Anda di halaman 1dari 26

KOMUNIKASI BISNIS

“MENJELASKAN, MENYUSUN DAN MENGORGANISASIKAN


PRESENTASI BISNIS”
Dosen Pengempu:
I Gusti Ayu Dewi Adnyani, S.E., M.Si.

Disusun Oleh :
Kelompok 5

Muhammad Rudini K. (1907521155)


Gayatri Wardhani (1907521181)
Agung Wulan Prabandari (1907521197)
Gusti Ngurah Andhika D. Madhawa (1907521272)
Putu Suryadika Pramudya (1907521284)

PROGRAM STUDI SARJANA MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatnya kami dapat
menyelesaikan tugas rangkuman matakuliah yang membahas mengenai Menjelaskan,
Menyusun dan Mengorganisasikan Presentasi Bisnis. Tugas ini kami buat untuk memenuhi
tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Bisnis di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana. Tugas ini telah kami susun dengan baik dan semoga
tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya dan juga dapat bermanfaat
bagi kami yang menyusun.

Bali, 30 November 2021

Kelompok 5
DAFTAR ISI

BAB I ......................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4

1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................................... 4


1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................... 4
1.3 TUJUAN ................................................................................................................................ 5

BAB II........................................................................................................................................ 6

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6

2.1 BERBICARA DAN PRESENTASI DALAM LINGKUNGAN BISNIS ................................................. 6


2.2 PERSIAPAN BERBICARA DAN PRESENTASI ........................................................................... 12
2.3 CARA PENGEMBANGAN PRESENTASI BISNIS ....................................................................... 16
2.4 SENI PENYAMPAIAN PRESENTASI BISNIS ............................................................................ 21

BAB III .................................................................................................................................... 25

PENUTUP................................................................................................................................ 25

3.1 KESIMPULAN ....................................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 26


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Presentasi dilakukan untuk menyampaikan informasi atau pemikiran-pemikiran baru
mengenai suatu masalah agar dapat dipahami oleh audience. Namun tidak semua orang bisa
melakukan presentasi. Hal ini dikarenakan prosentasi dilakukan banyak orang, bahkan tidak
jarang audience belum kenal sama sekali oleh presentator. Sehingga wajar jika presentator
merasa gugup dan grogi yang akhirnya dapat mempengarui penampilannya di hadapan
audience. Persiapan yang kurang sangat mempengaruhi seseorang ketika akan berpresentasi.
Latihan dan memahami masalah yang akan dibahas terlebih dahulu, terkadang orang yang
sudah mahirpun tetap akan merasa gugup pada awalnya. Ada beberapa trik dan tahap yang
perlu diperhatikan dalam melakukan presentasi agar bisa lancar dan tidak terlalu gugup ataupun
cangguang ketika mengahadapi audience.
Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan banyak hadirin atau salah satu
bentuk komunikasi. presentasi merupakan kegiatan pengajuan suatu topik, pendapat atau
informasi kepada orang lain. Berbeda dengan pidato yang lebih sering dibawakan dalam acara
resmi dan acara politik, presentasi lebih sering dibawakan dalam acara bisnis.
Presentasi juga adalah penyampaian suatu materi atau masalah kepada pendengar dan khalayak
yang mengikuti presentasi. Presentasi dapat pula diartikan sebagai kegiatan seseorang yang
berbicara di hadapan public, baik dalam kegiatan seminar, kuliah, mengajar di kelas, ataupun
kegiatan sejenis. Orang yang menyampaikan presentasi disebut presentator atau presenter,
sedangkan orang yang menghadiri presentasi disebut audience. Selain makalah, juga
menyiapkan media/alat bantu yang diperlukan dalam presentasi. Kemudian latihan sebelum
melakukan presentasi agar benar-benar siap dan menyesuaikan penyampaian materi dengan
waktu yang disediakan.

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimana cara berbicara dan presentasi dalam lingkungan bisnis?
 Bagaimana persiapan berbicara dan presentasi?
 Bagaimana cara untuk mengembangkan presentasi?
 Apa saja seni penyampaian presentasi?
1.3 Tujuan
 Untuk mengetahui cara berbicara dan presentasi dalam lingkungan bisnis
 Untuk mengetahui persiapan berbicara dan presentasi
 Untuk mengetahui cara untuk mengembangkan presentasi
 Untuk mengetahui seni penyampaian presentasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Berbicara dan Presentasi dalam Lingkungan Bisnis


Presentasi bisnis bagi para staf manajer pada semua level/tingkatan dalam suatu
perusahaan berskala menengah dan besar merupakan hal yang biasa. Baik dalam kaitannya
dengan masalah pemasaran, keuangan, personalia, produksi, dan teknologi informasi.

A. Tujuan Presentasi Bisnis


Presentasi bisnis dapat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalm setiap
kegiatan bisnis. Seorang pembicara yang melakukan presentasi di hadapan audiens
tentunya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai. Untuk melaksanakan hal tersebut
diatas tentu dibutuhkan kesiapan mental dan pemahaman materi yang ingin
disampaikan, alat bantu yang digunakan serta pemahaman yang baik terhadap audiens.
Setiap presentasi yang dilakukan memiliki tujuannya tersendiri, tergantung
pada kondisi serta maksud dilakukannya presentasi tersebut. Secara umum tujuan dari
suatu presentasi bisnis antara lain:
1. Menginformasikan pesan-pesan bisnis kepada audiens
Pesan-pesan bisnis yng disampaikan haruslah menarik, sederhana
,mudah dipahami ,dan enak didengar oleh audiens. Hal yang perlu dihindari
adalah melakukan presentasi yang sifatnya membosankan , monoton, tidak jelas
dan penggunaan bahasa yang sulit dipahami.
2. Menghibur audiens
Selain memberikan informasi, presentasi bisnis juga memiliki tujuan
untuk menghibur audiens. Dalam art bahwa untuk mencapai tujuan presentasi
bisnis, seseorang pembicara perlu menyelipkan humor-humor yang segar yang
mampu menghidupkan suasana. Namun demikian, suasana yang sebenarnay
perlu tetap dijaga agar tidak lepas kendali dan tujuan presentasi yang
sebenarnya tidak tercapai. Seorang pembicara yang ahli dan berpengalaman
tentunya tahu kapan ia harus berlaku serius dalam menyampaikan
presentasinya, serta kapan ia harus menyisipkan humor-humor kecil yang dapat
membuat audiens lebih fresh dan tidak bosan
3. Menyentuh emosi audiens
Selain muatan inti dari presentasi disampaikan, serta mampu menghibur
para audiens, prensentasi juga harus mampu menyentuh emosi dan perasaan
audiens dalam memahami materi atau isi dari presentasi. dibutuhkan suatu
keahlian tersendiri dalam penyampaiannya. Biasanya pada saat menyampaikan
presentasi pembicara mengkombinasikan kemampuan ekspresi, intonasi suara,
sikap sehingga mampu membuat audiens terhanyut dalam pemahamannya.
4. Memotivasi audiens untuk bertindak sesuatu
Dalam memotivasi audiens, seorang pembicara perlu menyatakan secara
eksplisit dan bukan menggunakan bahasa basa-basi. artinya apa yang
diinginkan pembicara harus secara tegas dan jelas tercakup dalam presentasi.

B. Persiapan Dasar
Presentasi yang baik haruslah didahului dengan persiapan yang matang, karena
dengan melakukan persiapan setidaknya kita telah memiliki bahan yang akan kita
sampaikan. Persiapan-persiapan tersebut meliputi :
1. Penguasaan terhadap topik atau materi yang akan dipresentasikan.
Penguasaan terhadap materi yang akan disampaikan merupakan hal
terpenting dalam sebuah presentasi. Berhasil atau tidaknya sebuah presentasi
bergantung pa kemampuan pembicara dalam memahami setiap detail hal-hal yang
terkan dung dalam isi materi presentasi. Ketidaksiapan terhadap materi yang akan
dipresentasikan akan menghambat penyampaian pesan kepada audiens, serta akan
memberikan image yang kurang baik bagi pembicara tersebut.
2. Penguasaan berbagai alat bantu presentasi dengan baik.
Presentasi yang baik bukan hanya terlihat dari isi materi yang disampaikan
tetapi juga dipengaruhi oleh bagaimana cara membawakannya. Apabila
penyampaian presentasi dilakukan secara menarik, maka audiens akan merasa
senag. Terlebih jika pada saat presentasi pembicara menggunakan berbagai macam
alat bantu sebagai penunjang presentasi, seperti OHP, LCD pojector, slide serta
penggunaan audio visual.
3. Menganalisis siapa audiens.
Agar tujuan presentasi dapat tercapai, maka pembicara perlu mengenal siapa
sebenarnya yang menjadi audiens. Metode yang digunakan adalah dengan
menggunakan kata tanya seperti apa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana,
maka pembicara akan dapat menidentifikasi tentang siapa sebenarnya audiens yang
dimaksud.
4. Menganalisis berbagai lingkungan lokasi atau tempat untuk presentasi.
Seorang pembicara harus mengenal lebih dekat dengan lingkungan lokasi
atau tempat dimana ia akan melakukan presentasi. Pengenalan terhadap lokasi
ataupun tempat akn sangat membantu pembicara dalam menyampaikan presentasi,
penggunaan alat serta menentukan teknik penyampaian presentasi.

C. Tahap-Tahap Presentasi Lisan Dalam Komunikasi Bisnis


Presentasi yang dilakukan secara lisan haruslah disampaikan secara sistematis.
Hal ini untuk mencegah agar apa yang telah dan akan disampaikan tidak keluar dari
topik utama pembicaraan, setidaknya dalam melakukan presentasi lisan harus
memperhatikan tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Persiapan berbicara (presentasi) yang berisi penetapan tujua, analisis audiens,
perencanaan isi, panjang dan gaya bicara.
2. Pengembangan presentasi meliputi pembukaan, pokok-pokokpresentasi,
penutup, tanya jawab dan alat bantu visual.
3. Penyampaian presentasi atu pidato.

D. Presentasi Lisan Yang Baik


Biasanya presentasi lisan yang dilakukan dengan baik ditunjang atau ditentukan oleh
kepiawaian seorang pembicara dalam menyampaikan presentasinya. Kepiawaian
pembicara dalam menyampaikan presentasinya terlihat pada kriteria yang dimilik oleh
pembicara tersebut antara lain :
1. Mempunyai wawasan, mengetahui dengan tepat kekurangan dan kelebihan yng ada
pada dirinya.
2. Dapat mengetahui dan mengenal audiens, berusaha memahami sifat pihak yang
telah memberikannya kesempatan untuk menyampaikan presentasi dan
menunjukkan kepedulian kepada mereka.
3. Mengetahui alasan sehingga mereka perlu berbicara dan berharap dapat memenuhi
alasan tersebut melalui presentasi yang disampaikan.
4. Senantiasa berlatih agar mampu menyesuaikan diri dengan perubahan kebutuhan
informasi di pihak audiens dan bersedia memberikan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan yang mungkin diajukan oleh audiens.
5. Menganggap penyajian suatu presentasi sebagai sebuah prestasi. Menyadari bahwa
ia harus berusaha keras untuk dapat menarik perhatian audiend terhadap materi
yang sisampaikan, mampu memahami sikap audiens yang tidak selalu konsisten.
6. Dapat menerima kritik atau analisis purna presentasi mengenai berbagai hal
berkenaan dengan presentasinya.
Sedangkan syarat untuk menjadi seorang pembicara yang handal meliputi :
1. Mengetahui dengan jelas tujuan presentasi
2. Menguasai subjek presentasi
3. Yakin bahwa subyek yang dipresentasikan bermanfaat bagi pendengarnya
4. Mengetahu latar belakang audiens
5. Menguasai bahasa pengantar yang juga dikuasai audiens
6. Jujur, sabar, ramah, dan penuh percaya diri Mengusai teknik dasar berkomunikasi
bisnis yang efektif

E. Presentasi Informatif
Presentasi merupakan suatu cara penyampaian informasi yang dimiliki oleh seorang
pembicara kepada audiens. Biasanya informasi yang disampaikan memiliki muatan
tersendiri. Secara umum presentasi yang didalamnya terdapat penyampaian informasi
memiliki implementasi antara lain:
1. Presentasi yang bertujuan memberikan keterangan
2. Presentasi deskriptif yang bertujuan menyampaikan uraian atau penjabaran
3. Presentasi yang bertujuan menyampaikan definisi.
Keberhasilan presentasi juga didukung oleh empat macam faktor lain yaitu:
1. Paralaguage
Cara pembicara menyampaikan pesan, termasuk di dalamnya kecepatan
berbicara, nada, volume suara serta artikulasi kata.
2. Body language
Sering disebut juga dengan komunikasi non verbal, badan dan bagian badan
tertentu dapat dipergunakan sebagai alat pendukung efektifitas presentasi. Bagian
badan yang dapat membantu efektifitas presentasi terutama wajah, mata, tangan dan
posisi badan selama presentasi.
3. Kondisi ruangan presentasi
Tata ruang dan kondisi ruangan presentasi dapat membantu atau menghambat
efektifitas presentasi. Ruangan yang luasnya sepadan dengan jumlah audiens
dirasakan nyaman oleh pembicara dan audiens.
4. Faktor-faktor lain
Termasuk dalam faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan presentasi
adalah penampilan pembicara dan pakaian yang dikenakan.

