Anda di halaman 1dari 16

STIE MULIA SINGKAWANG

KASUS ASABRI
PRE SE N TE D B Y GR O UP 3

1.   MI E MIE                       17 0 1 2 00 2 7 5
2. N ICO DE FR IO N AN DA    1 7 01 2 0 0 27 8
3. N O VITA SA R I               1 7 01 2 0 0 28 0
4. PING K Y ST E FFI             1 7 0 1 20 02 8 2
ASABRI
S ejarah PT ASA BRI (P erser o)

PT ASABRI (Persero) adalah Perusahaan Umum Asuransi


Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Perum
ASABRI) yang didirikan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 45 Tahun 1971 pada tanggal 1 Agustus
1971, dan selanjutnya ditetapkan sebagai Hari Jadi
ASABRI.
Kedudukan PT ASABRI (Persero)
PT ASABRI (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk
Perseroan Terbatas di mana seluruh sahamnya dimiliki oleh negara yang diwakili
oleh Menteri Negara BUMN selaku Pemegang Saham atau RUPS berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2003 Tentang Pelimpahan Kedudukan,
Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan pada Perusahaan Perseroan
(Persero), Perusahaan Umum (Perum) dan Perusahaan Jawatan (Perjan) kepada
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara.
Filosofi PT ASABRI (Persero)
Berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian,
menurut jenis usahanya PT ASABRI (Persero) merupakan asuransi jiwa, sedangkan
menurut sifat penyelenggaraan usahanya PT ASABRI (Persero) bersifat sosial,
sehingga dapat dikatakan bahwa PT ASABRI (Persero) adalah perusahaan asuransi
jiwa yang bersifat sosial yang diselenggarakan secara wajib berdasarkan undang-
undang dan memberikan proteksi (perlindungan) finansial untuk kepentingan
Prajurit TNI, Anggota Polri dan ASN Kemhan/Polri.
Kasus PT ASABRI (Persero)
PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
(ASABRI) menjadi terkenal belakangan ini setelah Menteri
Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD
menduga adanya praktik korupsi yang merugikan negara lebih dari
Rp10 triliun.
Berdasarkan situs resmi ASABRI, laporan keuangan tahunan yang
terakhir diunggah adalah laporan keuangan 2017. Sementara,
laporan 2018 dan 2019 belum disajikan kepada publik.
Dalam laporan tersebut pada 2017, perusahaan masih mencetak
laba bersih sebesar Rp943,81 miliar. Pendapatan terbesar berasal
dari hasil investasi sebesar Rp3,08 triliun. Adapun pendapatan
premi sebesar Rp1,39 triliun.
Sementara itu, rasio solvabilitasnya (RBC/Risk Base Capital) kala
itu hanya 62,35 persen atau belum mencapai ketentuan menteri
keuangan sebesar 120 persen. Sebagai
catatan, RBC menggambarkan kemampuan perusahaan
membayar klaim dan utang jangka panjang.
Kasus PT ASABRI (Persero) {Lanj.}
Perusahaan juga menanggung utang sebesar Rp43,6 triliun atau
meningkat hampir 20 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp36,34
triliun. 
Dalam laporan yang sama, perusahaan merevisi laba 2016 dari
Rp537,63 miliar menjadi Rp116,46 miliar. Revisi dilakukan
akibat penyesuaian (konsolidasi) nilai reksa dana terproteksi di mana
perseroan mempunyai pengendalian secara langsung terhadap reksa
dana tersebut.
Perbaikan itu dilakukan dengan metode perhitungan cadangan teknis
asuransi dengan memasukkan asumsi-asumsi dan komponen-
komponen baru dalam perhitungan cadangan teknis asuransi.
Selain terhadap laba, dampak penyajian kembali itu juga mengubah
aset dari Rp36,59 triliun menjadi Rp36,51 triliun,
liabilitas dari Rp34,99 triliun menjadi Rp36,34 triliun, ekuitas dari
Rp1,6 triliun menjadi Rp169,89 miliar. Akibatnya, rasio solvabilitas
juga turun dari sebelumnya 110,26 persen menjadi 54,73 persen.
Kasus PT ASABRI (Persero) {Lanj.}
Berdasarkan laporan keuangan audit perseroan pada tahun 2010
hingga 2017 (rentang waktu 8 tahun), tercatat asuransi sosial
tersebut pernah melakukan restatement sebanyak empat kali.

Auditor Laporan Keuangan Asabri

Tahun Laporan Kantor Akuntan Publik


Akuntan Keterangan
Keuangan (KAP)

Theodorus Hadori Sugiarto Adi & Me-restatement


2010
Hiriyanto Rekan (HLB) Lapkeu 2009

Kanaka Puradiredja,
Me-restatement
2011 Andy Eldes Suhartono (Nexia
Lapkeu 2010
International)
Kasus PT ASABRI (Persero) {Lanj.}
Tahun Laporan Kantor Akuntan
Akuntan Keterangan
Keuangan Publik (KAP)

Kanaka Puradiredja,
2012 Andy Eldes Suhartono (Nexia -
International)

Kanaka Puradiredja,
2013 Andy Eldes Suhartono (Nexia -
International)

Heliantono & Rekan


2014 Heliantono -
(Masamitsu Magawa)
Kasus PT ASABRI (Persero) {Lanj.}
Tahun Laporan Kantor Akuntan
Akuntan Keterangan
Keuangan Publik (KAP)

Heliantono &
Rekan (Parker Me-restatement
2015 Heliantono
Randall Lapkeu 2014
International)
Heliantono &
Rekan (Parker
2016 Heliantono -
Randall
International)

Tanudiredja,
Me-restatement
2017 Jusuf Wibisana Wibisana, Rintis &
Lapkeu 2016
Rekan (PWC)
Kasus PT ASABRI (Persero) {Lanj.}
Pada 2019, kinerja perusahaan tempat ASABRI menempatkan investasinya melemah. Berdasarkan data Bursa
Efek Indonesia (BEI), nilai saham belasan perusahaan milik ASABRI merosot.
Pada pembukaan 2019 nilai saham yang dimiliki ASABRI tercatat sebesar Rp10,2 triliun dan ditutup pada tahun
yang sama sebesar Rp2,1 triliun. Artinya, dalam setahun nilainya anjlok Rp7,46 triliun atau 73,1 persen.
Kasus PT ASABRI (Persero) {Lanj.}

Berikut ringkasan kinerja keuangan


Asabri selama 2016

2016
Aset: Rp36,51 triliun
Liabilitas: Rp36,34 triliun
Pendapatan: Rp5,07 triliun
Pendapatan premi: Rp1,38 triliun
Beban: Rp2,92 triliun
Beban klaim: Rp1,15 triliun
Laba/(rugi): Rp116,46 miliar
Rasio solvabilitas: 54,73 persen
Kasus PT ASABRI (Persero) {Lanj.}
Berikut ringkasan kinerja keuangan Asabri selama
2017

Aset: Rp44,8 triliun


Liabilitas: Rp43,6 triliun
Pendapatan: Rp4,52 triliun
Pendapatan premi: Rp1,39 triliun
Beban: Rp2,34 triliun
Beban klaim: Rp1,35 triliun
Laba/(rugi): Rp943,81 miliar
Rasio solvabilitas: 62,35 persen (wel/sfr)
Kasus PT ASABRI (Persero) {Lanj.}
Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) tengah mendalami kasus dugaan korupsi di PT
Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI). Hal ini dilakukan
setelah BPK menemukan potensi kerugian perusahaan sebesar Rp16,7 triliun.
Perhitungan kerugian tersebut berasal dari kesalahan penempatan investasi ASABRI pada dua
instrumen investasi yakni saham dan reksadana.
Di mana kerugian investasi reksadana sekitar Rp6,7 triliun, sedangkan saham Rp9,7 triliun.
Diperkirakan potensi kerugian berpeluang bertambah berdasarkan perkembangan audit.
Atas potensi kerugian tersebut, BPK tengah melakukan audit investigasi yang akan dilakukan
selama dua bulan. Anggota II BPK Pius Lustrilanang menjelaskan, tujuan audit ini untuk
menghitung berapa jumlah kerugian negara akibat kesalahan pengelolaan dana di ASABRI.
“Selain itu, bertujuan untuk menemukan kecurangan yang nanti akan digunakan (hasil audit
BPK) dan kemudian ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum,”
Kasus PT ASABRI (Persero) {Lanj.}
Sebelumnya, BPK telah mengaudit ASABRI pada 2016. Dari audit tersebut, ditemukan
ASABRI tidak melakukan pengelolaan investasi secara efektif dan efisien pada penempatan
instrumen saham dan reksa dana sehingga meminta perusahaan memperhatikan atau mengganti
ke instrumen investasi yang lebih baik dan likuid.
Ketua BPK Agus Firman Sampurna mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan proses
investigasi dalam pengelolaan keuangan dan investasi asuransi sosial pembayaran pensiun
khusus TNI dan Polri tersebut.
Namun demikian, dirinya belum bisa mengungkapkan lebih rinci mengenai indikasi fraud
tersebut. Di dalam kode etik anggota BPK selama proses investigasi berlangsung, anggota BPK
tidak bisa memberikan keterangan detail kepada publik.
Sebab, BPK baru bisa melakukan penghitungan kerugian setelah proses pemeriksaan di
Kejaksaan Agung rampung dan diminta untuk melakukan penghitungan oleh aparat penegak
hukum.
1. Merugikan negara dan nasabah karena dananya dipakai
Dampak untuk kepentingan perusahaan.

Kasus PT 2. Jika masalah ASABRI tidak kunjung diselesaikan bisa

ASABRI berdampak sistemik ke sejumlah perusahaan asuransi


lainnya. Dampaknya yang pertama terkena ke industri

(Persero)
asuransi, lalu jasa keuangan secara menyeluruh, dan
nantinya ekonomi nasional akan ikut terdampak.

3.Persoalan kesulitan keuangan yang kini tengah dialami


perusahaan asuransi milik negara yakni PT ASABRI (Persero)
disebut berbagai pihak dapat menurunkan kepercayaan
masyarakat luas terhadap industri perasuransian apalagi
kepada pemerintah. Masyarakat semakin was-was saat akan
ikut asuransi.
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai