TATANAN PELAYANAN
Disusun Oleh :
Diffa Risqa (22020119410015)
Maelia Unayah (22020119410010)
Ranida Arsi (22020119410024)
Ayu Afriani (22020119410037)
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan penyertaan-Nya
sehingga kelompok dapat menyelesaikan penyususan makalah yang berjudul “Rancangan
Perceptorship Dalam Tatanan Pelayanan” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perceptorship. Makalah ini bertujuan
untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang perceptorship di tatanan pelayanan bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr Anggorowati.,S.Kp,.Ns.,Sp.Kep
Mat.,M.Kep, selaku dosen dalam mata kuliah preceptorship yang telah memberikan tugas ini
sehingga menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan bidang studi atau konsentrasi
yang kami tekuni. Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membagikan
pengetahuannya melalui publikasi dalam bentuk buku ataupun artikel sehingga menjadi sumber
atau referensi dalam menambah pengetahuan melalui makalah yang kami buat.
Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi penyempurnaan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Nursalam (2014), peran perawat dimasa depan harus berkembang seiring
dengan perkembangan iptek dan tuntutan kebutuhan masyarakat. 1 Dibutuhkan pembelajaran di
area klinik bagi peserta didik keperawatan untuk sebagai bekal untuk menjadi perawat
porfesional kelak. Pembelajaran di area klinik memberikan kesempatan peserta didik untuk
menerapkan pengetahuan teoritis dalam tindakan keperawatan yang sesungguhnya. Proses
bimbingan selama praktik di rumah sakit dapat membantu peserta didik dalam penyelesaian
masalah, menganalisis secara krisis dan tidak langsung dalam segi pengambilan keputusan.
Tujuan pembelajaran klinik adalah pencapaian kompetensi praktik 2 serta mampu
mengaplikasikan teori dengan kasus yang dijumpai.
Rumusan masalah dari makalah ini adalah “bagaimana bentuk rancangan percetorship
yang baik dan benar dalam tatanan pelayanan? “
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN :
PEMBAHASAN :
PEMBAHASAN :
Penelitian ini dilakukan di RSUP Soeradji Klaten pada bulan Maret sampai dengan
April 2017 .Tujuan dari penelitian ini menganalisis pengaruh pelatihan QSEN terhadap
kompetensi Patient Centered Care preceptor. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif Pre-
Experiment Design dengan pendekatan The One Group Pratest Posttest. Tehnik sampling
yang digunakan adalah total sampling. Ada 29 preceptor RSUP Soeradji Klaten.
Penelitian ini membandingkan kompetensi kognitif preceptor sebelum dan setelah
pelatihan QSEN melalui pretest dan posttest.
Instrument yang digunakan adalah kuesioner QSEN dengan nilai r hitung 0.881.
Analisa data menggunakan paired sample t-test dan Wilcoxon dengan signifikasi ρ<0.05.
Seluruh responden sudah memiliki Surat Tanda Registrasi (STR). AIPNI (2010)
menyebutkan bahwa kriteria menjadi Preceptor pada pendidikan ners seharusnya
berpendidikan lebih tinggi dari peserta didik minimal merupakan seorang ners tercatat
dengan mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR), mempunyai lisensi SIP/SIK yang
berpengalaman klinik minimal 5 tahun. STR merupakan suatu kebutuhan yang harus
dimiliki preceptor, dan memiliki STR merupakan suatu bukti bahwa preceptor tersebut
sudah memenuhi kriteria sebagai perawat yang kompeten. Sehingga jika mereka
dijadikan sebagai pembimbing klinik akan mampu memberikan contoh kepada
mahasiswa sesuai dengan standar yang berlaku.
Berdasarkan hasil rekapitulasi data nilai kompetensi preceptor mengenai patient
centered care, hasil uji paired sampel T-test menunjukkan bahwa ada perbedaan antara
pre-test dan post-test secara signifikan.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kompetensi Preceptor mengalami peningkatan dari nilai pre-test dan post-test mengenai
Patient Centered Care nilai rata-rata 39.80 menjadi 44.8. penelitian ini didapatkan bahwa
ada pengaruh pelatihan Quality and Safety Education for Nurses (QSEN) terhadap
kompetensi Patient Centered Care preceptor.
Kata
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Preseptor merupakan sebagai praktisi keperawatan teregisterasi yang secara formal
memiliki tanggungjawab untuk memberikan dukungan kepada perawat baru dengan pendekatan
proses preseptorship, yang ditempatkan di tatanan klinik atau perawat senior yang bekerja di
tatanan layanan dan ditetapkan sebagai preceptor.
Saran
Berdasarkan hasil dari kumpulan artikel dan pembahasan serta kesimpulan yang telah
dikemukakan, berikut ini adalah beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi masukan dan
bahan pertimbangan didalam pelaksanaan :
Seorang preceptor yang baik diharapkan memiliki kemampuan untuk menjadi seorang role
model professional, komunikasi efektif, interpersonal, reflektif, berpikir kritis dan pengambilan
keputusan yang baik,memahami perbedaan budaya dan individu, memiliki kemampuan
kepemimpinan yang baik dan fleksibel dengan adanya perubahan, memiliki kemampuan klinik,
mengajar dan menggunakan evidence based dalam melakukan praktik di Rumah sakit, memiliki
kepercayaan diri dan motivasi sebagai preceptor, kompeten, memiliki kesabaran dan kemampuan
untuk membimbing preceptee pada aktivitas dan tugas yang kompleks. Untuk menjadi seorang
preceptor yang baik diharapkan preceptor mengikuti pelatihan terlebih dahulu agar mengetahui
peran dan fungsinya sebagai preceptor dalam membimbing preceptee.
DAFTAR PUSTAKA
1. Nursalam. Manajemen keperawatan: Aplikasi dalam praktik keperawatan rumah sakit. 4th ed. Suslia A,
editor. Jakarta: Salemba Medika; 2014. 480–483.