F. Mengorganisasikan Presentasi
Presentasi yang baik dapat disampaikan dengan mengikuti pola-pola tertentu,
sehingga apa yang akan disampaikan dapat dengan mudah dimengerti oleh orang yang
mendengar atau menyimak presentasi tersebut.
Ada beberapa pola yang dapat digunakan dalam mengorganisasikan suatu presentasi
antara lain:
1. Pola Kronologis
Pola penyampaian presentasi yang berisi urutan-urutan tentang isi dari
presentasi mulai dari membahas tentang latar belakang, kondisi yang terjadi saat
ini, kemudian dilanjutkan dengan inti atau maksud presentasi tersebut.
2. Pola Spasial
Pola ini lebih praktis untuk ringkasan informasional, tetapi pola ini dapat
diadaptasi untuk membuat proposal persuasif. Bila hal pokok suatu presentasi
berhubungan dengan promosi suatu produk atau jasa, dengan menekankan
struktur atau fungsi tiam item, maka menyajikan gagasan spasial terbukti akan
bermanfaat.
3. Pola Topikal
Pola yang berhubungan dengan topik, topik utama dibagi ke dalam dua
halatau kategori utama. Seringkali, hal ini melibatkan pembuatan daftar alasan
yang membenarkan penerimaan proposal. Makasud utama tidak memiliki
hubungan yang logis selain hubungan dengan tujuan atau topik utama. Pola ini
dapat digunakan pada hampir setiap persoalan, tujuan atau khalayak, pola
topikal ini merupakan metode yang berguna untuk organisasi presentasi.
4. Pola Kausal
Cara lain untuk menyusun gagasan adalah membahas penyebab suatu
masalah dan mempertimbangkan akibat atau hasil berikutnya. Atau dapat
membaliknya dengancara memeriksa kondisi yang sudah diketahui (akibat) dan
kemudian memberikan penjelasan mengenai penyebab-penyebabnya.
5. Pola Pemecahan Masalah
Dalam pola ini membagi topik menjadi dua hal utama merupakan cara
yang paling sederhana dalam menggunakan pola ini. Hal yang pertama
menunjukkan atau mendiagnosis masalah, dan dalam hal kedua memberikan
suatu cara.

G. Mengakhiri Presentasi
Setiap presentasi, apakah presentasi itu pendek atau panjang, memerlukan
pendahuluan pesan dan mengkaji pesan pada bagian akhir. Bagian akhir dari presentasi
disebut juga dengan penutup biasanya berisi kesimpulan dan beberapa hal yang
dijadikan rekomendasi untuk pelaksanaan suatu kegiatan.
Kesimpulan sebagian besar merupakan ulasan. Terdapat beberapa komponen yang
harus dikumpulkan untuk memenuhi fungsi tersebut.
1. Meringkaskan hal-hal utama
Dalam penyampaian presentasi, seorang pembicara hendaknya harus
mampu membuat isi atau materi presentasi dibuat seringkas mungkin, dalam
arti hanya pokok-pokok bahasan saja yang disampaikan. Perlu dihindari
penyampaiaan sesuatu yang menyimpang dari pokok bahasan utama serta hal-
hal yang hanya aakan membuang waktu saja.
2. Memusatkan tema dan tujuan anda
Saat penyampaian presentasi dilakukan, pembicara harus selalu fokus pada
apa yang disampaikan, jangan menyampaikan sesuatu diluar pokok materi yang
telah disiapkan. Hal ini bertujuan agar presentasi yang disampaikan akan
memiliki arah pembicaraan yang sesuai dengan tema dan tujuan presentasi.
3. Mengingatkan kembali para penyimak tentang desakan/urgensi perusahaan
Presentasi yang baik biasanya berisi hal-hal yang sangat ingin diketahui
oleh para penyimak. Penyimak tentu akan sangat antusias mengikuti presentasi
karena terdapat maksud didalamnya yaitu ingin mengetahui secara jelas isi dari
presentasi, Oleh karena itu tugas dari seorang pembicar adalah selalu
menyampaikan hal yang menuntut keseriusan penyimak untuk mampu
menerapkannya, terlebih jika menyangkut tentang kebijakan perusahhaa.
4. Memberikan jalan tindakan yang jelas kepada para penyimak
Sampaikan pila solusi atau tindakan yang dapat dijadikan pedoman bagi
para penyimak untuk dapat menjalankan hal-hal atau misi yang terkandung
dalam presentasi yang disampaikan.
5. Mempersilahkan pengajuan pertanyaan
Pada bagian-bagian tertentu, berikanlah kesempatan audiens atau penyimak
untuk menyampaikan sesuatu yang belum atau kurang jelad dengan cara
mengajukan pertanyaan. Hal ini merupakan feedback atau respons yang baik
apabila dalam presentasi tersebut terjadi interaksi, sehingga hal-hal yang belum
atau kurang jelas tadi dapat ditemukan solusi atau jalan keluarnya.

