Anda di halaman 1dari 67

Rokiah Kusumapradja

PERSI

Disajikan pada Workshop “ Manajemen Komunikasi dan


Edukasi di Rumah sakit, OASIS ATJEH Hotel, 9- 12 April 2018
TOPIK BAHASAN
- JENIS KOMUNIKASI-

- SIKAP DALAM BERKOMUNIKASI

- PRINSIP BERKOMUNIKASI

- TAHAPAN KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
- METODE KOMUNIKASI DENGAN
SBAR
PENDAHULUAN
 KEBERHASILAN MISI SEBUAH RS DITENTUKAN OLEH
KELUWESAN BERKOMUNIKASI SETIAP PETUGAS ,
PERAWAT DAN DOKTER.
 PELAYANAN RS  BERHUBUNGAN DG BERBAGAI
KARAKTER DAN PERILAKU PASIEN YG
BERKEPENTINGAN DENGAN JASA ASUHAN KES. 
PETUGAS, PERAWAT DAN DOKTER HARUS MEMAHAMI
DAN MENGERTI BAGAIMANA CARA KOMUNIKASI
EFEKTIF YG BISA DITERAPKAN DI SEGALA SITUASI.
 KOMPETENSI KOMUNIKASI EFEKTIF MENENTUKAN
KEBERHASILAN DALAM MEMBANTU PENYELESAIAN
MASALAH KESEHATAN PASIEN
APA KOMUNIKASI ?
 Komunikasi  bahasa Latin “communis” yang artinya
bersama.
 Secara terminologis, komunikasi diartikan sebagai
suatu proses penyampaian pikiran atau informasi
(pesan) dari satu pihak ke pihak lain dengan
menggunakan suatu media.
 Webster’s New Collegiate Dictionary ( 1977 )
komunikasi adalah suatu proses pertukaran
informasi diantara individu melalui sistem lambang-
lambang, tanda-tanda atau tingkah laku
JENIS KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN
•JENIS KOMUNIKASI : TERTULIS,VERBAL DAN NON VERBAL
• INFORMASI (ASUHAN) KLASIFIKASI KOMUNIKASI :
• Jam pelayanan • Komunikasi Intrapersonal
• Pelayanan yang tersedia • Komunikasi Interpersonal
• Cara mendapatkan pelayanan • Komunikasi kelompok
• Rencana tindakan, dll • Komunikasi publik
• Komunikasi organisasi
• Komunikasi massa
•EDUKASI (PELAYANAN PROMOSI)
• Edukasi tentang Hak dan Kewajiban pasien
• Edukasi tentang penyakit
• Edukasi tentang obat
• Edukasi pasien tentang apa yang harus di hindari
• Edukasi untuk meningkatkan kualitas hidup pasca dari RS
• Edukasi tentang Gizi, dll
KOMUNIKASI TERTULIS : penyampaian
pesan secara tertulis baik manual maupun
melalui media seperti email, surat, media
cetak lainnya, laporan Rekam medis, CPPT.
Prinsip komunikasi tertulis, yaitu : Lengkap,
Ringkas, Pertimbangan, Konkrit, Jelas,
Sopan, Benar.
PESAN VERBAL
 Pesan verbal dikomunikasikan melalui
kata-kata atau bahasa.
 Bahasa lisan dan tulisan terdiri dari isyarat
verbal. Sering paraverbal (paralinguistik)
isyarat menyertai pesan verbal.
 Isyarat ini termasuk pitch dan nada suara;
kecepatan, infleksi, dan volume; dengusan
dan vokalisasi nonlanguage lainnya.
Pesan Nonverbal
 Orang mengirim pesan nonverbal melalui
bahasa tubuh bukan kata-kata. Petugas kes.
harus memperhatikan isyarat nonverbal untuk
secara akurat menginterpretasikan perubahan
perilaku pasien.

 Pesan Nonverbal
 Ekspresi wajah
 Posture
 Gestures
OUR IMAGE
APA GAMBARAN KITA ?
(What is our image? )

Bagaimana orang memandang kita


lebih penting daripada apa yang
mungkin atau mungkin tidak benar
(How people perceive us is more important
than what may or may not be true).

Kita semua adalah seperti iklan


berjalan dan berbicara untuk
organisasi kita (We are all a walking
and talking advertisement for our
employer).
Gambaran tersebut dimulai dan berakhir
bersama kita (Image begins and ends with us )
Sebagian besar kita tdk dapat benar-
benar memahami bagaimana kita terlihat
oleh orang lain, tetapi kita dapat melihat
efek yang kita miliki terhadap orang lain
(Most of us can’t really understand how we appear to others, but
we can see the effect we’re having on other people ).

Ketika kita mempraktikkan kehangatan,


keramahan, kejujuran, kesabaran,
kebijaksanaan, kesopanan, dan ketepatan
waktu, orang lain merespons dengan cara
positif yang bisa kita lihat (When we practice
warmth, friendliness, honesty, patience, tact, courtesy and
promptness, other people respond in positive ways that we can
Non-Verbal Expectations
 SENYUM (Smile).
 KONTAK MATA (Use direct eye
contact when communicating
with all patients, visitors, and guests ).
 JANGAN MENGABAIKAN DAN KASAR
( Ignoring someone or rudeness is
never accepted ).
 BERI HORMAT SEGERA (Acknowledge
guests immediately when they enter a
unit or Department).
 SEGERA TOLONG JIKA ADA YANG
MEMINTA ( If you observe someone looking for help,
offer assistance, escort them if possible ).
Verbal Expectations
 Selalu perkenalkan diri Anda dan jelaskan peran Anda
(Always introduce yourself and explain your role ).
 Tanyakan pasien atau tamu bagaimana ia ingin
ditangani (Ask the patient or guest how he or she would like to be
addressed).
 Jangan memanggil pasien, tamu, atau rekan
kerja "Sayang" dan sayang ". Dalam banyak kebudayaan
dan dikalangan orang tua, istilah ini dapat memiliki persepsi
negatif (Do not call a patient, guests or co-workers “sweetie” and honey”. In
many cultures and among the elderly, these terms can have negative
perceptions).
 Gunakan "tolong," "terima kasih," "pak atau" ibu
"di semua percakapan (Use “please,” “thank you,” “sir or “ma’am”
in all conversations)
 Mohon maaf untuk masalah dan ketidaknyamanan
.Cobalah untuk segera menyelesaikan masalah ( Apologize for
problems and inconveniences. Try to resolve problems immediately).
VERBAL EXPECTATIONS
 Pasien & anggota keluarga mungkin tidak mengerti istilah
medis atau teknis. Gunakan kata-kata yang mereka pahami
dan disederhanakan (Patients & family members might not
understand medical or technical jargon. Use words they understand
and try to keep it simple ).
 Selalu beri tahu pasien & anggota keluarga tentang
setiap pelayanan dan semua penundaan. (Keep patients &
family members informed of any and all delays ).
Saat keluar kamar atau menyelesaikan tugas, jelaskan
lagi nama atau peran Anda pada pasien atau tamu. Jika
Anda kembali, beri tahu mereka kapan Anda akan kembali.
Jika tidak, beri tahu mereka apa yang akan terjadi
selanjutnya sehingga mereka tahu mengapa harus
menunggu (When exiting a room or completing a task, give the
patient or guest your name and role again. If you are returning, tell
them when to expect you back. If not, tell them what to expect next so
they know why they are waiting ).
Mengatasi Hambatan
(Overcoming Barriers )
 Ingatlah selalu pelanggan (Keep the customer’s thoughts in mind)
 Luangkan waktu untuk menjawab/mengakui ( take the
time to acknowledge )
 Bersiaplah untuk membantu anggota TIM ( Be
prepared to help other members of your team )
 Hindari budaya menyalahkan / mengkritik (Avoid
the blame-game / criticizing )
Berhati-hatilah dengan cara Anda berbicara (Be
careful of how you speak ):
 Tone = 45% of a person’s perception
 Body Language = 55% of a person’s
perception
persepsi Komunikasi positif dengan orang lain mengarah pada
komunikasi positif DARI orang lain. (Positive communication with
others leads to positive communication FROM others).
SYARAT KOMUNIKASI EFEKTIF
DALAM PELAYANAN KESEHATAN

 TEPAT WAKTU

 LENGKAP

 AKURAT DAN JELAS

 MUDAH DIPAHAMI OLEH PENERIMA PESAN


(TIDAK ADA KESALAHAN DAN
KESALAHPAHAMAN)
KOMUNIKASI EFEKTIF
METODE REACH

R ESPECT

E MPATY

A UDIBLE

C LARITY

H UMBLE
5 hukum komunikasi →REACH
1. Respect : sikap menghargai setiap individu
dengan jujur, tulus (William James →tiap orang
ingin dihargai, Dale Carnegie → menghargai
dengan jujur & tulus )
2. Empathy : mampu memahami & menempatkan
diri pada situasi yang dihadapi orang lain. Covey
→ menjadi pendengar yang baik sebelum
didengarkan.
3. Audible : pesan yang disampaikan dapat diterima
oleh orang lain
4. Clarity : kejelasan pesan yang disampaikan
5. Humble : sikap rendah hati
SIKAP DALAM BERKOMUNIKASI

 GERAKAN TUBUH
 JARAK
 SENTUHAN
 DIAM
 VOLUME DAN NADA SUARA
Gerakan Tubuh
 Sikap tubuh
 Ekspresi wajah
 Tersenyum
 Kontak mata
 Tidak melipat tangan
 Tidak menyilangkan kaki
 Tidak memasukkan tangan ke kantong
 Sedikit membungkuk
 Jarak
 The Intimate Zone (Jarak Komunikasi 6-18 inc/15-45cm)
Bicara dengan teman dekat
 The Personal Zone (jarak Komunikasi inc/45-120cm) Bicara
keg. Sosial dengan Teman yg kita kenal baik
 The Sosial Zone (Jarak Komunikasi 4-12 feet/1,5-3,5m)
Bicara dengan orang asing
 The Public Zone (Jarak Komunikasi >12 feet/diatas 3,5m)
Bicara dengan pendengar / Kelompok.

Sentuhan
 Bersalaman
 Menepuk bahu
 Mengangkat jempol
 Tepuk tangan
 Memegang tangan pasien
yg sedang sedih
 Hati-hati; tidak tepat utk:
 Curiga
 Korban aniaya
 Larangan budaya
Diam
 Mendengar aktif
 Kontak mata

Volume dan Nada Suara


 Lansia: volume suara tinggi, nada rendah
Tak sadar: suara jelas dan terdengar
SIKAP PETUGAS
 Berdiri ketika pasien datang.
 Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri (“Selamat
pagi/siang/sore/malam, saya (nama)”).
 Mempersilahkan pasien duduk,
 Menanyakan nama pasien (“Maaf dengan Bpk/Ibu?”).
 Tawarkan bantuan kepada pasien (“Ada yang bisa dibantu
Bpk/Ibu (nama)?” )
 Menciptakan suasana yang nyaman (isyarat bahwa punya
cukup waktu, menganggap penting informasi yang akan
diberikan, menghindari tampak lelah).
 Menilai suasana hati lawan bicara.
 Memperhatikan sikap non-verbal (raut wajah/mimic,
gerak/bahasa tubuh dari pasien).
 Menatap mata pasien secara professional yang lebih
terkait dengan makna menunjukkan perhatian dan
kesungguhan mendengarkan.
 Memberikan informasi yang diperlukan oleh pasien.
SIKAP PETUGAS (LANJUTAN )

