Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Akuntansi dan Manajemen Pajak
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
karunia dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tugas
makalah dari mata kuliah Akuntansi dan Manajemen Pajak ini penulis susun
beserta hal-hal yang berkaitan. Kiranya makalah ini dapat memberikan manfaat
Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada pihak - pihak yang telah
membantu dan memberi pengarahan untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca. penulis berharap akan ada yang
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
ii
2.2.3.6 Keputusan Ditjen Pajak Atas NPPKP....................... 34
3.1 Kesimpulan....................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
dengan ketentuan pajak yang berlaku, hal tersebut legal untuk dilakukan.
Penghematan pajak dilakukan mulai dari tahap pemilihan bentuk usaha sampai
salah satu persoalan yang sering dihadapi oleh penanam modal atau investor
baru yang ingin punya usaha tapi bingung mau ditempatkan di mana-mana
investasinya, dari sekian banyak pilihan bentuk usaha. Investor juga harus
(commerce), kegiatan industri atau kegiatan jasa (service) yang tujuan akhirnya
tentu akan dengan resiko investasi yang paling rendah. Disini yang akan kita
diskusikan adalah masalah pemilihan bentuk usaha yang dilihat dari aspek
1
2
karena kemunduran kegiatan usaha atau karena omzet usaha yang menurun
kondisi usaha yang terlilit utang sehingga cash flow perusahaan harus
Bila usaha penyelamatan tersebut juga buntu, tidak ada pilihan lain selain
pajak yang dilindungi undang-undang. Dari pemaparan diatas maka kami akan
Startegi Perpajakannya’’.
3
perusahaan?
11. Untuk mengetahui aspek akuntansi dan perpajakan lain atas pembubaran
perusahaan.
BAB 2
PEMBAHASAN
salah satu persoalan yang sering dihadapi oleh penanam modal atau investor
baru yang ingin punya usaha tetapi bingung akan ditempatkan dimana
investasinya, dari sekian banyak pilihan bentuk usaha. Investor juga harus
(commerce), kegiatan industri atau kegiatan jasa (service) yang tujuan akhirnya
jumlah pajak, tetapi terbentur pada batasan ruang gerak pengembangan pasar
dan luasan usahanya kedepan dan jaringan bisnis yang sempit. Bila kita bicara
tentang kepercayaan mitra bank (bank dan supplier) terhadap badan usaha yang
5
6
dengan aparat pajak dalam pemeriksaan dan penyidikan pajak, yaitu dengan
Perpajakan adalah:
3. Perseroan.
yakni Menteri Kehakiman/ Menteri Hukum dan HAM atas akte pendirian dan
1. Bagaimana hubungan antara tarif pajak penghasilan orang pribadi dan tarif
2. Pengenaan pajak penghasilan secara berganda, baik atas laba bruto usaha,
pemegang saham.
kerugian) dan kredit investasi yang berlaku bagi bentuk usaha tertentu.
Memilih bentuk usaha yang tepat merupakan hal pertama yang harus
apa yang dapat memberikan kontribusi profit paling besar dengan tingkat risiko
Pribadi dan Badan. Pilihan bentuk badan usaha yang tersedia secara umum
Perorangan (Pribadi).
benar-benar tidak mungkin untuk dibebani tanggung jawab atas pajak yang
lanjut dalam Surat Edaran Dirjen Pajak No. 02/PJ.47/1990 dengan merujuk
dividen, maka atas pembagian tersebut akan dikenakan pajak lagi sebesar
Perdata, Firma dan CV. Pendirian sebuah Firma (Fa), walaupun didirikan
Firma, CV, dan Persekutuan Perdata, maka untuk persekutuan tersebut kita
dalam pasal 1618 dan 1320 KUHP dan juga terdapat dalam pasal 22
KUHD.
kepada pemegang saham tidak dikenakan pajak dividen lagi. Pasal 4 ayat 3
huruf i Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 yang telah diubah terakhir akhir
menegaskan yang dikecualikan dari objek pajak yakni bagian laba yang
anggotanya, dikenai pajak sebagai satu kesatuan, yaitu pada tingkat badan
tersebut. Oleh karena itu bagian laba yang diterima oleh para anggota
Dengan asumsi yang sama seperti contoh pada tabel berikut ini, maka
dividen, maka atas pembagian tersebut tidak akan dikenai pajak lagi
sebagai berikut:
3. Usaha Perseorangan
perserorangan, tidak mau terikat dengan badan usaha yang lebih formal,
tanpa akte notaries dan bersikap fleksibel terhadap kewajiban yang harus
salon, rumah makan, usaha dagang (UD), waralaba, dan masih banyak lagi.
tabel di atas.
dividen maka atas pembagian tersebut tidak akan dikenakan pajak lagi,
sebagai berikut:
15
PT Persekutuan Perseorangan
(Fa/CV)
Net Income Rp 700.000.000 Rp 700.000.000 Rp 700.000.000
Beban Rp 227.500.000 Rp 175.000.000 Rp 133.400.000
Pajak (Rp)
Beban 32,5% 25% 19,1%
Pajak (%)
Dari analisis diatas, ada beberapa hal penting yang perlu kita catat:
pajak yang jauh lebih besar dari pada bentuk badan usaha lainnya.
pertimbangan lain.
jawab persero bila terjadi klaim pihak ketiga, business dan market
prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup
anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya, dengan
perekonomian nasional (PSAK No. 27). (IAI, SAK Per 1 Juli 2009).
