Anda di halaman 1dari 30

PENCEGAHAN DAN PERAWATAN LUKA

DEKUBITUS

Ns. NOVITRI PUJIATI AININDHYAH, S. Kep


DEFINISI

Latin: decubitus
Cubitum = siku
Dihubungkan dengan
kebiasaan orang Romawi yang
berbaring dengan menumpu
pada siku mereka.
DEFINISI
 Luka tekan dahulu dikenal dengan istilah luka dekubitus yang berasal
dari kata decumbere yang artinya membaringkan diri, namun istilah
tersebut kini telah ditinggalkan karena luka tekan sebenarnya tidak
hanya terjadi pada pasien berbaring saja tetapi juga bisa terjadi pada
pasien dengan posisi menetap terus menerus seperti penggunaan kursi
roda atau pasien yang memakai prostesi.

 Luka tekan adalah suatu injury kulit akibat penekanan yang terus
menerus (konstan) karena imobilitas. Akibat tekanan terus menerus
tersebut aliran darah menjadi menurun, dan akhirnya terjadi kematian
sel jaringan, kulit menjadi rusak dan terbentuk luka terbuka (JAMA,
2006).

 MOH (2001) mendefinisikan luka tekan sebagai suatu area kerusakan


kulit, otot dan jaringan dibawahnya yang terlokalisir akibat dari
peregangan, gesekan dan penekanan yang terus menerus.
ETIOLOGI :
 Faktor intrinsik:
1. Penuaan (regenerasi sel lemah)

2. Penyakit yang menimbulkan seperti DM,


Status gizi, underweight atau overweight,
Anemia, Hipoalbuminemia
3. Penyakit-penyakit neurologik dan penyakit-
penyakit yang merusak pembuluh darah
(CVA)
4. Keadaan hidrasi/cairan tubuh yang
kurang
 Faktor ekstrinsik:
1. Kebersihan tempat tidur yang kurang
2. Alat-alat tenun yang kusut dan kotor
3. Mobilisasi yang kurang (tekanan yang menetap)
4. Kelembaban
5. Gangguan penyembuhan luka (hilangnya sensasi,
inkintinensia, penipisan dermis, usia, perawatan
yang diberikan oleh petugas kesehatan)
PATOFISIOLOGI LUKA DEKUBITUS
Tekanan yang terlokalisir

Peningkatan tekanan arteri kapiler


pada kulit

Terhambatnya aliran darah

Iskemik

Nekrosis
1. Tipe normal
 Mempunyai beda temperatur dibawah
sampai 2,5oC dibandingkan kulit sekitarnya,
akan sembuh dalam perawatan sekitar 6
minggu.
 Ulkus terjadi karena iskemia jaringan
setempat akibat tekanan, tetapi aliran darah
dan pembuluh-pembuluh darah sebenarnya
baik
2. Tipe arterioskelerosis
Beda temperatur kurang dari 1oC antara daerah
ulkus dengan kulit sekitarnya. Menunjukkan
gangguan aliran darah akibat penyakit pada
pembuluh darah (arterisklerotik) selain faktor
tekanan.
Lama perawatan 16 minggu.
3. Tipe Terminal
Terjadi pada penderita yang akan meninggal dunia
dan tidak akan sembuh.
Stadium 1 :

a. Terjadi di superficial, terjadi setelah minimal 2 jam penekanan pada

daerah tertentu

b. Adanya perubahan dari kulit yang dapat diobservasi. Perubahan

temperatur kulit (lebih dingin atau lebih hangat)

c. Perubahan konsistensi jaringan (lebih keras atau lunak)

d. Perubahan sensasi (gatal atau nyeri)

e. Pada orang yang berkulit putih, luka mungkin kelihatan sebagai

kemerahan yang menetap. Sedangkan pada yang berkulit gelap, luka akan

kelihatan sebagai warna merah yang menetap, biru atau ungu.


