Anda di halaman 1dari 20

Sumber Tata Hukum

Indonesia
Adanya Tata Hukum Indonesia
sejak lahirnya Negara
Indonesia ( 17-8-1945). Pada
saat berdirinya Negara
Indonesia, dinyatakan dalam:

1. Proklamasi 2. Pembukaan UUD


kemerdekaan 1945.”
“Kami bangsa ..........Kemudian dari
Indonesia pada itu disusunlah
Kemerdekaan
dengan ini
Kebangsaan
menyatakan Indonesia itu dalam
Kemerdekaan suatu Undang-
Indonesia” Undang Dasar
Negara Indonesia....”
a. Menj adikan Indonesia suatu Negar a
yang mer deka, berdaul at;
Kedua Pernyataan
b. Padaadikan
a. Menj saat ituIndonesia
juga m enetapkan tataa
suatu Negar
hukum
yang merIndonesia, sekedar
at; mengenai
tersebut
b. bagi
Padaansaat
deka, berdaul
Kedua Pernyataan
yangitutertul
jugais. Di dalam UUD
m enetapkan tata
negar a itul ah tertul sekedar
is tata hukum
mengandung
hukum
tersebut
Indonesiaarti:
Indonesia,
bagi an yang ( yang tertulis).
tertul
mengenai
is. Di dalam UUD
negar a itul ah tertul is tata hukum
mengandung arti:
Indonesia ( yang tertulis).

UU
UU
D
D
194
194
5
5
han
han
yala
yala
h
h
me
me
mu
mu
at
at
kete
kete
ntu
ntu
an
an
das
das
ar
ar
dan
dan
mer
mer
upa
upa
kan
kan
ran
ran
gka
gka
dari
dari
Tata
Tata
Huk
Huk
um
um
Indo
Indo
nesi
nesi
a.
a.
Mas
Mas
ih
ih
ban
ban
yak
yak
kete
kete
ntu
ntu
an-
an-
kete
kete
ntu
ntu
an
an
yg
yg
perl
perl
u
u
dise
dise
leng
leng
gara
gara
kan
kan
lebi
lebi
h
h
lanj
lanj
ut
ut
dala
dala
m
m
ber
ber
bag
bag
ai
ai
UU
UU
orga
orga
nik.
nik.
Sifat Tata Hukum
Indonesia
Tata hukum Indonesia tetap
berpribadi Indonesia, yg
mengalami pengaruh tata Di Indonesia terdapat
hukum asing. Tetapi dengan beraneka warna peraturan
Proklamasi Kemerdekaan hidup perundang-undangan baik yg
kembali. UUD 1945 adalah inti dibuat oleh Pemerintah RI
tata hukum Nasional Indonesia. sejak kemerdekaaan, maupun
yg diadakan pemerintah
Belanda dan Bala tentara
Jepang.
Aneka warna
peraturan
PerUUan  Pasal 2 aturan peralihan UUD 1945
Indonesia (setelah dekrit Presiden)
 Pasal 142 ketentuan peralihan
UUDS RI 1950
 Pasal 192 ketentuan peralihan
konstitusi RIS
 Pasal II Aturan peralihan UUD’45 “
Pernyataan segala badan negara dan peraturan
berlakunya yg ada masih lengsung berlaku,
peraturan selama belum diadakan yg baru
sebelum Republik menurut Undang-Undang Dasar ini.
 Pasal 3UU bala tentara jepang tahun
Indonesia
1942 Nomor 1.
Keadaan Tata
Hukum Indonesia

Tata Hukum adalah semua


peraturan hukum yg Peraturan
diadakan/diatur oleh negara yg hukum tertulis
berlaku pada waktu itu bagi yg berlaku di
seluruh masyarakat dalam negara Indonesia
tersebut. (Hukum Positif/ius sebagian besar
constitutum). telah
dikodifikasikan
Tujuan Tata Hukum yaitu untuk
memepertahankan, memelihara dan disebut
dan melaksanakan tetata tertib di Hukum
kalangan anggota masyarakat Kodifikasi.
dalam negara itu dg peraturan yg
diadakan oleh negara.
Dasar hukum dari Kodifikasi
tercantum dalam Pasal 75 ayat (1) Regerings
Reglement (RR) yg kemudian diganti menjadi
Pasal 131 ayat (1) Indische Staatsregeling (IS),
yaitu peraturan Ketatanegaraan Hindia
Belanda, yang berbunyi:
“ hukum perdata dan hukum
dagangbegitu pula hukum pidana beserta Asas
hukum acara perdata dan acara pidana harus konkordansi
diletakkan dalam UU ( yaitu harus
diatur dalam
dikodifikasi)
Pasal 131 ayat
(2) IS.

Hukum Kodifikasi yg saat ini


berlaku di Indonesia adalah selaras
(konkordan) dengan Hukum
Kodifikasi yg berlaku di negeri
Belanda. Keselarasan tersebut
didasarkan pada asas konkordansi
(asas keselarasan = asas persamaan
berlakunya sistem hukum) di
Indonesia.
Aneka Warna Hukum di
Indonesia
(RECHTSBEDELING)

A. Tiga Golongan Hukum di Indonesia

Warga negara Indonesia dibagi dalam


beberapa golongan rakyat (bevolkingsgroep). Golongan
tersebut antara lain:
 Golongan Eropa
 Golongan Timur Asing
 Golongan Rakyat Indonesia Asli/Pribumi.

Adanya penggolongan penduduk juga berpengaruh


pada penggolongan hukum yang berlaku bagi mereka.

Ada tiga macam golongan hukum (rechtsgroep)


anatara lain:
1. Golongan Hukum Eropa (Barat);
2. Golongan hukum Adat Timur Asing;
3. Golongan hukum Adat.
b. Golongan Hukum Menurut Pasal 163 IS

Pasal 163 IS yang berasal dari zaman kolonial, menyebut siapa yang
tergolongkan di dalam masing-masing golongan hukum itu, antara lain:

1. Yang tunduk pada peraturan-peraturan golongan hukum adat adalah


semua orang bumi putera (Indonesia asli), terkecuali mereka yg telah
masuk suatu golongan hukum lain. juga mereka yg dahulu termasuk
golongan lain tetapi sejak lama dianggap atau diterima sebagai orang
bumiputera. Hukum adat juga tidak berlaku bagi seorang Indonesia asli
yg beragama kristen dalam hal ordonansi telah menentukan hukum lain.

2. Yang tunduk pada peraturan golongan eropa (Barat) adalah:


a. Orang Belanda;
b. Orang lain yg berasal dari Eropa (misalnya, seorang Jerman, Inggris);
c. Orang Jepang dan orang lain yg tidak termasuk sub a, atau b, tetapi
juga tunduk pada suatu hukum keluarga yang asasnya dalam garis
besar seperti asas-asas hukum keluarga yg terdapat dalam
KUHPerdata (yaitu hukum keluarga Belanda yg berdasarkan asas
monogami), (misalnya seorang Amerika, Australia);
d. Mereka yang lahir sebagai anak (sah) atau yg diakui sah sebagai anak
dari mereka yg disebut pada sub 2a, b, c, dan keturunan mereka.
3. Yang tunduk pada peraturan-peraturan golongan hukum
adat Timur Asing adalah orang asia yang lain, misalnya
orang Tiong Hoa, Arab, India, Pakistan(Voorindiers). Hukum
adat Timur Asing tidak berlaku bagi seseorang Timur Asing
yang beragama Kristen dalam hal ordonansi telah
menetukan hukum lain.

c. Hukum Yang Berlaku Bagi Masing-Masing Golongan


Hukum

Pasal 131 ayat (2) IS, mengatakan mengenai hukum privat,


masing-masing golongan penduduk berlaku:
1. Bagi golongan hukum Eropa (Barat) berlaku hukum
Eropa.
2. Bagi golongan hukum Indonesia asli dan golongan hukum
Timur Asing berlaku hukum adat mereka.
Adanya Aneka Warna Hukum
Di Indonesia

Aneka warna hukum Indonesia terjadi sejak kedatangan orang


belanda ke Indonesia yakni pada tahun 1596.
Saat ini aneka warna hukum Indonesia masih terdapat dalam
sebagian besar hukum privat, sedangkan hukum acara dan
hukum pidana pada asasnya telah di unifikasi ( yaitu ada satu
hukum acara dan satu hukum pidana bagi semua golongan rakyat
Indonesia).
KUHPerdata yg pada asanya berlaku hanya untuk golongan
Eropa, sekarang telah diganti oleh peraturan LN 1960 No. 104 yg
berlaku bagi semua golongan hukum (semua warga negara
Indonesia tidak membedakan yang asli atau yg bukan asli.
PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
Pengertian Undang-Undang

Undang-Undang dibedakan dalam 2 pengertian,


yaitu:

 Undang-undang dalam arti formal, menunjukkan


pada bentuk peraturan perundang-undangan yang
namanya Undang-undang (nama salah satu
peraturan perundang-undangan).

 Undang-undang dalam arti material, setiap


peraturan perundang-undangan tanpa
memperhatikan prosedur dan tatacara
pembentukannya isinya mengikat secara umum.
Undang-undang dalam arti material ini sering
disebut dengan peraturan perundang-undangan.
Dasar Hukum dibentuknya
Undang-Undang

Dasar hukum dibentuknya


undang-undang terdapat dalam Pasal
5 ayat (1) dan Pasal 20 UUD 1945.
Macam-macam/jenis-jenis
Undang-Undang

1. Undang-Undang Organik adalah undang-undang yang dibuat karena


perintah UUD.

2. Undang-Undang Pokok (The Umbrella Law) adalah undang-undang yang


berisi materi muatan mengenai prinsip-prinsip/dasar-dasar umum suatu
bidang tertentu.
Contoh : Undang-Undang Pokok Kehakiman (Undang-Undang No.
14/1970)

3. Undang-Undang Khusus adalah undang-undang yang berisi materi muatan


mengenai pelaksanaan ketentuan tertentu dari sebuah Undang-Undang
Pokok.

Contoh: UU No. 2 tahun 1986 tentang peradilan umum. UU No. 7


tahun 1989 tentang peradilan agama (kedua UU tersebut
merupakan pelaksanaan Pasal 10 UU 14/1970 tentang pokok-
pokok kekuasaan kehakiman)

4. Undang-Undang Biasa adalah undang-undang yang berisi materi muatan


mengenai hal-hal yang seharusnya atau semestinya diatur dengan undang-
undang.
Hal-hal yang mendorong
dibentuknya undang-undang
(materi muatan undang-undang)

1. Atas perintah UUD 1945.

2. Perwujudan kedaulatan rakyat (hak asasi


manusia). Menyangkut kepentingan rakyat banyak.

3. Memperbaharui, mengganti, dan mencabut suatu


undang-undang atau bagian dari suatu undang-
undang yang telah ada.

4. Hendak melaksanakan undang-undang lain yang


telah lebih dahulu ada (perintah dari undang-
undang yang terdahulu).

5. Melaksanakan perjanjian internasional.

6. Perintah atau isyarat dari ketetapan MPR.


Hierarki Peraturan
Perundang-Undangan

1. UUD 1945
2. Ketetapan MPR
3. UU atau Peraturan Pemerintah Pengganti UU
4. Peraturan Pemerintah
5. Peraturan Presiden
6. Peraturan Daerah Provinsi
7. Peraturan Daerah Kabupaten
Hak Uji Undang-Undang

Rechterlijk toetsingsrecht
merupakan Hak menguji atau hak
menilai atau meneliti oleh hakim,
apakah undang-undang bertentangan
atau tidak dengan undang-undang
dasar (grondwet)
Hak Uji peraturan perundang-
undangan dibagi dalam:

Hak uji Formal


Yaitu wewenang untuk Hak uji material
menilai apakah suatu Yaitu suatu wewenang untuk
produk legislatif (misal menyelidiki dan kemudian
menilai, apakah suatu peraturan
UU)terjelma melalui cara-
cara/prosedur perUUan isinya sesuai atau
sebagaimana telah bertentangan dengan peraturan
ditentukan dalam yg lebih tinggi derajatnya, serta
peraturan perundang- apakah suatu kekuasaan
undangan yg berlaku tertentu berhak mengeluarkan
suatu peraturan tertentu.
Kewenangan Hak Uji
Peraturan Perundang-
Undangan

Pasal 11 ayat (2) huruf b


UUKK jo Pasal 31 ayat (1)
UUMA mengatur kewenangan
MA untuk melakukan “hak
MA uji” peraturan perundang-
(Mahkamah undangan di bawah UU
Agung) terhadap UU.

Dalam Pasal 24C ayat (1)


UUD1945,disebutkan bahwa
MK mempunyai kewenangan
MK (Mahkamah
Konstitusi) menguji UU terhadap UUD
1945.
SEKIAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai