Anda di halaman 1dari 10

CORPORATE GOVERNANCE

“Studi Kasus PT Jiwasrya”


KELOMPOK 4
01. Ni Putu Ika Wahyudiana Putri
(1807531127)

02. Ni Kadek Sri Ayu Melyani


(1807531134)

03. Ni Komang Yunita Cahyanti


(1807531212)
Studi Kasus PT Jiwasrya
Fraud Ditinjau Dari Falsafah Sains Dan Etika Bisnis Kasus Mega
JUDUL Korupsi Pt Asuransi Jiwasraya
PENULIS Tita Nurvita
SUMBER Jurnal Manajemen Bisnis
VOLUME Vol. 23 No. 1
HALAMAN 30-41
TAHUN 2020
Ni Putu Ika Wahyudiana Putri, Ni Kadek Sri Ayu Melyani, Ni
REVIEWER
Komang Yunita Cahyanti
TANGGAL 4 Mei 2021
PROFIL PERUSAHAAN
Asuransi Jiwasraya merupakan perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia yang merupakan cikal

bakal dari perusahaan


Kinerja asuransiperusahaan
dan performa jiwa milikyang
Belanda
baik,NILLMIJ van 1859, yang Jiwasraya
terbukti menghantarkan akhirnya dinasionalisasikan

dan menjadi
mampu milik negara
meraih pada tahun
beberapa 1960. Setelah
penghargaan beberapa
bergengsi kali2015
di tahun mengalami perubahan
antara lain nama, PT. Asuransi
: The 1st
Jiwasraya (Persero)ofmerupakan
Champion satu-satunya
Indonesia Original perusahaan
Brand Asuransi
SWA Award, JiwaInsurance
Infobank milik pemerintah
Award Republik Indonesia
(BUMN) dan saat
kategori ini merupakan
Asuransi perusahaan
dengan kinerja Asuransi
SANGAT Jiwa lokal
BAGUS terbesar
selama tahun di Indonesia.
2010-2014,

Top IT Implementation on Insurance Sector 2015, serta Penghargaan Rekor MURI


Jiwasraya memiliki beragam produk baik individu maupun grup/kumpulan dan selalu mengalami
untuk salah satu kegiatan Corporate Social Responsibiliy (CSR) perusahaan dalam
perkembangan dan peningkatan, disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat.
rangka HUT Ke 156 Jiwasraya.
Untuk memberikan layanan prima bagi pemegang polisnya, saat ini Jiwasraya memiliki Kantor

Pusat Bancassurance & Strategi Aliansi, Kantor Pusat Program Manfaat Karyawan,  14 Kantor

Wilayah, 71 Kantor Cabang, dan 494 Unit Kerja Area dengan dukungan 15 ribu agen

diseluruh Indonesia.
RINGKASAN KASUS
Kasus Jiwasraya dilihat dari teori keagenan yaitu pemegang dari Jiwasraya dalam hal ini
adalah Pemerintah. Pemerintah
Prediksi manajemen menuntutbanyak
terlaksana, perusahaan
dana tersebut memiliki
terkumpul kinerjaini.
dari program yang baik
Namun
dengan ditunjukkan adanya keuntungan yang dibukukan oleh perusahaan. Namun pada
pihak manajemen investasi justru menempatkan investasi pada saham-saham
kenyataannya sejak tahun 2002, kinerja keuangan PT Asuransi Jiwasraya mengalami
kerugian.berkualitas
Hal ini tentu berdampak
kurang pada PT
baik seperti pembayaran
Trikomseldividen yang seharusnya
Oke (TRIO), diterima
PR Sugih Enegy (SUGI)
oleh pemegang saham. Telah beberapa kali pemegang saham menggati direksinya,
dan PT Eureka Prima Jakarta Tbk (LCGP). Untuk menutupi kesalahan tersebut,
namun hal tersebut bukanlah solusi untuk memperbaiki operasional PT Asuransi
Jiwasraya. Jajaran Direksi
Manajemen AJSmembiarkan terjadinya Keuangan
melalui Direktur manipulasi laba di tahun
tidak 2006 dan
mencatat kekurangan
menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Dewan Direksi PT Asuransi
pencadangan
Jiwasraya (AJS) juga menjawab target yang dibebankan dari pemegang saham dengan
meluncurkan suatu
senilai produkrupiah
7,7 triliun asuransi di tahun
di tahun 2015
2017 yaitu JS
sehingga saving memperoleh
kembali Plan. Produkopini
ini tidak
menjanjikan tingkat imbal hasil yang tinggi, bahkan melampaui tingkat suku bunga
wajar dari BPK. Jika cadangan tersebut dilakukan, maka AJS akan membukukan
deposito saat itu.
kerugian. Upaya tersebut dilakukan manajemen salah satunya karena adanya
kepentingan sendiri agar dapat memenuhi target pemegang saham.
PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM PT JIWASRAYA

Dalam sebuah perusahaan, penerapan good corporate governance diharapkan mampu membawa perusahaan ke kondisi
yang terstruktur sesuai dengan peraturan yang berlaku dan profesional. Perlu diketahui, terdapat prinsip- prinsip GCG yang
di antara lain adalah lebih dikenal dengan istilah TARIF ( transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independence,
kesetaraan dan kewajaran). Dan penerapan prinsip-prinsip ini dalam PT Jiwasraya Tbk adalah sebagai berikut:
1. Transparansi.
Penerapan prinsip transparansi pada PT Jiwasraya Tbk belum dijalankan dengan baik meskipun pada dasarnya PT Jiwasraya
ini sudah menerapkan GCG nya. Dalam hal ini perusahaan kurang tegas atas prinsip-prinsip yang ada terutama prinsip
transparansi. Informasi seperti struktur perusahaan peraturan perusahaan, kebijakan perusahaan, serta serta segala layanan
yang ada ada sudah tersampaikan dengan baik kepada umum.

2. Akuntabilitas.
Akuntabilitas ini merupakan kejelasan fungsi, sistem, serta struktur perusahaan. Akuntabilitas dalam perusahaan
mampu membantu proses pengelolaan perusahaan secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan
dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Hal ini dapat
menghasilkan kinerja perusahaan secara transparan dan wajar.
PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM PT JIWASRAYA

3. Responsibilitas.
Dari hasil analisa, perusahaan perlu menerapkan prinsip responsibilitas. Ditinjau dari segi tanggung jawab perusahaan
perusahaan belum memenuhi tanggung jawab kepada masyarakat yaitu Karena perusahaan tidak dapat membayarkan polis
nasabah produk saving plan yang jatuh tempo sebesar 802 miliar dan kemudian karena banyaknya nasabah yang tidak
ingin memperpanjang asuransinya comma menyebabkan Jiwasraya harus menyediakan dana lebih besar hingga saat ini
terdeteksi bahwa kerugian mencapai 13,7 triliun.
4. Independensi.
Dari hasil penelitian, PT Jiwasraya Tbk dalam menerapkan prinsip independensi bisa dilihat bahwa tidak adanya
dominasi antara divisi di mana tidak adanya salah satu divisi yang mengatur divisi lain sehingga divisi lain memperoleh
tekanan. Namun, di sini dilihat adanya intervensi pihak tertentu dan juga adanya persengkongkolan antara oknum pejabat
PT Jiwasraya dengan Bayu tjokrosaputro selaku petinggi PT Hanson International dan Heru Hidayat selaku petinggi PT
Trada alam minera Tbk yang pada saat ini telah menjadi tersangka dugaan korupsi. Karena adanya persekongkolan
tersebut maka negara dirugikan sebesar 13,7 triliun.
5. Kesetaraan dan kewajaran.
Prinsip fairness menggambarkan kesamaan dan kewajaran. Dalam prinsip ini, kewajaran dalam PT Jiwasraya masih
buruk. Hal ini dibuktikan dengan adanya laba yang yang naik turun secara signifikan dari tahun ketahun dan juga laporan
keuangan yang tidak disajikan atau diungkapkan kepada publik seperti menyimpan sebuah rahasia.
REKOMENDASI ATAU SOLUSI

Solusi-Solusi Yang Ditawarkan Dalam Menyikapi Kasus Mega Korupsi Jiwasraya sebagai upaya untuk mendorong tetap terjaganya
integritas, profesionalisme, track record dan etika profesi adalah dengan:

1. Membangun budaya perusahaan (corporate culture), melalui contoh perilaku pimpinan (role model/patron)

2. Menerapkan Material Risk Taker Policy dalam pemberian bonus, dimana pelaksanaan pemberian bonus tidak sekaligus, namum
diberikan secara bertahap dalam beberapa tahun untuk meyakini bahwa kinerja portfolio yang dihasilkan tersebut
berkesinambungan (bukan one-time profit) yang dihasilkan dari kebijakan, keputusan dan kegiatan operasional usaha yang proper.

3. Pelaksanaan Good Corporate Governance yang mengacu kepada POJK Nomor 73/POJK.05/2016 tentang Tata Kelola Perusahaan
yang Baik bagi Perusahaan Perasuransian.
HASIL ANALISIS DAN ARGUMENTASI

1. Berdasarkan kepada paham utilitarianisme, maka manajemen PT Asuransi Jiwasraya dianggap tidak melaksanakan etika bisnis
dengan baik, karena telah merugikan nasabahnya serta mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap produk asuransi secara
keseluruhan.
2. Berdasarkan kepada kajian epistemologi, maka kasus Jiwasraya dilihat dari teori keagenan, pemegang polis PT Asuransi
Jiwasraya, dalam hal ini adalah Pemerintah, menuntut perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik dengan ditunjukkan
adanya keuntungan yang dibukukan oleh perusahaan.
3. Pemicu fraud yang dilakukan oleh jajaran Manajemen AJS ditinjau dari teori fraud diamond antara lain adalah adanya:
• Pressure atau tekanan dari pemeganag saham
• Opportunity atau kesempatan
• Capability yang disalahgunakan
• Rationalization, “pembenaran”
4. Pada kasus perusahaan Jiwasraya ini seharusnya berlaku transparan dan harus mementingkan prinsip prinsip Good Corporate
Governance karena melakukan hal yang kurang wajar akan membuat cita perusahaan akan tercoreng dan itu akan
menurunkan kepercayaan public terhadap perusahaan Jiwasraya dan dapat berpengaruh juga terhadap performance. Jika
kepercayaan public sudah menurun maka akan mempengaruhi perusahaan itu sendiri. Tingginya tingkat persaingan pada
akhirnya telah menimbulkan suatu dorongan atau tekanan pada perusahaan untuk berlomba lomba menunjukkan kualitas dan
kinerja yang baik, tidak peduli apakah cara yang dipergunakan tersebut sejalan dengan Good Corporate Governance atau
tidak.
Thanks !

Anda mungkin juga menyukai