Hak – hak yang terdapat pada pasal 528 Kitab Undang – Undang Hukum Perdata tersebut berbeda
dengan pasal 508 Kitab Undang – Undang Hukum Perdata mengenai hak – hak yang termasuk
dalam benda tidak bergerak yang tidak berwujud. Dan pasal 511 Kitab Undang – undang Hukum
Perdata mengenai hak – hak yang termasuk dalam benda bergerak yang tidak berwujud.
Pasal 508
Yang juga merupakan kebendaan tidak bergerak adalah hak – hak sebagai berikut :
1. Hak pakai hasil dan hak pakai atas kebendaan tidak bergerak
2. Hak pengabdian tanah
3. Hak numpang karang
4. Hak usaha
5. Bunga tanah, baik berupa uang, maupun berupa barang
6. Bunga sepersepuluhan
7. Pajak pecan atau pasar yang diakui oleh pemerintah dan hak – hak istimewa yang melekat
padanya
8. Gagasan guna menuntut pengembalian atau penyerahan kebendaan tidak bergerak.
Pasal 511
Yang dianggap sebagai kebandaan bergerak karerna ditentukan undang – undang adalah :
1. Hak pakai hasil dan hak pakai atas kebendaan bergerak
2. Hak atas bunga – bunga yang dijanjikan, baik bunga yang diabadikan, muapun bunga cagak
hidup.
3. Perikatan – perikatan dan tuntutan – tuntutan mengenai jumlah – jumlah uang yang dapat
ditagih atau yang mengenai kebendaan bergerak
4. Sero – sero atau andil – andil dalam persekutuan perdangangan uang, persekutuan dagang
atau persekutuan perusahaan, sekalipun benda – benda persekutuan yang bersangkutan dan
perusahaan itu merupakn kebendaan tidak bergerak. Sero – sero atau andil – andil itu
dianggap merupakan kebendaan bergerak, akan tetapi hanya terhadap para pesertanya
selama persekutuan berjalan
5. Andil dalam perutangan atas beban Negara Indonesia. Baik andil – andil karena pendaftaran
dalma buku besar maupun sertifikat – sertifikat, surat – surat pengakuan utang, obligasi atau
srat – surat lain yang berharga, beserta kupon – kupon atau surat tanda bunga yang termasuk
di dalamnya.
6. Sero – sero atau kupon obligasi dalam perutangan lain, termasuk juga perutangan yang
dilakukan Negara – Negara asing.
Semua hak – hak sebagaimana disebutkan dalam Pasal 508 Kitab Undang – Undang Hukum
Perdata mengenai hak – hak yang termasuk dalam benda tidak bergerak yang tidak berwujud dan
Pasal 511 Kitab Undang – Undang Hukum Perdata mengenai hak – hak yang termasuk dalam
benda bergerak yang tidak berwujud tersebut dapat dikuasai dengan hak – hak kebendaan
sebagaimana disebutkan dalam Pasal 528 Kitab Undang – Undang Hukum Perdata tersebut.
Hak kebendaan itu mempunyai sifat mutlak[1], oleh karenanya bagi setiap orang mempunyai
hak untuk berhak mendapatkan hak dari benda, penguasaan tertentu yang dipertahankan
terhadap setiap orang. Terkadang hak kebendaan ini berhadapan dengan hak – hak pribadi (hak
perseorangan). hak kebendaan mempunyai banyak hak, hak kebendaan tersebut mengikuti benda
yang bersangkutan, di dalam tangan siapapun benda itu berada.
Pengertian bezit yang dengan iktikad baik adalah penguasaan karena penguasaan atas
benda tersebut terjadi tanpa diiketahui cacat cela dalam benda tersebut (Ps.531 BWI). Bezit harus
dibedakan dengan detentie, yakni keadaan dimana seseorang menguasai suatu benda berdasarkan
suatu hubungan hukum tertentu dengan pemilik yang sah dari benda tersebut, misalnya hubungan
sewa menyewa, tidak harus menimbulkan kemauan bagi si penyewa untuk memiliki. Pada diri
seorang detentor tersebut, dianggap bahwa kemauan untuk memiliki benda yang dikuasai itu tidak
ada. Menurut ketentuan Ps 538 BWI, “ Penguasaan atas suatu benda diperoleh dengan cara
menempatkan benda itu dalam kekuasaan dengan maksud mempertahankannya untuk diri
sendiri”.
