Anda di halaman 1dari 12

KONSEP

SISTEM PEMBERIAN PELAYANAN KEPERAWATAN


PROFESIONAL (SP2KP)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Manajemen Keperawatan


Dosen Pengampu: Noormailida, S.Kep.,M.Kep

Disusun oleh
Eka Silvia Noor Rahmi (20.200.0016)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS CAHAYA BANGSA BANJARMASIN
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................2

BAB I....................................................................................................................................................3

PENDAHULUAN.................................................................................................................................3

A. Latar Belakang...........................................................................................................................3
B. Tujuan........................................................................................................................................3
C. Metode Penulisan......................................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5

PEMBAHASAN...................................................................................................................................5

A. Konsep SP2KP..........................................................................................................................5
1. Definisi.....................................................................................................................................5
2. Komponen Pelayanan Keperawatan Profesional......................................................................6
3. Pemberian Asuhan Keperawatan Profesional berdasarkan SP2KP...........................................8
BAB III................................................................................................................................................10

PENUTUP...........................................................................................................................................10

A. Kesimpulan..............................................................................................................................10
B. Saran........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan mengalami
perubahan mendasar dalam memasuki abad 21 ini. Perubahan tersebut merupakan
dampak dari perubahan kependudukan dimana masyarakat semakin berkembang yaitu
lebih berpendidikan, lebih sadar akan hak dan hukum, serta menuntut dan semakin
kritis terhadap berbagai bentuk pelayanan keperawatan serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi saat ini (Kuntoro, 2010).

Peningkatan profesionalisme keperawatan di Indonesia dimulai sejak diterima


dan diakuinya keperawatan pada tahun 1983 sebagai profesi pada Lokakarya Nasional
Keperawatan. Sejak saat itu berbagai upaya telah dilakukan oleh Departemen
Pendidikan Nasional, Departemen Kesehatan dan organisasi profesi, diantaranya
adalah dengan membuka pendidikan pada tingkat sarjana, mengembangkan
Kurikulum Diploma III keperawatan, mengadakan pelatihan bagi tenaga keperawatan,
serta mengembangkan standar praktik keperawatan. Upaya penting lainnya adalah
dibentuknya Direktorat Keperawatan di Departemen Kesehatan di Indonesia.

Layanan keperawatan yang ada di Rumah Sakit masih bersifat okupasi.


Artinya, tindakan keperawatan yang dilakukan hanya pada pelaksanaan prosedur,
pelaksanaan tugas berdasarkan instruksi dokter. Pelaksanaan tugas tidak didasarkan
pada tanggung jawab moral serta tidak adanya analisis dan sintesis yang mandiri
tentang asuhan keperawatan. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan
restrakturing, reengineering, dan redesigning system pemberian asuhan keperawatan
melalui pengembangan Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Professional
(SP2KP).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan
Professional (SP2KP).
2. Tujuan Khusus
a. Untuk megetahui definisi SP2KP
b. Untuk mengetahui komponen pelayanan kepeawatan profesional
c. Untuk mengetahui pemberian asuhan keperawatan professional
berdasarkan SP2KP

C. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah
menggunakan metode kepustakaan. Dalam metode ini penyusun membaca buku-buku
yang berhubungan dengan makalah ini.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan daapat bermanfaat bagi :
1. Bagi pembaca
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pihak
manajemen rumah sakit dalam melakukan evaluasi pelaksanaan SP2KP terutama oleh
perawat pelaksana dan mengidentifikasi pelaksanaan SP2KP untuk dapat menjadi
acuan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan khususnya keperawatan.

2. Bagi peneliti
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti
mengenai persepsi perawat tentang pelaksanaan SP2KP.

3. Bagi penelitian selanjutnya


Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar pada penelitian
selanjutnya terutama hal terkait perkembangan dalam lingkup manajemen
keperawatan terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan SP2KP.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep SP2KP
1. Definisi
SP2KP merupakan sistem pemberian pelayanan keperawatan profesional yang
merupakan pengembangan dari MPKP ( Model Praktek Keperawatan Profesional)
dimana dalam SP2KP ini terjadi kerjasama profesional antara perawat primer (PP)
dan perawat asosiet (PA) serta tenaga kesehatan lainnya (Perry, Potter. 2009). Sistem
pemberian pelayanan keperawatan profesional (SP2KP) adalah kegiatan pengelolaan
asuhan keperawatan di setiap unit ruang rawat di rumah sakit yang memungkinkan
perawat untuk melaksanakan asuhan keperawatan yang profesional bagi pasien.

SP2KP mempunyai sistem pengorganisasian yang baik dimana sesional luruh


komponen yang terlibat dalam asuhan keperawatan diatur secara profesional (Rantung
2013). SP2KP merupakan kegiatan pengelolaan asuhan keperawatan di setiap unit
ruang rawat di rumah sakit. Komponennya terdiri dari: perawat, profil pasien, sistem
pemberian asuhan keperawatan, kepemimpinan, nilai-nilai profesional, fasilitas,
sarana prasarana (logistik) serta dokumentasi asuhan keperawatan (Direktorat Bina
Pelayanan Keperawatan DEPKES RI, 2009).

Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa SP2KP yaitu Sistem
Pemberian Pelayanan Keperawatan Professional disetiap unit ruang rawat inap di
rumah sakit yang memungkinkan perawat untuk melakukan asuhan keperawatan
professional bagi pasien. Pelaksanaan MPKP maupun SP2KP merupakan upaya untuk
meningkatkan mutu asuhan keperawatan sehingga pelayanan keperawatan menjadi
efektif dan efisien (Keliat, 2009).

Pelayanan keperawatan profesional merupakan suatu bentuk pelayanan yang


memberi kesempatan kepada perawat profesional untuk menerapkan otonominya
dalam mendesain, melaksanakan dan mengevaluasi pelayanan/asuhan keperawatan
yang diberikan pada pasien. Pada aspek proses ditetapkan penggunaan metode
modifikasi keperawatan primer (kombinasi metode tim dan metode keperawatan
primer). Penetapan metode ini didasarkan pada beberapa alasan sebagai berikut :
a. Pada metode keperawatan primer, pemberian asuhan keperawatan
dilakukan secara berkesinambungan sehingga memungkinkan adanya
tanggung jawab dan tanggung gugat yang merupakan esensi dari suatu
layanan profesional.
b. Terdapat satu orang perawat professional yang disebut PP, yang
bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas asuhan keperawatan yang
diberikan. Pada MPKP , perawat primer adalah perawat lulusan sarjana
keperawatan/Ners.
c. Pada metode keperawataan primer, hubungan professional dapat
ditingkatkan terutama dengan profesi lain.
d. Metode keperawatan primer tidak digunakan secara murni karena
membutuhkan jumlah tenaga Skp/Ners yang lebih banyak, karena setiap PP
hanya merawat 4-5 klien dan pada metode modifikasi keperawatan primer ,
setiap PP merawat 9-10 klien.
e. Saat ini terdapat beberapa jenis tenaga keperawatan dengan kemampuan
yang berbeda-beda. Kombinasi metode tim dan perawat primer menjadi
penting sehingga perawat dengan kemampuan yang lebih tinggi mampu
mengarahkan dan membimbing perawat lain di bawah tanggung jawabnya.
f. Metode tim tidak digunakan secara murni karena pada metode ini
tanggung jawab terhadap asuhan keperawatan terbagi kepada semua anggota
tim, sehingga sukar menetapkan siapa yang bertanggung jawab dan
bertanggung gugat atas semua asuhan yang diberikan.

