Anda di halaman 1dari 3

SUMMARY CASE

Adanya tindakan pelanggaran yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang
mana didugan melakukan kolusi denga kliennya. Berikut daftar KAP yang diduga melakukan
pelanggaran:
1. Andi Iskandar & Rekan
2. Hans Tuanakotta & Rekan
3. Hendra Winata & Rekan
4. Johan Malonda & Rekan
5. Prasetio Utomo & Rekan
6. Robert Yogi
7. Salaki & Salaki
8. S. Darmawan & Rekan
9. RB Tanubrata & Rekan
10. Hadi Susanto
Direktur Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilaian DJLK Depkeu, Mirza Mochtar, pada
tanggal 17 April 2002 mengirim surat kepada Ketua MK IAI karena tidak puas dengan keputusan
Badan Peradilan Profesi Akuntan Publik (BP2AP). Sumber-sumber resmi menyebutkan sanksi
ringan yang diberikan BP2AP ini ditujukan untuk menghindari sanksi lebih lanjut yang makin
berat, yaitu pencabutan izin. Namun sayangnya, lagi-lagi peradilan profesi ini tidak dapat
memenuhi rasa keadilan yang sedang menyemai diluar.
Sumber: Media Akuntansi, edisi 27, Juli Agustus 2002 (diolah kembali oleh penulis)
EXISTING PROBLEMS
1. Melanggar prinsip etika apa saja yang dilakukan oleh sepuluh KAP tersebut?
2. Bagaimana tentang kontroversi putusan yang telah diambil oleh BP2AP terhadap sepuluh KAP
dihadapkan dengan keberatan yang disampaikan oleh Direktur Pembinaan Akuntan dan Jasa
Penilai DJLK Depkeu kepada Ketua MK IAI?

ANALYSIS
1. Prinsip etika yang dilanggar olek sepuluh KAP diantaranya:
a.

Tanggungjawab Profesi: KAP tidak mengedepankan kepentingan publik, dimana KAP tersebut
memihak kepada kepentingan klien. Seharusnya KAP harus menjaga kualitas informasi yang
disampaikan kepada publik,

b. Kepentingan Publik: setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka
pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas
profesionalisme. KAP melakukan manipulasi laporan palsu yang dibuat oleh KAP terhadap
bank-bank yang ternyata dibekukan kegiatannya di tahun 1999. Oleh karena itu tindakan yang
dilakukan oleh 9 KAP tersebut tidak sesuai dengan kepentingan publik.
c.

Kompetensi: mencakup prinsip-prinsip seperti pengetahuan, keterampilan teknis,integritas,


objektivitas, kerahasiaan dan perilaku profesional. Pengertian kompetensi yang mencakup pada
tiga ranah yaitu:

Kognitif (prinsip pegentahuan dan kehati-hatian)


KAP yang melakukan pelanggaran tidak menggunakan pengetahuan dan sikap kehati-hatiannya
dalam melakukan analisis terhadap risiko bisnis dan mengeluarkan opini wajar tanpa
pengecualian kepada bank-bank yang sebulan kemudian ternyata collapse, sehingga terpaksa
dibekukan. Seharusnya KAP publik juga memberikan penjelasan tambahan terkait situasi bisnis
yang sebenarnya sudah bisa diprediksi. Dengan tidak menggunakan prinsip pengetahuan dan
kehati-hatian terhadap pelaksanaan pekerjaannya, dapat dikatakan KAP tersebut telah melanggar
prinsip etika.
Afeksi (integritas, objektivitas,kerahasiaan, perilaku profesional)
Afeksi berkaitan dengan sikap dan perilaku etis serta kemampuan berkomunikasi, dalam hal ini
KAP tidak mengkomunikasikan hasil audit yang sebenarnya kepada publik serta tidak objektif
dalam memberikan penilaian kesehatan terhadap bank-bank yang ternyata bangkrut.
Psikomotorik (standar teknis)
Dalam melakukan audit, KAP seharusnya mendasarkan pekerjaannya berdasarkan standar teknis
berupa SPAP. Sedangkan 10 KAP tersebut dalam melakukan audit terhadap 35 bank tidak sesuai
dengan SPAP. Sehingga dapat dikatakan melanggar prinsip etika.
2. Kontroversi putusan BP2AP terhadap sepuluh KAP

a.

Badan Peradilan adalah organ dalam Kompartemen Akuntan Publik, wadah para akuntan publik
yang merupakan bagian dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Dalam hal ini BP2AP memberikan
sangsi yang ringan hanya berdasarkan hasil audit Badan Pengawas Keuagnan dan Pembangunan
(BPKP) yang menyatakan adanya penyimpangan penerapan Standar Akuntansi dan/ SPAP oleh
KAP tersebut
RECOMMENDED SOLUTIONS
Seharusnya BP2AP yang merupakan wadah peradilan bagi Akuntan Publik seharusnya selain
memberikan sangsi juga harus melakukan penyidikan lebih lanjut lagi dikarenakan belum
jelasnya pelanggaran lain seperti apakah benar-benar terjadi kolusi diantar klien dengan KAP
tersebut. Sedangkan sangsi ringan yang diberikan oleh BP2AP sudah sesuai dengan pelanggaran
yang dilakukan oleh sepuluh KAP karena melanggan standar teknis/standar akuntansi.

IMPLEMENTATIONS
BP2AP selaku wadah peradilan bagi Akuntan Publik harus memberikan keterbukaan terhadap
Majelis Kehormatan (MK) yang juga telah menyelidiki kasus tersebut. Harus ada kerjasama
antara BP2AP dengan pihak MK sehingga semakin lebih jelas pelanggaran apa saja yang telah
dilakukan oleh sepuluh KAP tersebut.

CONCLUSIONS
1.

Berdasarkan analisis prinsip etika IAI, maka kesepuluh KAP tersebut telah melakukan

2.

pelanggaran etika.
BP2AP tidak melakukan tindakan yang tegas terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh
kesepuluh KAP tersebut.

Anda mungkin juga menyukai