Pemilik dianggap telah menghubungkan barang-barang itu dengan barang tak bergerak guna
dipakai untuk selamanya, bila barang-barang itu dilekatkan padanya dengan penggalian, pekerjaan
perkayuan dan pemasangan batu semen, atau bila barang-barang itu tidak dapat dilepaskan tanpa
membongkar atau merusak barang itu atau bagian dan barang tak bergerak di mana barang-
barang itu dilekatkan.
Dari pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa hak milik adalah hak yang paling utama., jika
dibandingkan dengan hak – hak kebendaan yang lain. Karena hak milik itu dapat dinikmati dengan
sepenuhnya dan menguasainya dengan sebebas – bebasnya.
2.2.4 Hipotik
Hak hipotik adalah suatu hak kebendaan atas benda tak bergerak, untuk mengambil
penggantian daripadanya bagi pelunasan suatu perutangan. Mempunyai sifat zaaksgevolg yaitu
hak hipotik itu senantiasa mengikuti bendanya dalam tangan siapapun benda itu berada. Hipotik
itu tidak dapat dibagi – bagi dan meletak di atas seluruh benda yang menjadi obyeknya.
Perbedaan gadai (pand) dengan hipotik, yaitu :
1. Pada gadai untuk jaminan adalah barang – barang bergerak, sedang hipotik ialah barang
– barang yang tidak bergerak.
2. Pada gadai disyaratkan bahwa kekuasaan atas bendanya harus pindah dalam tangan si
pemengang gadai, sedang hipotik syarat seperti itu tidak ada. Pemberian hipotik tetap
dapat menguasai bendanya.
3. Mengenai wewenag untuk menjual bendanya atas kekuasaan sendiri, hak yang demikian
pada gadai memang sudah diberikan oleh undang – undang, sedang pada hipotik hak
yang demikian harus diperjanjikan lebih dahulu.
4. Pada hipotik disyaratkan bahwa orang yang menghipotik itu harus mempunyai kekuasaan
atas bendanya, sedangkan pada gadai cukup asal orang yang mengadaikan itu cakap
bertindak.
Dapat diketahui bahwa hak usaha dapat memberikan hak kepada pemegang haknya untuk
mengalihkan maupun membebaninya dengan hak – hak lain, antara lain dengan hipotik dan
pengabdian pekarangan selama masa berlakunya hak usaha tersebut.
Dengan demikian secara umum, dari penjelasan yang diberikan di atas dapat ditarik
kesimpulan sederhana, bahwa :
1. Hak kebendaan adalah hak yang diberikan oleh undang – undang. Orang tidak boleh atau tidak
dapat menciptakan hak – hak kebendaan lain, selain yang telah ditentukan oleh undang – undang
2. Hak kebendaan yang bersumber pada hukum kebendaan bersifat memaksa tidaklah dapat
dikesampingkan oleh siapapun juga. Hak kebendaan mengikat semua orang.
3. Hak kebandaan adalah suatu droit de suite, yang berarti hak kebendaan senantiasa mengikuti
bendanya ke manapun benda tersebut beralih atau dialihkan.
4. Hak kebendaan yang paling luas adalah hak milik
5. Hak milik yang dimiliki oleh seseorang atas kebendaan tertentu memberikan kepadanya hak
untuk memberikan hak – hak kebendaan lain diatasnya, baik yang bersifat umum, maupun yang
bersifat terbatas (Jura in re aliena).
6. Terhadap benda bergerak hak menguasai atau pemegang kedudukan memiliki hak yang sama
dengan seseorang pemegang hak milik (Pasal 1977 ayat (1)Kitab Undang – Undang Hukum
Perdata)
7. Terhadap kebendaan bergerak, pemberian hak kebendaan (baik yang umum maupun yang
terbatas) dalam bentuk jura ini re aliena harus dilakukan dengan penyerahan kebendaan yang
bergerak
8. Terhadap benda tidak bergerak, seseorang pemegang kedudukan berkuasa hanya memperoleh
hak untuk menikmati benda tidak bergerak tersebutsemata – mata (hak kebendaan secara
terbatas), hingga ia dimungkinkan untuk, melalui daluwarsa menjadi pemilik dari benda tersebut.
9. Bagi kebendaan tidak bergarak, pemberian hak kebendaan (baik secara umum maupun yang
terbatas) dalam bentuk jura ini aliena harus dilakukan dengan pendaftaran dan pengumuman
akan pemberian hak tersebut.
