Dalam perkembangan dunia jasa dewasa ini dikenal istilah pelayanan prima (service
excellence).
Pelayanan prima kepada pelanggan, SIAPA YANG DISEBUT PELANGGAN ..?
Pelanggan ada 2 macam:
1. Pelanggan internal ; REKAN KERJA, ATASAN, SEPROFESI
2. Pelanggan eksternal ; PIHAK III YANG TERKAIT DENGAN PEKERJAAN ANDA
Dalam pembelajaran pelayanan prima bagi pelaku pelayanan dititik beratkan dengan
bagaimana pelayanan yang diberikan, disertakan dengan komunikasi yang baik,
penyelesaian dari problem solving, percaya diri, motivasi dan berpenampilan yang baik.
Memiliki pencakupan pengetahuan yang luas, penyampaian yang baik dan tegas, serta
sebagai pribadi yang berpenampilan proaktif.
Yang harus dilakukan oleh anda sebagai petugas pelayanan haruslah ramah,
bersahabat, sesuaikan dengan situasi dan kondisi dan berorientasi pada hasil,
didengarkan apa keluhannya, bagaimana untuk dapat ditanganinya, siapa yang akan
melakukan dan kapan selesainya. Ini semua agar dapat mempertahankan loyalitas
pelanggan semakin melekat dan tidak berpaling pada pelayanan yang lain.
Setiap manusia cenderung untuk mengembangkan diri menjadi lebih baik, lebih
matang dan lebih mantap, untuk itu penting diketahui apakah perkembangan pribadi
seseorang sudah mencapai tingkat optimal atau kematangan.
Pengembangan kepribadian berarti dengan upaya pengenalan diri sendiri,
pemerolehan umpan balik, upaya pembentukan sikap, pengembangan kepribadian
yang kuat serta komunikasi yang efektif. Selain itu dalam menjalankan pengembangan
kepribadian diharuskan pula dengan penampilan menarik karena penampilan adalah
bentuk citra diri yang terpancar dari diri seseorang dan merupakan sarana komunikasi
(verbal /non verbal) dengan orang lain.
Komunikasi, adalah proses dinamis seseorang memberi pesan dan mengartikan sebuah
pesan, agar komunikasi lebih baik bertanyalah apabila kurang jelas, mengartikan isi dari
pembicaraan, pandangan mata, menggunakan bahasa tubuh / isyarat serta melihat apa
yang menjadi halangan kendala antara anda dan lawan bicara.
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok dapat dipahami
oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang
disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”, topik
ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi
digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan
peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio. Televisi, telepon, satelit
dan jaringan komuter seiring dengan industrialisasi bidang usaha yang besar dan
politik yang mendunia.
Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri dimana
komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara,
humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi
mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri.
Komunikasi yang baik gunakan ke-dua telinga untuk mendengarkan dengan seksama,
gunakan kedua mata untuk melihat dengan seksama gunakan mulut untuk
membicarakan yang positip.
Komunikasi sebagai penunjang pelayanan prima pada saat berkomunikasi dengan
pelanggan dibutuhkan upaya untuk terjadi hubungan yang serasi, selaras, harmonis,
saling pengertian. Fokus bukan pada diri kita namun juga difokuskan kepada lawan
bicara, isi dan nada/cara komunikasi tidak dapat berdasar penuh pada kebiasaan/gaya
bicara kita dan harus mulai mengenali “mood” orang yang kita ajak bicara.
Beberapa ini persyaratan komunikasi yang efektif adalah:
Bersikap jujur
Tidak pandang bulu
Mau mendengarkan
Tidak membicarakan diri sendiri
Mau mengakui kekurangan diri sendiri
Kuncinya adalah mencoba mengerti dan melakukan tindakan untuk memuaskan
keinginan pelanggan.
Komunikasi yang prima adalah dengan menemani dan melayani untuk berkomunikasi,
dengan kemampuan mendengarkan dan menganalisa dengan cepat apa yang
dibicarakan oleh lawan bicara, mampu meneliti pembicaraan, serta mampu
mengklarifikasikan komunikasi dengan baik dan mampu memberikan tanggapan
terhadap komunikasi itu sendiri.
Jenis dan formula dari sebuah komunikasi yang paling efektif adalah:
Dengan Verbal – lisan sebesar 38%
Non verbal – tertulis dan lain lain sebesar 7%
Body language – bahasa tubuh / isyarat sebesar 55%
Sebagai contoh sebagai berikut:
Memperbaiki komunikasi dengan cara, belajar untuk mendengar bila anda dengan
pelanggan, jangan mendebat!!! di setiap kedatangan pelanggan, jangan mengalihkan
pembicaraan, jangan merencanakan jawaban!!, jangan tidak menyimak!!
Terimalah aksen /logat
Aksen/logat dianggap oleh masyarakat sebagai sesuatu yang sangat menarik. Tidak
menjadi masalah jika seseorang mempunyai aksen tertentu, terutama di Indonesia
yang terdiri dari berbagai macam suku yang tentunya mempunyai aksen masing-
masing. Hargai aksen seseorang sebagai ciri individual, terimalah perbedaan individual,
pusatkan pikiran untuk memahami, jika anda memiliki aksen dan hal itu sebagai bagian
alami dari kepribadian anda, maka;
Hindari terlalu merisaukan atau memaksakan menghilangkan aksen tersebut
sehingga timbul kecanggungan.
Konsentrasikan pada tehnik komunikasi dengan cara memperlambat
pengucapan dan melafalkan kata-kata.
GALLUP POLL, meneliti dan mendapatkan hasil bahwa perihal aksen hanya
mengganggu sekitar 24% saja dari proses komunikasi, sedangkan hal yang lebih
menjengkelkan adalah suara nyaring 61% dan kebiasaan memotong pembicaraan 88%.
Hilangkan selaan yang terdengar seperti “ng”, “um”, dan kesalahan lain dalam
berbicara mengaburkan pesan dan mengurangi kredibilitas anda.
Berhenti, berpikirlah, kemudian berbicara
Gunakan kalimat yang pendek
Ganti selaan dengan keheningan
Latihan
Rekam pembicaraan anda
Hilangkan selaan-selaan sedikit demi sedikit
Berpikir memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu yang baru adalah kegiatan
yang kompleks dan berhubungan erat satu dengan yang lain. Suatu masalah umumnya
tidak dapat dipecahkan tanpa berpikir, dan banyak masalah memerlukan pemecahan
yang baru bagi orang-orang atau kelompok. Sebaliknya, menghasilkan sesuatu (benda-
benda, gagasan-gagasan) yang baru bagi seseorang, menciptakan sesuatu, itu
mencakup problem solving. Ini berarti informasi fakta dan konsep-konsep itu tidak
penting. Seperti telah kita ketahui, penguasaan informasi itu perlu untuk memperoleh
konsep; keduanya itu harus diingat dan dipertimbangkan dalam problem solving dan
perbuatan kreatif. Begitu pula perkembangan intelektual sangat penting
dalam problem solving. Selanjutnya problem solving merupakan taraf yang harus
dipecahkan dengan cara memahami sejumlah pengetahuan dan ketrampilan kerja dan
merupakan hasil yang dicapai individu setelah individu yang bersangkutan mengalami
suatu proses belajar problem solving yang diajarkan suatu pengetahuan tertentu.
Sebagai awak kabin dituntut untuk dapat berhubungan dengan para pelanggan dan
menjaga hubungan tetap baik, agar dapat meningkatkan dan menjaga citra
Perusahaan di mata Pelanggan, diantaranya berpenampilan baik dan rapi, bersikap
ramah, memperlihatkan gairah kerja dan sikap selalu siap untuk melayani, tenang
dalam bekerja, tidak tinggi hati karena merasa dibutuhkan, menguasai pekerjaannya
baik tugas yang berkaitan pada bagian atau departemennya maupun bagian lainnya,
mampu berkomunikasi dengan baik, mampu mengerti dan memahami bahasa isyarat
(gesture) pelanggan serta memiliki kemampuan menangani keluhan pelanggan secara
professional.
Dengan demikian dapat dilihat bahwa untuk memberikan sebuah pelayanan yang
prima kepada pelanggan bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi bila hal tersebut di
atas dapat dilakukan, maka perusahaan yang bersangkutan akan dapat meraih manfaat
yang besar, terutama berupa kepuasan dan loyalitas pelanggan.
Dalam memberikan pelayanan yang prima sebagai usaha untuk mencapai kepuasan
dan loyalitas pelanggan, Perusahaan dapat berpedoman pada variable
pelayanan prima (service excellence) .
Awak Kabin sebagai ujung tombak dari Perusahaan harus memiliki kemampuan
berkomunikasi yang tepat dan cepat, baik untuk dapat memberikan pelayanan yang
prima kepada pelanggan agar dapat memuaskan pelanggan.