2.2 Persiapan Berbicara dan Presentasi


Persiapan berbicara atau presentasi, relatif sama dengan persiapan dalam menyusun
pesan tertulisuntuk dikirimkan kepada audience. Saluran yang digunakan dalam media
presentasi adalah saluran lisan. Karenanya, diperlukan beberapa teknik komunikasi khusus
yang berbeda dengan komunikasi tertulis.
Ketrampilan berbicara di depan umum (public speaking) atau melakukan
presentasi (presentation) secara efektif dengan bahasa lisan (verbal) adalah kebutuhan bagi
orang-orang yang ingin sukses. Apapun profesi atau pekerjaan seseorang: politisi, pejabat
pemerintah, manajer perusahaan, pegawai atau karyawan, professional, ilmuwan, pengusaha,
dan guru – suatu saat pasti dituntut untuk berbicara atau memberi presentasi di depan orang
banyak – dan kemampuannya berbicara itu secara langsung maupun tidak langsung akan
membawa dampak bagi pekerjaan atau diri pribadinya.
Orang yang cakap berbicara di hadapan orang banyak pada umumnya mendapat respek dan
penghargaan orang banyak. Sebaliknya, orang yang tidak cakap berbicara di hadapan orang
banyak, sekalipun yang bersangkutan hartawan dan berpangkat akan kurang mendapat
penghargaan yang setimpal dengan kedudukannya. Berkaitan dengan ini, Larry King, yang
pernah mengaku bahwa mata pencahariannya selama tigapuluh tujuh tahun adalah berbicara
mengatakan, “Jalan menuju sukses, baik sosial maupun professional, dilalui lewat berbicara.
Bila Anda tidak meyakinkan sebagai pembicara, jalan itu dapat sangat buruk.”
Persiapan dalam presentasi dimulai dengan menentukan tujuan penulisan pesan, menganalisis
audience, menentukan ide pokok, dan memilih saluran beserta medianya. Berikut
keterangannya
a. Menentukan tujuan
Secara umum tujuan komunikasi bisnis, dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1). Untuk memberikan informasi
2). Untuk mempengaruhi (persuasi)
3). Untuk memaksa atau memberikan instruksi (regulatori)
Tujuan komunikasi tersebut, akan menjadi dasar dalam menentukan isi pesan,
gaya presentasi, dan tingkat interaksi antara pembicara dengan audience.
b. Menganalisis audience
Secara umum analisis audience yang pertama dilakukan menyangkut latar
belakang, meliputi pendidikan, usia, pekerjaan, pengalaman, hobi, dan lain-lain. Dari
latar belakang dapat diketahui apa kebutuhan dan keinginan audience. Pemahaman
kebutuhan dan keinginan audience selanjutnya akan digunakan untuk menentukan
gaya/ pendekatan dan isi presentasi yang tepat. Setelah latar belakang kemudian
dianalisis ukuran/ jumlah, komposisi, dan reaksi.
1). Jumlah
Ketahui berapa jumlah audience dalam presentasi apakah hanya terdiri dari
beberapa orang saja, puluhan orang atau bahkan lebih dari seratus. Presentasi
dengan jumlah audience yang berbeda menuntut penggunaan pendekatan yang
berbeda pula. Pada presentasi dengan audience beberapa
orangsaja memungkinkan untuk melakukan diskusi, tanya jawab, dan bersama-
sama menyusun kesimpulan. Namun, presentasi dengan audience yang semakin
banyak, pendekatan seperti di atas sulit dilakukan. Yang paling mungkin
dilakukan adalah pendekatan satu arah, yaitu pembicara berbicara atau bercerita
kepada audience.
2). Komposisi
Presentasi dengan jumlah audience yang relatif banyak, menuntut pembicara
memahami komposisi audience. Misalnya apa saja tingkat pendidikan
audiencetermasuk jumlah masing-masing tingkat. Usia audience berkisar dari
berapa sampai berapa, dan bagaimana penyebarannya. Komposisi audience yang
relatif sama disebut dengan audience homogen. Misalnya presentasi di hadapan
siswa SMA akan menghadapi audience yang relatif homogen. Homogenitas siswa
SMA dapat dilihat dari usia yang relatif sama. Komposisi audience yang besar
tingkat perbedaannya disebut heterogen. Misalnya, seorang sales kompor gas
presentasi di hadapan ibu-ibu peserta arisan kampung. Meskipun jenis kelaminnya
sama, namun pendidikannya berbeda, usianya sangat beragam, pekerjaannya
sangat beragam, dan penghasilan keluarganya pun sangat beragam.
3). Reaksi
Secara umum reaksi audience dapat digolongkan menjadi 3, yakni menolak,
menerima, dan tidak bereaksi. Sebelum presentasi dimulai, pembicara harus
mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan dari reaksi audience. Meskipun
reaksi audience dapat diperkirakan atau diprediksi sebelumnya, namun kadang-
kadang mereka atau sebagian dari mereka bereaksi tidak seperti yang
diperkirakan.
Oleh karenanya, pembicara harus mempersiapkan diri untuk menghadapi setiap
kemungkinan. Setelah pembicara menyadari bahwa reaksi audience tidak seperti
yang diperkirakan, pembicara harus segera menyesuaikan pendekatan yang
digunakan dalam presentasi. Dengan demikian, pembicara tidak akan kehilangan
pengendalian dalam presentasi itu.
Teknik dalam berbicara di depan umum dan presentasi, dimana menurut
beberapa pakar public speaking, seorang pembicara umum perlu memperhatikan hal-
hal berikut ini:
1. Pendekatan dan Permulaan
Begitu Anda berdiri di depan mimbar (di depan pendengar), pergunakan waktu
sejenak dengan sangat tenang (untuk menatap sekilas semua pendengar dan mungkin
untuk meletakkan catatan/bahan), lalu untuk menyampaikan kalimat pertama yang
meyakinkan untuk diucapkan.
Ada beberapa pilihan cara memulai pembicaraan,tergantung suasana pendengar
Anda. Misalnya, bisa dengan mengajukan pertanyaan, bisa dengan menyampaikan
cerita singkat atau pengalaman, yang nanti ada kaitan dengan materi pembicaraan, bisa
dengan sebuah permainan, atau langsung dengan mengutarakan gambaran umum
tentang materi pembicaraan.
 Mengatasi kegugupan di depan panggung
Gugup dan demam panggung adalah hal yang normal dialami setiap
pembicara di depan umum, bahkan pembicara terbaik pun pernah mengalami
gugup atau demam panggung pada saat mereka pertama kali berbicara di depan
umum. Rasa gugup dan demam panggung hanya bisa diatasi dengan proses
latihan.
 Membuat ketertarikan pendengar
Unsur penting yang membuat orang tertarik mendengar pembicara adalah:
hal-hal baru (materi pembicaraan menarik). Pembicaraan masuk akal; jangan
pernah minta maaf pada para pendengar sebab itu tidak menarik (jadi
pandanglah bahwa pendengar menyenangi Anda dan pembicaraan Anda);
Segar, aktual, dan kadang-kadang diselingi humor.
 Menjaga ketepatan berbicara, kejernihan, dan volume suara
Ucapkan kata-kata Anda dengan jelas dan bicara dengan suara yang cukup
kuat agar semua pendengar dapat mendengar suara Anda dengan jelas. Bicara
secara tepat, tidak terlalu lambat dan tidak terlalu cepat - memudahkan
pendengar menerima ide Anda. Suara Anda harus terdengar mengasikkan
(expressiveness) seperti halnya jika Anda berbicara kepada sahabat karib Anda.
 Mempercayai kemampuan sendiri
Anda harus menghilangkan semua keraguan mengenai kemampuan yang
Anda miliki untuk maju. Mahir berbicara di depan umum membutuhkan
keahlian dan latihan.
 Memperbanyak perbendaharaan kata-kata
Penguasaan perbendaharaan kata-kata yang banyak dan pemilihan kata-kata
yang tepat akan mampu meningkatkan kelancaran dan ketepatan berbicara. Isi
pembicaraan bertambah variatif sehingga tidak membosankan.
 Memberi tekanan dalam pembicaraan dan bersemangat (antusias)
Semua gerakan Anda - mata, ekspresi wajah, gerakan tubuh, suara - haruslah
Anda tunjukkan kepada pendengar Anda dengan penuh semangat. Anda harus
selalu tampak penuh perhatian dalam mengkomunikasikan ide Anda. Bicaralah
dengan penuh energy, bergairah, dan tidak ragu. Jangan bicara setengah-
setengah, bimbang, apalagi dengan mulut setengah terbuka. Cara bicara yang
tepat adalah dengan suara yang bulat dan penekanan yang baik.
 Menepati waktu
Berhentilah berbicara sebelum pendengar mengharapkan Anda untuk segera
berhenti berbicara atau turun dari panggung. Tepatilah waktu yang telah
ditetapkan (know when to stop talking).
 Memiliki kelancaran berbicara dan rasa humor
Untuk berbicara dengan lancar, Anda harus berbicara dengan santai, rileks,
dan tidak kaku. Dalam hampir setiap pembicaraan yang efektif harus ada sedikit
unsur humor, yaitu sesuatu yang lucu atau menggelikan hati sehingga dapat
menimbulkan tertawa.
 Berbicara dengan menyenangkan dan wajar
Jika tenggorokan Anda kering minumlah sedikit, Jika mulut Anda berbusa
atau Anda berkeringat dan Anda perlu mengelapnya, gunakanlah saputangan,
itu untuk menjaga agar Anda tetap berbicara dengan menyenangkan. Kemudian,
Anda perlu bersikap wajar atau tidak berlebihan dalam menyampaikan kata-
kata atau informasi. Hal yang juga penting, pada umumnya pendengar
menginginkan seseorang berbicara dengan jelas, sederhana, dan nyata. Mereka
tidak menyukai kata-kata yang tidak jelas artinya.
 Menggerakkan tubuh secara alami
Gerakan tubuh, apabila dilakukan dengan baik dan sesuai atau alami akan
melipatgandakan kemampuan pembicara karena lebih menarik untuk
dipandang. Gerakan tubuh adalah bahasa non-verbal. Untuk penyampaian
pikiran dan perasan tertentu, gerakan tubuh jauh berarti daripada kata-kata.
 Memakai pakaian yang serasi
Pepatah mengatakan bahwa pakaian mencerminkan kepribadian seseorang.
Pendengar akan menaruh hormat (respect) terhadap pembicra yang memakai
pakaian yang serasi dalam hal potongan, warna, ikat pingang, sepatu, dasi, dan
sebagainya.
 Penutupan dan Pengakhiran
Setelah panjang lebar menyampaikan poin-poin penting, berhenti
sejenak (pergunakan transisi yang tepat), lalu mungkin mengatakan, “sekarang
saya sampai pada kesimpulan” atau “Apakah di antara Anda (masih) ada yang
pertanyaan?”, dan jangan lupa kata-kata terakhir “Terima kasih”. Kemudian
meninggalkan mimbar dengan senyuman manis.

2.3 Cara Pengembangan Presentasi Bisnis


Di dalam presentasi bisnis, audiens pada umumnya sudah siap untuk mendengarkan
apa yang akan dipresentasikan. Seperti halnya laporan tertulis, sebagian besar presentasi bisnis
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan informasi dari audiensnya. Meskipun presentasi
bisnis bisa mengandung unsur humor, tetapi presentasi bisnis tidak semata-mata dimaksudkan
untuk memberi hiburan. Secara umum, format presentasi terdiri dari 3 bagian yaitu bagian
pembukaan, bagian isi, dan bagian penutup.
1. Bagian Pembukaan
Bagian pembukaan berisi/bertujuan mendapatkan perhatian audiens,
membangun kepercayaan diri, dan mempersiapkan audiens. Oleh karena itu, bagian
pembukaan harus dibuat menarik agar audiens tertarik dan siap menerima presentasi.
a. Menarik perhatian audiens
Sebelum pembicara menyampaikan materi presentasi, ia harus dapat menarik
perhatian audiens terlebih dahulu. Mendapatkan perhatian audiens merupakan faktor
penting dalam kesusksesan presentasi. Oleh karena sebaik apapun persiapan presentasi
yang telah dilakukan, tanpa perhatian dari audiens, presentasi tidak ada maknanya.
Faktor penarik perhatian audiens (umpan) dapat berupa intensitas, gerakan, keakraban,
kebaruan, humor dan ketegangan (Cuurties et. All. 1996:311).
b. Intensitas
Sesuatu yang lain dari hal yang ada di sekitarnya akan menarik perhatian,
contohnya cahaya, suara, bau, dan objek. Cara menarik perhatian dengan intensitas
dapat dilakukan dengan menampilkan objek, baik melalui OHP maupun viewer, atau
menunjukkan objek yang tidak dibawa atau tidak dimiliki audiens.
c. Gerakan
Objek yang bergerak biasanya lebih menarik daripada objek yang diam.
Seorang pembicara yang tadinya duduk kemudian membuat gerakan berdiri akan lebih
menarik perhatian audiens.
d. Keakraban
Salah satu cara untuk menarik perhatian adalah dengan mengacu pada
keakraban. Jika pembicara dapat mengenali audiens, baik dalam hal nama, jabatan, atau
prestasi, maka pembicara tersebut lebih menarik perhatian audiens daripada tidak
mengenal sama sekali. Hal yang seringkali ditemui dalam presentasi adalah menyebut
beberapa nama atau jabatan, atau prestasi audiens sebelum membahas materi.
e. Kebaruan
Sesuatu yang baru akan lebih menarik perhatian audiens daripada sesuatu yang
sudah dikenalnya. Pendapat itu bertentangan dengan Bovee & Thill yang menyatakan
bahwa audiens akan lebih tertarik untuk membahas materi yang sudah dipahaminya.
Mereka juga mengatakan bahwa materi yang kurang relevansinya dengan diri audiens
akan menjadi kurang menarik (Bovee & Thill, 1995:601).
f. Humor
Humor akan menarik perhatian audiens karena humor akan menurunkan
ketegangan, baik dari audiens maupun dari pembicaranya. Namun demikian, humor
dalam presentasi bisnis harus relevan dan dengan cita rasa yang baik. Selain itu, karena
humor ini hanya untuk menarik perhatian audiens, maka jumlahnya relatif kecil.
g. Ketegangan
Situasi yang diciptakan dengan kesan tegang juga dapat menarik perhatian
audiens. Namun demikian, situasi tegang itu sebaiknya segera diakhiri agar audiens
segera menangkap materi dan memberikan umpan balik, baik dengan pertanyaan
maupun dengan komentar-komentar.
Tidak semua faktor tersebut harus digunakan oleh pembicara secara bersamaan,
pembicara dapat menggunakan satu atau kombinasi diantaranya. Pemilihan faktor
penarik minat itu disesuaikan dengan situasi, audiens, dan faktor pembicara sendiri
h. Membangun kredibilitas
Pembicara yang memiliki kredibilitas tinggi lebih diterima audiens daripada
berkredibilitas rendah. Penampilan yang rapi akan meningkatkan kredibiltas
pembicara. Pada umumnya, orang yang memiliki kompetensi paling baik dalam materi
yang dipresentasikan akan mendapatkan kredibiltas yang lebih tinggi.
i. Peninjauan audiens
Pada bagian awal presentasi perlu dilakukan peninjauan oleh audiens, yaitu
membiarkan audiens memahami apa yang akan dipresentasikan dengan membacakan
judul presentasi atau membacakan tujuan presentasi. Pemahaman judul atau tujuan
presentasi akan membantu audiens memahami isi presentasi secara keseluruhan.

