Oleh:
1. YOSSY CHIA (C1C115402)
2. RIZKA WIDYA PRATIWI (C1C115406)
3. DIMAS PRAYOGO (C1C115422)
4. M.RIFQI HABIBIE (C1C115443)
5. PUTRI AMALIA SALEHA (C1C115451 )
6. ABDULLAH SUPY (C1C115490)
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai “Dasar-dasar
Manajemen Perpajakan”.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan dibantu oleh berbagai pihak
selama pengerjaannya. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih yang sebanyak-
banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Serta
kami berterima kasih pula kepada dosen Manajemen Perpajakan yang telah memberikan
tugas makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang pembaca harapkan. Untuk itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
atau kriminil. Oleh sebab itu, seorang tax planner yang baik tidak
direkomendasikan tax evasion.
c. Tax saving (penghematan pajak) adalah suatu tindakan penghematan pajak
yang dilakukan oleh wajib pajak secara legal dan aman bagi wajib pajak karena
tanpa bertentangan dengan ketentuan perpajakan. Sebagai contoh, apabila
berbelanja teh botol di warung, tentu tidak akan ada pengenaan Pajak Restoran
atas konsumsi tersebut tetapi apabila kita memesan teh botol di hotel atau
restoran besar, maka kita akan terbebani pajak restoran (yang sebenarnya bisa
dihindari) sebagai implikasi per-pajakannya.
d. Tax Implementation (Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan) adalah suatu tahap
pengimplementasian secara formal maupun material. Bahwa dalam
pelaksanaan kewajiban perpajakan telah memenuhi peraturan perpajakan yang
berlaku. Manajemen pajak tidak untuk melanggar peraturan dan jika dalam
pelaksanaanya menyimpang dari peraturan yang berlaku, maka praktik
tersebut telah menyimpang dari tujuan manajemen pajak. Untuk mencapai
tujuan manajemen pajak ada dua hal yang perlu dikuasai dan dilaksanakan,
yaitu
o Memahami ketentuan peraturan perpajakan
o Menyelenggarakan pembukuan yang memenuhi syarat
Apabila implementasi tax planning dalam perusahan dilakukan secara baik
memberikan manfaat bagi perusahan diantaranya adalah:
o Penghematan kas keluar, pajak dianggap sebagai unsur biaya yang dapat
diminimalisasi dalam proses operasional perusahaan
o Mengatur aliran kas, dengan tax planning yang dikelola secara cermat,
perusahan dapat menyusun anggaran kas secara lebih akurat, mengestimasi
kebutuhan kas terhadap pajak dan menentukan wakru pembayarannya,
sehingga tidak terlalu awal atau terlambat yang mengakibatkan denda atau
sanksi.
e. Tax control (pengendalian pajak) bertujuan kewajiban pajak telah
dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan dan memenuhi
persyaratan formal maupun material. Hal terpenting dalam pengendalian pajak
adalah pemeriksaan pembayaran pajak karena pengendalian dan pengaturan
arus kas sangat penting dalam startegi penghematan pajak.
7
2. Tax Admnistration/Tax compliance adalah usaha yang memenuhi kewajiban
administrasi perpajakan dengan menghitung pajak yang sesuai dengan ketentuan
perpajakan, kepatuhan dalam membayar dan melaporkan tepat waktu sesuai dealine
pembayaran dan pelaporan pajak yang telah ditetapkan
3. Tax Audit adalah strategi dalam menangani pemeriksaan pajak, menanggapi hasil
pemeriksaan pajak maupun strategi dalam mengajukan surat keberatan atau surat
banding.
4. Other Tax Matters adalah fungsi-fungsi yang berkaitan dengan perpajakan seperti
pengkomunikasian mengenai ketentuan sistem dan prosedur perpajakan kepada
pihak atau bagian dalam perusahaan, seperti penerbitan faktur penjualan standar tang
berhubungan dengan PPN.