2. Komponen Pelayanan Keperawatan Profesional


Apabila ditinjau dari 5 sub sistem yang diidentifikasi oleh Hoffart &
Woods (1996), terdapat komponen pelayanan keperawatan professional yang
diantaranya yaitu (Kusnanto, 2004) :
a. Nilai-nilai profesional sebagai inti model
Pada model ini, PP dan PA membangun kontrak dengan klien/keluarga
sejak klien/keluarga masuk ke suatu ruang rawat yang merupakan awal dari
penghargaan atas harkat dan martabat manusia. Hubungan tersebut akan terus
dibina selama klien dirawat di ruang rawat, sehingga klien/keluarga menjadi
partner dalam memberikan asuhan keperawatan. Pelaksanaan dan evaluasi
renpra, PP mempunyai otonomi dan akuntabilitas untuk
mempertanggungjawabkan asuhan yang diberikan termasuk tindakan yang
dilakukan PA di bawah tanggung jawab untuk membina performa PA agar
melakukan tindakan berdasarkan nilai-nilai professional.
b. Pendekatan Manajemen
Model ini memberlakukan manajemen SDM, artinya ada garis
komunikasi yang jelas antara PP dan PA. performa PA dalam satu tim
menjadi tanggung jawab PP. PP adalah seorang manajer asuhan keperawatan
yang harus dibekali dengan kemampuan manajemen dan kepemimpinan
sehingga PP dapat menjadi manajer yang efektif dan pemimpin yang efektif.
c. Metode pemberian asuhan keperawatan
Metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan adalah
modifikasi keperawatan primer sehingga keputusan tentang renpra ditetapkan
oleh PP. PP akan mengevaluasi perkembangan klien setiap hari dan membuat
modifikasi pada renpra sesuai kebutuhan klien.
d. Hubungan professional
Hubungan professional dilakukan oleh PP dimana PP lebih mengetahui
tentang perkembangan klien sejak awal masuk ke suatu ruang rawat sehingga
mampu member informasi tentang kondisi klien kepada profesi lain
khususnya dokter. Pemberian informasi yang akurat tentang perkembangan
klien akan membantu dalam penetapan rencana tindakan medik.
e. Sistem kompensasi dan penghargaan
PP dan timnya berhak atas kompensasi serta penghargaan untuk
asuhan keperawatan yang professional. Kompensasi san penghargaan yang
diberikan kepada perawat bukan bagian dari asuhan medis atau kompensasi
dan penghargaan berdasarkan prosedur. Kompensasi berupa jasa dapat
diberikan kepada PP dan PA dalam satu tim yang dapat ditentukan
berdasarkan derajat ketergantungan klien. PP dapat mempelajari secara detail
asuhan keperawatan klien tertentu sesuai dengan gangguan/masalah yang
dialami sehingga mengarah pada pendidikan ners spesialis.
Metode modifikasi Perawat Primer-Tim yaitu seorang PP bertanggung jawab
dan bertanggung gugat terhadap asuhan keperawatan yang diberikan pada
sekelompok pasien mulai dari pasien masuk sampai dengan bantuan beberapa orang
PA. PP dan PA selama kurun waktu tertentu bekerjasama sebagai suatu tim yang
relative tetap baik dari segi kelompok pasien yang dikelola, maupun orang-orang yang
berada dalam satu tim tersebut . Tim dapat berperan efektif jika didalam tim itu
sendiri terjalin kerjasama yang professional antara PP dan PA. selain itu tentu saja tim
tersebut juga harus mampu membangun kerjasama professional dengan tim kesehatan
lainnya.

