan meningkatkan daya tarik
pidato.
2. Pengetahuan tentang Topik:
Memiliki pemahaman mendalam tentang topik yang disampaikan. Pengetahuan yang kuat
akan meningkatkan kredibilitas pembicara dan memberikan landasan yang kokoh untuk
presentasi.
3. Pemahaman Penonton:
Mampu membaca dan memahami kebutuhan, keinginan, dan tingkat pengetahuan audiens.
Kesadaran terhadap audiens memungkinkan pembicara untuk menyampaikan pesan
dengan cara yang relevan dan menarik bagi mereka.
4. Artikulasi yang Tepat:
Mengucapkan kata-kata dengan jelas dan tepat. Artikulasi yang baik membantu pesan
disampaikan dengan lebih efektif dan memudahkan pemahaman audiens.
5. Kualitas Suara yang Menyenangkan:
Memiliki suara yang enak didengar dan dapat mempertahankan volume yang sesuai.
Kualitas suara yang baik meningkatkan daya tarik pidato dan membantu mempertahankan
perhatian audiens.
6. Kejujuran:
Menyampaikan informasi dengan integritas dan kejujuran. Kejujuran membantu
membangun kepercayaan audiens dan menciptakan hubungan yang kuat antara pembicara
dan pendengar.
7. Kontrol Emosional:
Mampu mengelola emosi dan tetap tenang dalam situasi yang mungkin menantang. Kontrol
emosional memberikan kesan profesionalisme dan membantu pembicara tetap fokus pada
pesan yang disampaikan.
8. Kelancaran:
Menyampaikan pidato atau presentasi dengan kelancaran dan tanpa terbata -bata.
Kelancaran berbicara menciptakan alur yang nyaman bagi audiens, meningkatkan
pemahaman, dan membuat presentasi lebih menarik.
9. Keramahan:
Menciptakan suasana yang ramah dan mengundang partisipasi audiens. Keramahan
membantu menciptakan ikatan emosional dan membuat audiens merasa lebih terlibat dalam
presentasi.
10. Pemikiran:
Mengorganisir pemikiran dengan baik untuk menyampaikan pesan dengan jelas. Pemikiran
yang terstruktur membuat presentasi lebih mudah dipahami dan diikuti oleh audiens.
11. Simpati:
Menunjukkan empati terhadap perasaan dan pandangan orang lain. Simpati membantu
pembicara terhubung dengan audiens secara lebih personal dan meningkatkan daya tarik
pidato.
12. Keterbukaan Pikiran:
Terbuka terhadap ide dan sudut pandang yang berbeda. Keterbukaan pikiran menciptakan
lingkungan yang inklusif dan memperkaya diskusi.
13. Kerendahhatian:
Tampil tanpa kesan sombong dan tetap rendah hati. Kerendahhatian membuat audiens
merasa lebih terhubung dengan pembicara dan menerima pesan dengan lebih baik.
14. Daya Tanggap:
Merespons dengan cepat terhadap situasi atau pertanyaan dari audiens. Daya tanggap
meningkatkan interaksi dan membuat audiens merasa dihargai.
15. Kesadaran:
Sadar akan bahasa tubuh dan ekspresi wajah selama berbicara di depan umum. Kesadaran
terhadap bahasa tubuh membantu pembicara menyampaikan pesan dengan lebih kuat dan
konsisten.
16. Humor:
Menggunakan humor dengan bijaksana untuk membangun koneksi dengan audiens. Humor
yang tepat dapat meredakan ketegangan, meningkatkan daya tarik, dan membuat presentasi
lebih menghibur.
17. Kekuatan:
Menyampaikan pesan dengan kekuatan dan dampak yang diinginkan. Kekuatan dalam
berbicara meningkatkan persuasivitas dan membuat pesan lebih meyakinkan.
18. Spontanitas:
Mampu merespon tanpa persiapan terlebih dahulu, jika diperlukan. Spontanitas
menunjukkan fleksibilitas dan keterampilan berbicara yang tangkas.
19. Kebijaksanaan:
Menunjukkan kebijaksanaan dalam menyampaikan ide atau solusi. Kebijaksanaan
membantu menciptakan pemahaman yang lebih dalam dan mendorong pertimbangan yang
matang.
20. Intelijen:
Menyajikan informasi dengan kecerdasan dan kejelasan pemikiran. Intelijen dalam
berbicara memberikan kesan profesional dan membantu audiens menghargai kualitas
presentasi.
G. Kesimpulan
public speaking bukan hanya tentang menyampaikan informasi, tetapi juga tentang membentuk
koneksi dengan audiens, memotivasi perubahan, dan menciptakan pengalaman yang mencerahkan
dan berkesan. Melalui latihan, kesadaran diri, dan penerapan teknik yang tepat, setiap individu dapat
mengasah kemampuan public speaking mereka untuk menjadi pembicara yang efektif dan
berpengaruh..

Anda mungkin juga menyukai