8
a. Perbedaan tarif pajak (Tar Rates)
b. Perbedaan perlakuan atas objck pajak sebagai dasir pengenaan pajak
(Tax Base)
c. Loopholes (celah), Shelters (berlindung) dan Havens
10
Bahwa perencanaan pajak adalah proses pengambulan faktor pajak yang relevan dan
non pajak untuk menentukan :
1. Apakah
2. Kapan
3. Bagaimana; dan
4. Dengan siapa (pihak mana) dilakukan transaksi, operasi dan hubungan dagang yang
memungkinkan tercapainya beban pajak pada tax evens yang serendah mungkin dan
sejalan dengan tercapainya tujuan perusahaan (Barry Spirz,1983).
11
II.4.2 CARA-CARA PENGELAKAN PAJAK
Berikut ini merupakan cara-cara pengelakan pajak yaitu :
1. Pergeseran Pajak (Tax Shifting) yaitu pemindahan atau transfer pajak darisubjek
pajak yang dibebankan kepada pihak lain, dengan demikian subjek pajak tidak
menanggung beban pajak tersebut. Ada jenis pergeseran pajak :
a. Pergerseran Pajak kedepan (Forward Shifting) yaitu Pergeseran yang terjadi
apabila dari pabrik mentransfer beban pajaknya kepada penyalur utama,
pedagang, dan konsumen.
b. PergeseranPajakKebelakang (Backward Shifting) yaitu Pergeseran yang
terjadi apabila dari konsumen atau pembeli mentransfer beban pajaknya
melalui faktor distribusi kepada pabrik.
2. Kapitalisasi Pajak adalah pengurangan harga objek pajak yang bersarnya sama
dengan jumlah beban pajak yang akan dibayarkan oleh pembeli, dan dapat dari
salah satu pengalihan pajak dibelakang. Contohnya seperti pembelian tanah atau
gedung dibebani pajak balik nama, agar beban pajak tidak menjadi tanggungan
pembeli maka beban pajak dialihkan kepada penjual.
3. Transformasi yaitu cara pengelakan beban pajak yang dilakukan oleh pabrik
dengan cara menanggung beban pajak yang dikenakan terhadapnya yang
dikompensasikan dengan meningkatkan efisiensi perusahaan agar harga jual tidak
menurunkan pangsa pasar.
4. Tax Avoidance yaitu menunjukkan adanya rekayasa Tax Affair yang masih dalam
bingkai ketentuan perpajakan, sedangkan Tax Evasion berada diluar bingkai
ketentuan perpajakan.
5. Pengecualian Pajak adalah pengecualian pengenaan pajak yang diberikan kepada
perorangan atau badan berdasarkan Undang-Undang Perpajakan. Contoh
pengecualian pajak seperti usaha tertentu, sebagai pelayanan masyarakat, PBB
tempat ibadah, dll.
12
ketentuan pidana pasal 38, 39, 41, 41A, 41B, Undang-Undang KUP No.6 tahun 1983
sebagaimana telah diubah dengan UU KUP No.7 Tahun 2007.
16
treaty, walaupun tidak efektif. Apalagi bagi negara besar, semakin banyak treaty
maka ini bagus dari segi politik perpajakan.
3. Menjaga hubungan dan komunikasi yang baik
Menjaga hubungan yang baik dengan fiskus perlu dilakukan, terutama di
negara-egara berkembang.kalau di negara maju, hubungan baik ini biasanya bersifat
proporsional saja. Di negara berkembang, personal approach sangat menentukan,
karena banya informasi yang tertutup. Law enforcement masih merupakan barang
yang sangat mahal. Selain dengan fiskus, penting juga untuk selalu menjalin
komunikasi yaang baik dengan pihak internal antara lain :
Komunikasi dengan kepala divisi/bagian
Komunikasi dengan top management dan asosiasi
Komunikasi dengan konsultan pajak
4. Implementasi perencanaan pajak
Dalam tax planning ada yang disebut dengan stuffng, yaitu menentukan orang-
orang atau personel, tax planner, konsultan pelaksana yang ditugasi saat clossing
conference, menjelang tahap akhir dalam pelaksanaan perencanaan pajak.