3. Pemberian Asuhan Keperawatan Profesional berdasarkan SP2KP


SP2KP sebagai sistem pemberian asuhan keperawatan di ruang rawat, dapat
memungkinkan perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang profesional
bagi pasien. SP2KP ini memiliki sistem pengorganisasian yang baik dimana semua
komponen yang terlibat dalam pelaksanaan asuhan keperawatadiatur secara
profesional (Sitorus & Yulia, 2006).
Praktik keperawatan dalam hal ini asuhan keperawatan yang diberikan
kepada klien mengacu pada proses keperawatan itu sendiri yaitu meliputi pengkajian,
diagnose keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Dalam hal
pelaksanaan tindakan maupun pendokumentasiannya perawat dituntut untuk
profesional. Asuhan keperawatan merupakan aspek legal bagi seorang perawat.Aspek
legal dikaitkan dengan dokumentasi keperawatan (Dermawan, 2012). SP2KP
merupakan bantuk pengembangan dari MPKP yang lebih profesional dan lebih baik
dalam memberikan tingkat pelayanan asuhan keperawatan terhadap klien. Didalam
SP2KP kita sering mengenal perawat primer (PP) dan perawat associate (PA). Dalam
pengembangan konsep SP2KP, perawat PP bertugas dalam menjalankan komunikasi
dengan tenaga kesehatan lain seperti dokter, ahli gizi, farkamasi, dll. Dalam hal ini,
perawat PP bertugas untuk memberikan hasil pemeriksaannya berdasarkan hasil
pengkajian yang berhubungan dengan perawatan pasien yang dilaksanakan oleh PA,
sehingga dapat membantu dalam memutuskan tindakan medis selanjutnya.
Dalam melakukan asuhan keperawatan yang professional, diperlukannya
membuat suatu rencana asuhan keperawatan (renpra) untuk membantu
mengidentifikasi dan menyusun strategi terhadap tindakan keperawatan yang akan
dilakukan ke pasien. Selain itu renpra juga memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Pedoman bagi PP-PA dalam melakukan tindakan dan asuhan
keperawatan professional
b. Landasan profesional bahwa asuhan keperawatan diberikan
berdasarkan ilmu pengetahuan
Kerjasama profesional PP-PA, renpra selain berfungsi sebagai penunjuk
perencanaan asuhan yang diberikan juga berfungsi sebagai media komunikasi
PP pada PA. Berdasarkan renpra ini, PP mendelegasikan PA untuk
melakukan sebagian tindakan keperawatan yang telah direncanakan oleh PP.
Oleh sebab itu, sangat sulit untuk tim PP-PA dapat bekerjasama secara efektif
jika PP tidak membuat perencanaan asuhan keperawatan ( renpra ). Hal ini
menunjukan bahwa renpra sesungguhnya dibuat bukan sekedar memenuhi
ketentuan-ketentuan tertentu (biasanya ketentuan dalam menentukan
akreditasi rumah sakit).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. SP2KP merupakan sistem pemberian pelayanan keperawatan profesional yang
merupakan pengembangan dari MPKP, dimana dalam SP2KP ini terjadi
kerjasama profesional antara perawat primer (PP) dan perawat asosiet (PA)
serta tenaga kesehatan lainnya.
2. Komponen pelayanan keperawatan professional antara lain: nilai-nilai
profesional sebagai inti model, pendekatan manajemen, metode pemberian
asuhan keperawatan, hubungan professional, serta sistem kompensasi dan
penghargaan,.

B. Saran
1. Untuk mahasiswa keperawatan, diharapkan mampu memahami konsep
SP2KP sehingga dapat menerapkan konsep tersebut ke dalam pelaksanaan
pelayanan keperawatan saat bekerja di klinik.
2. Bagi perawat hendaknya mampu menyesuaikan dengan program pelayanan
keperawatan SP2KP, dengan cara terus belajar dan melatih kemampuan yang
dimiliki demi mewujudkan kepuasan klien.
3. Untuk institusi pelayanan kesehatan, maka disarankan untuk dapat memilih
program pelayanan keperawatan yang sesuai demi mencapai asuhan
keperawatan yang profesional.
DAFTAR PUSTAKA

Dermawan D. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta : Gosyen Publishing


Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan DEPKES RI. 2009. Modul Sistem pemberian
Pelayanan Keperawatan Profesional. Jakarta: Departemen Kesehatan
Huber, D. 2010. Leadership and Nursing Care Management (4rd ed). USA: Saunders
elsevier
Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktek Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC
Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan dan Aplikasinya, Jakarta: Salemba Medika
Potter, Patricia A. & Perry, Anne G. 2009. Fundamental Keperawatan Buku 1 Ed. 7. Jakarta:
Salemba Medika
Rantung, Steffy R. 2013. Ejournal Keperawatan (E-Kp). “Perbedaan Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan Ruangan Sp2kp dan Non-Sp2kp di Irina A dan Irina F Rsup
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado”. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran: Universitas Sam Ratulangi Manado. Vol.1, No. 1; Agustus
Siagian, Sondang P. 2007. Manajemen sumber daya manusia. Jakata: Bumi aksara
Sitorus R. & Yulia. 2005. Model praktek keperawatan profesional di Rumah Sakit Panduan
Implementasi,. EGC, Jakarta
Sitorus & Yulia. 2006. Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit: penataan
struktur & proses (sistem) pemberian asuhan keperawatan di ruang rawat: panduan
implementasi. Jakarta: EGC
Sitorus, Ratna. 2006. Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit: Penataan
Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang
Rawat:Implementasi. Jakarta: EGC
Swanburg, Russel C. 2000. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan
Perawatan Klinis. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai