Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

KEGIATAN PERCEPTORSHIP
ETIK DAN DISIPLIN PROFESI KEPERAWATAN
DI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO
PROVINSI JAWA TENGAH

Disusun untuk memenuhi Tugas


Mata Kuliah: Aplikasi

Oleh:
Primiandrianza Prorenata
NIM. 22020115410061

P R O G R A M S T U D I M A G I S T E R K E P E R A WATA N
KONSENTRASI KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPERAWATAN
F A K U LTA S K E D O K T E R A N
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2016

A. Latar Belakang
Preceptorship merupakan salah satu cara untuk pengembangan dan
pengendalian mutu keperawatan adalah dengan cara mengembangkan lahan
praktek keperawatan disertai dengan adanya pembinaan masyarakat yang
profesional keperawatan untuk melaksanakan pengalaman belajar dilapangan
dengan benar bagi perserta didik selain itu mentoring yang merupakan
keterampilan kepemimpinan yang penting selain mengelola dan memotivasi
orang, mentoring juga membantu orang lain belajar tumbuh da menjadi lebih
efektif dalam pekerjaan mereka dan merupakan sarana paling efektif untuk
transformasi diri secara lebih menyeluruh sehingga kedua konsep ini saling
memepengaruhi dalam suatu sistem pembelajaran.
Perubahan sikap dan keterampilan profesional yang benar dengan
melalui pengalaman belajar lapangan yang diselenggarakan dengan benar dalam
tatanan pelayanan keperawatan yang profesional, maka lingkungan yang
kondusif akan sangat membantu tumbuhnya sikap dan keterampilan profesional
khususnya bagi perawat dalam hal ini sangat diperlukan sarana bagi terlaksana
sikap dan keterampilan profesional bagi perawat, sarana yang mutlak harus ada
antara lain adanya perawat profesional sebagai pembimbing klinis atau
preceptor yang akan melakukan preceptoring bagi perawat lapangan sehingga
tumbuh kembang profesi dapat berkembang bagi perawat.
Faktor

kunci

dalam

pengembangan

dan

implementasi

model

preceptorship adalah keterlibatan staf yang berpengalaman di semua tingkatan,


ketersediaan literatur untuk mendapatkan pemahaman praktik terbaik dan
penggunaan pengetahuan yang diperoleh untuk dijadikan panduan dalam
praktik. Komitmen dan dukungan staf merupakan salah satu faktor penting.
Untuk itu di butuhkan peran semua pihak dalam program preceptorship guna
meningkatkan pelayanan keperawatan.
Dalam kegiatan preseptorship pada aplikasi yang dilaksanakan di RSJD
Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah adalah dimana komite
keperawatan dirumah sakit tersebut yang membawahi sub komite etik dan
disiplin profesi, sub komite mutu dan juga sub komite kredensial sudah

berfungsi dengan baik. Dari sini preseptee tertarik untuk mempelajari lebih
lanjut tentang sub komite etik dan disiplin profesi keperawatan. Di RSJD Dr.
Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah audit etik dan disiplin profesi
dilaksanakan dengan menggunakan metode OPPE dan FPPE.
Audit dengan menggunakan FPPE (Focused Professional Practice
Evaluation) dan OPPE (Ongoing Professional Practice Evaluation) bertujuan
untuk membangun kompetensi profesi untuk memberikan pelayanan kesehatan
yang aman dan berkualitas bagi pasien sesuai dengan standar akreditasi (Tricia
Marriott, 2010). Evaluassi dengan FPPE sangat penting dilakukan keberhasilan
melakukan evaluasi ini menunjukan kemampuan rumah sakit dalam menerapkan
kebijakan dan aturan-aturan internal rumah sakit itu sendiri. Evaluasi ini harus
dilakukan dalam satu periode tertentu diisi oleh oleh kepala bagian/kepala ruang
dan harus dilaporkan kepada komite keperawatan, bentuk evaluasi akan berbedabeda sesuai dengan kewenangan klinis masing-massing.
OPPE (Ongoing Professional Practice Evaluation) merupakan review
atau evaluasi yang sedang berlangsung berdasarkan analisa data untuk
melakukan identifikasi masalah dalam kinerja profesional (Horty, Springer &
Mattern, P.C, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Ehrenfeld, Henneman JP et
all pada tahun 2012 OPPE ini dapat dilakukan secara otomatis pada saat
dilakukan tindakan sehingga dapat langsung diketahui kinerja atau kompetensi
dari pemberi layanan kesehatan tersebut.
Dari latar belakang tersebut preseptee tertarik untuk mempelari lebih
lanjut tentang metode evaluasi dengan OPPE dan FPPE sehingga preseptee
belajar mengenai teknik evaluasi tersebut kepada ketua sub komite etik dan
disiplin profesi keperawatan RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa
Tengah. Tersusun laporannya Implementasi Audit Etik Dan Disiplin Profesi
Keperawatan Dengan Menggunakan Metode OPPE dan FPPE di RSJD Dr.
Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah merupakan bentuk ketertarikan
preseptee untuk memepelajari metoda evaluasi dalam pelaksanaan dan
penjaminan etik dan disiplin profesi keperawatan.