STADIUM 1
Stadium 2 :
1. Hilangnya sebagian lapisan kulit yaitu epidermis
atau dermis, atau keduanya.
2. Cirinya adalah lukanya superficial, abrasi,
melempuh, atau membentuk lubang yang
dangkal
Stadium 3 :
Hilangnya lapisan kulit secara lengkap,
meliputi kerusakan atau nekrosis dari
jaringn subkutan atau lebih dalam, tapi
tidak sampai pada fascia. Luka terlihat
seperti lubang yang dalam
Stadium 4
Hilangnya lapisan kulit secara lengkap dengan
kerusakan yang luas, nekrosis jaringan, kerusakan
pada otot, tulang atau tendon. Adanya lubang yang
dalam serta saluran sinus juga termasuk dalam
stadium IV dari luka tekan
PERAWATAN LUKA DEKUBITUS
Derajat I
 Perawatan terpenting adalah memberikan perhatian
agar tidak meningkat menjadi lebih lanjut
 Memeberikan perubahan posisi min 2 jam sekali agar
tidak menjadi lebih parah
 Kulit yang kemerahan dibersihkan hati-hati dengan air
hangat dan sabun, diberi lotion, kemudian di masase 2-
3x/hari
 Tetap memberikan asupan gizi yang baik sehingga
terbentuk jaringan penyokong yang baik
 Memberikan pergerakan pasif pada pasien yang
mengalami paralise
Derajat II
 Pelaksanaan sama dengan luka derajat I
 Perawatan luka harus memperhatikan teknik
septik dan aseptik
 Diberikan salep topikal untuk merangsang
tumbuhnya jaringan baru
 Daerah bersangkutan digesek dengan es dan
dihebus dengan udara hangat untuk
pergantian sirkulasi.
Derajat III
 Tujuan perawatan derajat ini adalah tetap mengurangi
tekanan dan menghindari perluasan yang lebih komplek
 Pengobatan topikal di daerah diberikan dan didukung
dengan perawatan luka.
 Balutan luka yang transparan dan pertahankan kelembaban
untuk masuknya oksigen dan mempermudah regenerasi sel.
Penggantian balutan jangan terlalu sering agar
pertumbuhan sel baru tidak terganggu. Luka yang kotor
dapat dicuci dengan cairan NaCl.
 Pengobatan menggunakan antibiotik untuk infeksi yang
timbul.
Derajat IV
 Pengobatan infeksi sekunder menjadi penting agar tidak
mengarah ke sepsis
 Sangat perlu dilakukan operasi plastik dengan tujuan untuk
mengurangi perluasan dan perbaikan jaringan yang rusak.
 Semua langkah-langkah perawatan luka sama dengan luka
derajat III.
 Beberapa preparat enzim coba diberikan dengan tujuan
mengurangi perdarahan dibanding dengan tindakan bedah
yang juga merupakan alternatif lain. Setelah jaringan
nekrotik dibuang dan luka bersih, penyembuhan luka
secara alami dapat diharapkan
 Tindakan dengan ultrasono untuk membuka sumbatan
pembuluh darah dan sampai pada tranplantasi kulit
setempat.
1. Minimalkan tekanan
2. Melakukan mobilisasi (ROM), minimal setiap 2 jam sekali
3. Meminimalkan terhadap pergesekan (friction)
4. Mengatasi inkontinensia (kateter)
5. Diet TKTP
6. Mengobati infeksi
7. Melindungi bagian tubuh yang tulangnya menonjol dengan
bahan-bahan yang lembut (misalnya bantal, bantalan
busa)
8. Menjaga kebersihan kulit dan mengusahakan agar kulit
tetap kering.
Bila pasien tirah baring lama digunakan kasur khusus,
yaitu kasur yang diisi dengan air atau udara.
PENDEKATAN KOMPREHENSIF TATA
LAKSANA ULKUS DEKUBITUS

1. Tata laksana dasar adalah upaya PENCEGAHAN dan


MENGENAL RISIKO ULKUS Dekubitus pada pasien
secara terus-menerus

2. Tata laksana individual untuk pasien, dilaksanakan


oleh tim terintegrasi multi disiplin secara profesional
PERHATIAN KHUSUS
1. Gunakan sabun yang lembut untuk mandi
2. Atasi inkontinensia urine dan alvi dengan
baik
3. Hindari masase pada bagian tonjolan
tulang
4. Optimalkan status nutrisi
5. Edukasi caregiver sampai terampil
6. Maksimalkan mobilitas dan aktifitas pasien
sesuai potensi pasien
7. Latihan transfer tanpa timbul gesekan kulit
8. Gunakan alat bantu anti dekubitus bila
perlu
POSISI MIRING DAN TERLENTANG UNTUK
MENGHINDARI DEKUBITUS
MATRAS DEKUBITUS
Dynamic Mattress Air-fluidised Mattress
Pressure Relieving Cushions
JAM POSISI TANDA TANGAN PENGAWAS

00 – 02 TERLENTANG

02 – 04 MIRING MENGHADAP KIRI

04 – 06 MIRING MENGHADAP KANAN

06 – 08 TERLENTANG

08 – 10 MIRING MENGHADAP KIRI

10 – 12 MIRING MENGHADAP KANAN

12 – 14 TERLENTANG

14 – 16 MIRING MENGHADAP KIRI

16 – 18 MIRING MENGHADAP KANAN

18 – 20 TERLENTANG

20 – 22 MIRING MENGHADAP KIRI

22 – 00 MIRING MENGHADAP KANAN


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai