Pendahuluan
A. Latar Belakang
Penelitian di 56 negara dari 192 negara anggota WHO tahun 2004 diperkirakan
234,2 juta prosedur pembedahan dilakukan setiap tahun berpotensi komplikasi dan
pembedahan adalah kecacatan dan rawat inap yang berkepanjangan 3-16% pasien
berbagai operasi sebesar 0,2-10%. Diperkirakan hingga 50% dari komplikasi dan
Data World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa selama lebih dari
satu abad perawatan bedah telah menjadi komponen penting dari perawatan
kesehatan di seluruh dunia. Diperkirakan setiap tahun ada 230 juta operasi utama
dilakukan di seluruh dunia, satu untuk setiap 25 orang hidup (Haynes et al., 2009).
Salah satu bagian penting dari pendekatan manajemen risiko untuk lingkungan
rumah sakit yang lebih aman dalam pelaksanaan bedah adalah penggunaan
Pada tahun 2008 World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan
Safety Checklist) (Haugen et al., 2015), dan pada tahun 2009 Penerapan checklist
keselamatan bedah mulai dilaksanakan di beberapa rumah sakit (Russ et al., 2014;
Sewell et al., 2011). Tujuan dari checklist ini adalah menciptakan kerangka kerja
misalnya, berkaitan dengan antibiotik dan “deep vein thrombosis profilaksis“, serta
bedah dilakukan untuk perbaikan dengan melibatkan multi profesi. Mereka juga
melaporkan bahwa langkah-langkah dari checklist ini masih sering diabaikan oleh
pada penurunan angka mortalitas yang signifikan dan komplikasi pasca bedah
lainnya, maka sejak saat itu checklist telah diadopsi oleh lebih dari 3900 rumah sakit
di 122 negara yang mewakili lebih dari 90% populasi dunia (Conley et al, 2011)
Selain itu, Checklist keselamatan pasien telah diuji coba dalam sebuah studi
global di 8 rumah sakit di negara maju dan berkembang, hasilnya diterbitkan pada
bulan Januari 2009 dan menunjukkan penurunan yang signifikan dalam angka
Sekarang lebih dari 4000 rumah sakit di dunia telah menerapkan checklist
keselamatan bedah, atas saran dari WHO checklist tersebut dapat dimodifikasi
dikeluarkan oleh World Health Organization, 2009, wajib dipatuhi dan dilaksanakan
oleh seluruh rumah sakit di indonesia sesuai dengan peraturan dan perundang-
pada pasien yang benar. Standar skp.4 rumah sakit memastikan tepat-lokasi, tepat-
prosedur, dan tepat-pasien sebelum menjalani tindakan dan atau prosedur (SNARS,
2018). Sedang
(Kusumayanti, 2015).
ruang operasi instalasi bedah sentral RSUD Andi Makkasau Parepare dari tahun….
Januari sampai ……… terdapat ….. kasus dengan rata-rata tiap bulan sekitar …..
dan 1281 kasus pada tahun 2007 (Depkes, 2007). Berdasarkan data dari
terakhir bahwa, pada tahun 200 sebanyak …. pasien operasi abdomen di kamar
bedah. Pada tahun 200.. tercatat sebanyak ….. pasien operasi abdomen di kamar
Dengan rata-rata setiap bulan terdapat 46 pasien (Mendes, 2012). Adapun data
Rekam Medis RSUD Andi Makkasau Parepare tanggal 31 Oktober 2009, dalam 3
Agustus 2009, 75 kasus pada bulan September 2009, dan 73 kasus pada bulan
Oktober 2009 (Estria, 2011). Di dukung sesuai data yang berasal dari bangsal
cendana 2 instalasi rawat inap RSUD Andi Makkasau Parepare ditemukan data
2016.
dan kepatuhan terhadap standar serta peraturan di ruang bedah meningkat pasca-
intervensi. Checklist dianggap mudah dan cepat untuk digunakan. Mereka juga
B. Rumusan Masalah.
kendala yang harus selalu di evaluasi, agar tujuannya tercapai. Untuk itu perlu
perhatian khusus kepada tim bedah terkait bagaimana surgical safety checklist
dalam penelitian ini adalah Bagaimana Gambaran Surgical Safety Checklist Dengan
C. Tujuan penelitian.
D. Originilitas Penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
Bedah, untuk dilaksanakan oleh tim di ruang bedah. Tiga bagian checklist dan
http://www.who.int/patientsafety/safesurgery/en/.
dari : sebelum induksi anestesi ("sign-in"), segera sebelum sayatan kulit ("time-
out"), dan tepat setelah penutupan kulit ("sign-out") (gambar 1). ‘Sign-in’,
dilakukan oleh ahli anestesi, perawat anestesi, dan pasien, terdiri dari cek
identitas pasien, prosedur yang akan dilakukan dan hal yang harus dilakukan,
dan poin lain yang berkaitan dengan anestesi . Dalam proses ‘time-out’, nama
dan peran dari semua anggota tim, dan semua aspek penting dari bedah itu
penyelesaian pasca bedah. (WHO Patient Safety. & World Health Organization.,
2009)
2.
3. Gambar 1.
7. Kolaborasi.
8. Kepatuhan.
a. Pengetahuan.
b. Sikap.
c. Praktik.
9. Laparatomi.
B. Kerangka teori
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Variabel Penelitian.
C. Defenisi Operasional.
D. Hipotesis Penelitian.
daftar pustaka
Conley, D. M., Singer, S. J., Edmondson, L., Berry, W. R., & Gawande, A. A. (2011).
Haugen, A. S., Søfteland, E., Almeland, S. K., Sevdalis, N., Vonen, B., Eide, G. E., …
Haynes, A., Weiser, T. G., Berry, W. R., Lipsitz, S., Breizat, A.-H., Dellinger, E., …
https://doi.org/10.1056/NEJMsa0810119
Russ, Stephanie J, Sevdalis, N., Moorthy, K., Mayer, E. K., Rout, S., Caris, J., … Darzi,
A. (2015). A qualitative evaluation of the barriers and facilitators toward
Russ, Stephanie Jane, Rout, S., Caris, J., Moorthy, K., Mayer, E., Darzi, A., … Vincent,
C. (2014). The WHO surgical safety checklist: Survey of patients’ views . BMJ
Surgical teams’ attitudes and opinions towards the safety of surgical procedures in
public hospitals in the Brazilian Federal District. BMC Research Notes, 9(1), 276.
https://doi.org/10.1186/s13104-016-2078-3
Sendlhofer, G., Mosbacher, N., Karina, L., Kober, B., Jantscher, L., Berghold, A., …
optimize the process and hints to increase compliance. PLoS ONE, 10(2), 1–14.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0116926
Sewell, M., Adebibe, M., Jayakumar, P., Jowett, C., Kong, K., Vemulapalli, K., &
Levack, B. (2011). Use of the WHO surgical safety checklist in trauma and
https://doi.org/10.1007/s00264-010-1112-7
WHO Patient Safety., & World Health Organization. (2009). Implementation manual
World Health Organization. (2009). WHO Guidelines for Safe Surgery 2009. In WHO.
https://doi.org/January 13, 2013