Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Putu Suryadika Pramudya

NIM : 1907521284

RESEARCH GAP

Menurut Teori :
“Pengaruh Orientasi Pasar dan Pembelajaran Organisasi Terhadap Keunggulan Bersain
Dalam Meningkatkan Kinerja Pemasaran”

Persaingan dalam dunia bisnis tidak dapat dihindari. Dengan persaingan, perusahaan
dihadapkan pada berbagai peluang dan ancaman baik berasal dari dalam maupun luar . Oleh
karena itu setiap perusahaan dituntut selalu memahami dan mengerti apa yang terjadi di pasar
dan apa yang menjadi keinginan pembeli, serta bermacam - macam perubahan di lingkungan
bisnisnya sehingga mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Perusahaan harus berupaya
meminimalisasi kelemahan dan memaksimalkan kekuatan yang dimilikinya. Oleh karena itu
perusahaan dituntut mampu memilih dan menetapkan strategi yang dapat digunakan untuk
menghadapi persaingan. Semakin ketatnya persaingan menyebabkan perusahaan harus
mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya. Kunci sukses memenangkan persaingan
terletak pada kemampuan perusahaan menciptakan keunggulan bersaing. Narver dan Slater
(1990) menjelaskan keunggulan bersaing dapat dicapai jika perusahaan memeliki
kemampuan memberikan nilai lebih kepada pelanggan dari pesaingnya. Keunggulan bersaing
berasal dari bermacam - macam kegiatan perusahaan meliputi mendesain, memproduksi,
memasarkan, menyerahkan, dan menjual produknya. Setiap kegiatan diarahkan mendukung
posisi biaya relatif perusahaan.
Porter (1993) menjelaskan keunggulan bersaing merupakan strategi benefit
perusahaan untuk melakukan kerjasama yang berkompetensi secara efektif. Perusahaan dapat
menguasai pasar lama maupun pasar baru. Dengan demikian perusahaan akan mendapatkan
kesuksesan strategi mampu mengidentifikasi asset perusahaan bersifat tangible dan Intangibel
sehingga produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik. Day dan Wensley (1998)
menjelaskan dua pijakan dalam mencapai keunggulan bersaing yaitu keunggulan sumber
daya dan keunggulan posisi.
Perusahaan menganggap bahwa orientasi pasar sebagai budaya organisasi berfokus
pada kebutuhan pasar ekternal, keinginan dan permintaan pasar sebagai basis dalam
penyusunan strategi bagi masing-masing unit bisnis perusahaan. Keberhasilan perusahaan
mendukung budaya organisasi dan mempunyai komitmen serta berpartisipasi dalam anggota
organisasi yang akhirnya menjadi pembelajaran yang terus menerus oleh organisasi dan
anggotanya sehingga menghasilkan nilai lebih bagi pelanggan. Menurut (Ferdinand, 2000a),
kinerja pemasaran merupakan konstruk umum digunakan untuk mengukur dampak dari
sebuah strategi perusahaan.
Startegi perusahaan selalu diarahkan untuk menghasilkan kinerja baik berupa kinerja
pemasaran maupun kinerja keuangan. Studi Kohli dan Jaworski (1990), orientasi pasar adalah
budaya perusahaan yang dapat meningkatnya kinerja pemasaran.Narver dan Slater (1990)
menjelaskan orientasi pasar merupakan budaya organisasi efektif dan efisien menciptakan
perilaku yang dibutuhkan dalam menciptakan superior value bagi pembeli dan menghasilkan
superior performance bagi perusahaan, dalam lingkungan bersaing ketat. Lingkungan
persaingan tinggi, menyebabkan perusahaan mempunyai ’nilai’ untuk bertahan. Narver and
Slater (1995) menjelaskan bahwa perusahaan yang telah menjadikan orientasi pasar sebagai
budaya organisasi akan berfokus pada kebutuhan pasar eksternal, keinginan dan permintaan
pasar sebagai basis penyusunan strategi unit bisnis dalam setiap organisasi, dan menentukan
keberhasilan perusahaan.
Studi Baker dan Sinkula (1999) ,orientasi pasar secara signifikan berhubungan dengan
kinerja perusahaan. Sedangkan Han et al (1998) menyatakan bahwa orientasi pasar
berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja, akan tetapi dalam penelitiannya
dinyatakan bahwa orientasi pasar berpengaruh signifikan terhadap kinerja melalui inovasi
sebagai variabel intervening.
Rumusan Masalah :
1. Bagaimana pengaruh orientasi pasar dan pembelajaran organisasi terhadap keunggulan
bersaing dalam meningkatkan kinerja pemasaran ?