B. Etik

Dan

Disiplin

Profesi

Keperawatan

di

RSJD

Dr. Amino

Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah


1. Identitas Preseptee
Nama : Primiandrianza Prorenata
Status : Mahasiswa Magister Keperawatan
Topik : Audit Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan
2. Identitas Perceptor
a. Preceptor 1
Nama

: Komariyatun, S.Kep., M. Kes

Jabatan

: Kepala Seksi Rawat Inap

Keahlian : Audit Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan


b. Preceptor 2
Nama

: Kandar, S.Kep, Ns, M.Kes

Jabatan

: Ketua Komite Keperawatan

Keahlian : Audit Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan


3. Tujuan Pertemuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan bimbingan dengan preseptor diharapkan mampu
memahami dan mengaplikasikan metode audit Etik dan Disiplin
Profesi Keperawatan
b. Tujuan Khusus
1) Mengetahui konsep penjagaan etik profesi keperawatan
2) Mengetahui konsep penjagaan disiplin profesi keperawatan
3) Mengetahui metoda audit etik dan displin profesi keperawatan
4) Mengetahui peran dan fungsi audit dalam penjagaan etik dan
disiplin profesi keperawatan

4. Rencana Pertemuan
No
Hari Tanggal
1
Kamis

Rencana Materi Pertemuan


1. Kontrak dan Kesedian Sebagai

17 November 2016

Preseptor.
2. Kontrak waktu yang tepat untuk
melaksaankan diskusi.

Sabtu

3. Penetukan topik permasalahan


1. Diskusi tentang Komite Keperawatan

19 November 2016

2. Diskusi tentang Sub Komite Etik dan


Disiplin Profesi Keperawatan
3. Diskusi tentang peran dan fungsi
Komite Etik dan Disiplin Profesi

Senin

Keperawatan
1. Diskusi penyelesaian masalah etik dan

21 November 2016

disiplin profesi
2. Diskusi audit etik dan disiplin profesi
dengan menggunkan metode OPPE dan

Selasa

FPPE
Evaluasi kegiatan preseptorship

24 November 2016
c. Kegiatan
Melakukan kegiatan preseptorship dengan ibu Komariyatun, S. Kep.,
M.Kes dan bapak Kandar S.Kep, Ns, M.Kes Sesuai dengan jadwal dan
materi yang telah direncanakan.

5. Hasil
Hari

Tempat

Tanggal
Kamis
17/11/2016

Kegiatan
Ruang
Bidang
Keperawatan

Sabtu
19/11/
2016

Kegiatan

hasil kegiatan

1. Melakukan
kontrak
dan Preceptor menyapa dan berjabat tangan preceptee,
Kesedian Sebagai Preseptor.
preseptor menanyakan kegiatan aplikasi. Preseptee
menjawab dengan menjelaskan proses aplikasi serta
2. Menyepakati waktu yang tepat menjelaskan keinginan preseptee untuk menjadikan ibu
untuk melaksaankan diskusi.
Komariyatun dan Bapak Kandar sebagai preseptor.
Preseptee menjelaskan tujuan kegiatan preseptorship.
3. Menetukan topik permasalahan Setelah terjadi kesepakatan untuk melakukan bimbingan
mengenai audit etik dan disiplin profesi melalui metode
OPPE dan FPPE, maka preseptee mengajukan rencana
kegiatan yang telah disusun selama proses presetorship.
Kemudian menyusun jadwal pertemuan.

Ruang
1. Melakukan diskusi mengenai
komite Keperawatan
Bidang
Keperawatan
2. Melakukan diskusi mengenai
Sub komite etik dan didiplin
profesi keperawatan
3. Melakukan diskusi mengenai
peran dan fungsi komite etik
dan didiplin profesi
keperawatan

Preseptor menjelaskan bahwa komite keperawatan


terdisi dari tiga sub komite yaitu sub komite mutu
(Bapak Aris Sunandar) Sub Komite Kredensial (Bp
Riyono) dan Sub Komite etik dan disiplin profesi (bp
Jalal).
1. Etika profesi ini mengatur bagaimana seorang
perawat melakukan hubungan dengan pasien, dimana
seorang perawat dalam memberikan asuhannya harus
memperhatikan etika seperti menghormati dan
menghargai hak pasien. Disiplin profesi merupakan
aturan yang dibentuk dan harus dipatuhi oleh perawat

dalam melakukan asuhan keperawatanya dan jika


melanggar akan dikenakan sanksi yang jelas. Disiplin
profesi ini berkaitan dengan kewenangan klinis
sorang perawat.
2. Preseptor menjelaskan bahwa tugas utama sub
komite etik dan disiplin profesi ini adalah melakukan
pembinaan terkait dengan etik dan disiplin profesi
keperawatan sehingga diperlukan evaluasi secara
berkala salah satu metoda evaluasi yang digunakan
adalah metode OPPE dan FPPE.
3. Preseptor memberikan file tentang audit etik disiplin
profesi dengan menggunkan metode OPPE dan
FPPE, dan disampaikan kepada preseptee untuk
mepelajari modul/ bahan kajian tersebut
Senin
21/11/2016

Ruang
Bidang
Keperawatan

Melakukan diskusi mengenai audit


etik dan disiplin profesi dengan
menggunkan metode OPPE dan
FPPE

Preseptor menjelaskan metode evaluasi ini belum


diterapkan
sepenuhnya
dikeperawatan
karena
sebenarnya metode ini merupakan metode audit yang
digunakan
di
kedokteran.
Yang
digunakan
dikeperawatan, contoh OPPE (Ongoing Professional
Practice Evaluation) metode ini digunakan pada pra PK
dimana auditnya belum fokus audit ini dilaksanakan
terus menurus walaupun tidak ditemukan maslah. FPPE
(Focused Professional Practice Evaluation) sudah fokus
pada masalah yang akan ditangaani, jadi audit ini akan
dilakukan jika sudah ditemukan aadanya maslah. Pada

artikel yg dibaca preseptee motode ini dilakukan oleh


kepala
departemen/kepala
ruaangan
kemudian
dilaporkan kepada komite keperawatan. Akan tetapi
yang terjadi di RJSD Dr. Amino Gondohutomo hal
tersebut belum efektif dilakukan.
Selasa
24/11/2016

Ruang
Bidang
Keperawatan

Melakukan evaluasi kegiatan


preseptorship

Kemampuan dalam memberikan asuhan keperawatan


yang berdasarkan etik dan disiplin profesi merupakan
hal yang penting dipelajari dan diimplementasikan
dalam pemberian asuhan. Berdasarkan hal tersebut,
penegakan disiplin profesi dan pembinaan etika profesi
perlu dilakukan secara terencana, terarah dan dengan
semangat yang tinggi sehingga pelayanan keperawatan
yang diberikan benar-benar menjamin keselamatan dan
kepuasan pasien. Kewenangan klinis yang miliki oleh
peraat merupakan suatu upaya untuk menjaga mutu
pelayanan rumah sakit dan juga untuk menjaga
keselamatan pasien.

6. Evaluasi
a. Evaluasi Proses
Kegiatan Preceptorship dilakukan kepada ketua sub komite etik dan
disiplin profesi. Kegiatan dilaksanakan setelah mendapat ijin dari
pembimbing dan juga dari calon preseptor. Kegiatan dilakukan di
ruang komite keperawatan dan di ruang PPI. Pendekatan yang
dilakukan melalui metode wawancara, selama proses berlangsung
preceptor

sangat antusias mengemukakan pengalamannya dan

program program yang tealah dilaksanakannya sebagai seorang


ketua sub komite etik dan disiplin profesi. Selama kegiatan preceptor
sangat komunikatif.
b. Evaluasi Hasil
Berdasarkan pertemuan Preceptor menjelaskan bahwa sub komite etik
dan disiplin profesi meripakan bagian dari komite keperawatan
dimana komite keperawatan ini organisasi independen dirumah sakit.
Sub komite etik dan disiplin profesi ini sangat berkaitan erat dengan
kewenangan

klinis

seorang

perawat

yang

kaitannya

dengan

kompetensi/kemampuan dalam meberikan asuhan keperawatan.


Kewenangan klinis yang miliki oleh perawat merupakan suatu upaya
untuk menjaga mutu pelayanan rumah sakit dan juga untuk menjaga
keselamatan

pasien.

Kemampuan

dalam

meberikan

asuhan

keperawatan yang berdasarkan etik dan disiplin profesi merupakan hal


yang penting dipelajari dan diimplementasikan dalam pemberian
asuhan. Berdasarkan hal tersebut, penegakan disiplin profesi dan
pembinaan etika profesi perlu dilakukan secara terencana, terarah dan
terprogram, sehingga pelayanan keperawatan yang diberikan benarbenar menjamin keselamatan dan kepuasan pasien.

DAFTAR PUSTAKA
Departement
of
Medicine.
2008.
Focused
Professional
Practice
Evaluation(FPPE).http://www.medicine.northwestern.edu/about/academicaffairs/regular-faculty/fppe.html
Ehrenfeld, Henneman JP et all. 2012. Ongoing professional performance
evaluation (OPPE) using automatically captured electronic anesthesia data.
Jt Comm J Qual Patient Saf. 2012 Feb;38(2):73-80. PubMed - indexed for
MEDLINE
Ernawati T,2000 Hubungan Tugas Pokok Dan Fungsi Kepala Seksi Dan Komite
Keperawatan Dengan Efektifitas Pelayanan Keperawatan di RSUD Dr
Soegarso Pontianak
Lowenstein, A. J. & Bradshaw, M. J. (2001). Fuszards innovative teaching
strategies in nursing (3rd ed). Maryland: Aspen Publishers Inc.
Malini, H & Huriani, E. (2006). Kajian metode pengajaran klinik dalam
meningkatkan pencapaian kompetensi mehasiswa Program
Quality Management Monthly Conference Call. 2011. Joint Commission Medical
Staff Standards: Ongoing Professional Practice Evaluation and Focused
Professional Practice Evaluation. QHR: Consulting service
Sumijatun, 2011, Membudayakan Etika dalam Praktik Keperawatan, Jakarta,
Penerbit Salemba Medika
Tricia Marriott, 2010, FPPE and OPPE Are More than Just Acronyms: But What
Does It Mean to ME? PA Professional. WWW. AAPA.ORG.

PENILAIAN PERCEPTORSHIP
NAMA

: Primiandrianza Prorenata

NIM

: 22020115410061
ASPEK PENILAIAN

Kelengkapan kegiatan
Terbina hubungan saling percaya
Informasi yang didapat
Kualitas pertemuan
Kelengkapan evaluasi
JUMLAH

Bobot
20
20
20
20
20
100

PENILAIAN
3
2

NILAI X BOBOT
1

JUMLAH / 4
Semarang,

November 2016

Penilai,

()

Anda mungkin juga menyukai