PERPAJAKAN
OUTLINE
• Konsep Kerangka Akuntansi
• Proses Akuntansi & Pembukuan untuk
Pajak
• Akuntansi PPh Potput dan PPN
• Akuntansi Piutang Usaha
• Akuntansi Persediaa
• Revaluasi Aset Tetap
• Akuntansi Aktiva Tetap
• Akuntansi Sewa Guna Usaha
• Akuntansi Investasi
• Akuntansi Selisih Kurs
• Akuntansi Pajak Penghasilan (PSAK 46)
PROSES AKUNTANSI DAN PEMBUKUAN UNTUK PAJAK
ASSUMPTIONS PRINCIPLES CONSTRAINTS
1. Economic entity 1. Measurement 1. Cost
2. Going concern 2. Revenue recognition 2. Materiality
3. Monetary unit 3. Expense recognition
Third
level
4. Periodicity 4. Full disclosure
5. Accrual
QUALITATIVE
CHARACTERISTICS ELEMENTS
1. Fundamental 1. Assets
qualities 2. Liabilities Second level
2. Enhancing 3. Equity
qualities 4. Income
5. Expenses
Illustration 2-7
Framework for Financial
Reporting OBJECTIVE
Provide information
about the reporting
entity that is useful
to present and potential First level
equity investors,
lenders, and other
creditors in their
capacity as capital
Chapter Providers. LO 2 Describe efforts to construct
2-4 a conceptual framework.
Tujuan kerangka dasar ini digunakan sebagai
acuan
Chapter
2-6
Second Level: Fundamental Concepts
Illustration 2-2
Hierarchy of Accounting
Qualities
Chapter
2-7 LO 4 Identify the qualitative characteristics of accounting information.
Tingkatan selanjutnya (Level 2)
1) Relevan
⚫ Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut
memiliki manfaat. Relevan merupakan kemampuan dari
suatu informasi untuk mempengaruhi keputusan
manajer atau pemakai laporan keuangan lainnya
sehingga keberadaan informasi tersebut mampu
mengubah atau mendukung harapan mereka tentang
hasil – hasil atau konsekuensi dari tindakan yang
diambil.
(2) Keandalan
⚫ Keandalan merupakan kualitas informasi yang
menyebabkan pemakaian informasi akuntansi, sangat
tergantung pada kebenaran informasi yang dihasilkan.
Chapter
2-8
Tingkatan selanjutnya (Level 2)
Chapter
2-9
Tingkatan selanjutnya (Level 2)
(5) Materialitas
⚫ Materialitas merupakan faktor penting yang harus
dipertimbangkan dalam mengakui suatu informasi
akuntansi. Pertimbangan utama dalam konsep ini
adalah apakah penyajian informasi tertentu akan
mempengaruhi secara signifikan terhadap keputusan
yang diambil. Penentuan tingkat materialitas suatu
informasi akhirnya diserahkan pada pertimbangan
profesional.
Chapter
2-10
Tingkat operasional yang lebih rendah (Level 3)
asumsi/konsep dasar
a. Kesatuan usaha (The Economic Entity)
⚫ Akuntansi memandang badan usah sebagai unit usaha yang
berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri dan terpisah
dari pemilik yang menanamkan modal kedalam badan usaha
tersebut. Atas dasar asumsi ini, akuntansi hanya dapat
dipraktikkan apabila ada pemisahan yang jelas antara pemilik
entitas dengan perusahaan (diwakili manajer).
b. Kontinuitas usaha (Going Concern)
⚫ Apabila tidak ada tanda-tanda atau rencana yang pasti
bahwa perusahaan akan dibubarkan, maka kegiatan
perusahaan dianggap akan berlangsung terus sampai waktu
yang tidak terbatas.
Chapter
2-11
Tingkat operasional yang lebih rendah (Level 3)
Chapter
2-12
Debits and Credits Summary
Liabilities
Debit / Dr. Credit / Cr.
Normal Normal
Balance Balance
Debit Credit Normal Balance
Assets Chapter
Equity
3-24
Normal Balance
Normal Balance
Chapter
Expense
3-23
Revenue
Chapter
3-25
Normal Balance
Normal Balance
Chapter
3-27 Chapter
3-26
Slide
3-13 LO 2 Explain double-entry rules.
Debits and Credits Summary
Statement of Financial Position Income Statement
Debit
Credit
Slide
3-14
LO 2 Explain double-entry rules.
The Accounting Cycle
Illustration 3-6
Transactions
Work
6. Financial Statements Sheet 4. Adjustments
Chapter
2-15 LO 3 Identify steps in the accounting cycle.
1. Journalizing
Illustration 3-8
Slide
3-17 LO 4
3. Trial Balance
Illustration 3-19
Trial Balance –
A list of each
account and its
balance; used
to prove
equality of debit
and credit
balances.
Slide
3-19
LO 5 Explain the reasons for preparing adjusting entries.
Types of Adjusting Entries
Illustration 3-20
Deferrals Accruals
Slide
3-20
LO 5 Explain the reasons for preparing adjusting entries.
5. Adjusted Trial Balance
Illustration 3-33
Shows the balance of all
accounts, after adjusting
entries, at the end of the
accounting period.
Slide
3-21
LO 5
6. Preparing Financial Statements
Illustration 3-34
Slide
3-22 LO 6
6. Preparing Financial Statements
Illustration 3-35
Slide
3-23 LO 6
7. Closing Entries
Illustration 3-36
Slide
3-24
LO 7
8. Post-Closing Trial Balance
Illustration 3-38
Slide
3-25 LO 7 Prepare closing entries.
PEMBUKUAN
& PENCATATAN
Subjek Pajak Orang Pribadi
WP OP yang tidak
melakukan usaha
atau pekerjaan bebas
e.g.: Karyawan, PNS, TNI/Polri
1 WP OP yang
melakukan usaha
WP OP yang melakukan
pekerjaan bebas
pekerjaan yang dilakukan oleh orang pribadi yang
mempunyai keahlian khusus sebagai usaha untuk
memperoleh penghasilan yang tidak terikat oleh
suatu hubungan kerja
e.g. Pengacara, Akuntan, Konsultan, Penilai,
Arsitek, Notaris, Dokter, Aktuaris;
Subjek Pajak Badan
Sekumpulan ORANG dan/atau MODAL yang merupakan kesatuan
baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha
yang meliputi:
PERSEROAN TERBATAS
PERSEROAN KOMANDITER
PERSEROAN LAINNYA
Ps 28
7 Wajib disimpan selama 10 tahun di Indonesia ayat (11)
Sanksi terkait Pembukuan
MELIPUTI
Harta
Kewajiban
Modal
Penghasilan dan Biaya
Harga Perolehan dan Penyerahan Barang/Jasa
DI INDONESIA
WAJIB
MENYELENGGARAKAN
PEMBUKUAN
KEWAJIBAN PEMBUKUAN TAHUN PAJAK 2009 - DST
Pasal 28 ayat (1) UU KUP Jo. Pasal 14 ayat (1) UU PPh No. 36 Tahun 2008
KEWAJIBAN PEMBUKAN
WP ORANG PRIBADI
YANG MELAKUKAN
KEGIATAN USAHA/
WP ORANG PRIBADI
PEKERJAAN BEBAS YANG TIDAK MELAKUKAN
KEGIATAN USAHA
ATAU
PEKERJAAN BEBAS
YANG DIPERBOLEHKAN MENGHITUNG
PENGHASILAN NETO DGN MENGGUNAKAN
NORMA PENGHITUNGAN
PENGHASILAN NETO → PEREDARAN
BRUTONYA DALAM 1 (SATU) TAHUN KURANG
DARI Rp 4.800.000.000,00 (Ps. 14 ayat (2) UU
PPh No.36 Th 2008)
PENGERTIAN PENCATATAN
Pasal 28 ayat (9) UU KUP
SELAMA 10 TAHUN
DI INDONESIA
Tempat Kegiatan
Tempat Kedudukan atau
Tempat Tinggal
KEGIATAN PENCATATAN
Pasal 28 ayat (12) UU KUP dan Peraturan Menkeu
(Keputusan Dirjen Pajak KEP-520/PJ./2000)
SYARAT PENCATATAN
LABA RUGI
Laba sebelum pajak xxx
Pajak kini (current tax) (xxx)
Pajak tangguhan (deferred tax) xxx
Laba tahun bjln dari operasi dilanjutkan xxx
Kerugian/pendapan operasi dihentikan xxx
Laba tahun berjalan xxx
Pendapatan komprehensif xxx
Pajak penghasilan terkait (xxx)
Total laba komprehensif xxx
Laba yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk xxx
Kepentingan non pengendali xxx
NERACA
Aktiva Pajak Tangguhan xxx atau
Kewajiban Pajak Tangguhan xxx
39
PAJAK untuk Individu
Dipotong
PPh 23 atas
penghasilan jasa Badan
Memotong
PPh 21
atas gaji
PPN atas
Penghasilan PBB penyerahan
Meterai barang/jasa
Beban yang dapat dikurangkan BPHTB
Penghasilan kena pajak Pajak Daerah
X tarif pajak
Pajak terutang 1thn fiskal
Kredit pajak Lapor