 Memberikan informasi jadwal praktek/paket dan


langsung tanyakan apakah mau dibantu untuk dibuatkan
perjanjian.
 Memperhatikan keluhan yang disampaikan tanpa
melakukan interupsi yang tidak perlu.
 Memberikan solusi yang tepat dan cepat bila ada
keluhan yang disampaikan.
 Apabila pasien marah, menangis, takut dan sebagainya
maka dokter tetap menunjukkan raut wajah dan sikap
yang tenang.
 Menawarkan kembali bantuan kepada pasien (“ Ada lagi
yang bisa kami bantu Bpk/Ibu?”).
 Mengucapkan salam penutup (“Terima kasih atas
waktunya Bpk/Ibu. Apabila ada lagi yang bisa saya
bantu, kami siap melayani dengan penuh cinta kasih.”
 Berdiri ketika pasien hendak pulang.
PRINSIP BERKOMUNIKASI
1. Kehadiran : “ the core element in presence is being
there”.
- secara fisik hadir ( kontak mata, tubuh condong
kearah pasien )
- secara psikologis hadir ( mendengarkan dgn
penuhperhatian )

2. Empati : kemampuan untuk memahami,


merasakan, berbagi, dan menerima perasaan lain.
3. Respek : rasa hormat atau penghargaan
 Pengakuan atas martabat, nilai dan keunikan setiap
individu, tanpa memandang status sosial-ekonomi,
atribut pribadi dan sifat dari masalah kesehatan.
4. Genuinenes : keadaan yang riil, jujur, dan tulus.
5. Kepercayaan : Tenaga Kesehatan menepati janji
untuk pasien.
 Jika kepercayaan dilanggar, sulit untuk membangun
kembali.
6. Professional intimacy : melekat pada asuhan/
 pelayanan yang diberikan perawat.

7. Kekuatan “Power” : Tenaga Kesehatan


memiliki otoritas dan pengaruh yg lebih dalam
sistem pelayanan kesehatan spt, pengetahuan
khusus, kewenagan akses ke informasi, dan
kemampuan untuk melakukan advokasi kepada
pasien.
8. “Significant others”: Secara tepat
memberdayakan, dengan cara peduli,
memungkinkan tenaga Kes. untuk bermitra dengan
pasien untuk memenuhi kebutuhannya
9. Waktu & Tempat : Tidak hanya jumlah waktu,
tetapi juga waktu interaksi dapat memiliki dampak
yang signifikan pada hasil interaksi.
 Lingkungan fisik harus nyaman dan perhatikan
privasinya.

10. Setting : Setelah menetapkan waktu dan


tempat yang tepat tenaga kesehatan harus
memperkenalkan dirinya dan memperjelas tujuan
interaksi dan durasi yang diharapkan
11. Mendengarkan Aktif : merefleksikan kembali
pemahaman Anda tentang apa yang seseorang
katakan kepada Anda, untuk mengkonfirmasi bahwa
Anda memahami pesannya. Mendengar dan
menafsirkan bahasa, melihat perangkat nonverbal
dan paraverbal, dan mengidentifikasi perasaan yang
melandasinya.
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
provider – Pelanggan

Komunikasi Terapeutik (KT) adalah interaksi


interpersonal antara health provider ( HP) dengan
klien di mana si HP berfokus pada kebutuhan
spesifik klien untuk mempromosikan sebuah
pertukaran informasi yang efektif

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang


direncanakan secara sadar, bertujuan dan
kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan
pasien
Komunikasi Terapeutik
 Sikap Profesional
 Kemampuan Intelektual
 Kemampuan Teknikal
 Kemampuan hub. Antar manusia
 HAM, pengembangan hubungan efektif
terapeutik:
 Provider – Klien
 Provider – Keluarga
 Provider – Tim Kes
 Provider - Masyarakat
Komunikasi-Terapeutik
 Proses:
 Belajar & pengalaman bersama (P – P)
 Alat:
 Diri provider
 Teknik pendekatan
 Tujuan:
 Membangun relasi
 Memberi Informasi/meningkatkan
kesadaran
 Meningkatkan kemampuan menyelesaikan
masalah kesehatan
PRASARAT KOMUNIKASI
• Sikap Positif
• Peduli Terhadap Pelanggan
• Budaya Melayani
• Memberi Rasa Percaya
• Mampu mendapatkan Informasi
• Melakukan Interaksi
Komunikasi Terapeutik
Provider – Pelanggan
 Kerjasama
 Tukar menukar:
 Perilaku
 Pikiran
 Pengalaman
 Hubungan saling percaya
 Penyelesaian masalah
Tahapan
Komunikasi Terapeutik
1. Pra Interaksi
2. Perkenalan / Orientasi
3. Kerja
4. Terminasi
I. Pra Interaksi
 Mulai sebelum kontak dengan PELANGGAN
 Eksplorasi: - Perasaan - Fantasi
- Ketakutan - Kemampuan
- Kelemahan
 Menggunakan diri secara maksimal:
- Kemampuan
 Mendapatkan informasi tentang pelanggan
 Menetapkan kontak pertama & selanjutnya
 Membuat rencana komunikasi
PERSIAPAN DIRI
1 Pengenalan Diri
 Kemampuan
 Kelemahan
 Fokus pada aspek positif
 Diri Sendiri

 Customer

 Rumah sakit/tempat kerja


PERSIAPAN DIRI

2. Penampilan Diri
 Sopan santun
 Handal
 Tanggap
 Percaya Diri
 Cepat
 Ceria
 Rapi dan Bersih
PERSIAPAN DIRI
3. Fokus Pada Customer
 Senyum dan Sapa
 Panggil Namanya
 Tatap Wajahnya
 Hargai dan Perhatikan
 Dengarkan dengan Seksama
 Customer Selalu Benar
 Ciptakan Hubungan yang Baik
 Setia Pada Customer
 Tenang dan Sabar
 Lakukan yang Terbaik
Tahap: Pra Interaksi
(Kemampuan Intelektual)

 Evaluasi diri
 Kemampuan yang dimiliki
 Kelemahan yg dimiliki
 Rencana Interaksi
 Pertemuan keberapa
 Tujuan pertemuan
 Tujuan tindakan provider
 Strategi komunikasi pelaksanaan tindakan
provider (SP)
II. Perkenalan / Orientasi
 Bina hubungan saling percaya
 Kaji keluhan utama
 Komunikasi terbuka
 Kontrak
 Kaji: pikiran, perasaan, perilaku
 Identifikasi masalah / kebutuhan klien
 Apa beda perkenalan dan orientasi ?
Tahap:
Perkenalan & Orientasi
 Salam terapeutik
 Evaluasi & validasi
 Kontrak:
 Topik/tindakan
 Waktu
 Tempat/posisi
III. Tahap Kerja
 Laksanakan kegiatan sesuai dengan standar
 Meningkatkan pemahaman pelanggan
 Persepsi
 Perasaan
 Perbuatan
 Pemenuhan kebutuhan pelanggan
 Membantu menyelesaikan masalah
 Meningkatkan kemandirian pelanggan
tahap III…PEMENUHAN KEBUTUHAN
Lanjutan

DAN PENYELESAIAN MASALAH


 Informasi
 Jelas dan benar
 Yakini customer mengerti
 Beri kesempatan bertanya
 Sesuai kewenangan
 Tindakan
 Inform consent
Beri penjelasan tentang tindakan

 Customer menyetujui

 Laksanakan sesuai standar


 Kualitas prima
IV. Terminasi / Akhir komunikasi

 Evaluasi hasil tindakan yang


dilaksanakan
 Rencanakan tindak lanjut
 Salam
IV. AKHIR PERTEMUAN
4.1 Evaluasi
 Hasil Tiap Pertemuan
 Hasil Akhir Pertemuan
4.2 Rencana Lanjutan
 Kegiatan yang Dilakukan Klien
 Kegiatan yang Dilakukan Petugas
4.3 Pastikan Pelanggan Kembali
 Perjanjian atau Follow Up
 Hargai Pelanggan
 Sampaikan Kesedian Membantu
IV. AKHIR PERTEMUAN
(Tahap : Terminasi)
KOMUNIKASI PERAWAT/DOKTER DG PASIEN
 Dilakukan pada tiap akhir tindakan:
 Evaluasi :
 Subjektif

 Objektif

 Rencana tindak lanjut untuk klien (PR Pasien)


 Kontrak yang akan datang yaitu rencana tindak
lanjut oleh provider:
 Topik atau tindakan yg akan dilanjutkan

 Waktu & tempat pelaksanaan tindakan


lanjutan
46
METODE KOMUNIKASI DENGAN
ISBAR
ISBAR
I • Introduction
S • Situation

B • Background

A • Assessment

R • Recommendation
MODEL SBAR
SEBAGAI STRATEGI UNTUK
MENINGKATKAN
KOMUNIKASI EFEKTIF SAAT
SERAH TERIMA INFORMASI
PASIEN

MENINGKATKAN PATIENT
SAFETY
Introduction
 State your name and unit
 I am calling about
(patient name)
INTRODUKSI
 Via Tel:
 Saya Budi, perawat ruang Mawar
 Saya mau melaporkan pasien Sofian
 Visit Dokter
 Ini pasien Sofian
TEKNIK SBAR : MEMPERBAIKI KOMUNIKASI 
MENINGKATKAN KESELAMATAN PASIEN

S : Situation
Kondisi terkini yg terjadi
pada pasien  Tehnik serah terima
B : Background yang dapat
Informasi penting apa yg digunakan pada serah
berhubungan dg kondisi terima perawat antar
pasien terkini shift, perawat ke
A : Assessment dokter saat
melaporkan kondisi
hasil pengkajian kondisi pasien, dokter ke
pasien terkini dokter.
R : Recommendation
apa yg perlu dilakukan
Untuk mengatasi masalah
SBAR
Situation (S)  Sebutkan nama Anda dan unit
 Sebutkan identitas pasien dan nomor kamar
pasien.
 Sebutkan masalah pasien tersebut (misalnya
sesak nafas, nyeri dada, dsb.
Background (B)  Sebutkan diagnosis dan data klinis
pasien sesuai kebutuhan :
 Status kardiovaskular (nyeri dada, tekanan
darah, EKG, dsb.)
 Status respirasi (frekuensi pernafasan, Sp02,
analisis gas darah, dsb.)
 Status gastro-intestinal (nyeri perut, muntah,
perdarahan, dsb.)
 Neurologis (GCS, pupil, kesadaran, dsb.)
 Hasil laboratorium/pemeriksaan penunjang
lainnya.
Assessment (A) Sebutkan problem pasien tersebut :
 Problem kardiologi (syok kardiogenik, aritmia
maligna, dsb.)
 Problem gastro-intestinal (perdarahan massif dan
syok)
Recommendation Rekomendasi (pilih sesuai kebutuhan) :
/Request (R)  Saya meminta dokter untuk :
 Memindahkan pasien ke ICU
 Segera datang melihat pasien
 Mewakilkan dokter lain untuk datang
 Konsultasi ke dokter lain
 Pemeriksaan atau terapi apa yang diperlukan
 Foto rontgen
 Pemeriksaan analisi gas darah
 Pemeriksaan EKG
 Pemberian oksigenasi
Situation
•Patient age
• Gender
• Pre-op diagnosis
• Procedure
• Mental status
pre-procedure
• Patient stable/unstable
Background
• Pertinent medical history
• Allergies
• Sensory Impairment
• Family location
• Religion/culture
• Interpreter required
• Valuables deposition
Background Dirawat
• Keluhan Utama
• Diagnosis dg data penunjang
• Skin integrity
• Musculoskeletal restrictions
• Tubes/drains/catheters
• Dressings/cast/splints
• Counts correct
• Other
Assessment
•Vitals
• Isolation required
• Skin
• Risk factors
• Issues I am concerned about
• sudah dilakukan : Skala nyerinya, Dll yg
berhubungan
Recommendation/Request

• Specific care required


immediately or soon
• Priority areas
⁻ Pain control
⁻ IV pump
⁻ Family communication
CONTOH “SBAR”

 S: SAMPAIKAN SITUASI SAAT INI ATAU ALASAN


LAPORAN
 B: LATAR BELAKANG DIRAWAT
 A: ASSESSMEN YG SUDAH DILAKUKAN
 R: REKOMENDASI SAUDARA UNTUK DOKTER
• Situatio
: n : Dr.Anwar, Saya Ani, dari Ruang
n melati. Bpk. Djoko mengalami
distress pernafasan.