Awak Kabin yang baik harus mengikuti dengan tersedianya sarana dan prasarana guna
mendukung kecepatan, ketepatan dan keakuratan pekerjaannya.
5. Tindakan (Action)
Mencatat atau mengingat setiap pesanan atau kebutuhan para
pelanggan.
Menegaskan kembali kebutuhan para pelanggan.
Mewujudkan kebutuhan para pelanggan.
Menyatakan terima kasih dengan harapan pelanggan kembali lagi.
6. Tanggung jawab (Accounttability)
Awak kabin harus mampu bertanggung jawab untuk dapat melayani dari awal
hingga selesai setiap pelanggan/tamu yang datang. Pelanggan/tamu akan
merasa puas jika mereka merasakan adanya tanggung jawab dari awak kabin.
7. Kecepatan (Speed)
Yang dimaksud dengan kecepatan (speed) disini adalah cara penyampaian pesan
kepada pelanggan dengan membutuhkan waktu yang tidak lama. Seorang awak
kabin harus berkemampuan untuk dapat memberikan jawaban yang baik dan
cepat kepada pelanggannya.
8. Ketepatan (Accuracy)
Ketepatan dalam arti pelaksanaan pelayanan yang dapat diselesaikan dalam
periode waktu yang telah ditentukan.
9. Keramahan (Hospitality)
Sikap Positip dan perilaku terhormat yang harus ditunjukan kepada setiap
pelanggan/tamu. Awak kabin Perusahaan harus menjalin keramahan dan
keakraban kepada pelanggan/tamu, agar pelanggan/tamu merasa senang dan
nyaman ketika berhadapan dengan andasebagai wakil Perusahaan.
10. Kenyamanan(Comfort)
Dalam memberikan pelayanan yang baik, Perusahaan telah menetapkan standar yang
didukung dengan sarana dan prasarana yang ada sehingga kepuasan pelanggan dapat
terpenuhi. Selain itu, pelayanan yang baik memiliki ciri-ciri tersendiri. Dalam hal ini,
Perusahaan menggunakan kriteria untuk membentuk ciri-ciri pelayanan yang baik yang
didorong oleh beberapa faktor pendukung yang berpengaruh langsung terhadap mutu
pelayanan yang diberikan.
Yang pertama adalah faktor manusia yang memberikan pelayanan tersebut. Manusia
yang melayani pelanggan harus memiliki kemampuan melayani secara tepat dan cepat.
Disamping itu, harus memiliki kemampuan dalam berkomunikasi, sopan santun, ramah,
dan bertanggung jawab penuh terhadap pelanggannya.
Yang kedua adalah faktor tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung
kecepatan, ketepatan, dan keakuratan pekerjaan.
Sarana dan prasarana yang dimiliki harus dilengkapi oleh kemajuan teknologi terkini.
Pada akhirnya, sarana dan prasarana ini dioperasikan oleh manusia yang berkualitas.
Sehingga, kedua faktor pendukung di atas, saling menunjang satu sama lainnya.
Setelah ada faktor pendukung yang berpengaruh terhadap mutu layanan, terbentuklah
ciri-ciri pelayanan yang baik, antara lain sebagai berikut:
1) Sarana Physic terdiri dari dua unsur yaitu
Sarana physic terdiri dari dua unsur yaitu tersedianya awak kabin yang baik dan
tersedianya sarana dan prasarana yang baik. Para awak kabin harus ramah,
sopan, menarik, cepat tanggap, pandai bicara, menyenangkan serta pintar,
karena kenyamanan pelanggan sangat tergantung dari awak kabin yang
melayaninya, dengan cara kerja awak kabin rapih, cepat, dan cekatan. Salah
satu hal yang paling penting yang harus diperhatikan adalah sarana dan
prasarana yang dimiliki Perusahaan. Peralatan dan fasilitas yang dimiliki seperti
ruang tunggu dan ruang untuk menerima tamu harus dilengkapi dengan
berbagai fasilitas yang memadai sehingga membuat pelanggan merasa
nyaman, betah, dan tidak bosan di ruangan tersebut.
2) Tanggung Jawab
Dalam menjalankan kegiatan pelayanan, awak kabin harus mampu
bertanggung jawab melayani setiap pelanggan dari awal hingga selesai.
pelanggan akan merasa puas jika mereka merasakan adanya tanggung jawab
dari awak kabin tersebut. Apabila ada pelanggan yang tidak dilayani secara
tuntas akan menjadi citra yang buruk bagi Perusahaan. Pelanggan yang tidak
puas tersebut selalu membicarakan hal-hal yang negatif tentang Perusahaan,
dan biasanya suatu keburukan akan lebih cepat berkembang
dari pada kebaikan.