Koperasi adalah salah satu bentuk badan hukum entitas bisnis yang
perusahaan dengan bentuk koperasi adalah pada akte notaris yang didaftarkan
berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurus koperasi dan untuk
kepentingan koperasi.
supermarket)
4. Koperasi Pemasaran
atas penghasilan koperasi yang disebut sisa hasil usaha (SHU) merupakan
objek pajak penghasilan yang dikenai tarif PPh Badan, dengan tarif tunggal
28% (tahun 2009), dan tarif 25% (tahun 2010 dan seterusnya).
Pada dasarnya, apa pun insentif pajak yang diberikan kepada badan
pajak dalam UU PPh No. 36 Tahun 2008 yang berlaku bagi koperasi, antara
lain :
a. Yang dikecualikan dari objek pajak adalah harta hibahan dan bantuan
c. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh dari penyertaan
Indonesia dengan syarat dividen tersebut berasal dari cadangan laba yang
ditahan.
Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas
sebagai wajib pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara,
atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha
2. Bagi Perseroan terbatas, badan usaha milik negara, dan badan usaha
e. Tarif baru bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Insentif ini
Rp 4,8 miliar per tahun atau Rp 400 juta per bulan, Diberi insentif
pemotongan tarif PPh sebesar 50% dari tarif pajak normal sebesar 25%
oleh pemerintah.
f. Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2007 dan No. 62 Tahun 2008 Tentang
2008).
Tahun 1995).
21
diperoleh
No.31/PMK.03/2011).
koperasi.
Ilustrasi perhitungan pajak koperasi dapat kita lihat dalam tabel berikut
ini :
dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari
Yayasan adalah salah satu bentuk badan hukum entitas bisnis yang
Negara RI, serta diperlukan adanya pengesahan dari Kementrian Hukum dan
konsumen)
penghasilan yayasan yang disebut dengan juga dengan Sisa Hasil Usaha
(SHU) merupakan objek pajak penghasilan yang dikenai tarif PPh Badan,
dengan tarif tunggal 28% (Th 2009) dan tarif 25% (Th 2010 dan seterusnya).
badan usaha lainnya. Namun demikian ada beberapa kegiatan usaha yayasan
Masuk Dan Cukai Atas Impor Barang Kiriman Hadiah Untuk Keperluan
Penghasilan atau penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan atau
bangunan, yakni orang pribadi yang melakukan pengalihan tanah dan atau
usaha mikro dan kecil, sepanjang hibah tersebut tidak ada hubungannya
panti asuhan dan yatim piatu), maka atas penerimaan tersebut tidak
terutang PPh.
4. Peraturan Dirjen Pajak No. PER 44/PJ./2009 dan Peraturan Menkeu No.
diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam
atau lembaga nirlaba tidak menggunakan atau terdapat sisa lebih yang
maka sisa lebih tersebut diakui sebagai Penghasilan dan dikenakan Pajak
kemunduran kegiatan usaha atau karena omzet usaha yang menurun drastis.
Semua simpul kegiatan perusahaan terhenti atau macet, ditambah kondisi usaha
yang terlilit utang sehingga cash flow perusahaan harus merekayasa ulang
persuasif terhadap investor agar mau menyuntik dana talangan (bridging fund)
Bila usaha penyelamatan tersebut juga buntu, tidak ada pilihan lain selain
Dalam hal Wajib Pajak dinyatakan pailit, bubar atau dilikuidasi, maka kurator,
likuidator, atau orang atau badan yang ditugasi untuk melakukan pemberesan,
harta tersebut untuk membayar utang pajak wajib pajak tersebut (Pasal 21 Ayat
Saat penutupan usaha tidak bisa lagi dihindari oleh pengusaha, dan
legalisasi dari pihak yang berwenang seperti notaris dan pihak-pihak berwenang
otomatis karena alasan perusahaan tidak beroperasi lagi. NPWP tidak dapat
gilirannya tiba wajib pajak akan semakin terpuruk dengan timbulnya akumulasi
sanksi perpajakan.
mengangsur atau menunda pembayaran pajak dalam Surat Tagihan Pajak, Surat
jumlah pajak terutang bertambah, serta Pajak Penghasilan Pasal 29, kepada
29
saat jatuh tempo pembayaran utang pajak terakhir, dengan disertai alasan
2. Apabila batas waktu 9 (sembilan) hari kerja tidak dapat dipenuhi oleh
tersebut. Selanjutnya:
permohonan.
3. Apabila jangka waktu tersebut telah lewat dan Dirjen Pajak tidak memberi
waktu masa angsuran atau penundaan tidak melebihi 12 (dua belas) bulan
sebagaimana dimaksud pada butir 1 dan 2 di atas tidak dapat lagi diajukan
Pasal 2 ayat (6) Tahun 1983 yang telah dirubah terakhir dengan UU No. 16
160/PJ./2007.
a. Wajib pajak dan atau ahli warisnya karena wajib pajak sudah tidak
di Indonesia.
31
dari wajib pajak yang sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan atau
jangka waktu 6 (enam) bulan untuk wajib pajak orang pribadi dan 12 (dua
belas) bulan untuk wajib pajak badan, sejak tanggal permohonan wajib
2. Apabila jangka waktu tersebut telah lewat dan Direktur Jenderal Pajak
dianggap dikabulkan.
telah terdaftar.
32
disampaikan.
4. Dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak permohonan dari wajib pajak
5. Dalam hal Dirjen Pajak tidak memberikan keputusan dalam jangka waktu
1. Utang pajak tidak dapat ditagih lagi kepada wajib pajak karena sudah
menginformasikan bahwa wajib pajak masih memiliki utang pajak dan negara
Pajak harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan
perpajakan.
1. Direktur Jenderal Pajak, karena jabatan atau atas permohonan wajib pajak
3. Apabila jangka waktu telah lewat dan Direktur Jenderal Pajak tidak
diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan setelah itu.
usaha dan menkondisikan perusahaan menjadi perusahaan yang tidur dan tidak
aktif (dormant). Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan masih berharap akan
mendapatkan proyek baru. Setelah itu jika perusahaan memang nantinya benar-
tempat yang lebih murah, dan sebagainya. Yang perlu diperhatikan adalah
mengingat dalam kondisi dormant, tidak banyak kewajiban yang dilakukan oleh
untuk mengatasi tax exposure temuan pemeriksaan pajak yang massif apabila
pihak otoritas perpajakan memeriksa keseluruhan tahun yang masih terbuka (all
open years) untuk pemeriksaan. Sebagai contoh, apabila pada tahun 2017 suatu
pemeriksaan pajak adalah tahun 2013 s.d. 2017. Jika perusahaan merasa bahwa
maka perusahaan dapat menunda penutupan usaha sampai tahun 2018 dengan
tahun 2018, maka pemeriksa pajak sudah tidak bisa memeriksa untuk tahun
2013.
mungkin telah tidak lagi memiliki pegawai sehingga kemungkinan risiko pajak
yang ditemukan hanya berupa keterlambatan lapor SPT saja. Berdasarkan Pasal
disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3)
dalam Pasal 3 ayat (4), maka dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar:
2. Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk SPT Masa lainnya (seperti PPh
Orang Pribadi.
pengenaan sanksi poin a sampai dengan c karena dalam Pasal 7 ayat (2) huruf e
yang tidak melakukan kegiatan usaha lagi tetapi belum dibubarkan sesuai
Ketentuan tersebut juga diperkuat oleh Pasal 17 ayat (2) huruf e PMK
Nomor 243 Tahun 2014 tentang Surat Pemberitahuan (SPT) di mana bunyinya
persis sama dengan Pasal 7 ayat (2) huruf e UU KUP. Akan tetapi, kenyataan di
untuk penghapusan NPWP, Surat Tagihan Pajak (STP) untuk menagih denda
(1) huruf c UU KUP, tetapi sebaiknya perlu ada analisis dari perusahaan terkait
pembatalan STP. Bisa jadi karena jumlahnya yang kurang signifikan, banyak
perusahaan menerima STP tersebut atau dengan kata lain tidak keberatan untuk
berjalan lancer.
Pasal 21;
baik yang besarannya lebih kecil, sama dengan, atau lebih besar dari nilai
PPh dan PPN atas pembayaran jasa professional terkait dengan asistensi
dibubarkan.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
dihadapi oleh seorang investor. Kajian dari 3 (tiga) pilihan usaha perorangan,
badan usaha yang modalnya tidak terbagi atas saham seperti CV, Firma atau PT
ternyata menunjukan bahwa pilihan bentuk usaha yang tidak terbagi atas saham
dalam pemilihan bentuk usaha, namun pemilihan bentuk usaha yang tepat dapat
tersebut bisa dengan cara perencanaan pajak agar kewajiban perpajakan dapat
operasinya secara sementara dan menunggu jika akan diperoleh proyek baru.
ada).
40
DAFTAR PUSTAKA