• Background: Bpk. Djoko, 60 tahun, dengan COPD


• berat, yang keadaannya semakin
• menurun dan saat ini kondisinya
• semakin memburuk.
• Assessment: Suara nafas makin menurun pada
paru kanan. Kemungkinan Bpk.
Djoko mengalami Pneumothoraks.
• Recommendation : apakah ia perlu chest x-ray ?/ EKG
CONTOH SBAR MLL TELEPHON
 Situation (S) :
- Selamat pagi dr. Budi, saya Dewi perawat IRNA 2
- Melaporkan pasien nama Tn A mengalami penurunan
pengeluaran urine 30 cc/24 jam, mengalami sesak napas.
 Background (B) :
- Diagnosa medis gagal ginjal kronik, tanggal masuk 4 Desember
2018, program HD hari Senin-Kamis
- Tindakan yang sudah dilakukan posisi semi fowler, sdh terpasang
dower kateter, pemberian oksigen 3 liter/menit 15 menit yg lalu.
- Obat injeksi diuretic 3 x 1 ampul
- TD 140/70 mmHg, RR 30 x/menit, Nadi 98 x/menit, oedema
ekstremitas bawah dan asites
- Hasil laboratorium terbaru : Hb 9,7 mg/dl, albumin 3,1 ureum 237
mg/dl Kesadaran composmentis, bunyi nafas rongki.
LANJUTAN SBAR
 Assessment (A) :
- Masalah pada pasien ini berupa gangguan
Pola nafas dan gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit lebih.
- Pasien tampak tidak stabil
 Recommendation (R) :
- Haruskah saya mulai dengan pemberian
oksigen ?
- Adakah instruksi dokter? Perlukah peningkatan
atau syringe pump?
- Apakah dokter akan memindahkan pasien ke ICU?
Contoh komunikasi efektif SBAR antar
shift dinas/ serah terima :
 Situation (S) :
• Nama : Tn.A umur 35 tahun, tanggal masuk 4 Desember 2014
sudah 3 hari perawatan, DPJP : dr Budi, SpPD, diagnosa medis :
Gagal ginjal kronik.
• Masalah keperawatan:
- Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit lebih
- Perubahan kebutuhan nutrisi kurang
 Background (B) :
 Pasien bedrest total , urine 30 cc/24 jam, balance cairan 1000 cc/
24 jam.
 Mual tetap ada selama dirawat, ureum 320 mg/dl.
 Pasien program HD 2x seminggu Senin dan Kamis.
 Terpasang infuse NaCl 10 tetes/menit
 Dokter sudah menjelaskan penyakitnya tentang gagal ginjal
kronik
 Diet : rendah protein 1 gram
lanjutan
 Assessment (A) :
 Kesadaran composmentis, TD 140/70 mmHg, Nadi
98x/menit, suhu 36,8 0C, RR 20 x/menit, oedema pada
ekstremitas bawah, tidak sesak napas, urine sedikit,
eliminasi faeses baik.
 Hasil laboratorium terbaru : Hb 9,7 mg/dl, albumin 3,1,
ureum 237 mg/dl
 Pasien masil mengeluh mual.
 Recommendation/ Request (R) :
 Awasi balance cairan
 Batasi asupan cairan
 Konsul ke dokter untuk pemasangan dower kateter
KAPAN MENGGUNAKAN SBAR ?
DAFTAR PUSTAKA
JCI, Advancing Effective Communication,Cultural
Competence, and Patient- and Family-Centered
Care , a road map for Hospital, Oakbrook
Terrace, 2010
Komisi Akreditasi Rumah Sakit, REDOWSKO, KARS
2018
Komisi Akreditasi Rumah sakit, Standar Nasional
Akreditasi Rumah Sakit, Ed I, KARS , 2017
Konsil Kedokteran Indonesia, Manual Komunikasi
Efektif Dokter – Paisen, KKI ,cetakan 1, 2006

Anda mungkin juga menyukai