Pada dasarnya setiap perusahaan yang melakukan program pelayanan prima maka
akan menciptakan kepuasan pelanggan. Pelanggan yang memperoleh kepuasan
dalam pelayanan merupakan modal dasar bagi perusahaan dalam membentuk loyalitas
pelanggan. Maka dari itu setiap personal dalam sebuah perusahaan mempunyai
keharusan dalam mempunyai kemampuan untuk mengembangkan sikap pelayanan
prima.
Dasar-dasar pelayanan yang baik dan harus dimengerti serta dipahami oleh awak
kabin adalah:
1. Berpakaian dan penampilan yang rapih dan bersih
Awak kabin harus mengenakan seragam yang sudah ditentukan oleh Perusahaan.
Pakaian yang dikenakan tidak boleh ditambah atau dikurangi.
7. Tunjukkan kemampuan
Awak kabin harus dapat menujukkan pelayanan yang prima dengan memahami
keinginan dan kemauan pelanggan. Seorang awak kabin harus memiliki kemampuan
dan pengetahuan tentang Perusahaan.
8. Meyakinkan
Setiap pelayanan yang diberikan harus mampu meyakinkan pelanggan dengan
argumen-argumen yang masuk akal.
9. Minta bantuan
Dalam praktiknya, terkadang ada hal-hal yang tidak mampu atau tidak sanggup kita
lakukan sendiri. Dalam hal ini, jika tidak sanggup menangani permasalahan yang
ada, mintalah bantuan kepada yang sanggup dan mengerti akan permasalahan
tersebut.
Pelayanan prima adalah layanan yang bermutu tinggi, layanan yang istimewa yang
terbaik dan layanan yang prima.
Service Excellent menggambarkan etos/budaya kerja suatu perusahaan dan
karyawannya.
3. Kesediaan melayani
Sebagaimana fungsi dan wewenang harus melayani kepada para pelanggan,
konsekuensi logis petugas harus benar-benar bersedia melayani kepada para
pelanggan.
keramahtamahan yang standar dalam melayani, sabar, tidak egois dan santun
dalam bertutur kepada pelanggan.
pelanggan merasa puas. Unsur pelayanan prima dapat ditambah unsur yang
lain.
7. Kepastian hukum
Secara sadar bahwa hasil pelayanan terhadap masyarakat yang berupa surat
keputusan, harus mempunyai legitimasi atau mempunyai kepastian hukum. Bila
setiap hasil yang tidak mempunyai kepastian hukum jelas akan mempengaruhi
sikap masyarakat, misalnya pengurusan KTP, KK dll bila ditemukan cacat hukum
akan mempengaruhi kredibilitas instansi yang mengeluarkan surat legitimasi
tersebut.
8. Keterbukaan
Secara pasti bahwa setiap urusan/kegiatan yang memperlakukan ijin, maka
ketentuan keterbukaan perlu ditegakan. Keterbukaan itu akan mempengaruhi
unsur-unsur kesederhanaan, kejelasan informasi kepada masyarakat.
9. Efisien
Dari setiap pelayanan dalam berbagai urusan, tuntutan masyarakat adalah
efisiensi dan efektifitas dari berbagai aspek sumber daya sehingga menghasilkan
biaya yang murah, waktu yang singkat dan tepat serta hasil kualitas yang tinggi.
Dengan demikian efisiensi dan efektifitas merupakan tuntutan yang harus
diwujudkan dan perlu diperhatikan secara serius.
10. Biaya
Pemantapan pengurusan dalam pelayanan diperlukan kewajaran dalam
penentuan pembiayaan, pembiayaan harus disesuaikan dengan daya beli
masyarakat dan pengeluaran biaya harus transparan dan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
12. Kesederhanaan
Prosedur dan tata cara pelayanan kepada masyarakat untuk diperhatikan
kemudahan, tidak berbelit-belit dalam pelaksanaan.
Sikap teliti
Teliti atau cermat adalah mampu mempertahtikan sampai lahan yang
terkecil/detail sehingga tidak ada permasalahan yang disamapaikan oleh
pelanggan terlewatan, tanpa mendapatkan perhatian dari pelayanan (RESPEK
TERHADAP PELANGGAN).