2. Bagian Isi (Body)


Bagian isi atau sering disebut batang tubuh merupaka bagian terpenting dari presentasi,
sedangkan bagain pembukaan dan penutup merupakan sarana yang mendukung bagian isi.
Pada bagian isi semua latar belakang, pokok pikiran, alasan-alasan, dan kesimpulan
dikemukakan. Oleh karena itu, bagian isi harus memiliki struktur yang jelas, dengan urutan
pembahasan yang mudah dipahami dan berusaha mempertahankan perhatian audiens.
a. Penekanan struktur/format
Di dalam komunikasi tertulis, struktur penulisan bagian isi lebih mudah
diidentifikasi dengan melihat judul paragraf, jarak antarparagraf, dan daftar yang ada.
Di dalam sebuah presentasi, format/struktur itu relatif sulit diidentifikasi. Untuk
melihat struktur/format presentasi, audiens dapat menggunakan transisi. Transisi
adalah kata-kata atau kalimat-kalimat yang menghubungkan kalimat-kalimat atau
bagian-bagian dalam presentasi (Curties at.al. 1996:316). Sementara untuk
menghubungkan paragraf saru dengan yang lain atau menghubungkan pokok pikiran
satu dengan pokok pikiran yang lain dapat digunakan transisi, seperti sekarang akan
dibahas masalah A, pembahasan kita sekarang adalah B, selanjutnya akan dibahas
pokok pikiran Z, atau berikut adalah kesimpulan yang dapat diambil.
b. Urut-urutan bagian isi
Bagian isi harus memiliki irutan yang jelas dan logis untuk mempermudah audiens
dalam memahami presentasi. Urut-urutan bagian isi akan berhubungan dengan pola
organisasi pokok pikiran. Pola organisasi pokok pikiran dapat dibedakan menjadi
kronologikal, spasial, topical, kausal, pemecahan masalah, klimaks, dan antiklimaks.
Apabila pembicara memilih pola organisasi pokok pikiran yang lain, maka urutan
pembahasannya mengikuti pola tersebut. Hal yang perlu diperhatikan adalah
bagaimana pembicara memilih satu pola organisasi yang sesuai dengan tujuan, audiens
dan situasinya. Dengan demikian, baik pembicara maupun audiens bisa mencapai
tujuan.
c. Mempertahankan minat audiens
Apabila di bagian awal pembicara perlu menarik perhatian audiens, maka pada
bagian isi atau batang tubuh, pembicara harus dapat mempertahankan perhatian
audiens. Perhatian pada bagian isi sangat penting karena di sinilah ide-ide pokok
presentasi disampaiakan. Menarik perhatian pada bagian pembukaan dimaksudkan
sebagai pancingan agar audiens lebih dahulu tertarik dengan presentasinya. Sementara
tahap selanjutnya berada pada isi presentasi.
Berikut beberapa petunjuk yang dapat digunakan untuk mempertahankan perhatian
audiens: menghubungkan topik presentasi dengan kebutuhan audiens; menggunakan
bahasa yang jelas; dan menjelaskan hubungan antara tujuan presentasi dengan ide-ide
pokoknya (Bovee & Thill, 1995:604).
d. Menghubungkan topik preentasi dengan kebutuhan audiens
Apabila pembicara dapat menghubungkan topik atau pokok pikiran presentasi
dengan kebutuhan audiens, maka dapat dipastikan bahwa audiens akan memperhatiakn
pembicara. Oleh karena audiens memiliki suatu kebutuhan tertentu, dan pada saat topik
yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut dikemukakan, maka mereka memandang
mampu memenuhi kebutuhan tersebut.
e. Menggunakan bahasa yang jelas
Penggunaan bahasa yang tidak jelas akan membuat audiens cepat bosan. Demikian
juga dengan penggunaan istilah khusus (jargon) yang hanya dipahami oleh kelompok
tertentu. Oleh karena itu, gunakan bahasa yang mudah dipahami atau yang familiar.
Usahakan untuk tidak menggunakan istilah khusus (jargon). Apabila harus
menggunakannya, berikan juga makna dari jargon tersebut.
f. Menjelaskan hubungan topik dengan ide-ide yang familiar
Dalam presentasi dengan audiens yang sudah sedikit memahami, cukup memahami,
dan sangat memahami, pembicara erlu menghubungkan topic dengan ide-ide yang
sudah mereka kenal sebelumnya. Hal tersebut bukan hanya mempermudah audiens
dalam memahami, tetapi juga memungkinkan audiens untuk menghubungkannya
dengan apa yang sudah melekat di dalam ingatan audiens. Dengan demikian, presentasi
akan lebih menarik minat audiens.