Menurut Praktek :
“Orientasi Pasar Dan Inovasi Produk Sebagai Strategi Untuk Meningkatkan Kinerja
Pemasaran Perusahaan Mebel Jepara”

Kinerja pemasaran merupakan ukuran keberhasilan perusahaan yang diukur pada


jangka waktu yang telah ditentukan. Hasil ini dapat dikatakan sebagai nilai dari aktivitas yang
telah disusun dan dilaksanakan untuk mengidentifikasikan apakah strategi yang dibuat dan
pelaksanaannya sudah tepat atau sebaliknya. Pelham & Wilson (1996) mendefinisikan kinerja
pemasaran dapat diukur melalui penjualan dan porsi pasar.
Penelitian Jaworski dan Kohli (1993, p.64) menyatakan bahwa orientasi pasar tidak
selalu berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran pada semua kondisi. Penelitian ini
menekankan pentingnya kalkulasi resiko yang akan diperoleh dalam mengambil keputusan.
Greenley (1995, p.65) dalam penelitiannya menemukan bahwa hubungan antara orientasi
pasar dengan kinerja pemasaran relatif kurang signifikan.
Ferdinand (2002) menyatakan bahwa semakin tinggi orientasi pasar, maka semakin
tinggi kinerja pemasaran yang akan dicapai. Baker dan Sinkula (1999,p.419) dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa orientasi pasar secara signifikan berhubungan dengan
kinerja pemasaran. Han at al. (1998,p.30) menempatkan inovasi sebagai salah satu variabel
penting dalam kinerja. Gronhaug dan Kaufmann (1988 dalam Han at al.1998,p.30)
menyatakan bahwa inovasi menjadi semakin penting sebagai sarana bertahan, bukan hanya
pertumbuhan dalam menghadapi ketidakpastian lingkungan dan kondisi persaingan bisnis
yang semakin ketat.
Penelitian Han et al. (1998,p.38) menyatakan bahwa orientasi pasar berpengaruh
positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan. Akan tetapi orientasi pasar
berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan melalui inovasi sebagai variabel intervening.
Sanjeev et al (2003) menyatakan bahwa orientasi pasar memiliki hubungan positif terhadap
inovasi produk. Jaworski dan Kohli (1993,p.64) menemukan bahwa orientasi pasar tidak
selalu berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran pada semua kondisi, serta menurut
Greenley (1995,p.63) yang menemukan bahwa hubungan orientasi pasar dengan kinerja
pemasaran relatif kurang signifikan.
Kesenjangan yang timbul berdasarkan penelitian mengenai orientasi pasar yang
berbeda- beda menjadi dasar dilakukannya penelitian ini untuk menguji pengaruh orientasi
pasar dan inovasi produk pada kinerja pemasaran.
Penelitian ini mengambil objek pada industri furniture kelas menengah dan besar di
Kabupaten Jepara. Hal ini merujuk pada beberapa alasan, yang pertama mengacu pada
research problems yang ditemukan pada data realisasi eksport furniture kabupaten Jepara
tahun 2013 yang semakin lama mengalami penurunan
Kedua, krisis ekonomi di kawasan Eropa dan Amerika Serikat dituding menjadi factor
kuat menurunnya eksport berbagai produk berbahan kayu asal Kota Ukir tersebut. Pada tahun
2013, nilai ekspor Jepara sebesar USD 102,7 juta atau sekitar Rp 964 miliar dengan volume
ekspor 29,8 juta kg. Jumlah tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan ekspor
pada tahun 2013 yang mencapai USD 111,6 juta atau setara dengan Rp 980,2 miliar dengan
jumlah volume ekspor sebesar 34 juta kg.
Rumusan Masalah :
1. Bagaimana Pengaruh Orientasi Pasar dan Inovasi Produk terhadap Kinerja Pemasaran
secara parsial?
2. Bagaimana Pengaruh Orientasi Pasar dan Inovasi Produk terhadap Kinerja Pemasaran
secara berganda?

Anda mungkin juga menyukai