Sikap Informatif
Dengan ikhlas memberikan informasi, secara tepat dan akurat kepada pelanggan,
sehingga pelangan tidak kebingunan
Sikap menghargai waktu
Tidak membiarkan waktu berlalu tanpa makna yang positif. Tidak menunda –
nunda pekerjaan
2. Perlengkapan operasional
Mempergunakan perlengkapan yang canggih agar dapat memberikan
pelayanan yang cepat.
3. Karyawan/Pegawai yang profesional
a. Memenuhi persyaratan fisik, mental, kepribadian maupun persyaratan social
b. Mengenal Perusahaanya dengan baik
c. Mengenal produk dari Perusahaanya, termasuk manfaat dan ciri-cirinya
d. Mengenal pelanggan/tamu dengan keinginan dan kebutuhannya
e. Memiliki pengetahuan tentang menjual produk
Setiap kali anda memberikan layanan kepada pelanggan berarti anda sedang
membangun Citra yang Positif dalam Pelayanan berarti;
Membantu pelanggan melihat keistimewaan dari Perusahaan anda melalui cara
yang terbaik;
Melakukan apa saja, untuk menampilkan citra positif dari Perusahaan
Mengembangkan hubungan yang mampu membuat pelanggan merasa
diistimewakan dan dihargai.
Kesan masyarakat tentang cara anda melayani (mengatakan) alam situasi tatap muka,
muncul lewat penampilan, dampaknya terutama pada hal-hal:
Cara anda duduk/berdiri – santunkah atau sebaliknya
Ekspresi wajah – kelihatan capai, menggerutu atau kesediaan menolong
Kegirangan, semangat membantu, energik, mau mendengar
Busana, tata rambut sesuai dengan situasinya
Keramahan atau kejelasan pembicaraan anda
Menawarkan bantuan
Lingkungan kantor
Kesalahan yang kecil dapat menghancurkan semua citra positif yang telah anda
bangun.
Sebuah perusahaan jasa mungkin tidak dalam sekejap atau secara instant dapat
langsung memberikan service yang excellent bagi pelanggannya, melainkan perlu
cukup waktu dimulai dari mengenali tipe-tipe customer yang dihadapi.
Sebagai contoh, ada tipe customer yang tidak rewel, yang banyak maunya dan sering
membuat kita kalang kabut menyiapkannya, atau customer yang jika dilayani secara
sangat baik justru merasa kurang nyaman,dll.
Berusaha terus menerus melakukan improvement baik dari sisi people, product
mapupun fasilitas pendukung.
Minta maaf apabila melakukan kesalahan dan segera di tindak lanjuti.
Memberikan pujian sekali-sekali kepada pelanggan
Dan satu hal lagi yang sangat penting yaitu segera dipraktekkan dan
kemudian dimonitor.
Jadi, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa service excellent adalah upaya
untuk memenangkan hati pelanggan yang dilakukan dengan tulus dan terus
menerus
Pelayanan pelanggan merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahakan dari
suau bisnis dan sebuah aset yang paling penting dari suatu Perusahaan adalah
pelanggannya. Tanpa pelanggan maka suatu perusahaan tidak akan bisa eksis dalam
suatu bisnis.
Bila kita memuaskan pelanggan kita, maka mereka tidak hanya membantu kita tumbuh
dengan terus melakukan bisnis dengan kita, tetapi merekomendasikan perusahaan kita
kepada teman dan rekan mereka.
Ada beberapa langkah ampuh yang dapat digunakan untuk menangani keluhan
pelanggan, maka Anda bisa merubah pelanggan yang tidak puas menjadi pelanggan
yang loyal pada Perusahaan anda.
Know who is boss (Tahu siapa yang bos)
Anda dalam usaha untuk melayani kebutuhan pelanggan, dan Anda hanya bisa
melakukannya jika Anda tahu apa yang pelanggan Anda inginkan. Bila Anda
benar-benar mendengarkan pelanggan Anda, mereka membiarkan Anda tahu
apa yang mereka inginkan dan bagaimana Anda dapat memberikan pelayanan
yang baik. Jangan lupa bahwa pelanggan membayar gaji anda dan membuat
pekerjaan Anda mungkin.