Pelaksanaan ini dilakukan dengan mempertimbangkan optimalisasi perencanaan
pajak sehingga apa yang sudah diirencanakan harus proporsional sehingga hasilnya
akan tidak bagus. Suatu transaksi yang “sudah direkayasa”, harus betul-betul
dilaksanakan seoptimal mungkin sesuai dengan yang direncanakan, sebagai bentuk
responsibility tax accounting.
17
semua utang pajak yang ada dengan suatu cara tertentu yang tidak melanggar
undang-undang perpajakan. contoh ilustrasi dari Tax Avoidance misalnya disuatu
negara ada peraturan pajak yang yang mengatur bahwa setiap penghasilan warga
negara dikenai pajak sebesar sekian persen. Pak Budi sebagai wajib pajak berupaya
menghindari pajak tersebut dengan cara membuat perjanjian dengan atasannya agar
sebagian gajinya diberikan dalam bentuk bantuan pendidikan kepada anaknya.
Maka setelah dikurangi beban tersebut dengan ini besaran gajinya jadi lebih kecil
sehingga jumlah pajak yang harus dibayar pun juga akan berkurang.
3. Menghindari pelanggaran atas peraturan perpajakan
Dengan memahami peraturan pajak yang berlaku, perusahaan dapat menghindari
timbulnya sanksi pajak yang berupa:
a) Sanksi administtrasi : berupa denda, bunga dan atau kenaikan.
b) Sanksi pidana : berupa pidana ataau kurungan.
4. Menunda pembayaran kewajiban pajak
Penundaan pembayaran PPN dapat dilakukan untuk menunda pembayaran
kewajiban pajak tanpa harus melanggar peraturan yang berlaku. Menunda
pembayaran PPN ini dapat dilakukan dengan cara menunda penerbitan faktur pajak
keluaran hingga bataas waktu yang diperbolehkan, khususnya untuk penjualan
kredit. Dalam kasus ini, penjual dapat menerbitkan faktur pajak pada akhir bulan
berikutnyasetelah bulan penyerahan barang.
5. Mengoptimalkan kredit pajak yang diperkenankan
Seringkali wajib pajak kurang memahamii informasi mengenai pembayaran pajak
yang dapat dikreditkan yang merupakan pajak yang dibayar dimuka. Misalnya saja,
PPh Pasal 22 atas pembelian barang atau impor dan Fiskal Luar Negeri atas
perjalanan dinas pegawai.Dalam kredit pajak PPN atau Pajak Pertambahan Nilai
(Pajak Masukan), pengusaha kena pajak dapat menggunakan dokumen lain yang
fungsinya sama dengan faktur pajak standar, seperti SPPB ( Surat Perintah
Pengiriman Barang ) yang diikeluarkan oleh Bulog untuk penyaluran tepung terigu,
PNBP atau Faktur Notaa Bon Penyerahan yang dikeluarkan oleh Pertamina utuk
penyerahan BBM dan/atau bukan BBM, dan tanda pembayaran atau kuitansi
telepon.
18
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Manajemen perpajakan adalah suatu strategi manajemen untuk mengendalikan,
merencanakan, dan mengorganisasikan aspek-aspek perpajakan yang dapat menguntungkan
nilai bisnis perusahaan dengan tetap melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Dalam fungsi manajemen perpajakan ada 3 yaitu tax
planning, Tax Administration, tax saving, dan Tax Implementation. Ada 5 tahapan dalam
melakukann perencanaan pajak yaitu tahapan pertama (analisis base data yang ada); tahapan
kedua (Membuat Satu Model atau lebih dalam Rencana Pajak); tahapan ketiga (Evaluasi
Perencanaan Pajak); tahapan keempat (Mencari kelemahan dan Memperbaiki Rencana
Pajak); dan tahapan kelima (Memutakhirkan Rencana Pajak). Sedangkan ada 5 strategi umum
dalam melakukan perencanaan pajak, yaitu tax saving, tax avoidance, menghindari
pelanggaran atas peraturan perpajakan, menunda pembayaran kewajiban pajak, dan
mengoptimalkan kredit pajak yang diperkenankan.
19
BAB IV
KASUS
IV.1 KASUS
20
DAFTAR PUSTAKA
21