Anda di halaman 1dari 4

KASUS KORUPSI PADA PT.

ASABRI

Kelompok 4:

1. Chairil Huda Hanafiah (180503188)


2. Putra Montianus Bangun (180503208)
3. Indah Damayanti (180503218)
4. Siti Suryani Rangkuti (180503225)
5. M Rizky Ramadhan (180503227)
6. Melisa Angela Sinaga (180503229)
7. Shaldy Owen Simbolon (180503230)

Pengantar

PT ASABRI (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan ole
Pemerintah sebagai pengelola program asuransi sosial bagi Prajurit TNI, anggota Polri dan
Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN), yang terdiri dari Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja (PPPK) dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Kemhan dan Polri, sesuai amanat
Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2015 tentang Asuransi Sosial Prajurit Tentara Nasional
Indonesia, Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Pegawai Aparatur Sipil Negara
di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, yang
diundangkan pada tanggal 28 Desember 2015 dan berlaku surut tanggal 1 Juli 2015 sebagai
pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1991. Adapun Program yang dikelola terdiri
atas Program Tabungan Hari Tua (THT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian
(JKm), dan Pensiun. Keberadaan ASABRI bermula dari permasalahan perbedaan karakteristik
militer atas kepesertaan Prajurit TNI, Anggota Polri, danPNS Kemhan/ Polri (belum terdapat
PPPK) yang pada awal mulanya merupakan Peserta Taspen (Dana Tabungan dan Asuransi
Pegawai Negeri) yang dibentuk pada tanggal 17 April 1963 berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 15 Tahun 1963. Untuk mempermudah pengelolaan asuransi bagi peserta militer,
berdasarkan gagasan dari pihak Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI) dalam hal ini
Angkatan Darat dan persetujuan Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan, dan Pengawasan serta
Badan Pimpinan Umum PN Taspen, maka pada tanggal 1 Januari 1964 dibentuklah Cabang
Khusus Urusan Militer dengan nama Taspenmil yang beroperasi di Kantor Staf Keuangan
Angkatan Darat di Jl. Merdeka Selatan No. 7 Jakarta Pusat. Taspenmil inilah yang kemudian
menjadi cikal bakal PT ASABRI (Persero).

Kasus PT. Asabri

Kasus pengelolaan keuangan dan dana investasi oleh PT Asuransi Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia (Asabri) memasuki babak baru. Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan
delapan tersangka dalam kasus korupsi PT Asabri. Dua di antaranya merupakan mantan Dirut
Asabri Adam Rachmat Damiri dan Sonny Widjaja. Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan
Agung Leonard Eben Ezer Simanjuntak kemudian membeberkan kronologi kasus dugaan
korupsi dalam pengelolaan keuangan dan dana investasi oleh PT Asabri. Total dana yang
dikorupsi oleh para pelaku diketahui adalah sebesar 23,7 triliun rupiah.

1. Kerugian yang Dialami

Dari sumber yang kami dapatkan, dijelaskan bahwa kerugian yang dialami oleh PT.Asabri
adalah sebesar 23.7 Triliun rupiah. Berikut penjelasan yang kami dapatkan: Kejaksaan Agung
(Kejagung) menyatakan perhitungan sementara kerugian negara pada kasus korupsi PT Asabri
(Persero) tembus Rp 23,7 triliun. Perhitungan ulang kerugian negara masih dilakukan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK). Jumlah taksiran sementara kerugian negara di kasus korupsi Asabri
ini melampaui kerugian negara dalam skandal korupsi Jiwasraya sebesar Rp 16,81 triliun.

2. Sumber Risiko

Pada tahun 2012 hingga 2019, Direktur Utama, Direktur Investasi dan Keuangan serta
Kadiv Investasi Asabri bersepakat dengan pihak di luar Asabri yang bukan merupakan konsultan
investasi ataupun manajer investasi yaitu Heru Hidayat, Benny Tjokrosaputro dan Lukman
Purnomosidi untuk membeli atau menukar saham dalam portofolio Asabri dengan saham-saham
milik Heru Hidayat, Benny Tjokrosaputro dan Lukman dengan harga yang telah dimanipulasi
menjadi tinggi dengan tujuan agar kinerja portofolio Asabri terlihat seolah-olah baik.

Setelah saham-saham tersebut menjadi milik Asabri, kemudian saham-saham tersebut


ditransaksikan atau dikendalikan oleh Heru, Benny dan Lukman berdasarkan kesepakatan
bersama dengan Direksi Asabri sehingga seolah-olah saham tersebut bernilai tinggi dan likuid,
padahal transaksi-transaksi yang dilakukan hanya transaksi semu dan menguntungkan Heru,
Benny dan Lukman serta merugikan investasi Asabri, karena Asabri menjual saham-saham
dalam portofolionya dengan harga dibawah harga perolehan saham-saham tersebut.

Untuk menghindari kerugian investasi Asabri, maka saham-saham yang telah dijual di
bawah harga perolehan, dibeli kembali dengan nomine Heru, Benny dan Lukman serta dibeli lagi
oleh Asabri melalui underlying reksadana yang dikelola oleh manajer investasi yang
dikendalikan oleh Heru dan Benny. Seluruh kegiatan investasi Asabri pada 2012 sampai 2019
tidak dikendalikan oleh Asabri, namun seluruhnya dikendalikan oleh Heru, Benny dan Lukman.

Delapan tersangka tersebut adalah mantan Direktur Utama PT Asabri periode tahun 2011
- Maret 2016 (Purn) Mayjen Adam Rachmat Damiri, mantan Direktur Utama PT Asabri periode
Maret 2016 - Juli 2020 (Purn) Letjen Sonny Widjaja, eks Direktur Keuangan PT Asabri periode
Oktober 2008-Juni 2014 Bachtiar Effendi, mantan Direktur Asabri periode 2013 - 2014 dan 2015
- 2019 Hari Setiono, Kepala Divisi Investasi PT Asabri Juli 2012 - Januari 2017 Ilham W.
Siregar dan Direktur Utama PT Prima Jaringan Lukman Purnomosidi. Kemudian Dirut PT
Hanson International Tbk Benny Tjokrosaputro dan Komisaris PT Trada Alam Minera Heru
Hidayat. Baik Benny maupun Heru merupakan tersangka dalam kasus korupsi di PT Asuransi
Jiwasraya.

3. Jenis Risiko yang Dialami

1.Risiko pasar, karena harga pasar saham dalam portofolio perusahaan mengalami penurunan,
yang mengakibatkan kerugian yang dialami perusahaan.

2.Risiko likuiditas, karena kas perusahaan mengalami banyak kerugian sebesar 23,7 Triliun
rupiah.

4. Pengendalian Risiko

Adapun pengendalian yang dapat kami temukan dalam menangani kasus ini, yaitu:

1. Pembenahan Asabri berbeda dengan Jiwasraya Wakil Menteri Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo menyebutkan langkah penyelesaian kasus PT
Asabri (Persero) akan berbeda dengan PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Asabri dinilai
sebagai perusahaan asuransi sosial sedangkan Jiwasraya bersifat privat sehingga
penyelesaiannya tidak bisa bersifat business to business (B2B). Kartika menuturkan
pihaknya belum mengetahui strategi yang akan diterapkan untuk menyelesaikan kasus
Asabri karena masih dalam proses pendalaman bersama Menkopolhukam Mahfud MD.
2. Erick Thohir akan bahas Asabri bersama Prabowo dan Mahfud MD Menteri BUMN
Erick Thohir, melalui Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga, menyatakan
siap untuk berkonsultasi dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD
terkait penyelesaian ASABRI. Kementerian BUMN telah memiliki beberapa rencana
penyelesaian ASABRI, namun akan diajukan terlebih dahulu kepada Menhan dan
Menkopolhukam. Diharapkan nantinya Menhan dan Menkopolhukam sudah bisa mencari
solusi yang terbaik dari usulan yang diajukan Menteri BUMN. Rencananya Erick Thohir
akan berkonsultasi dengan Prabowo Subianto dan Mahfud MD sekembalinya ke
Indonesia, setelah kunjungan dari Uni Emirat Arab.

Anda mungkin juga menyukai