• Angsuran pajak (PPh25) KPP
• Dipotong pihak lain (22,23)
• Pajak luar negeri (24) Setor
Kas negara
Pajak kurang/lebih bayar (29/28
PAJAK dalam Perusahaan
▪ Pajak atas Penghasilan Perusahaan
– Dibayar langsung oleh perusahaan :
• Angsuran pajak (PPh 25)
• Pembayaran pajak akhir tahun (PPh 28/29)
– Dipotong oleh pihak lain (final, tidak final, 22, 23)
– Laporan laba rugi akan mempengaruhi jumlah beban pajak dan
di Neraca → utang pajak / pajak dibayar dimuka
▪ Kewajiban memotong pajak pihak lain (with holding tax)
– Pajak atas penghasilan yang diterima pihak lain (21, 23, 26)
– PPN → pajak atas penyerahan barang / jasa kena pajak
– Tidak muncul dalam laporan laba rugi, tetapi di Neraca sebagai
utang atau pajak dibayar dimuka
▪ Pajak Lainnya
– PBB, pajak daerah, PPnBM → beban
– Pajak atas pengalihan hak atas tanah dan bangunan (BPHTP)
– Pajak Daerah
– Bea Materai
42
PENJURNALAN
JURNAL TRANSAKSI
PAJAK
Jenis Bagi Pihak Yang Pemotong/
Pemotongan/Pemun Dipotong/Dipungut Pemungut
gutan atau Yang
Membayar Pajak
merupakan pelunasan pajak wajib disetorkan ke negara
dan dicatat sebagai beban paling lambat pada saat
FINAL jatuh temponya & selama
belum disetorkan harus
diakui sebagai hutang
merupakan uang muka wajib disetorkan ke negara
Pajak dan dicatat sebagai paling lambat pada saat
TIDAK FINAL asset (aktiva) jatuh temponya & selama
belum disetorkan harus
diakui sebagai hutang
Penugasan-
PPh Pasal 21
Persetujuan-
Instruksi-
Pemeriksaan
Contoh Jurnal Penerima Penghasilan Menggunakan
Pembukuan
Tgl Uraian Dr Cr
Kas 48.750.000
Jurnal pembayaran honor konsultan
Jurnal Sony Wakwaw
Tgl Uraian Dr Cr
Tgl Uraian Dr Cr
27-01-2009 Beban Gaji 500.000.000
Beban Iuran Pensiun 10.000.000
Beban PPh Pasal 21 30.000.000
Hutang PPh
Pasal 21 30.000.000
Hutang Iuran
Pensiun 20.000.000
Kas 490.000.000
Jurnal pembayaran gaji & pemotongan PPh pasal 21 Jan 09
Contoh Jurnal PPh Pasal 21 Masa Desember
Tgl Uraian Dr Cr
Hutang PPh
Pasal 21 35.000.000
Hutang Iuran
Pensiun 30.000.000
Kas 500.000.000
Tgl Uraian Dr Cr
31-Des-09 Beban Sewa 3.333.333
Sewa Dibayar
Dimuka 3.333.333
Jurnal penyesuaian utk mengakui beban sewa 2009 (1 bulan)
Jurnal Roslina Rent Car
Tgl Uraian Dr Cr
01-Des-09 Kas 10.800.000
UM PPh Pasal 23 200.000
PPN Keluaran 1.000.000
Pendapatan Sewa
Diterima Dimuka 10.000.000
Jurnal penerimaan uang muka sewa mobil Des 09-Feb 10
Tgl Uraian Dr Cr
Hutang PPh
Pasal 23 200.000
Kas 10.800.000
Jurnal pembayaran uang muka sewa mobil Des 09-Feb 10
Tgl Uraian Dr Cr
31-Des-09 Beban Sewa 3.666.667
Sewa Dibayar
Dimuka 3.666.667
Jurnal penyesuaian utk mengakui beban sewa 2009 (1 bulan)
Contoh Jurnal PPh Pasal 23 Ditanggung Pemberi
Penghasilan
Tgl Uraian Dr Cr
Kas 11.000.000
Tgl Uraian Dr Cr
Kas 11.020.407
Tgl Uraian Dr Cr
Kas 6.500.000
Tgl Uraian Dr Cr
Kas 6.480.000
Tgl Uraian Dr Cr
Kas 50.000000
Tgl Uraian Dr Cr
Pendapatan Sewa
Diterima Dimuka 50.000.000
Keuntungan Jual
Gedung 500.000.000
Jurnal penjualan gedung
Tgl Uraian Dr Cr
10-Jun-09 Beban PPh Final pasal 4 (2) 50.000.000
Kas 50.000.000
Jurnal pembayaran PPh final
Contoh Jurnal Penghasilan Jual Gedung Developer
(PPh Final)
Tgl Uraian Dr Cr
10-Jun-09 Beban PPh Final pasal 4 (2) 50.000.000
Kas 50.000.000
Jurnal pembayaran PPh final
Penugasan-
PPN
Persetujuan-
Instruksi-
Pemeriksaan
Contoh Jurnal PPN
Masa PK PM Kurang/(Lebih)
Tgl Uraian Dr Cr
31/03/2009 PPN Keluaran 45.000.000
Lebih bayar PPN Feb 09 5.000.000
PPN Masukan 50.000.000
Pengakuan LB dalam SPT PPN masa Feb 09
Tgl Uraian Dr Cr
15-Apr-09 PPN Keluaran 55.000.000
PPN Masukan 30.000.000
Lebih Bayar
PPN Feb 09 5.000.000
Kas 20.000.000
Setoran PPN untuk SPT PPN masa Mar 09
Tgl Uraian Dr Cr
12-Mei-09 PPN Keluaran 30.000.000
Lebih bayar PPN Apr 09 10.000.000
PPN Masukan 40.000.000
Pengakuan LB dalam SPT PPN masa April 09
Tgl Uraian Dr Cr
15-Jun-09 PPN Keluaran 35.000.000
Lebih bayar PPN Mei 09 5.000.000
PPN Masukan 30.000.000
Lebih Bayar PPN
Apr 09 10.000.000
Setoran PPN untuk SPT PPN masa Mei 09
Contoh Jurnal PPN
Tgl Uraian Dr Cr
15-Mei-09 Piutang Dagang 11.000.000
PPN-Keluaran 1.000.000
Penjualan 10.000.000
penjualan ke PT. Azzam
PT Azzam
Tgl Uraian Dr Cr
15-Mei-09 Inventory 10.000.000
PPN-Masukan 1.000.000
A/P 11.000.000
Pembelian dr PT Calista
AKUNTANSI
PIUTANG USAHA
Piutang Usaha
Penghapusan Langsung
(Direct Write-off Method)
Penghapusan Langsung
Fiskal
(Direct Write-off Method)
Syarat Pasal 6 ayat (1) huruf h.
FORMULA
PENYISIHAN/PENCADANGAN
Kapan saja
Kapan Setiap ada perbedaan Paling cepat
signifikan antara nilai 5 tahun sekali
Pasar dg nilai buku
Selisih revaluasi
Kewajiban Tidak ada kewajiban
Dikenakan
perpajakan
PPh final 10%
Dasar Penyusutan Aktiva yg Direvaluasi
BULAN
Dasar penyusutan lama Revaluasi Nilai revaluasi
Nilai Revaluasi
-/-
Nilai Buku Lama Dapat diangsur 12 bulan
Kel 1
4 th
8 th
Kel 2
Kel 3, 4
Tanah & 10 th
bangunan
Dikenakan PPh Final
capital gain X (tarif tertinggi -10%)
Kecuali:
Force majeur : kep pemerintah/pengadilan
penggabungan, peleburan, pemekaran
Kerusakan berat
AKUNTANSI
AKTIVA TETAP
PENGELUARAN
Y Ps. 11 UU PPh
Y
Aktiva
BERWUJUD ? Tetap
Penyusutan
T
Ps. 11 A UU PPh
Y
Alokasi
B. dimuka
biaya
PSAK 16
DEFINISI AKTIVA TETAP
• Aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai
• atau dengan dibangun lebih dahulu,
• yang digunakan dalam operasi perusahaan,
• tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal
perusahaan
• dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun
Aktiva dalam
Timing kondisi dan tempat
siap dipergunakan
Pengakuan awal :
• Harga perolehan
• Market Price
Jumlah Tercatat
Pengukuran Setelah
Pengakuan Awal
• Cost model
• Revaluation model
Keduanya menganut
Historical Cost & Market Price
Masa Manfaat
Pembelian
HP = Jumlah yang
sebenarnya HP = Jumlah yang
dikeluarkan seharusnya
(Historical Cost) dikeluarkan
(Market Price)
PEMBELIAN
PT ABC membeli mesin (tunai) untuk produksi
dari PT XYZ :
Harga dalam invoice = 200.000.000
PPN = 20.000.000
Ongkos angkut = 1.000.000 dibayar tunai
Biaya instalasi = 2.000.000 dibayar tunai
Komersial Fiskal
Harga = 200.000.000 250.000.000
Ongkos angkut = 1.000.000 1.000.000
Biaya instalasi = 2.000.000 2.000.000
HP Mesin = 203.000.000 253.000.000
Jurnal :
Tanggal Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)
Tanah 360.000.000
Bangunan 240.000.000
Kas 600.000.000
Perolehan Aktiva Tetap
Pertukaran
memiliki
substansi
komersial;
Nilai T HP = H. pasar aktiva
atau
yg diterima
buku nilai wajar dapat
diukur secara GAIN/LOSS DIAKUI
andal.
Nilai wajar
Aktiva yg diterima/dilepas
mana yg lebih andal
Pertukaran Aktiva Tetap
Akhir Tahun :
- Koreksi negatif atas laba pertukaran Rp 5.000.000
- Nilai perolehan yang menjadi dasar penyusutan fiskal = Rp 60.000.000
PT Mundur
Jurnal
Tanggal Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)
Truk 75.000.000
Ak. Penyusutan – Mesin 120.000.000
Rugi Pertukaran 5.000.000
Mesin 200.000.000
Akhir Tahun :
- Koreksi positif atas laba pertukaran Rp 30.000.000
- Nilai perolehan yang menjadi dasar penyusutan fiskal = Rp 75.000.000
PT Maju
Jurnal
Tanggal Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)
Mesin 75.000.000
Kas 10.000.000
Ak. Penyusutan – Truk 50.000.000
Truk 120.000.000
Laba pertukaran aktiva 15.000.000
Akhir Tahun :
- Koreksi negatif atas laba pertukaran Rp 5.000.000
- Nilai perolehan yang menjadi dasar penyusutan fiskal = Rp 60.000.000
PT Mundur
Jurnal
Akhir Tahun :
- Koreksi negatif atas laba pertukaran Rp 30.000.000
- Nilai perolehan yang menjadi dasar penyusutan fiskal = Rp 75.000.000
Sumbangan/hibah
Jurnal PT Pemberi
Tgl Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)
B. Sumbangan 60.000.000
Ak. penyusutan 100.000.000
Truk 160.000.000
Akhir Tahun : Koreksi positif fiskal B. sumbangan Rp 60.000.000
Perhitungan Fiskal
PT Pemberi PT Penerima
Harga pasar = Rp 80.000.000 Penghasilan = Rp 80.000.000
Nilai Buku = Rp 40.000.000
Laba pengalihan harta = Rp 40.000.000
Biaya sumbangan = Rp 80.000.000
Jurnal PT Penerima :
Sama dengan sebelumnya
Akhir Tahun : Tgl Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)
Koreksi positif penghasilan Rp 80.000.000 Truk 80.000.000
Dasar penyusutan fiskal aktiva Rp 80.000.000 Modal donasi 80.000.000
Membangun sendiri
HP = Harga beli
B. bunga = current expense
AKUNTANSI
√
• Apakah nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara
substansial mendekati nilai wajar aset sewaan?
PV pembayaran sewa minimum $ 18,271
FV peralatan $ 20,000
→ PV pembayaran sewa minimum = 91.4% dari FV peralatan
?
Tidak ada cukup informasi
Lessor Badan
Lessee Badan/OP
Kas 45.000.000
Saham 40.000.000
Agio saham 5.000.000
Pembayaran saham dg aktiva
Tanah 30.000.000
Saham 20.000.000
Agio saham 10.000.000
Metode akuntansi
(20% x 60.000.000)
Bukan Objek Pajak
pasal 4 ayat (3) huruf c
◼ harta termasuk setoran tunai yang diterima
oleh badan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) huruf b sebagai pengganti
saham atau sebagai pengganti penyertaan
modal;
Objek Pajak
Pasal 4 ayat (1) huruf d
◼ keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk :
❑ keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan,
dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal;
❑ keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu,
atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan
lainnya;
❑ keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran,
pemecahan, pengambilalihan usaha, atau reorganisasi dengan nama
dan dalam bentuk apa pun;
❑ keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau
sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam
garis keturunan lurus satu derajat dan badan keagamaan, badan
pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang
pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak
ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan
di antara pihak-pihak yang bersangkutan; dan
❑ keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh
hak penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau
permodalan dalam perusahaan pertambangan;
Pasal 10(5)
◼ Penyertaan Wajib Pajak dalam permodalan suatu badan dapat dipenuhi dengan
setoran tunai atau pengalihan harta.
◼ Ketentuan ini mengatur tentang penilaian harta yang diserahkan sebagai pengganti
saham atau penyertaan modal dimaksud, yaitu dinilai berdasarkan nilai pasar dari
harta yang dialihkan tersebut.
◼ Contoh:
◼ Wajib Pajak X menyerahkan 20 unit mesin bubut yang nilai bukunya adalah Rp
25.000.000,00 kepada PT Y sebagai pengganti penyertaan sahamnya dengan nilai
nominal Rp 20.000.000,00.
◼ Harga pasar mesin-mesin bubut tersebut adalah Rp40.000.000,00. Dalam hal ini PT
Y akan mencatat mesin bubut tersebut sebagai aktiva dengan nilai Rp 40.000.000,00
dan sebesar nilai tersebut bukan merupakan penghasilan bagi PT Y.
◼ Selisih antara nilai nominal saham dengan nilai pasar harta, yaitu sebesar Rp
20.000.000,00 (Rp 40.000.000,00 - Rp 20.000.000,00) dibukukan sebagai agio. Bagi
Wajib Pajak X selisih sebesar Rp 15.000.000,00 (Rp 40.000.000,00 - Rp
25.000.000,00) merupakan Objek Pajak.
Deviden terselubung
◼ Apabila Wajib Pajak menjual harta dengan harga yang lebih tinggi dari
nilai sisa buku atau lebih tinggi dari harga atau nilai perolehan, selisih
harga tersebut merupakan keuntungan. Dalam hal penjualan harta
tersebut terjadi antara badan usaha dan pemegang sahamnya, harga
jual yang dipakai sebagai dasar untuk penghitungan keuntungan dari
penjualan tersebut adalah harga pasar.
◼ Misalnya, PT S memiliki sebuah mobil yang digunakan dalam kegiatan
usahanya dengan nilai sisa buku sebesar Rp 40.000.000,00 (empat
puluh juta rupiah). Mobil tersebut dijual dengan harga Rp 60.000.000,00
(enam puluh juta rupiah). Dengan demikian, keuntungan PT S yang
diperoleh karena penjualan mobil tersebut adalah Rp 20.000.000,00 (dua
puluh juta rupiah). Apabila mobil tersebut dijual kepada salah seorang
pemegang sahamnya dengan harga Rp 55.000.000,00 (lima puluh lima
juta rupiah), nilai jual mobil tersebut tetap dihitung berdasarkan harga
pasar sebesar Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah). Selisih
sebesar Rp 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah) merupakan
keuntungan bagi PT S dan bagi pemegang saham yang membeli mobil
tersebut selisih sebesar Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah) merupakan
penghasilan.
Objek PPh Final Pasal 4 ayat (2)
huruf c
◼ penghasilan dari transaksi saham dan
sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang
diperdagangkan di bursa, dan transaksi
penjualan saham atau pengalihan
penyertaan modal pada perusahaan
pasangannya yang diterima oleh perusahaan
modal ventura;
Contoh penjualan saham di luar bursa
Perbedaan Kurs
Transaction date >< Settlement date
Hutang Bank
Hutang Bank Akhir Tahun Pembayaran
US$ 200.000 Kurs bunga
Bunga 5%/th US$ 1 = 9.500 Kurs
Kurs 1 US$= 9.200 US$ 1 = 9.300
AKUNTANSI PAJAK
PERBEDAAN
PPh
Terutang
BEDA BEDA
TETAP WAKTU
Pajak
Tangguhan
Pajak Kini
Karakteristik Pembukuan menurut UU Pajak
(Pasal 28 UU KUP)
Ps 28
7 Wajib disimpan selama 10 tahun di Indonesia ayat (11)
Kerangka Beban Pajak
Beban Pajak.
Penghasilan
Dikecualikan dari
Objek Pajak Objek Pajak
Dikenai
Tarif Ps. 17
Dikenai PPh
Bersifat Final
PENGHASILAN MENURUT PAJAK DAN PELAPORANNYA
DALAM SPT TAHUNAN PPh
Penghasilan
(income/revenue)
Sesuai UU Tidak
Sesuai UU
over under
Page ▪ 184
Beda Tetap Beda Tetap
Penghasilan Secara Umum
Jenis Penghasilan (Pasal 4 ayat (1))
Page ▪ 186
Jenis Penghasilan
Page ▪ 187
Jenis Penghasilan
Page ▪ 188
Jenis Penghasilan
Page ▪ 189
Jenis Penghasilan
Page ▪ 190
Penghasilan Yang Dikenai
Pajak Final
Konsekuensi Pengenaan PPh Final
biaya-biaya
terkait tidak
dapat menjadi
pengurang
pajak yang
dibayar tidak
dapat
dikreditkan
penghasilan
tidak dihitung
kembali pada
saat penghitungan
pajak akhir tahun
Page ▪ 192
Penghasilan Dikenai Pajak Bersifat Final (1)
No Jenis Tarif DPP Peraturan
Penghasilan
1 Bunga deposito, 20% Jumlah Bruto PP 131/2000
tabungan, &
diskonto SBI
2 Hadiah Undian 25% Jumlah Bruto PP 132/2000
3 Bunga simpanan •0% (s.d Rp 240.000) Jumlah Bruto PP 15/2009
Koperasi •10% (> Rp 240.000)
4 Bunga Obligasi Bunga Obligasi jumlah bruto bunga PP16/2009
•15% (WP DN dan BUT)
•20%/tarif P3B (WP LN)
diskonto dari Obligasi dengan kupon selisih lebih harga
•15% (WP DN dan BUT) jual/nilai nominal di
•20%/tarif P3B (WP LN) atas harga perolehan
(bunga)
diskonto dari Obligasi tanpa bunga selisih lebih harga jual
•15% (WP DN dan BUT) /nilai nominal di atas
•20%/tarif P3B (WP LN) harga perolehan /
bunga dan/atau diskonto dari Obligasi yang
diterima dan/atau diperoleh Wajib Pajak
reksadana yang terdaftar pada Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan
•0% 2009 – 2010
Page ▪ 193 •5% 2011 – 2013
•15% 2014
Penghasilan Dikenai Pajak Bersifat Final (2)
b warisan
-
j
Page ▪ 199
Rekonsiliasi Fiskal Biaya
Beban
(cost/expense)
over under
Page ▪ 201
Biaya Yang Diperbolehkan Menjadi
Pengurang Penghasilan Bruto
(Deductable)
Biaya yang diperbolehkan menjadi pengurang penghasilan (1)
A
biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan
kegiatan usaha, antara lain:
1. biaya pembelian bahan;
2. biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji,
honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam
bentuk uang;
3. bunga, sewa, dan royalti;
4. biaya perjalanan;
5. biaya pengolahan limbah;
6. premi asuransi;
7. biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan;
8. biaya administrasi; dan
9. pajak kecuali Pajak Penghasilan;
Page ▪ 203
Biaya yang diperbolehkan menjadi pengurang penghasilan (2)
Page ▪ 204
Biaya yang diperbolehkan menjadi pengurang penghasilan (3)
Page ▪ 205
Biaya yang diperbolehkan menjadi pengurang penghasilan (4)
Page ▪ 206
Biaya yang diperbolehkan menjadi pengurang penghasilan (5)
Page ▪ 207
Biaya yang diperbolehkan menjadi pengurang penghasilan (6)
Page ▪ 208
Biaya Yang Tidak Diperbolehkan
Menjadi Pengurang Penghasilan
Bruto (Non-Deductable)
Biaya Yang Tidak Boleh Dikurangkan (1)
Page ▪ 210
Biaya Yang Tidak Boleh Dikurangkan (2)
Page ▪ 211
Biaya Yang Tidak Boleh Dikurangkan (3)
H Pajak Penghasilan
Page ▪ 213
Biaya Yang Tidak Boleh Dikurangkan (5)
Page ▪ 214
BEDA TETAP
AKUNTANSI PAJAK
PERBEDAAN
PPh
Terutang
BEDA BEDA
TETAP WAKTU
Pajak
Tangguhan
Pajak Kini
Pengaruh Beda Waktu Terhadap Pajak Terutang
2009 2010 2011 2012 2013 Jumlah
KOMERSIAL
Penghasilan 800 800 800 800 800 4000
Biaya
- Lain-lain 500 500 500 500 500 2500
- PENYUSUTAN 80 80 80 80 80 400
Laba 220 220 220 220 220 1100
PAJAK 55 55 55 55 55 275
FISKAL
Penghasilan 800 800 800 800 800 3200
Biaya
- Lain-lain 500 500 500 500 500 2500
- PENYUSUTAN 100 100 100 100 0 400
Laba 200 200 200 200 300 1100
PAJAK 50 50 50 50 75 275
Pajak Tangguhan 5 5 5 5 -20 0
Penyusutan berasal dari Aset dengan cost 400
secara komersial, masa manfaat ditaksir 5 tahun
secara fiskal masuk kelompok 1 (4 tahun)
DEFFERED TAX LIABILITIES (DTL)
Laba fiskal saat ini < laba Laba fiskal yad > laba
akuntansi saat ini akuntansi yad
DEFFERED TAX LIABILITIES (DTL)
JURNAL
2009-2012
Tax Expense 55
Income Tax Payable 50
Deffered Tax Liabilities 5
DEFFERED TAX LIABILITIES (DTL)
2009 2010 2011 2012 2013 Jumlah
KOMERSIAL
Penghasilan 800 800 800 800 800 4000
Biaya
- Lain-lain 500 500 500 500 500 2500
- PENYUSUTAN 80 80 80 80 80 400
Laba 220 220 220 220 220 1100
PAJAK 55 55 55 55 55 275
FISKAL
Penghasilan 800 800 800 800 800 3200
Biaya
- Lain-lain 500 500 500 500 500 2500
- PENYUSUTAN 100 100 100 100 0 400
Laba 200 200 200 200 300 1100
PAJAK 50 50 50 50 75 275
Pajak Tangguhan 5 5 5 5 -20 0
2013
Tax Expense 55
Deffered Tax Liabilities 20
Income Tax Payable 75
Pemulihan
Pajak tangguhan
75
Pajak
tangguhan
Jumlah pajak
55
50
Periode waktu
Pengaruh Beda Waktu Terhadap Pajak Terutang
2009 2010 2011 2012 Jumlah
KOMERSIAL
Penghasilan 800 800 800 800 3200
Biaya
- Lain-lain 500 500 500 500 2000
- PENYUSUTAN 200 200 400
Laba 100 100 300 300 800
PAJAK 25 25 75 75 200
FISKAL
Penghasilan 800 800 800 800 3200
Biaya
- Lain-lain 500 500 500 500 2000
- PENYUSUTAN 100 100 100 100 400
Laba 200 200 200 200 800
PAJAK 50 50 50 50 200
Pajak Tangguhan 25 25 -25 -25 0
Penyusutan berasal dari Aset dengan cost 400
secara komersial, masa manfaat ditaksir 2 tahun
secara fiskal masuk kelompok 1 (4 tahun)
DEFFERED TAX ASSET (DTA)
Laba fiskal saat ini > laba Laba fiskal yad < laba
akuntansi saat ini akuntansi yad
DEFFERED TAX ASSET (DTA)
JURNAL
2009
Tax Expense 25
Deffered Tax Asset 25
Income Tax Payable 50
DEFFERED TAX ASSET (DTA)
2009 2010 2011 2012 Jumlah
KOMERSIAL
Penghasilan 800 800 800 800 3200
Biaya
- Lain-lain 500 500 500 500 2000
- PENYUSUTAN 200 200 400
Laba 100 100 300 300 800
PAJAK 25 25 75 75 200
FISKAL
Penghasilan 800 800 800 800 3200
Biaya
- Lain-lain 500 500 500 500 2000
- PENYUSUTAN 100 100 100 100 400
Laba 200 200 200 200 800
PAJAK 50 50 50 50 200
Pajak Tangguhan 25 25 -25 -25 0
2010
Tax Expense 25
Deffered Tax Asset 25
Income Tax Payable 50
DEFFERED TAX ASSET (DTA)
2009 2010 2011 2012 Jumlah
KOMERSIAL
Penghasilan 800 800 800 800 3200
Biaya
- Lain-lain 500 500 500 500 2000
- PENYUSUTAN 200 200 400
Laba 100 100 300 300 800
PAJAK 25 25 75 75 200
FISKAL
Penghasilan 800 800 800 800 3200
Biaya
- Lain-lain 500 500 500 500 2000
- PENYUSUTAN 100 100 100 100 400
Laba 200 200 200 200 800
PAJAK 50 50 50 50 200
Pajak Tangguhan 25 25 -25 -25 0
2011
Tax Expense 75
Income Tax Payable 50
Deffered Tax Asset 25
DEFFERED TAX ASSET (DTA)
2009 2010 2011 2012 Jumlah
KOMERSIAL
Penghasilan 800 800 800 800 3200
Biaya
- Lain-lain 500 500 500 500 2000
- PENYUSUTAN 200 200 400
Laba 100 100 300 300 800
PAJAK 25 25 75 75 200
FISKAL
Penghasilan 800 800 800 800 3200
Biaya
- Lain-lain 500 500 500 500 2000
- PENYUSUTAN 100 100 100 100 400
Laba 200 200 200 200 800
PAJAK 50 50 50 50 200
Pajak Tangguhan 25 25 -25 -25 0
2012
Tax Expense 75
Income Tax Payable 50
Deffered Tax Asset 25
Pajak Pemulihan
tangguhan Pajak tangguhan
75
Jumlah pajak
50
25
Periode waktu
CONTOH SOAL
Akuntansi Fiskal
Laba 185,643,000 210,393,000
PPh 46,410,750 52,598,250
JURNAL
Tax Expense 46,410,750
Deffered Tax Asset 6,187,500
Income Tax Payable 52,598,250
LOGO
LOGO