Di satu kondisi yang sudah tidak asing dengan awak kabin adalah pelanggan anda
menjadi sangat kecewa dan menjadi marah. Hal ini disebabkan oleh kesalahan dari
salah satu awak kabin atau bisa juga tanpa alasan yang jelas pelanggan jadi marah-
marah. Penyebab dari pelanggan marah bukanlah masalah yang terlalu besar,
karena masih bisa diperbaiki. Namun masalahnya yang terpenting adalah
pelanggan sedang di depan anda dan marah-marah dan bagaimana
menghadapinya?
Ingatlah bahwa biaya untuk mendapatkan pelanggan baru adalah delapan kali
lebih mahal dari mempertahankan pelanggan lama yang sudah loyal.
Dan ingat pula bahwa pelanggan anda yang marah-marah tersebut tidak akan
berhenti marah tapi juga akan meninggalkan bisnis anda dan pindah ke yang lain.
Yang lebih berbahaya lagi dia akan menceritakan hal ini kepada setiap orang yang
dikenalnya.
Coba kita hitung sekarang berapa jumlah yang akan hilang dari satu pelanggan
yang setia seperti susi. Setiap minggu susi akan membayar laundrynya sebesar Rp.
1.000.000,- berarti setahun landry tersebut mendapatkan sebesar Rp. 48.000.000,-
dari Susi. Susi telah menjadi pelanggan tetap laundy tersebut selama kurang lebih
10 tahun. Bisa dibayangkan berapa banyak kerugian laundry tersebut untuk 1
orang pelanggan seperti Susi. Oleh sebab itu cara menangani pelanggan yang
marah tersebut akan menentukan apakah pelanggan akan terus loyal atau
sebaliknya.
Apa yang harus dilakukan bila menghadapi pelanggan yang sudah terlanjur marah-
marah di depan anda, sementara dia adalah pelanggan yang setia bertahun-tahun
seperti susi?
Begitu komplain diterima, apalagi orang yang komplain tidak ramah dan galak,
sementara belum siap untuk menjawab atau menanganinya, tidak heran bila akhirnya
keadaan semakin buruk dan runyam sehingga pelanggan akan pergi dan tidak kembali
lagi. Yang lebih berbahaya lagi bila pelanggan menceritakan pengalaman negative
tersebut kepada orang lain.
Komplain bukanlah suatu yang negatif bila ditangani dengan baik, komplain justru
dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan, mengapa demikian? Ya karena
dengan komplain maka perusahaan akan dapat memperbaiki mutu dari produknya dan
memperbaiki pelayanan kepada nasabahnya sehingga lebih baik. Selain itu bila
komplain tersebut ditangani dengan baik maka akan menghasilkan kepuasan pada
pelanggan dan pelanggan akan tetap loyal bahkan dapat menjadi ”mouth
advertising” dan menceritakannya pada orang lain, sehingga meningkatkan reputasi
perusahaan.
Oleh karena itu tanganilah komplain dengan baik dan efektif, caranya sbb
Menciptakan budaya di perusahaan anda untuk menerima setiap klaim atau
komplain dengan cara yang sangat ramah.
Jangan emosi bila seseorang datang dan mengkomplain tetang produk anda
atau mengkomplain tentang pelayanan anda. Jangan pula berusaha membela
diri mati-matian atau membenarkan diri, tapi terimalah setiap komplain dengan
ramah dan dengarkan setiap keluhan-keluhan pelanggan...
ingat pepatah yang mengatakan pelanggan adalah raja.
Membuat suatu sistim dan prosedur (SOP) tentang cara menangani komplain.
Ini menjadi guideline atau petunjuk bagi petugas yang menangani komplain di
perusahaan anda sehingga saat komplain datang maka sudah ada petunjuk cara
menanganinya sehingga tidak bingung dan asal jawab.
Setelah sistim dan prosedur dibuat, maka beri pelatihan kepada petugas yang
menangani komplain sehingga dapat dipastikan mereka menanganinya dengan
baik dan profesional.
Service excellence bukan terbatas pada keramahan dan kecepatan pelayanan tapi
memang harus didukung dengan knowledge yang kuat seputar produk atau jasa yang
ditawarkan. Ubah sikap mental dari “sekedar petugas lini depan” yang dapat
mengoper pertanyaan-pertanyaan atau keluhan kepada marketing. Service bagian tak
terpisahkan dengan marketing, tanpa service yang baik usaha marketingpun tidak akan
maksimal. Dan perlu diingat supaya anda berhasil dalam kehidupan ini harus menguasi
3 hal yaitu: pertama knowledge, kedua knowledge dan ketiga knowledge yang artinya
pengetahuan memang sangat penting, harus selalu di asah dan di up date tiap-tiap
hari.