10. Hak – hak kebendaan yang bersifat umum, yang merupakan pemberian hak lebih lanjut dan hak
milik tersebut memungkinkan pemegang hak kebendaannya untuk menikmati, menyerahkan, atau
mengalihkan dan membebani kembali hak kebendaan tersebut dengan hak kebendaan yang
bersifat terbatas (hak pakai hasil), hak numpang karang menurut undnag – undang, hak usaha
menurut undang – undang.
11. Hak – hak kebendaan yang bersifat terbatas tersebut, hanya memberikan hak kepada
pemegangnya untuk menikmati (hak pakai), atau hanya untuk memperoleh pelunasan sebagai atau
dalam rangka jaminan utang (gadai dan hipotek)
12. Dalam hal pemegang hak kebendaan lebih lanjut (jura in re liena)tersebut adalah juga pemengang
hak kebendaan terhadap mana hak jura ini re liena tersebut itu diberikan, maka demi hukum hak
jura in re aliena hapus demi hukum (asas percampuran)misalnya hak numpang karang atas
sebidang tanah jatuh ke tangan pemengang hak milik dari bidang tanah yang diberikan hak
numpang karang, maka demi hukum hak numpang karang hapus.
13. Pemberian hak kebendaan adalah bersifta menyeluruh, untuk seluruh bagian dari benda tersebut
yang merupakan satu kesatuan, termasuk kebendaan yang berdasarkan asas pemelekatan menjadi
satu dengan kebendaan tersebut
14. Dalam hal kebendaan yang diberikan hak kebendaan kemudian dapat dipisahkan, maka hak
kebendaan tersebut demi hukum mengikuti semua bagian dari kebendaan yang telah dipisahkan
tersebut
15. Khusus terhadap hak kebendaan terbatas yang diberikan sebagai jaminan utang (gadai dan
hipotek), maka hak kebendaan tersebut memiliki sifat droit de preference yang berarti
memberikan hak kepada pemegangnya untuk memperoleh pelunasan terlebih dahulu dari kreditor
lainnyadari penjualan bend ayang dijaminkan secara kebendaan tersebut, untuk seluruh nilai
piutangnya
2.3.7 Adanya sifat penjanjian dalam setiap pengadaan atau pembentukan hak kebendaan.
Asas ini mengingatkan kita kembali bahwa pada dasarnya dalam setiap hukum perjanjian
terkandung pula asas kebendaan dan dalam setiap hak kebendaan melekat pula sifat hukum
perjanjian ini menjadi makin penting adanya dalam pemberian hak kebendaan yang terbatas (jura
in re aliena), sebagaimana dimungkinkan oleh undang – undang.
HAK KEBENDAAN
Hak kebendaan adalah hak mutlak atas suatu benda. Hak kebendaan memberikan kekuasaan atas
suatu benda dan dapat dipertahankan terhadap tiap orang yang melanggar hak itu.
Hak – hak kebendaan yang berlaku menurut UU No 5 Tahun 1960 (Undang–Undang Pokok Agraria)
terdapat dalam Pasal 16 , yaitu :
(1) Hak atas tanah berupa :
Hak milik
Hak Guna Usaha ( HGU )
Hak Pakai
Hak Sewa
Hak Guna Bangunan ( HGB )
Hak membuka tanah
Hak memungut hasil hutan
Hak – hak yang bersifat sementara
Hak kebendaan menurut KUH Perdata dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu :
Hak kebendaan yang sifatnya memberikan kenikmatan atas suatu benda ( zakelijk
genotsrecht ), dan
Hak kebendaan yang sifatnya memberikan jaminan atas perlunasan utang.
Hak kebendaan yang sifatnya memberikan kenikmatan atas benda miliknya sendiri, contohnya
hak milik atas benda bergerak, hak bezit atas benda tak bergerak, dan hak yang memberikan
kenikmatan atas benda milik orang lain, misalnya hak memungut hasil atas benda bergerak
dan hak pakai atas benda bergerak.
Hak jaminan tidak dapat berdiri sendiri karena hak jaminan merupakan perjanjianyang bersifat
tambahan ( accesoir ) dari perjanjia pokoknya, yakni perjanjian utang-piutang ( perjanjian kredit ).
Perjanjian utang piutang dalam KUH Perdata tidak diatur secara terpinci, namun tersirat dalam
Pasal 1754 KUH Perdata tentang perjanjian pinjam pengganti, yakni dikatakan bahwa bagi mereka
yang meminjam harus mengembalikan dengan bentuk dan kualitas yang sama.
Tidak Bergerak Hipotik ( selain tanah ) Tidak Bergerak Hipotik ( selain tanah )
Tanah Hak Tanggungan Tanah Hak Tanggungan