3. Bagian Penutup
Bagian penutup harus terstruktur sehingga audiens memahami ide pokok yang
disampaikan. Lebih dari itu, pada bagian ini pembicara harus memperhatiakan 3 hal yaitu:
(1) meringkas dan mengulang pokok pikiran;
(2) menggarisbawahi tahap selanjutnya; dan
(3) menutup dengan pesan positif (Bovee & Thill, 1995:604).
a. Meringkas pokok pikiran
Sebelum presentasi ditutup, pembicara harus mengulang pokok pikiranmyang
telah dijelaskan dibagian isi. Maksud pembuatan ringkasan pokok pikiran kemudian
membacanya adalah untuk mengingatkan kembali akan isi presentasi sehingga audiens
mampu memahami secara jelas isi dan maksud presentasi.
b. Menggarisbawahi tahap selanjutnya
Secara umum, tujuan presentasi bisnia adalah menginginkan audiens untuk
melakukan perubahan tertentu, seperti dalam hal sikap, perilaku, tindakan, nilai, dan
kepercayaan. Oleh karen itu, pembicara harus menekankan tindakan yang harus
dilakukan audiens setelah presentasi berakhir. Tindakan yang diinginkan harus cukup
jelas. Jika ada, pertanyaan biasa diajukan secara bergiliran baru kemudian dijawab. Ada
kemungkinan pertanyaan terlupakan atau kurang dipahami betul intinya sehingga
penanya mungkin kurang merasa puas.

4. Periode Tanya Jawab


Periode tanya jawab adalah suatu sesi yang hampir selalu ada dalam presentasi. Tanya
jawab di maksudkan untuk membantu audiens lebih memahami pesan yang kita sampaikan.
Namun sering kali sesi tanya jawab menyebabkan ketakutan bagi presenter, yaitu ketakutan
jika tidak bisa menjawab pertanyaan dan ketakutan tidak bisa memberikan jawaban yang
maksimal. Bagi presenter yang tidak melakukan persiapan sangatlah wajar apabila
mengalami ketakutan. Jika ada presenter yang menghindar dari sesi tanya jawab maka dia
akan kehilangan peluang menjadi presenter yang lebih baik. Ada beberapa manfaat yang
akan kita peroleh dalam sesi tanya jawab.
Seperti yang disampaikan oleh Rhonda Abrams dalam bukunya Winning Presentation
In A Day tanya jawab memiliki manfaat yang besar untuk presenter.
a. Memungkinkan kita menunjukkan keahlian dalam topik yang kita bahas.
b. Menyediakan kesempatan tambahan untuk berinteraksi dan membangun hubungan
dengan audiens.
c. Membantu kita mengukur pemahaman audiens.
d. Memberikan umpan balik yang membantu kita memperkuat presentasi di masa yang
akan datang.
Dalam menjawab pertanyaan audiens, presenter harus bersifat objektif, sabar, dan tidak
berkesan merendahkan. Dengan demikian, sesi tanya jawab itu dapat membantu pembicara
atau presenter dalam mencapai tujuan presentasi, bukan malah sebaliknya.

2.4 Seni Penyampaian Presentasi Bisnis


Ada berbagai seni dalam penyampain presentasi bisnis yaitu, sebagai berikut:
1. Penggunaan Visual Aid
Dalam presentasi bisnis yang bersifat formal, pembicara memerlukan visual aid.
Beberapa manfaat penggunaan visual aid adalah
 Dapat menyederhanakan materi yang kompleks sehingga mudah dipahami audiens
 Visual aid dapat membantu, baik pembicara maupun audiens untuk mengingat
informasi penting dari presentasi itu.
 Dimaksudkan untuk menambah atau menciptakan daya tarik presentasi. Setelah
membahasa beberapa materi, pembicara kemudian menunjukkan visual aid yang
telah dipersiapkan agar presentasi tidak terasa monoton.
Dalam penggunaan visual aid ada berbagai hal yang perlu di perhatikan salah satunya,
yaitu: Menyusun Visual Aid.
Dalam presentasi, pembicara dapat menggunakan dua jenis visual aid, yaitu:
 Visual aid alam bentuk tulisan (text visual aid).
Pada umumnya, visual aid dalam bentuk tulisan digunakan untuk menunjukkan suatu
kesimpulan presentasi atau untuk menunjukkan garis presentasi.

 Visual aid dalam bentuk grafik (graphic visual aid)


Visual yang termasuk visual aid grafik antara lain grafik garis, diagram lingkaran,
grafik batang, diagram organisasi, dan diagram peta. Penggunaan masing-masing
visual aid dalam bentuk grafik disesuaikan dengan kebutuhannya. Untuk menyusun
visual aid yang benar-benar dapat membantu presentasi sehingga didapatkan manfaat-
manfaat seperti disebutkan di atas tdaklah mudah. Oleh karena itu, penyusunannya
perlu dilakukan secara hati-hati. Visual aid harus sederhana. Tujuan penyusunan visual
aid yang sederhana adalah agar mudah dipahami oleh audiens.

2. Memilih Media Visual Aid


Setelah memahami dua bentuk visual aid, yaitu tertulis dan grafik, selanjutnya
adalah memilih media untuk menyampaikannya dalam suatu presentasi. Media yang
dapat digunakan untuk menyampaikan visual aid tersedia dari yang paling sederhana
seperti handout sampai yang modern, yaitu komputer. Berikut akan dibahas masing-
masing media secara singkat.
 Handout
Handout merupakan visual aid yang paling sederhana dan mudah
pembuatannya sehingga banyak digunakan. Media handout memungkinkan
pembicara untuk mempersiapkan, baik visual aid tulisan maupun grafik ke dalam
tulisan kemudian digandakan dan dibagikan kepada audiens (biasanya sebelum
presentasi dimulai). Handout berisikan ringkasan materi presentasi, kesimpulan,
dan grafik-grafik yang membantu pemahaman audiens.
 Papan tulis dan whiteboard
Papan tulis da whiteboard merupakan media visual aid yang sederhana dan
praktis. Dalam suatu presentasi yang dihadiri tidak terlalu banyak orang, media
papan tulis dan whiteboard dapat digunakan. Namun untuk presentasi dengan
audiens yang banyak, tentu saja penggunaan media itu tidak efektif. Contoh
presentasi dengan media papan tulis dan whiteboard adalah presentasi yang
dilakukan oleh Manajer Pemasaran tentang cara-cara memasrkan produk baru
kepada stafnya.

3. Ketrampilan Praktis dalam presentasi


Disamping persiapan dalam hal materi dan media, pembicara perlu
memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan presentasi.
Kemudian faktor-faktor tersebut disebut keterampilan praktis dalam presentasi,
diantaranya sebagai berikut:
a. Cara berpakaian
Dalam presentasi formal, cara berpakaian menentukan kredibilitas. Cara
berpakaian menunjukkan citra diri orang tersebut. Oleh karena itu, hal ini perlu
diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Berikut beberapa tipsnya:
 Pakaian dipilih yang serasi, baik warna maupun bentuk/modelnya.
 Memperhatikan kelengkapan pakaian, seperti resleting, kaos kaki, sepatu dan lain-
lain.
 Memeriksa kerapian atau kesempurnaan berpakaian, seperti kerah baju, kancing
baju, tali sepatu dan lain-lain.
 Untuk pembicara perempuan, perhatikan penggunaan make up. Make up tidak
perlu tebal, dan tidak boleh juga tidak memakai make up sama sekali karena akan
terlihat citra kurang profesional.
b. Pandangan mata
Untuk menunjukkan etika dan kewibawaan, pembicara harus memandang ke
arah audiens. Pandangan mata menyapu seluruh audiens, tetapi kalau sedikit,
pembicara dapat memandang satu-persatu, tetapi tidak boleh lama, dan juga tidak
dibenarkan mamandang ke lantai, ke atap, atau pada cacatan secara terus menerus
pada saat berbicara.
c. Presentasi dengan sikap tubuh berdiri
Sikap tubuh pada saat presentasi adalah berdiri tegak dengan kaki sedikit terbuka.
Tujuannya agar dapat berdiri dengan kokoh, tetapi sedikit terbuka. Tangan bisa
digunakan untuk menekankan pembicaraan,dan dapat pula untuk mengatur jalannya
presentasi, misalnya menulis di papan tulis, membuka file presentasi, atau yag lain.
Sikap yang harus dihindari adalah memasukkan tangan ke dalam saku atau melakukan
gerakan-gerakan yang tidak perlu secara terus-menerus, seperti memegang dasi,
taplak meja atau bahkan menggaruk-garuk kepala.
d. Suara
Suara merupakan faktor yang sangat penting. Oleh karena itu, harus
mendapatkan perhatian besar. Agar presentasi dapat berjalan dengan baik, maka
pembicara harus berlatih. Latihan mencakup mengeluarkan suara dengan jelas, tidak
menoton, dengan tekanan yang tepat dan bersemangat.
 Suara jelas dan keras
Pengucapan kata harus jelas agar makna mudah ditangkap. Selain itu, kata-
kata juga harus diucapkan cukup keras agar dapat didengar oleh seluruh
audiens.
 Suara tidak menoton
Kalimat harus diberi tekanan-tekanan tertentu agar suara tidak menoton.
Kata-kata tertentu yang dirasa penting diberi tekanan yang lebih keras dan kata
lain dapat lebih lemah.
 Suara bersemangat
Suara yang bersemangat lebih tercermin pada pengucapan yang
bersemangat. Presentasi tidak akan menarik jika pengucapan kata-katanya tidak
dilakukan tanpa semangat. Selain itu, pembicara juga harus menghindari
pengucapan kata dengan bergumam dan merendahkan suara di akhir kalimat.
 Bahasa
Dalam presentasi, pembicara menggunakan bahasa yang baku atau bahasa
formal. Pada setiap kalimat dipilih struktur bahasa yang sederhana dan singkat
agar mudah dipahami. Hindari penggunana bahasa sehari-hari, karena akan
menurunkan tingkat formalitas presentasi. Hindari pulaPenggunaan jargon
karena tidak semua audiens mamahaminya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Presentasi bisnis kerap kali dilakukan dalam dunia bisnis, baik dalam kaitannya dengan
masalah pemasaran, keuangan, personalia, produksi, dan teknologi informasi. Oleh karena itu,
mereka perlu memerhatikan berbagai faktor yang dapat menunjang keberhasilan presentasi
secara efektif.
Presentasi bisnis memiliki empat tujuan utama yaitu menginformasikan pesan-pesan bisnis,
menghibur audiens, menyentuh emosi audiens, dan memotivasi audiens untuk melakukan
sesuatu. Meskipun dalam prakteknya, suatu perusahaan dapat saja bertujuan untuk sekedar
menyampaikan pesan-pesan bisnis tertentu bagi audiens. Sebelum melakukan presentasi bisnis
perlu dipersiapkan beberapa hal seperti penguasaan materi yang ingin disampaikan,
penguasaan alat bantu presentasi bisnis, menganalisa audiens dan menganalisis lingkungan
tempat berlangsungnya presentasi bisnis.
Alat bantu presentasi bisnis yang ada di pasar saat ini cukup banyak variasinya mulai
dari yang paling sederhana sampai pada alat bantu visual elektronik dengan teknologi canggih.
Sebagai sarana pendukung dalam presentasi bisnis, alat bantu itu diharapkan mampu
memperjelas pemahaman para audiens dalam menangkap suatu materi dan menarik bagi
audiens. Selain itu, perlu juga seorang presenter menganalisis bahasa tubuh yang sebaiknya
digunakan, serta peninjauan lokasi secara sekilas. Satu hal yang tak boleh dilupakan adalah
bagaimana berupaya untuk selalu menumbuhkan rasa percaya diri dan berlatih melakukan
presentasi bisnis. Melalui presentasi ini, saya harap akan membawa hal yang positif bagi bisnis
saya dan dapat meningkatkan penjualan produk tersebut.
Presentasi bisnis bagi para staf manajer pada semua level atau tingkatan dalam suatu
perusahaan menengah dan besar merupakan hal yang biasa, baik dalam hal pemasaran,
keuangan, personalia, produksi, dan teknologi informasi. Dalam melakukan presentasi bisnis
seorang pembicara sebaiknya melakukan persiapan dimulai dengan menentukan tujuan
penulisan pesan, analisis audiens, menentukan ide pokok, dan memilih saluran beserta
medianya. Secara umum, presentasi bisnis harus mencakup 3 format presentasi yaitu bagian
pembukaan, bagian isi, dan bagian penutup. Dan salah satu hal yang tidak boleh dilupakan
dalam presentasi bisnis adalah bagaimana berupaya untuk selalu menumbuhkan rasa percaya
diri dan berlatih melakukan presentasi bisnis yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Sutrisna. 2007. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta : Penerbit Andi


Pratminingsih, Sri Astusi. 2006. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai